Kamis, 27 Mei 2010

Gereja Orthodox China

Disusun oleh :
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)

Gereja Orthodox China adalah Gereja Orthodox Timur otonom [autonomous yaitu bersifat swa-pemerintahan dalam banyak hal, namun belum mendapatkan kemandirian secara penuh] di China, yang sebelum Revolusi Kebudayaan China pada tahun 1966, diperkirakan memiliki sebanyak dua puluh ribu anggota. Gereja itu diberikan status otonomi oleh gereja ibunya, Gereja Orthodox Rusia pada pertengahan tahun 1950-an. Saat ini, Kristen Orthodox dijalankan terutama oleh etnis minoritas Rusia di China.

Periode Abad Pertengahan: Misi Gereja Orthodox Assyria Timur (Gereja Nestorian / Nasturiyyah)

Dalam karya penginjilannya, kaum Nestorian (Nasturiyyah) atau Gereja Assyria Timur disebut juga Gereja Assyria Timur yang Kudus, Katolik dan Apostolik patut disebut modern. Mereka membuka daerah keepiskopan (keuskupan) di mana-mana, tidak lupa mereka membuka juga sekolah lengkap dengan perpustakaannya dan mendirikan rumah sakit, lengkap dengan pengobatannya. Mereka terkenal, tidak saja karena keahliannya di bidang medis, tetapi juga ketrampilan teknis maupun kepandaiannya dalam berbagai ilmu. Mereka hidup dari hasil pekerjaan tangan tetapi juga mendapat pelayanan dari orang-orang bagi siapa mereka berkarya. Dikabarkan teologi yang yang mereka terapkan secara etis dan praktis, ditambah keahlian di bidang medis, merupakan sumber utama dalam mencapai keberhasilan di daratan China.

Agaknya kaum Nestorian telah mencapai China pada awal abad pertengahan. Pekabaran Injil pertama terjadi pada sekitar tahun 635 oleh seorang berkebangsaan Syria, yaitu Katholikos-Patriarkh Mar Isho-Yab II (628-644). Sebuah misi awal abad pertengahan Gereja Timur Assyria atau dikenal juga sebagai Gereja Nestorian pada tahun 635 membawa Kekristenan ke China tapi ditindas dalam abad ke-9. Kekristenan pada periode itu diperingati dengan Prasasti Nestorian dan Pagoda Daqin dari Xi'an. Dari prasasti ini ditemukan nama Alopen (David/Daud) (bhs. China: 阿罗 本 pinyin: Āluóběn, juga "Aleben", "Aluoben", "Olopen," "Olopan," atau "Olopuen" dan bhs. China: 景 净 (pinyin: Jing jǐng) adalah misionaris Kristen pertama yang tercatat mencapai China, pada masa Dinasti Tang (618-907). Dia adalah seorang Nestorian, dan mungkin orang Syria – pengkotbah dari Persia. Ia dikenal secara eksklusif dari Prasasti Nestorian, yang menggambarkan kedatangannya di ibukota China Chang-an pada tahun 635 AD dan diterima oleh Kaisar Taizong dari Tang (bhs. China: 唐太宗; pinyin: Táng Tàizōng, Wade-Giles: T'ai-Tsung, 23 Januari 599 – 10 Juli 649). Nama Alopen dikenal yang paling awal yang dapat dikaitkan dalam sejarah Nestorianisme di China.

Kristen Nestorian berkembang pesat di China untuk sekitar 200 tahun, tapi kemudian menghadapi penganiayaan dari Kaisar Wuzong dari Tang (唐武宗) [(2 Juli 814 – 22 April 846), né Li Chan (李瀍), kemudian diubah menjadi Li Yan (李炎) beberapa saat sebelum kematiannya (memerintah 840-846)]. Dia menekan semua agama asing, termasuk Agama Buddha dan Kristen, menyebabkan penurunan jumlah umat tajam di China. Seorang rahib Syria yang mengunjungi China beberapa dekade kemudian menggambarkan banyak gereja dalam kehancuran. Gereja menghilang dari China pada awal abad ke-10, bertepatan dengan runtuhnya Dinasti Tang dan hiruk pikuk tahun berikutnya (Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan).

Dari abad 6 sampai abad 14 agama Kristen tersebar di kalangan orang-orang Hun, Turki dan Mongol. Mereka membawa agama Kristen ke China pada tahun 1250 tatkala bangsa Mongol menaklukkan China. Di Beijing diangkat seorang Metropolitan. Di China Selatan didirikan biara-biara Nestorian. Kenyataan itu dibuktikan oleh Serikat Yesuit, yaitu serikat biarawan Gereja Roma Katolik di tahun 1625, ketika menemukan sebuah monumen batu di Si-nganfu di provinsi Shensi, China Tengah. Bekas peninggalan agama Kristen di China dapat dilihat pada apa yang dinamakan “Monumen Chang An” atau ”Monumen Nestorian di China” yang didirikan pada abad 7 pada jaman Katholikos-Patriarkh Mar Knanishoo (Mar Hnan-Isho I) atau Hanan Shua (685-700) untuk memperingati berdirinya Gereja di China Utara pada abad 5. Monumen itu ditulis dalam bahasa Aram dan China. Tulisan di Prasasti Nestorian, yang menyebutkan Katholikos-Patriarkh Hnanisho II atau Mar Hnan-Isho II (773-780) (Namanya, kadang-kadang dieja sebagai Ananjesu atau Khnanishu, berarti “Belas kasihan Yesus”), memberikan nama-nama beberapa tokoh Kristen di China, termasuk Metropolitan Adam, Uskup Yohannan, 'Uskup-uskup negara' Yazdbuzid dan Sargis dan para Diakon Agung Gigoi dari Khumdan (Chang'an) dan Gabriel dari Sarag (Loyang), serta nama-nama sekitar tujuh puluh biarawan juga terdaftar. Hnanisho II disebut dalam bahasa Syria dan China di kedua formula bertanggal konvensional pada akhir inskripsi utama di Prasasti Nestorian yang didirikan di Chang An oleh Metropolitan Adam dari Beth Sinaye (China) pada bulan Februari 781. Teks Syriac berbunyi ”Pada masa bapa dari segala bapa Katholikos-Patriarkh Mar Hnanisho II (b'yawmi aba d'abahatha Mar Hnanisho II Qatoliqa Patrirqis)”. Teks China berbunyi “ketika biarawan Ning-Shu mengatur jemaat yang gemilang dari Timur”.

Pada abad ketiga belas, agama Kristen telah tersebar luas di seluruh Turkistan. Pada abad pertengahan, begitu banyak orang Kristen Turki dan orang Mongol bermukim di Asia Tengah, Persia dan Mesopotamia, sehingga kaum Nestorian berhasil menggubah aneka himne/kidung gereja dalam bahasa Mongolia. Dari Iraq dan Iran atau Edhesai dan Persia ini Injil disebarkan ke China, Mongolia, Mancuria, Korea Utara bahkan Jepang. Kegiatan ini sudah ada sejak abad IV s/d VII. Gereja Assyria Timur menikmati periode akhir ekspansi di bawah Mongol. Beberapa suku Mongol telah menjadi Kristen oleh misionaris Nestorian pada abad ke-7, dan karena itu Kekristenan mempunyai pengaruh besar dalam Kekaisaran Mongol (bhs. Mongolia: Монголын Эзэнт Гүрэн, Mongolyn Ezent Güren atau Их Mонгол улс, Ikh Mongol Uls) adalah kekaisaran dari abad 13 dan 14 yang merentang dari Eropa Timur melintasi Asia. Kekaisaran Mongol adalah kekaisaran terbesar dalam sejarah dunia). Bahkan pada zamannya Jenghis Khan (bahasa Mongolia: Чингис Хаан), juga dieja Genghis Khan, Jinghis Khan, Chinghiz Khan, Chinggis Khan, Changaiz Khan (bhs. Mongolia: Чингис Хаан atau Tengis (lautan, samudera), Chinggis Khaan, atau Činggis Qaγan), lahir sebagai Temüjin (berarti "pandai besi"), juga dieja Temuchin atau TiemuZhen (sekitar 1162–1227), adalah pendiri, Khan (penguasa) and Khagan (kaisar) dari Kekaisaran Mongolia). Genghis Khan adalah pemeluk shamanist (Shamanisme atau Tengriisme/Tengrianisme), tapi anak-anaknya mengambil istri Kristen dari marga Kerait yang sangat berpengaruh, seperti yang dilakukan anak laki-laki mereka pada gilirannya. Banyak orang-orangnya yang menganut agama Kristen yang mengikuti tradisi Persia ini. Bar Hebraeus (wafat 1286), seorang ahli sejarah kaum Yakobit bahkan menyebutnya sebagai “seorang Kristen yang sejati”. Dia merupakan satu sosok yang sangat menonjol, yang tidak begitu saja menentang Kekristenan. Dia menyebut dirinya sebagai “cambuk Allah”.

Selama kekuasaan cucu Genghis Khan, Khan Agung Mongke (juga ditransliterasikan sebagai Mongka, Möngka, Mangu or Mangku (bhs. Mongolia: Мөнх хаан; sekitar 1208–1259), Kekristenan Nestorian adalah agama utama berpengaruh di Kekaisaran, dan ini juga dibawa Mongol ke penaklukkan China, selama Dinasti Yuan. Pada saat ini, pada akhir abad ke-13, bahwa Gereja Assyria Timur mencapai lebih luas secara geografis. Perluasan Pax Tartarica ke daratan China agaknya memang merupakan persiapan dari perluasan Kristen Nestorian ke arah Timur. Mereka terkenal juga oleh pengetahuan di dunia medis dan filsafat, sehingga gampang berasimilasi dengan penduduk yang didatanginya. Pada sekitar abad 13 ini Gereja Assyria Timur yang kemudian dinamakan Gereja Nestorian telah memiliki sekitar 32 wilayah Metropolitan dan lebih dari 200 Keuskupan (Diosis) yang berlokasi di Asia. Para pembesar dan keluarga istana kerajaan China, Tartar, India terdaftar diantara petobat. Antara lain permaisuri dari ibu suri Hulagu Khan (juga dikenal dengan sebutan Hülegü, Hulegu and Halaku) (1217-1265), cucu Jengis Khan yang menyerbu Bagdad. Kemudian kita juga melihat Kitbuqa Noyen yang adalah seorang panglima perang Mongol yang beragama Kristen pada masa kekuasaan Hulagu Khan. Dia turut andil membantu Hulagu dalam menaklukkan wilayah Persia dan Timur Tengah. Dialah yang mengomandani tentara Mongol dalam penaklukan disertai pembantaian Baghdad dan sukses memaksa Damaskus menyerah tanpa melalui pertempuran. Pada abad ketiga belas, terdapat dua ratus wilayah keepiskopan Gereja Nestorian di Asia dengan dua puluh tujuh orang episkop agungnya. Sehubungan dengan nama Gereja Nestorian (Nasturiyyah), patut dicatat di sini ketika Rabban Bar Sauma (sekitar 1220–1294) juga dikenal sebagai Rabban Ṣawma atau Rabban Çauma, (Bhs. China: 拉賓掃務瑪), seorang rahib Nestorian dari Beijing mengunjungi Dunia Barat pada tahun 1288 (ia melakukan perjalanan sejauh Bordeaux, dimana ia memberikan Perjamuan Kudus kepada Raja Edward I dari Inggris), dia membahas theologi dengan Sri Paus (kemungkinan dengan Paus Nicholas IV (Girolamo Masci) dari Ascoli (22 Februari 1288 – 4 April 1292) dan para Kardinal di Roma.

Tetapi setelah mencapai puncaknya sekitar abad 14, perkembangan Gereja Assyria Timur merosot dengan tajam. Kebanyakan raja-raja Mongol tidak masuk Kristen (simpati orang Mongol dan Turki terhadap Kristen merosot tatkala seorang jendral Mongol Kristen mati dalam peperangan melawan Mesir) di wilayah Barat mereka masuk Islam sedangkan di wilayah Timur masuk Budha. Umat Kristen di China, yang sebagian besar orang-orang Mongol dengan bangkitnya rasa nasionalis suku-suku Han dan berdirinya dinasti Ming agama Kristen dianggap agama penjajah. Dengan datangnya para missionaris Roma Katolik, posisi umat Kristen Nestorian maupun Latin menjadi cenderung lemah, akibat perdebatan yang berkaitan dengan masuknya agama Islam. Ketika kaum Nestorian di bawah pimpinan orang Mongol pada abad ke-13 kembali memasuki China, mulailah pengejaran terhadap agama-agama ”asing” di bawah dinasti Ming. Lama-kelamaan jumlah umat Kristen menciut dan akhirnya habis.

Kekristenan Assyria diperkenalkan lagi selama Dinasti Yuan atau Kekaisaran Yuan Agung (1271 - 1368), namun menurun secara cepat dengan kedatangan Dinasti Ming atau Kekaisaran Ming Agung (1368–1644). Kekristenan di China mengalami kebangkitan yang signifikan selama Mongol - menciptakan Dinasti Yuan, yang didirikan setelah bangsa Mongol telah menaklukkan China di abad ke-13. Marco Polo (sekitar 1254 – 8 Januari 1324) pada abad ke-13 dan penulis Barat Abad Pertengahan lainnya menjelaskan ada banyak komunitas Nestorian di China dan Mongolia, namun mereka jelas tidak sebanyak selama masa Tang. Ketika Ghazan, Il-khan atau Mahmud Ghazan (1271–1304) (bhs. Mongol: Газан, bhs. China: 合贊, kadang-kadang disebut sebagai Casanus oleh dunia barat) dari Persia pada tahun 1295 menyatakan secara terbuka peralihannya ke dalam Islam dan menjadikan Islam sebagai agama Negara, mulailah masa suram bagi kaum Nestorian. Suatu hal yang sungguh membawa keadaan sangat bertolak belakang bagi orang Kristen Assyria Timur. Pengejaran dan penyembelihan terjadi terhadap banyak orang Kristen Nestorian. Kebinasaan itu terutama disebabkan oleh mengalirnya bangsa Mongol untuk kedua kalinya. Selain pindah agama sekitar tahun 1400, Timur Lenk atau Timur i Leng (1336 – 14 Februari 1405), yang artinya Timur ’si Pincang’ (Lenk), juga disebut ’si penggali liang kubur’ Gereja Nestorian, pemimpin Mongol Islam membunuh jutaan penduduk Asia Tengah yang sebagian adalah orang Kristen. Inilah pembinasaan secara total atas Kekristenan di China. Dialah yang tersohor sebagai perampok yang tidak berperikemanusiaan di sepanjang sejarah. Dengan cara yang sangat keji dia membuka pemukiman di Transoxania, di Asia Tengah dan Barat seraya menyingkirkan Gereja Nestorian, kecuali di Syria dan Iraq. Sejak itu, penganut Nestorian hanya tinggal di sekitar Danau Urma dan Kurdistan saja. Namun jejak umat Nestorian ini masih dapat ditemukan di wilayah Lamaisme di Tibet. Sebab-musabab kegagalan Kekristenan Nestorian ini agaknya berpangkal pada sebutan gereja ”asing”. Tujuh puluh lima nama yang disebutkan dalam prasasti monumen Nestorian itu pada umumnya adalah orang Syria! Satu faktor penting dalam kejatuhan dan kebinasaan Gereja Nestorian dari Asia Tengah dan Utara, termasuk di dalamnya Turkistan dan Mongolia, adalah kuasa Djenghiz Khan serta penyebaran bangsa Mongol secara dominan selama paro pertama abad ke-13.

Pada tahun 1898, seorang uskup Gereja Assyria Timur ini dan sejumlah pengikut dari daerah Urmia di Iran memasuki persekutuan dengan Gereja Orthodox Rusia. Pada masa kini umat Gereja Nestorian sebagian besar sudah menyatu dengan Gereja Orthodox Rusia, dan yang masih sisa tinggal kira-kira 50.000 orang saja di seluruh dunia.

Abad 17 Hingga Saat Ini: Misi Orthodox Rusia di China

Kemudian Kekristenan Orthodox Timur tiba lagi di China melalui Siberia pada 1685. Asal-usul Gereja Orthodox China dapat ditelusuri kembali pada tahun 1686, ketika Kaisar China menyewa sekelompok Cossack Rusia (bhs. Rusian: Казаки́, Kazaki; bhs. Ukrainia: Козаки́, Kozaky; bhs. Bhs. Polandia: Kozacy; mula-mula adalah anggota dari komunitas militer di Ukraina dan Rusia Utara) sebagai pengawal pribadinya. Keturunan mereka akhirnya benar-benar terserap ke dalam budaya China tapi tetap Orthodox dalam iman dan membentuk inti dari komunitas Orthodox di China.

Misi Orthodox Rusia di China, juga dikenal sebagai Misi Gerejawi Rusia, merupakan upaya oleh Gereja Orthodox Rusia untuk membawa Kekristenan ke China. Misi Orthodox Rusia di China berawal dengan penangkapan empat puluh lima orang Rusia ketika Kaisar Kangxi (Kang Hsi) (Hanzi: 康熙, lahir 4 Mei 1654; 18 Februari 1661 – 20 Desember 1722 (61 tahun, 305 hari), dari dinasti Qing, menaklukkan Albasin, sebuah benteng Rusia di Sungai Amur. Di antara mereka yang tertangkap adalah Rm. Maxim Leontev, seorang imam Orthodox. Dia dibawa dengan para tawanan ke Beijing pada akhir tahun 1685. Di sana ia menetap di tempat duta besar di bagian timur laut kota dan melayani masyarakat kecil selama dua puluh tahun, menggunakan sebuah kuil China yang dirubah sebagai kapel. Kapel itu dipersembahkan kepada Kebijaksanaan Kudus Allah [Holy Wisdom, juga dinamakan Divine Wisdom (Yunani: Ἁγία Σοφία, Hagia Sophia)]. Inilah Gereja Orthodox Timur pertama di Beijing. Pada 1695, Rm. Maxim menerima dokumentasi dari Metropolitan dari Tobolsk yang mengakui konsekrasi gereja dan meminta Rm. Maxim untuk memperingati kaisar China dan mulai berkhotbah kepada orang China. Rm. Maxim meninggal pada tahun 1712, dan mengakhiri misi tidak resminya. Keturunan mereka, atau Albazinians (bhs. Rusia: албазинцы, bhs. China Tradisional: 阿爾巴津人, bhs. China yang disederhanakan: 阿尔巴津人; yaitu satu dari kelompok orang-orang China keturunan Rusia), meskipun secara menyeluruh sinkretisme dalam hal lain, mereka masih setia dan mengikuti Orthodox Timur.

Dengan meninggalnya Rm. Maxim, Misi resmi Orthodox dibentuk yang bertindak sebagai wakil resmi dari pemerintah Rusia. Kegiatan misi itu digunakan untuk kepentingan diplomatik dan politik pemerintah Rusia. Periode ini berlangsung hingga 1860. Selama periode ini komposisi dan kepala misi berubah setiap sepuluh tahun dan pada umumnya terdiri dari empat rohaniwan dan enam orang awam. Para orang awam biasanya para mahasiswa yang tugasnya adalah untuk mempelajari bahasa China dan Manchu dan kemudian menjadi juru bahasa (penterjemah) dan akhirnya menjadi konsul untuk Departemen Luar Negeri. Misi ini dibiayai oleh, dan menerima arahan dari pemerintah. Situasi ini berdampak langsung terhadap kegiatan misionaris dari rohaniwan. Sebagai hubungan antara Rusia dan China didefinisikan secara formal, pekerjaan masing-masing anggota misi didefinisikan secara jelas. Dalam keadaan demikian, karya misionaris dari Misi sangat terhambat dan jumlah petobat baru dalam jumlah kecil pembaptisan, jelas tidak signifikan.

Pembentukan misi pertama dimulai pada 1715 di Beijing oleh Arkhimandrit Hilarion. Misi ini pertama kali tercatat dalam Perjanjian Rusia-China, Perjanjian Kyakhta (Kiakhta) (1727), yaitu perjanjian yang mengatur hubungan antara Kekaisaran Rusia dan Kekaisaran Qing sampai pertengahan abad ke-19. Di bawah tekanan Count Savva Lukich Vladislavich-Raguzinsky (bhs. Rusia: Савва Лукич Владиславич-Рагузинский; Serbia: Сава Владиславић Рагузински; 1669 di Herceg Novi, Republik Venisia - 17 Juni 1738 di Saint Petersburg, Rusia), pemerintah China mengakui hak orang Rusia untuk membangun sebuah kapel Orthodox di bagian kedutaan besar di Beijing. Tujuan dari misi ini tidak untuk mewartakan Injil di antara orang China tetapi hanya untuk melayani sebagai imam untuk misi semula dan kemudian kepada staf misi diplomatik Rusia juga.

Setiap perubahan kepala misi telah diidentifikasi secara seri. Selama periode sampai 1860 jumlah perubahan kepala misi adalah tiga belas kali. Beijing berada di ujung rute kafilah panjang, komunikasi dengan Rusia jarang terjadi, hanya dua sampai empat kali setiap tahun. Hal ini menghambat penerimaan dana untuk pengoperasian Misi. Meskipun sebagai misionaris terhambat oleh keterbatasan politik, penggantian para arkhimandrit dan uskup yang memimpin Misi berhasil memperkenalkan informasi budaya, etnografi, dan statistik untuk Eropa melalui terjemahan sastra China. Di antara karya-karya ini adalah terjemahan dan komposisi Rm. Ioakinf (Bichurin) dan kamus bahasa China oleh Rm. Daniel Siviloff.

Dalam 150 tahun pertama kehadirannya di China, gereja tidak menarik banyak pengikut. Selama periode 150 tahun ini Misi Orthodox Rusia adalah terbatas pada pusat misi di Beijing. Pembatasan ini menghasilkan kurang dari dua ratus petobat dari orang-orang China yang termasuk banyak keturunan para tawanan Albasin. Pada paruh kedua abad ke-19, Gereja Orthodox membuat langkah lebih besar. Misi rohani Gereja Orthodox Rusia di Beijing telah diberkati dengan rohaniwan penuh iman dan cendekiawan. Banyak terjemahan dari publikasi keagamaan dibuat ke dalam bahasa China. Ada pertumbuhan dalam keanggotaan setelah 1860. Misi menerbitkan empat jilid penelitian dalam studi China di tahun 1850-an dan 1860-an. Dua rohaniwan menjadi terkenal untuk beasiswa dalam pendidikan, Romo Iakinf Bichurin, dan Arkhimandrit Palladius Kafarov, yang juga menyusun sebuah kamus "sangat berharga". Pada tahun 1860 diperkirakan ada tidak lebih dari 200 orang Kristen Orthodox di Beijing, termasuk warganegara China keturunan Rusia. Selama Pemberontakan Boxer, misi sangat menderita, termasuk penghancuran perpustakaan.

Perjanjian Tianjin (Tientsin) pada tahun 1858 mengubah situasi misi Beijing secara radikal. Perjanjian itu mengakui perwakilan China dari pemerintah-pemerintah asing dan hak-hak tinggal di China untuk misionaris Kristen. Pada periode baru diplomatik dan kegiatan keagamaan dari Misi Beijing dipisahkan. Terjemahan Kitab Suci mulai muncul. Kepala Misi, Arkhimandrit Gury (Karpov), berpartisipasi aktif dalam negosiasi Perjanjian Beijing tahun 1860 di mana Rusia memperoleh tanah sepanjang Sungai Amur. Setelah mempelajari bahasa China selama bertahun-tahun ia aktif juga dalam menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa China, serta mengumpulkan buku terjemahan sebelumnya dari buku-buku Orthodox untuk diterjemahan kembali ke dalam tutur-kata bahasa China. Dia banyak berkhotbah dan mengajar di gereja, menjangkau kawasan di luar Beijing.


Rm. Mitrophan Ji di Konsili Seluruh Jepang tahun 1882 setelah penahbisannya sebagai imam.

Sementara upaya kesastraan dan terjemahan terus berlanjut melalui sebagian besar bagian akhir abad kesembilan belas, karya misionaris di bagian akhir abad ini terhambat karena dana tidak memadai untuk pewartaan di luar Beijing, serta kedatangan misionaris baru dengan keterampilan bahasa China yang tidak memadai. Era dari semua rohaniwan Rusia berakhir ketika seorang imam China, Rm. Mitrophan Ji, ditahbiskan di Jepang oleh St. Nicholas Kassatkin (1 Augustus 1836 – 3 Februari 1912), Uskup Agung dari Tokyo pada tanggal 29 Juni 1882. Rm. Mitrophan meninggal sebagai martir pada 11 Juni 1900 dalam pemberontakan Boxer di China. Hampir 500 pembaptisan yang telah dilakukan oleh Misi dan didirikan dua gereja baru, masing-masing di Hankou dan Kalgan (Zhangjiakou) tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap karya misionaris Misi itu.

Dengan kedatangan Arkhimandrit Innosensius pada Maret 1897 situasi berubah tiba-tiba. Rm. Innosensius segera melakukan reformasi di Misi: ia mendirikan biara, dilembagakan pelayanan sehari-hari di China, dukungan didirikan untuk kaum Albasin dengan kemampuan bisnis, menyelenggarakan kegiatan paroki, mengirim pengkhotbah-pengkhotbah ke banyak tempat di luar Beijing untuk menyebarkan Injil, dan mendirikan karya karitas diantara kaum duafa (kaum fakir-miskin) lokal. Sementara kedatangan Rm. Innosensius memulai periode karya misionaris aktif, awal abad kedua puluh juga membawa masalah serius bagi Misi Orthodox Rusia, seperti yang dialami oleh misi-misi Kristen lainnya.

Pemberontakan Boxer dan Revolusi Kebudayaan


Pemberontakan Boxer atau "Pemberontakan Pendekar/Pesilat" (Gerakan Yihetuan; Yìhétuán Yùndòng, artinya "Pemberontakan/Gerakan Persatuan Adil dan Harmoni" dari 1898-1900), adalah pemberontakan anti-Barat dan anti-misionaris di China, melihat serangan kekerasan pada orang China yang menjadi Kristen. Beberapa orang China Orthodox di antara mereka tewas dibunuh, dan pada bulan Juni setiap tahunnya 222 orang China Orthodox, termasuk Romo Mitrophan Ji, yang mati untuk iman mereka pada pergolakan tahun 1900 ini diperingati sebagai kenangan pada ikon dari “Para Martir Kudus dari China”. Pemberontakan Boxer ini mengakibatkan kerusakan bangunan-bangunan di Beijing, Dongdingan, dan Kalgan (Zhangjiakou). Kerugian juga termasuk kompleks kompleks kompleks perpustakaan yang luas di Beijing yang dirintis oleh Arkhimandrit Peter selama misi kesepuluh. Perpustakaan Misi di Beijing ini juga terbakar habis. Meskipun ada pemberontakan, Misi selamat, pada tahun 1902 ada 32 gereja-gereja Orthodox di China dengan hampir 6.000 pengikut. Gereja juga mengelola sekolah dan panti asuhan.

Keluar dari puing-puing pemberontakan Boxer, sikap misi yang baru ditetapkan oleh Rm. Innosensius dan dengan dukungan dari Sinode Kudus di Rusia. Setelah dipanggil kembali ke St Petersburg untuk konsultasi tentang misi, Rm. Innosensius ditahbiskan sebagai uskup dan kembali ke Beijing sebagai Uskup Beijing pada Agustus 1902, dengan yurisdiksi atas semua gereja-gereja di sepanjang jalur China Timur. Pembangunan kembali misi segera dimulai, yang didanai oleh pemerintah China sebagai kompensasi atas kerusakan yang diakibatkan oleh Pemberontakan Boxer. Selain itu, hampir seluruh China dibuka untuk karya misionaris. Gereja-gereja dan kapel-kapel baru mulai muncul. Sebuah gereja dan sekolah dibuka di Yongpingfu di provinsi Zhili. Juga di provinsi Zhili sekitar dua puluh kapel dibuka oleh seorang imam China. Di Weihuifu, sebuah gereja dan sekolah didirikan sebagai rasa terima kasih dari seorang pejabat provinsi Henan yang menerima perlindungan dari Rusia selama pemberontakan.

Pada 1914 terdapat sekitar 5.000 orang China Orthodox, termasuk imam-imam China dan seminari di Beijing. Pada 1916, Misi Orthodox Rusia di China telah bertumbuh sangat cepat. Di Beijing, didirikan tiga biara: Biara Tertidurnya Sang Theotokos, Pertapaan dari Pengangkatan Salib Suci di Xishan (daerah berbukit-bukit dekat Beijing), dan sebuah biara wanita. Ada sembilan belas gereja termasuk empat di Beijing dan 32 misi termasuk 14 di provinsi Zhili, 12 di Hebei, empat di Henan, satu di Xi'anfu, dan satu di Mongolia. Misi juga mendirikan 17 sekolah untuk anak laki-laki dan tiga untuk anak-anak perempuan. Di samping itu Misi mendirikan sejumlah lembaga yang berkaitan dengan penerbitan buku, dan berbagai bengkel. Penginjilan kepada orang-orang China meningkat, dan pada tahun 1916 jumlah orang China dibaptis berjumlah 5.587, termasuk 583 yang dibaptis pada tahun 1915. Sebagian besar guru-guru di sekolah-sekolah Misi adalah orang China.

Setelah revolusi Bolshevik di Rusia pada tahun 1917, Misi kehilangan basis dukungan dan harus mengurus dirinya sendiri. Pada saat yang sama kedatangan banyak pengungsi Rusia di China sangat meningkatkan jumlah orang beriman Orthodox. Jumlah gereja-gereja juga meningkat, terutama untuk mendukung kedatangan orang-orang Rusia. Hal ini menyebabkan pembentukan keuskupan-keuskupan baru. Di China, keuskupan-keuskupan telah dibangun di sekitar kota Shanghai dan Tianjin, selain di Beijing. Sebuah keuskupan di Harbin telah dikembangkan untuk mendukung masyarakat orang-orang Rusia yang terkait dengan jalur China Timur. Selama tahun-tahun setelah Revolusi Bolshevik banyak uskup Orthodox bergabung dengan Gereja Orthodox Rusia pengasingan Di luar Rusia (the Russian Orthodox Church Outside of Russia = ROCOR), yang awalnya bermarkas di Karlovci, Yugoslavia, namun kemudian di Munich, Jerman dan kemudian New York di Amerika Serikat. Pada akhir Perang Dunia II, dan dengan kedatangan pasukan Soviet, terutama di Manchuria, Patriarkat Moskow memperoleh yurisdiksi atas para uskup Rusia di China dan Harbin. Pada tahun 1939 ada lima uskup di negara ini dan Universitas Orthodox di Harbin. Pada tahun 1949 ada 100.000 umat, 60 paroki, 200 imam, dua biara dan sebuah seminari di Manchuria, serta 150 paroki dan 200.000 umat di seluruh China.

Pada tahun 1949, setelah berdirinya Republik Rakyat China yang berada di bawah kendali Partai Komunis China, perjanjian antara pemerintah Soviet dan China memutuskan untuk pergantian yurisdiksi dari gereja-gereja Rusia ke China. Sementara banyak dari para ekspatriat Rusia ditangkap oleh komunis untuk dipulangkan kembali ke Uni Soviet, banyak yang kembali secara sukarela. Yang dipulangkan ke Uni Soviet ini termasuk sebagian besar imam Rusia dan umat beriman atau melarikan diri ke Barat. Keluarga-keluarga lainnya dan imam-imam melarikan diri ke dunia non-komunis, banyak di bawah kepemimpinan St. Yohanes (Maximovitch), Uskup Agung Shanghai and San Francisco (1896-1966), uskup diosesan dari Gereja Orthodox Rusia di Luar Rusia (the Russian Orthodox Church Outside Russia = ROCOR) yang pelayanannya tersebar dari China ke Perancis dan Amerika Serikat. 106 gereja-gereja Orthodox dibuka di China pada tahun 1949. Secara umum umat gereja ini adalah para pengungsi Rusia, dan sebagian orang China terdiri dari sekitar 10.000 orang. Pada tahun 1955, hanya terdapat 30 imam Rusia. Revolusi Kebudayaan menghapuskan atau hampir memusnahkan Gereja Orthodox di China. Banyak gereja-gereja dihancurkan selama Revolusi Kebudayaan (lihat St Nicholas 'Gereja Orthodox di Harbin). Pada tahun 1956 ini pula, dalam pemenuhan perjanjian antara pemerintah Uni Soviet dan Komunis China, Patriarkat Moskow memberikan status otonomi kepada Gereja China sehingga secara resmi mengakhiri Misi Rusia di China. Pada waktu itu Gereja China memiliki dua uskup China, sejumlah imam, dan diperkirakan 20.000 anggota. Setelah tetap di bawah yurisdiksi Patriarkat Moskow, Uskup Agung Victor dari Beijing, uskup Rusia terakhir di China dan pemimpin Misi Spiritual terakhir kembali ke Uni Soviet pada tahun 1956, menutup tiga ratus tahun Misi Orthodox Rusia di China. Setelah keberangkatan dari orang-orang Rusia pada tahun 1956, Gereja di China bekerja di bawah pembatasan dari pemerintah Komunis, tetapi berada di bawah pembatasan-pembatasan yang keras selama Revolusi Kebudayaan dimulai pada awal 1960-an. Dengan luas penyitaan dan penghancuran properti gereja, Revolusi Kebudayaan membinasakan kaum muda China Gereja Orthodox hampir seluruhnya. Uskup China terakhir, Vasily (Shuan) dari Beijing, meninggal dunia pada tahun 1962 dan penggantinya belum ada. Saat ini, situs dari misi di distrik Dongzhimen (Gerbang Lurus Timur) di Beijing ditempati oleh Kedutaan Besar Rusia.

Kepala - Kepala Misi dan Para Pemimpin Misi Orthodox Rusia

1. Periode misi tidak resmi

• Romo Maxim Leontiev (1685-1712).

2. Periode perwakilan diplomatik

• Misi Pertama (1716-1728). Arkhimandrit Ilarion (Lezhaisky). Meninggal di Beijing pada 1717.
• Misi Kedua (1729-1735). Arkhimandrit Antony (Platkovsky).
• Misi Ketiga (1736-1745). Arkhimandrit Illarion (Trusov). Meninggal di Beijing pada 1741.
• Misi Keempat (1745-1755). Arkhimandrit Gervasy (Lintsevsky).
• Misi Kelima (1755-1771). Arkhimandrit Amvrosy (Yumatov). Meninggal di Beijing pada 1771.
• Misi Keenam (1771-1781). Arkhimandrit Nikolai (Tsvet).
• Misi Ketujuh (1781-1794). Arkhimandrit Ioakim (Shishkovsky).
• Misi Kedelapan (1794-1807). Arkhimandrit Sofrony (Gribovsky).
• Misi Kesembilan (1807-1821). Arkhimandrit Iakinf (Bichurin). Meninggal pada tahun 1853.
• Misi Kesepuluh (1821-1830). Arkhimandrit Petrus (Kamensky). Meninggal pada 1845.
• Misi Kesebelas (1830-1840). Imam Rahib (kemudian Arkhimandrit) Veniamin (Morachevich).
• Misi Kedua Belas (1840-1849). Arkhimandrit Policarp (Tugarinov).
• Misi Ketigabelas (1850-1858). Arkhimandrit Pallady (Kafarov). Juga memimpin misi kelima belas.

3, Periode karya misionaris terbatas

• Misi Keempatbelas (1858-1864). Arkhimandrit Gury (Karpov). Pada 1866, ditahbiskan sebagai Vikaris Uskup dari Cheboksary, Eparki Kazan; Pada tahun 1867, Uskup dari Tauria dan Simferopol; 1881, Uskup Agung; meninggal pada tahun 1882.
• Misi Kelimabelas (1865-1878). Arkhimandrit Pallady (Kafarov). Meninggal pada tahun 1878 di Marseilles selama kembali ke Rusia karena sakit.
• Misi Keenambelas (1879-1883). Arkhimandrit Flavianus (Gorodetsky). Pada 1885, ditahbiskan sebagai Vikaris Uskup di Keuskupan Don; Pada tahun 1892, diangkat menjadi Uskup Agung ketika dibawah Keuskupan Kholmsky dan Warsawa; Pada tahun 1903, diangkat menjadi Metropolitan Kiev terpilih dan Galicia; meninggal pada tahun 1915.
• Misi Ketujuhbelas (1884-1896). Arkhimandrit Amfilohy (Lutovinov).

4. Periode karya misi aktif

• Misi Kedelapanbelas (1896-1931). Arkhimandrit Innosensius (Figurovsky). Pada tahun 1902 - diangkat ke jenjang Uskup dari Pereyaslav, vikaris dari Eparki Vladimir; kemudian diangkat menjadi Metropolitan Beijing dan China; Meninggal di Beijing pada tahun 1931.
• Misi Kesembilanbelas (1931-1933). Uskup Agung Simon (Vinogradov); Pada tahun 1919, ditahbiskan Uskup Shanghai; Meninggal di Beijing pada tahun 1933.
• Misi Keduapuluh (1933-1956). Uskup Victor (Svyatin). Pada tahun 1932 ditahbiskan sebagai Uskup Shanghai; Pada tahun 1938 ia diangkat ke jenjang Uskup Agung dan jenjang Metropolitan di tahun 1961. Meninggal 18 September 1966.
• Santo John Maximovitch, Uskup dari Shanghai 1934-~1946, Uskup Agung ~1946-1949.
• St. Jonah dari Manchuria atau St Jonah (Pokrovsky) secara resmi adalah uskup Hankou, di provinsi Hubei, tetapi sebenarnya melayani dan bekerja di kota Manzhuria, saat ini kota perbatasan dari Manzhouli (1918-1925)
• Uskup Vasily (Shuan) dari Beijing dan Seluruh China, 1956-1962.
• Uskup Symeon (Du) dari Shanghai, 1950-1965.


Symeon (Du), Orang China pertama yang menjadi Uskup Orthodox dari Shanghai 1950-1965

Gereja Orthodox China Hari Ini

Meskipun Republik Rakyat China memperluas pengakuan resmi bagi sebagian masyarakat yang religius (Kristen Protestan, Islam, Taoisme, dan Buddha), Kristen Orthodox dan Roma Katolik tidak di antara mereka (walaupun dengan yang kedua, pemerintah China telah membentuk "Gereja Katolik Patriotik" atau "Asosiasi Katolik Patriotik" yang tidak dalam persekutuan dengan Roma). Alasan resmi menyatakan bahwa untuk penolakan pengakuan pemerintah terhadap Gereja Orthodox adalah ketakutan pemerintah akan kekuatan politik eksternal dari luar negara - dalam hal ini, terutama Rusia - bisa mencapai pengaruh di China. Ini menempatkan Gereja Orthodox dengan status hukum religio illicita (“Agama Tidak Sah“). Ini stautus yang sama dengan penganiayaan Kekaisaran Romawi dari abad 1 s/d awal abad 4, yang sudah dimulai oleh Nero Claudius (15 Desember 37 – 9 Juni 68 AD) pada zaman Rasul Paulus dan Petrus. Pada masa inipun Iman Kristen dianggap Religio Illicita di seluruh Kekaisaran Roma.


Katedral St. Sophia (Harbin, China), Gereja Orthodox terbesar di Timur-Jauh

Beberapa jemaat Orthodox, terutama orang-orang tua, terus bertemu di Beijing dan di timur laut China (di Heilongjiang dan di tempat lain), dan di China barat (Xinjiang - Urumqi dan Ghulja), dengan, tampaknya, persetujuan diam-diam dari pemerintah. Ada juga paroki Orthodox di Shanghai, Provinsi Guangdong, Hong Kong, dan Taiwan. Pada tahun 2005 hanya ada lima imam, namun, sejumlah warga negara China sedang belajar di seminari Orthodox di Rusia, dengan maksud untuk kembali ke China untuk melayani sebagai imam. Dua bekas gedung Gereja Orthodox di Shanghai saat ini dalam proses dikembalikan ke Gereja dan tidak ada kegiatan dilakukan dalam.

Gereja yang relatif bebas beroperasi di Hong Kong. Pada tahun 1996 Patriarkat Ekumenis mendirikan metropolitanat di Hong Kong dengan yurisdiksi atas seluruh China serta India, Filipina, Singapura dan Indonesia dan paroki Orthodox Rusia Santo Petrus dan Santo Paulus kembali operasi. Di Taiwan, arkhimandrit Yunus George Mourtos memimpin sebuah gereja misi. Pada bulan Februari 1997 Sinode Kudus Orthodox Rusia menegaskan kembali hubungannya dengan Gereja Orthodox China dan menyatakan bahwa, sambil menunggu pemilihan primat, maka pemeliharaan Orthodox di negara ini tetap tanggung jawab dari Patriarkat Moskow.

Pada bulan Desember 2007, Sinode Kudus dari Gereja Orthodox Rusia memutuskan pada sidang musim dingin untuk membuka bagian yang terkait dengan Otonomi Gereja Orthodox China (the Chinese Orthodox Autonomous Church = COAC), menekankan kebutuhan untuk melanjutkan upaya yang dilakukan oleh Departemen Hubungan Eksternal Gereja atau Departemen untuk Hubungan-hubungan Luar Negeri Gereja [Department for External Church Relations (DECR)] dari Patriarkhat Moskow dalam dialog dengan pihak penguasa China untuk menormalkan situasi Gereja Orthodox di China. Sejak 1989, Department for External Churh Relation dari Patriarkhat Moskow dipimpin oleh Metropolitan dari Smolensk dan Kaliningrad, Metropolitan Kirill yang sejak 27 Januari 2009 sampai saat ini, diangkat sebagai Patriarkh Kirill I, Patriarkh ke-16 dari Patriarkh Moskow dan Seluruh Russia (Святейшего Кирилл I, Патриарха Московского и всея Руси). Pada 2007 ini ada tanda-tanda kebangkitan dari komunitas Orthodox di China terkait dengan Gereja Orthodox Rusia. Sebuah situs web setengah resmi (http://www.orthodox.cn) melaporkan bahwa Liturgi Paskah dirayakan di Beijing, Shenzhen, Guangzhou, Shanghai dan Hong Kong.

Kaum Minoritas Orthodox Nominal: Orthodox Èwēnkè Zú

Ewenti atau Eventi (Rusia: Эвенки; Evenki; China: 鄂温克 族 Èwēnkè zu; sebelumnya dikenal sebagai Tungus atau Tunguz; Mongolia: Khamnigan Хамниган) adalah orang-orang Tungusic Asia Utara. Di Rusia, Evenki diakui sebagai salah satu penduduk asli di Utara Rusia, dengan populasi 35.527 (sensus 2002). Di China, Evenki merupakan salah satu dari 56 kelompok etnis yang secara resmi diakui oleh Republik Rakyat China, dengan jumlah penduduk 30.505, sesuai sensus tahun 2000. Ada juga sekelompok kecil Evenki Manchu-Tungus yang berasal dari Mongolia, disebut sebagai Khamnigan. Orang Evenki berhubungan dengan orang Altai dari Eurasia

Meskipun banyak di antara mereka telah mengadopsi Lamaisme - yang merupakan bentuk arus utama Buddha Mahayana Tibet - Evenki baik dari Federasi Rusia dan Republik Rakyat China adalah orang-orang Kristen Orthodox nominal. Seiring dengan sepupu Evenki mereka dan beberapa suku lainnya di Siberia atau di China, mereka adalah beberapa orang Asia yang menganut secara nominal Kekristenan Orthodox, yang mereka telah secara sukarela (sebagai lawan dipaksa untuk melakukannya) mengadopsi selama kontak dari ekspansi Rusia ke Siberia. Ada juga sekitar 3.000 Evenki di Propinsi Heilongjiang yang bertetangga. Kristen Orthodox juga dianut dan dijalankan oleh etnis Rusia minoritas di China.

Referensi

1. Alexander Medvedev. Russian Mission in China 1685-1745. http://www.orthodox.cn/localchurch/1685-1745.txt

2. Avgerinos. Orthodoxy in China. http://www.cs.ust.hk/faculty/dimitris/metro/orth_china.html

3. Anton Wessels (Diterjemahkan oleh Ny. Tati S.L. Tobing – Kartohadiprojo). Arab dan Kristen. Gereja-gereja Kristen di Timur Tengah. PT BPK Gunung Mulia. Jakarta. Cetakan ke-2: 2002.

4. Arkhim. Rm. Daniel Bambang D.B. Ph.D. Sejarah Gereja I - IV. STT. Salib Kudus. Solo. (Tahun?).

5. CNEWA. A papal agency for humanitarian and pastoral support. The Orthodox Church of China. Last Modified: 29 June 2007: http://www.cnewa.org/ecc-bodypg-us.aspx?eccpageID=32&IndexView=toc.

6. Eric Widmer. The Russian ecclesiastical mission in Peking during the eighteenth century. Harvard Univ Asia Center, 1976.

7. Episkop Timothy Ware (Penterjemah : Arkhimandrit Daniel Bambang PhD). Mari Mengenal Kekristenan Timur. Sejarah Gereja Orthodox. Satya Widya Graha. 2001.

8. From Wikipedia, the free encyclopedia. Church of the East in China, Chinese Orthodox Church, Russian Orthodox Mission in China

9. Sejarah Gereja Timur Assyria (Nestorian) dan Gereja Roma Katolik Ritus Nestorian (Khaldea). Disunting dan diterjemahkan dari sumber-sumber website oleh: Arkhimandrit Rm. Daniel BD Byantoro
http://orthodox.cn/localchurch/1610romc_en.htm. The Russian Orthodox Mission in China.

Minggu, 16 Mei 2010

Bedanya Cewek dan Cowok Waktu Bangun Tidur: Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi


(klik digambar untuk memperbesar)

Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" -- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.(Amsal Sulaiman 6:9-11)

Jumat, 14 Mei 2010

Adab Pembacaan Kitab Suci dalam Gereja Orthodox Timur

Oleh :
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)

I. Pembacaan Kitab Suci di Estonia: Menumbuhkan Kerinduan untuk Membaca Injil

Republik Estonia (bahasa Estonia: Eesti Vabariik) adalah sebuah negara di Eropa Tengah. Batas darat negara ini adalah batas sepanjang 339 km dengan Latvia di selatan dan sepanjang 229 km dengan Rusia di timur. Estonia dipisahkan dari Finlandia di utara oleh Teluk Finlandia dan dari Swedia oleh Laut Baltik di barat. Negara ini sudah menjadi anggota Uni Eropa sejak 1 Mei 2004. Ibukota dan kota terbesar adalah Tallinn

Pada tahun 1710/1721, oleh penguasa Swedia, Estonia diserahkan ke Kekaisaran Rusia. Pada tanggal 12 April 1917 ditetapkan status otonomi. Pada 24 Februari 1918 Perjanjian Perdamaian Tartu mengakui kemerdekaan Estonia dari Kekaisaran Rusia. Selama Perang Dunia II (1940 – 1941), Estonia diduduki dan dianeksasi pertama oleh Uni Soviet dan selanjutnya oleh Reich Ketiga Nazi Jerman (1941–1944), hanya untuk kembali diduduki oleh Uni Soviet pada tahun 1944. Estonia mendapatkan kembali kemerdekaannya pada tanggal 20 Agustus 1991. Ia telah memulai program cepat reformasi sosial dan ekonomi. Saat ini, negara telah memperoleh pengakuan untuk kebebasan ekonomi, adaptasi dengan teknologi baru dan merupakan salah satu dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dalam beberapa tahun. Namun, ekonomi Estonia adalah kedua paling parah yang berasal dari 27 anggota Uni Eropa dalam krisis ekonomi 2008-2009.

Populasi penduduk Estonia pada tahun 2010 diperkirakan berjumlah 1,340,021. Menurut konstitusi, ada kebebasan beragama, pemisahan gereja dan negara, dan hak individu untuk privasi memeluk keyakinan dan agama. Estonia adalah salah satu negara yang memiliki salah satu tingkat tertinggi individu tak beragama di dunia, dengan lebih dari 76% dari populasi yang menyatakan tidak ada afiliasi agama tertentu, kelompok keagamaan yang terbesar (walaupun masih merupakan satu kelompok kecil) di negara ini adalah Lutheranisme Injili dengan 14,8%. Setelah Lutheranisme Injili, kelompok agama kedua paling banyak pemeluknya adalah Orthodox Timur, terutama di kalangan minoritas Rusia.Menurut sensus tahun 2000, ada sekitar 152.000 Lutheran, 143.000 orang Kristen Orthodox, 5.000 Katolik Roma, dan 1.000 penganut Taaraism atau Maausk di Estonia (lihat Maavalla Koda). Selain itu ada sekitar 68.000 orang yang menyatakan diri sebagai atheis. Patriarkh Alexey II (Святейшего Патриарха Московского и всея Руси Алексия II) (1990-5 Desember 2008), Patriarkh Moskow dan Seluruh Rusia ke-15 sendiri dilahirkan pada 23 Februari 1929 sebagai Alexey Mikhailovich Ridiger (Алексей Михайлович Ри́дигер) di Tallinn, Estonia, dari keluarga imam; ia keturunan bangsawan Baltik Jerman marga von Rüdiger, yang mengadopsi Orthodoxia pada abad 18.


Perlu waktu lima hari untuk membaca Injil secara lantang dan bergantian

Negara di kawasan Baltik, Estonia merayakan tahun membaca nasional dengan menyelenggarakan festival buku dan membaca di seluruh negeri. Tetapi di kota Haapsalu di Estonia Barat Daya, salah satu acara yang diadakan memerlukan stamina khusus. Pembacaan secara lantang dari awal hingga akhir dari kitab yang paling banyak diterjemahkan dan paling banyak terjual. Kitab itu adalah Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, termasuk Kitab Injil.

Acara pembacaan Injil ini berlangsung di gereja katedral Santo Yohanes yang sudah berumur 800 tahun, pembacaan ini sudah berlangsung sejak Rabu pagi. Tetapi pembacaan itu baru sampai pada kisah Musa dan warga Israel masih jadi budak di Mesir. Sementara Injil terdiri dari 65 buku yang terpisah dan sejauh ini para pembaca disini baru sampai pada bab kedua. Tujuan proyek ini adalah menumbuhkan keinginan untuk membaca Injil

Itu artinya baru hari Minggu nanti, pembacaan Injil yang dilakukan 150 orang warga setempat secara bergantian bisa selesai. Pastor gereja ini, Tiit Salumae mengatakan kepada BBC bahwa tujuan proyek ini adalah menumbuhkan keinginan untuk membaca Injil yang menurut dia dari awalnya ditulis untuk dibaca dengan bersuara lantang. Siapa pun boleh datang ke gereja Santo Yohanes untuk mendengarkan pembacaan Injil ini. Dan siapapun bisa ikut bergiliran membaca. Diantara anak-anak yang mengajukan diri secara sukarela adalah murid-murid sekolah, politisi setempat dan para pendeta dan pastor dari semua denominasi Kristen. Ada juga peserta yang membaca lebih satu kali. Pastor Salumae mengatakan jika masih ada yang tertarik untuk berpartisipasi, masih ada banyak slot yang harus diisi.

II. Adab Pembacaan Kitab Suci dalam Alkitab dan Manfaatnya

Dalam agama Islam. ada adab-adab dalam membaca Al Qur’an. Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'I (bhs. Persia/Arab: ابو حامد محمد ابن محمد الغزالی) atau dikenal sebagai Imam Al Ghazali (lahir di Thus; 1058 (450 H) – meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H; umur 52–53 tahun) adalah seorang filosof, ahli hukum, teolog muslim, kosmologis, psikolog, dan mistikus Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan, di dalam kitabnya Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama) telah memperinci dengan sejelas-jelasnya bagaimana hendaknya adab-adab membaca Al Qur'an. Diiantara adab-adab membaca Al Qur'an tersebut adalah:

Pertama: hendaklah dalam keadaan berwudhu’.

Kedua: merutinkan membaca Al Quran setiap hari, dan khatam dalam periode tertentu.

Ketiga: membaca Al Quran dengan tartil atau memperindahnya dengan tahsin tilawah.

Keempat: menangis ketika membacanya.

Kelima: hendaklah memberikan pada setiap ayat yang dibacanya itu haknya.

Keenam: hendaklah memuliakan membaca Al Quran dengan terlebih dulu membaca ta’awwudz.

Ketujuh: membaca Al Quran dengan suara rendah.

Kedelapan: memperindahkan bacaan Al Quran.

Demikianlah adab-adab lahiriah dalam membaca Al Quran. Adapun adab-adab batiniah, di antaranya adalah paham, mengagungkan dan menghadirkan hati.

Sedangkan tentang tilawah Al Qur’an ini, Ustad Mudawi Ma’arif, Lc mengatakan bahwa urgensi tilawah Al-Qur’an ini diantaranya adalah: sebagai sarana pembentengan, penjagaan, perlindungan dan pembimbing diri, sebagai sarana untuk mendapatkan ketenangan, kekhusyukan, rahmat, dan sebagainya, sarana penguat iman, sarana pengontrol dan penjaga lidah

Dalam Kekristenan, khususnya Kekristenan Orthodox Timur juga ada adab-adab membaca Kitab Suci (Alkitab) yang harus diperhatikan. Adab-adab membaca Kitab Suci dan manfaat pembacaan Kitab Suci bagi kaum Kristen. itu diantaranya:

1. Pembacaan Kitab Suci adalah dilakukan seumur hidup agar takut akan Allah, berpegang dan melakukan segala isi Kitab Suci, tetap rendah hati, agar tidak sesat, tetap dipelihara Allah:

Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya, supaya jangan ia tinggi hati terhadap saudara-saudaranya, supaya jangan ia menyimpang dari perintah itu ke kanan atau ke kiri, agar lama ia memerintah, ia dan anak-anaknya di tengah-tengah orang Israel. (Ulangan 17:19-20)

2. Pembacaan Kitab Suci dilakukan setiap hari, disertai dengan pembacaan syahadat/ kredo/ pengakuan iman dan sembahyang harian/ sholat:

Bagian-bagian kitab Taurat Allah itu dibacakan tiap hari, dari hari pertama sampai hari terakhir. Tujuh hari lamanya mereka merayakan hari raya itu dan pada hari yang kedelapan ada pertemuan raya sesuai dengan peraturan. (Nehemia 8:19)

Sementara mereka berdiri di tempat, dibacakanlah bagian-bagian dari pada kitab Taurat TUHAN, Allah mereka, selama seperempat hari, sedang seperempat hari lagi mereka mengucapkan pengakuan dan sujud menyembah kepada TUHAN, Allah mereka. (Nehemia 9:3)

3. Pembacaan Kitab Suci dalam setiap kesempatan:

Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya... Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" (Kisah Para Rasul 8:28, 30)

4. Pembacaan Kitab Suci dilakukan dalam ketekunan:

Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. (I Timotius 4:13)

5. Pembacaan Kitab Suci dilakukan dalam ibadah, dalam rumah ibadah (gereja), ditujukan bagi ulama (rohaniwan), jemaah, seluruh masyarakat dan umat harus mendengarkan pembacaan Kitab Suci:

apabila seluruh orang Israel datang menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya, maka haruslah engkau membacakan hukum Taurat ini di depan seluruh orang Israel. Seluruh bangsa itu berkumpul, laki-laki, perempuan dan anak-anak, dan orang asing yang diam di dalam tempatmu, supaya mereka mendengarnya dan belajar takut akan TUHAN, Allahmu, dan mereka melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini, (Ulangan 31:11, 12)

Berkatalah imam besar Hilkia, kepada Safan, panitera itu: "Telah kutemukan kitab Taurat itu di rumah TUHAN!" Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan terus membacanya... Safan, panitera itu, memberitahukan juga kepada raja: "Imam Hilkia telah memberikan kitab kepadaku," lalu Safan membacakannya di depan raja. (2 Raja-raja 22:8, 10; II Tawarikh 34:18)

Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN dan bersama-sama dia semua orang Yehuda dan semua penduduk Yerusalem, para imam, para nabi dan seluruh orang awam, dari yang kecil sampai yang besar. Dengan didengar mereka ia membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu. (II Raja-raja 23:2; II Tawarikh 34:30)

Lalu pada hari pertama bulan yang ketujuh itu imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaah, yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengerti. Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu. (Nehemia 8:3-4)

Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. (Lukas 4:16)

6. Pembacaan Kitab Suci adalah wajib, sebagai pengingat dan agar mendapat berkat Allah, juga pembacaan Kitab Suci mengingatkan akan berkat dan kutuk:

Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. (Yosua 1:8)

Sesudah itu dibacakannyalah segala perkataan hukum Taurat, berkatnya dan kutuknya, sesuai dengan segala apa yang tertulis dalam kitab hukum. (Yosua 8:34)

7. Pembacaan Kitab Suci bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik dalam kebenaran:

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Ti motius 3:16 )

8. Pembacaan Kitab Suci harus jelas, dengan tartil, yaitu membaca dengan pelan-pelan dan tenang, diberi keterangan sehingga pembacaan dimengerti:

Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti. (Nehemia 8:9)

9. Pembacaan Kitab Suci untuk memurnikan dan menguatkan iman, memberi penghiburan dan membahagiakan orang beriman:

Pada masa itu bagian-bagian dari pada kitab Musa dibacakan dengan didengar oleh rakyat. Didapati tertulis dalam kitab itu, bahwa orang Amon dan orang Moab tidak boleh masuk jemaah Allah untuk selamanya. Karena mereka tidak menyongsong orang Israel dengan roti dan air, malah mengupah Bileam melawan orang Israel supaya dikutukinya. Tetapi Allah kami mengubah kutuk itu menjadi berkat. Ketika mereka mendengar pembacaan Taurat itu mereka memisahkan semua peranakan dari orang Israel. (Nehemia 13:1-3)

Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan. (Kisah Para Rasul 15:31)

Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat. (Wahyu 1:3)

10. Pembacaan Kitab Suci untuk mencari kehendak Allah:

Carilah di dalam kitab TUHAN dan bacalah: Satupun dari semua makhluk itu tidak ada yang ketinggalan dan yang satu tidak kehilangan yang lain; sebab begitulah perintah yang keluar dari mulut TUHAN, dan Roh TUHAN sendiri telah mengumpulkan mereka. (Yesaya 34:16)

11. Pada Hari Puasa juga dilakukan pembacaan Kitab Suci:

Jadi pada hari puasa engkaulah yang pergi membacakan perkataan-perkataan TUHAN kepada orang banyak di rumah TUHAN dari gulungan yang kautuliskan langsung dari mulutku itu; kepada segenap orang Yehuda yang datang dari kota-kotanya haruslah kaubacakannya juga... Lalu Barukh bin Neria melakukan tepat seperti yang diperintahkan kepadanya oleh nabi Yeremia untuk membacakan perkataan-perkataan TUHAN dari kitab itu di rumah TUHAN... Maka Barukh membacakan kepada segenap rakyat perkataan Yeremia dari kitab itu, di rumah TUHAN, di kamar Gemarya anak panitera Safan, di pelataran atas di muka pintu gerbang baru dari rumah TUHAN.(Yeremia 36:6, 8, 10)

12. Pembacaan Kitab Suci dilakukan jika berada di negara-negara asing:

Kata Yeremia kepada Seraya: "Jika engkau tiba di Babel, maka ikhtiarkanlah, supaya engkau dapat membacakan segala perkataan ini, (Yeremia 51:61)

13. Pembacaan Kitab Suci dimulai dengan doa agar bisa dimengerti:

Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. (II Korintus 3:14-15)

14. Pembacaan Kitab Suci akan sebagai sarana meditasi sehingga mengetahui rahasia/ misteri Kristus:

Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia / misteri Kristus, (Efesus 3:4)

15. Umat harus mendengarkan pembacaan Kitab Suci dengan penuh perhatian:

Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu. (Nehemia 8:4b)

16. Pembacaan Kitab Suci disertai tangis sesal dan pertobatan:

Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar orang-orang itu, berkata kepada mereka semuanya: "Hari ini adalah kudus bagi TUHAN Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!", karena semua orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu. (Nehemia 8:10)

III. Adab Pembacaan Kitab Suci dalam Liturgi Suci: Kristus sedang Berbicara Kepada UmatNya

Ibadah Liturgi Suci (The Divine Liturgy; bhs. Syriac Barat: Holy Qurbana; Qurbana Qadisha; bhs. Hindi: Qurban-e-Muqaddas; bhs. Rusia: Божественная Литургия) adalah pendramaan semua kehidupan Kristus, mulai dari kehidupan Kristus dari lahirnya, penyelaman di depan umum, kematianNya di atas salib yang disimpulkan dalam Perjamuan Kudus. Dalam Gereja Orthodox, Liturgi Suci dibagi dalam dua bagian yaitu Liturgi Katekumen, yang berasal dari ibadah umat Yahudi di Synagoga (sebanding dengan Ibadat Sabda dalam Gereja Roma Katolik) dan Liturgi Umat Beriman yang diambil dari Ibadah Korban di Bait Allah umat Yahudi (sebanding dengan Ibadat Ekaristi dalam Gereja Roma Katolik).

Dalam Gereja Purba mereka yang sedang belajar iman, dan mereka yang baru bertobat dan menjalani disiplin hanya boleh ikut ibadah di bagian Liturgi Katekumen saja. Bagian ini terdiri dari doa-doa, kidung-kidung, serta pembacaan Alkitab dan kotbah. Bagian ini melambangkan kehidupan Kristus di atas bumi ini sebelum penderitaanNya di atas salib. Dalam Pembacaan Kitab Suci, presbyter (imam) berdiri di belakang Mezbah, lalu Pembaca (Lektor) yang telah ditunjuk mulai membaca ”Surat Kiriman Rasul” (”Epistel”) yang telah ditetapkan. Ini adalah lambang Kristus berbicara melalui Rasul-rasul melalui pemberitaan Injil kepada kita. Di dalam pembacaan Kitab Suci ini, sebenarnya Kristus dan para rasul sendiri yang sedang berbicara pada kita. Kristus adalah guru kebenaran yang kekal, Ia adalah Sang Kebenaran itu. Ketika para Rasul dan Bapa Gereja sedang mengajar, mereka merasa seakan-akan Kristus sendiri telah hadir di dalam Sang Roh Kudus, sedang berbicara melalui mereka pada umatNya. Suatu doa khusus diucapkan untuk para Lektor (pembaca) dan jemaat sehingga kita semua boleh mengerti arti-arti mulia akan pembacaan-pembacaan dan mempergunakan itu dalam kehidupan Kristen mereka.

Pembacaan Kitab Suci oleh Patriarkh Ignatius Zakka I Iwas, Patriarkh Antiokhia dan Seluruh Wilayah Timur, di Gereja St. Petrus dan St. Paulus, Ma'arat Saidnaya, Damaskus

Kemudian setelah selesai Presbyter memberikan salam damai kepada pembaca: ”Damai sejahtera bagimu ya saudara pembaca” dan jemaat menyambut dengan kidungan: ”Halleluyah, halleluyah, halleluyah”. Kemudian Presbyter mengajak umat untuk berdiri dengan baik serta mewaspadakan bacaan serta menyampaikan salam damai bagi jemaat. Disambut oleh jemaat kembali dengan salam damai. Kemudian presbyter membaca bacaan Injil yang telah ditetapkan, dalam bahasa asli yang diikuti dengan terjemahan bahasa Indonesia sambil ditilawatkan atau dikidungkan. Pada saat ini jemaat berdiri dengan khidmat seolah-olah mendengarkan Kristus sendiri sedang berbicara, karena ini lambang Kristus sedang berbicara kepada umatNya. Suatu lilin menyala dibawa di depan Injil itu, melambangkan Kristus sendiri sebagai ”Terang Dunia” (Yohanes 8:12). Setelah selesai jemaat mengidung: ”Kemuliaan bagiMu Ya Tuhan, kemuliaan bagiMu”. Kemudian Injil ditaruh kembali di atas Mezbah untuk ”ditakhtakan”, seolah-olah Kristus sendiri bertakhta di tengah-tengah umatNya.

IV. Adab Pembacaan Kitab Suci Gereja Orthodox Timur: Mulahan / Tilawat Injil di Gereja Orthodox

Imam Al Ghazali (1058 (450 H) – 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H), teolog muslim dan mistikus Persia, menjelasnya bagaimana hendaknya adab-adab membaca Al Qur'an, diantara seperti di bawah ini:

Membaca Al Quran dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca atau memperindahnya dengan tahsin tilawah. Membaca Al Quran dengan tartil, yaitu membaca dengan pelan-pelan dan tenang, sesuai dengan firman Allah dalam surat (73) Al Muzammil ayat 4: "....Dan bacalah Al Quran itu dengan tartil". Nabi Muhammad bersabda, “Siapa saja yang membaca Al-Qur’an (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak memahami.” (HR. Ahmad dan para penyusun kitab-kitab Sunan).

Adab membaca Al Qur'an yang lain adalah membaguskan suara dan memperindahkan bacaan Al Quran dengan tilawat Al Qur’an. Nabi Muhammad Rasulullah bersabda, “Perindahkanlah (bacaan) Al Quran dengan suaramu.” juga dikatakan “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu. yang merdu” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain dijelaskan, “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam Gereja Orthodox Timur di negara-negara Timur-Tengah, baik yang Orthodox Kalsedonian atau Oriental Orthodox / Monofisit dan Assyria / Nestorian, memiliki sholat tujuh waktu, dengan berbahasa Arab dan tilawat Kitab Sucinya sekaligus, dan semua hal di atas juga dilakukan di Indonesia. Karena di Gereja Orthodox Indonesia juga dikunjungi umat Orthodox dari Timur Tengah yang ikut berbakti disitu, baik dari Mesir (Koptik) maupun dari Libanon. Bisa disebut d sini sebagai contoh adalah Gereja Orthodox Koptik. Di Gereja Orthodox Mesir ini yaitu Gereja Koptik masih dilestarikan ta¬ta-cara ibadah dalam penghayatan budaya Kristen mula¬-mula. Misalnya: Shalat Tujuh Waktu (Sab'ush shala¬wat), Shaum al-Kabir (Puasa Besar) pra-Paskah, selama minimal 40 hari, selama masa puasa ini didakan Sembahyang sore setiap hari sebanding dengan Sholat Tarawih dalam Agama Islam, membaca Injil dengan cara dilantunkan secara tartil atau membacanya dengan pelan dan tenang (dikenal dengan Mulahan Injil atau tilawatil Injil al-Muqaddas atau pembacaan ayat-ayat Injil berbahasa Arab - yang paralel dengan Tilawat al-Qur'an), dan masih banyak lagi.

Anda bisa menyaksikan seorang pemuda yang komat¬-kamit membaca Kitab di tangannya sewaktu naik bus, atau kendaraan lain di Mesir. Siapakah mereka? Ternyata bukan hanya pemuda Islam yang membaca al-Qur'an, tetapi juga pemuda-pemuda Koptik dengan tatto Salib di tangan sedang membaca kitab Agabea. Itulah Kitab Shalat Tujuh waktu, yang tidak pernah mereka lupakan, juga ketika mereka sedang berkendara di jalan, sepulang kantor, atau berangkat ke kampus atau mereka dengan tasbih Orthodox ditangan sedang mendaraskan dzikir Kristen: أيها الرب يسوع المسيح ابن الله, إرحمني أنا الخاطئ (Ayyuha-r-Rabbu Yasū` al-Masīħ, Ibnu-l-Lāh, irħamnī ana-l-khāti') yang artinya “Ya Tuhan Yesus Kristus Anak Allah, kasihanilah hamba orang berdosa ini”.

Referensi

1. Arkhimandrit Rm. Daniel Bambang Dwi Byantoro, Gereja Orthodox dan Ajaran-ajarannya (Matreri Katekisasi GOI).tahun?

2. Bambang Noorsena, SH, MA. Selayang Pandang Kristen Koptik dalam Novel dan Film ”Ayat-ayat Cinta” . 2Mei 2008.

3. Damien McGuinness. Estonia celebrates Bible marathon. BBC News, Riga: http://news.bbc.co.uk/

4. From Wikipedia, the free encyclopedia: Estonia, Alexy II of Moscow, Al-Ghazali

5. Ust. Mudawi Ma’arif, Lc. Urgensi Tilawah Al-Qur’an dan Adab-Adabnya. http://krisadisby.multiply.com/journal/item/17

6. http://elfawaz.com/home/52-islam/53-adab-membaca-al-quran.pdf. Adab Membaca Al Quran. Jum’at, 03 April 2009

7. http://www.pks-jaksel.or.id/Article1536.html. Delapan Adab Lahiriah dalam Membaca Al Qur'an. Rabu, 20 Februari 2008 - 17:33 (1626 Dibaca)

Minggu, 09 Mei 2010

MIMPI ANTHROPOSENTRIS, THEOSENTRIS ATAU DEMONOSENTRIS ?

Oleh:
Rm.Kyrillos JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)

John Lennon: "You may say I'm a dreamer, but I'm not the only one." Hampir semua manusia di dunia ini sering bermimpi dan bukan hanya sekedar manusia saja yang sering mimpi, semua binatang menyusui (mamalia) dan burung pun sering bermimpi. Kodok tidak akan pernah bisa mimpi, sebab kodok tidak pernah tidur. Mimpi itu bisa diartikan sebagai ungkapan dibawah sadar kita atau juga sebagai alat komunikasi dengan Sang Pencipta atau sebagai warning/pemberitahuan mengenai hal-hal yang akan terjadi di dalam kehidupan kita.

Ada dua macam mimpi, yaitu mimpi subyektif dan mimpi obyektif. Mimpi subyektif ialah mimpi sebagai akibat keadaan tubuh atau jiwa seseorang (Anthroposentris), misalnya terlalu banyak makan, badan panas, ketakutan-kecemasan, kesedihan atau kesukaan dalam jiwa. Sedang mimpi obyektif, terlepas dari keadaan tubuh atau jiwa seseorang. Mimpi obyektif muncul tanpa pendahuluan dan pengalaman dari panca indera manusia. Misalnya seorang melihat kebakaran besar dalam mimpinya dan kemudian hari melihat dalam surat kabar foto tentang kebakaran yang terjadi tepat seperti yang dimimpikannya, walaupun sebelumnya ia tidak mengenal dan jauh dari tempat itu. Mimpi obyektif bisa berasal dari Allah (Theosenris) dan bisa bersumber dari Iblis dan roh-roh jahat (Demonosentris - demonik).

Sepanjang sejarah, orang mencari makna dalam mimpi atau ramalan melalui mimpi. Mimpi telah diuraikan secara fisiologi sebagai respon terhadap proses saraf selama tidur, sebagai refleksi psikologis alam bawah sadar, dan secara spiritual sebagai pesan dari ilah-ilah, orang yang meninggal, atau prediksi (ramalan) masa depan. Banyak praktek budaya inkubasi mimpi, dengan tujuan mengusahakan mimpi yang profetis atau mendapat pesan dari yang ilahi. Inkubasi adalah praktek keagamaan yaitu tidur di tempat suci dengan tujuan mengalami mimpi yang diilhami secara ilahi atau menyembuhkan penyakit. Inkubasi dilakukan oleh anggota kultus Asclepius. Persembahan nazar ditemukan di pusat-pusat ritual di Epidaurus, Pergamus, dan Roma. Rincian keefektifan dirasa dianggap dari metode ini. Inkubasi diadopsi oleh sekte Kristen tertentu dan masih digunakan dalam beberapa biara-biara Yunani. Dalam agama Yudaisme memiliki upacara tradisional yang disebut "Hatavat Halom" - yang berarti membuat mimpi yang baik. Melalui ritual ini mimpi yang mengganggu dapat diubah untuk diberikan interpretasi positif oleh para rabbi atau majelis rabbi.

I. MIMPI ANTHROPOSENTRIS (BERPUSAT DAN BERASAL DARI MANUSIA)

Alkitab memahami mimpi dalam beberapa cara. Mimpi itu dapat dimengerti sebagai pekerjaan pikiran karena banyak bekerja dan banyak berfikir.

”Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan...... Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak"
(Pengkhotah 5:2,6).

KESAKSIAN ILMU JIWA TENTANG MIMPI

Penelitian mengenai mimpi bukanlah sesuatu hal yang baru, sejak jaman purbakala mereka telah berusaha untuk mengungkapkan rahasianya mimpi. Seperti yang diutarakan oleh filsuf Yunani Aristoteles (384 SM - 322 SM): "Mimpi itu adalah cara kita berpikir pada saat sedang tidur." Mimpi adalah rangkaian dari pikiran, gambar-gambar, suara atau emosi yang mana pikiran mengalami saat tidur. Isi dan tujuan mimpi tidak sepenuhnya dipahami, meskipun mereka telah menjadi topik dari spekulasi dan perhatian disepanjang catatan sejarah. Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra-indra lain dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM sleep).

Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata, dan di luar kuasa pemimpi. Perkecualiannya adalah dalam mimpi yang disebut lucid dreaming. Dalam mimpi demikian, pemimpi menyadari bahwa dia sedang bermimpi saat mimpi tersebut masih berlangsung, dan terkadang mampu mengubah lingkungan dalam mimpinya serta mengendalikan beberapa aspek dalam mimpi tersebut. Pemimpi juga dapat merasakan emosi ketika bermimpi, misalnya emosi takut dalam mimpi buruk. Ilmu dan penelitian ilmiah yang mempelajari mimpi disebut oneirologi. Sedang Oneironaut adalah orang yang bisa bebas menjelajahi mimpi, dan menurut penelitian, keadaan ini seharusnya dapat dilatih. Teknik untuk mencapai keadaan lucid dream adalah Wake initiation of lucid dream (WIoLD). Ada beberapa tokoh sejarah yang tercatat sebagai Oneironaut. Salah satunya, untuk contoh, adalah Richard Feynman, peraih nobel fisika yang terkenal saat berhasil menemukan kenapa Shuttle Chalengger meledak. Dia seorang Oneironaut natural, bisa dibaca di catatan-catatannya di bukunya.

Semua orang bermimpi (kecuali pada beberapa kasus penyakit jiwa parah) tapi laki-laki dan perempuan mimpinya beda dan berbeda pula reaksi fisiknya. Menurut Psychologie Magazine edisi 3/05, Pria dan wanita mimpinya beda, banyak perempuan menduga bahwa kalau pria mimpi kebanyakan pasti ketemu dengan lawan jenisnya, ini tidak benar. Pria mimpi dua kali lipat lebih banyak mengenai pria lainnya, jadi bukannya bertemu dengan perempuan, sedangkan perempuan fifty-fifty. Sepertiga dari perempuan mimpi mengenai pekerjaannya, tetapi perempuan diatas 45 tahun lebih sering mimpi bertemu dengan orang yang telah meninggal. Dan kalau perempuan mimpi mengenai sex, 77% mimpi dengan pria yang mereka kenal, sedangkan pria 55% dengan perempuan yang tidak mereka kenal. Perempuan lebih mudah bisa mengingat mimpinya daripada pria. Orang yang terlahir buta dalam mimpinya memang tidak melihat “gambar-gambar” tapi mereka bermimpi tentang suara, sentuhan dan emosi yang mereka rasakan. Memang sulit bagi orang normal untuk bisa memahami, tapi “keinginan” tubuh untuk tidur dan bermimpi sedemikian kuatnya sehingga bisa mengatasi segala macam hambatan fisik manusia. Kebanyakan anak-anak mimpi mengenai binatang. Anak kecil juga bisa mengalami mimpi buruk seperti halnya orang dewasa, oleh sebab itu terkadang mereka suka berteriak ataupun menangis ketika sedang tidur, dalam hal ini mereka tidak perlu dibangunkan. Sedang bayi tidak bermimpi mengenai dirinya sampai sekitar umur 3 tahun. Tapi sejak umur 3 sampai 8 tahun mereka akan mendapatkan mimpi buruk yang jauh lebih sering daripada orang dewasa. Itu jadi jawaban dari kenapa anak kecil sering menangis sesaat setelah terbangun dari tidurnya. Namun bayi bisa mimpi sampai delapan jam, maklum bayi tidurnya jauh lebih lama.

Menurut para ahli ilmu jiwa seperti Sigmund Freud dan Dr. Frank S. Caprio, mimpi berguna untuk psikoanalisa, punya nilai ilmiah untuk menganalisa kehidupan manusia yang penuh misteri, bahkan berguna bagi pengobatan penderita neurosa. Psikiatri modern menyatakan bahwa mimpi dapat membukakan konflik-konflik emosional yang menjadi penyebab penyakit kecemasan dan mental. Banyak ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa mimpi seseorang adalah perwujudan angan-angan yang tidak harmonis dan pecahan-pecahan kejadian yang telah kacau-balau. Para psikoterapis menganggap mimpi adalah suatu jembatan yang bernilai menuju jalan penguraian proses bawah sadar kehidupan mental seseorang. Mimpi merupakan suatu kombinasi “sisa-sisa hari itu” (impresi, perngalaman yang menakutkan, konflik yang tak terselesaikan, dorongan yang belum dipuaskan yang dibawah dari bangun hingga tidur) dan “keinginan pada masa kanak-kanak” (kepuasan yang belum dipenuhi dan keinginan organisme yang muncul dalam perkembangan anak-anak). Mimpi juga dapat mengungkapkan keinginan-keinginan manusia yang tersembunyi, ketakutan, cinta dan kebencian dalam diri orang tersebut. Waktu mimpi dunia batin manusia bebas, manusia diberi kesempatan untuk memuaskan godaan-godaan yang ditekannya waktu dia dalam keadaan terjaga atau sadar. Mimpi mengungkapkan banyak hal tentang kualitas emosi orang itu.

Dr. Vasili Kasatkin dari Rusia menyatakan: mimpi merupakan suatu peringatan akan datangnya serangan penyakit tertentu. Beberapa mimpi merupakan isyarat otak terhadap tubuh yang memberikan tanda peringatan. Dengan demikian dapat dilakukan tindakan preventif terhadap penyakit tersebut. Pada penelitian mengenai tidur baru-baru ini, percobaan pada orang yang dibangunkan pada awal mimpi tapi tetap diperbolehkan tidur 8 jam sehari, setelah 3 hari menjadi kehilangan konsentrasi, gampang marah, halusinasi dan tanda-tanda gangguan emosi lainnya. Mimpi adalah salah satu cara untuk mengeluarkan rasa ketakutan, ide maupun hasrat yang terpendam di dalam otak kita. Jadi prinsipnya sama seperti juga penyalur limbah kotoran atau mengosongkan tong sampah oleh sebab itulah mimpi itu sehat,

INTERPRETASI MIMPI

Sejak ribuan tahun, para ahli ilmiah, peramal, pemuka agama dan berbagai macam institut kesehatan telah melakukan riset penelitian mengenai mimpi beserta artinya. Apa yang kita lihat dalam mimpi sebenarnya merupakan simbolisasi dari hal lain. Otak kita menjadi sangat kreatif saat kita tidur, otak akan menggali database memori kita sedemikan dalamnya sampai sering kita sendiri takjub dengan mimpi aneh kita (padahal semuanya sumbernya dari semua yang sudah pernah kita alami sebelumnya). Bagaikan puisi mimpi itu merupakan penggambaran simbolisasi yg sangat dalam. Itulah sebab mengapa banyak orang yg tertarik dengan buku tafsir mimpi

Interpretasi (tafsir) mimpi telah dilakukan sejak zaman Babilonia beribu-ribu tahun yang lalu. Aflatun, Aristu, Cicero, Kitab Injil, Shakespeare, Goethe dan Napoleon percaya bahwa mimpi tertentu berfungsi meramalkan masa depan. Manusia sudah mentafsirkan lambang dalam mimpinya menurut kebudayaan dan masyarakatnya. Tidak ada apa pun yang muncul dalam mimpi secara kebetulan, tiap gambaran adalah lambang yang dihargai yang merujuk kepada kehidupan manusia dan fikiran manusia yang paling dalam. Biasanya bagian yang paling menyesatkan adalah juga bagian yang paling penting untuk dipahami.

Sigmund Freud pendiri aliran psikonalisis pernah mengadakan penelitian secara ilmiah mengenai tafsiran mimpi yang ditulis pada tahun 1900 dalam bukunya "Die Traumdeutung" (Tafsiran Mimpi). Menurut dia mimpi itu adalah cermin dari jiwa kita, sehingga melalui mimpi para terapeutis bisa menggali alam bawah sadar pasiennya, sebab menurut Freud mimpi itu adalah "pintu belakang" (backdoor) untuk meneropong otak kita. Pada awalnya teori ini diragukan dan dinilai sebagai ilmu yang ngawur dan tidak bisa dipertanggung jawabkan. Tetapi dengan adanya kemajuan teknologi sekarang ini; melalui alat scan otak seperti EEG (Elektroensefalografi) mereka sudah bisa menganalisa kapan kita mimpi, berapa lama kita mimpi dan hal apa yang sedang kita mimpikan, sehingga apa yang pernah ditulis oleh Freud itu diakui banyak benarnya. Lagi, menurut Freud, mimpi bukan saja berarti pemenuhan suatu keinginan, tetapi juga suatu usaha menuju realisasi keinginan, suatu usaha yang kadang-kadang tidak berhasil. Melalui simbol-simbol dalam mimpi dapatlah dianalisa bagaimana keadaan sebenarnya si pemimpi, apa yang dialaminya, pergumulan batiniahnya, kerinduan hatinya dan hal-hal yang sifatnya sangat rahasia. Hal inilah yang kemudian menimbulkan ”tafsir mimpi” secara ilmiah.

Berdasarkan hasil analisanya, Dr. Frank S. Caprio memberikan contoh penafiran mimpi:

1. Memperoleh harta. - Sedang mengalami kompensasi berlebihan terhadap kemiskinan atau kesulitan uang.
2. Mimpi percintaan. - Kehausan akan cinta.
3. Mimpi jatuh. - Takut menyerah pada sesuatu yang tak disetujui oleh masyarakat atau dilarang oleh suara hatinya.
4. Mimpi berbicara dengan sanak keluarga yang sudah mati. - Ingin menolak kenyataan bahwa mereka sudah mati atau ingin menyertai mereka.
5. Mimpi dirampok. - Takut akan ketidakpastian keuangan.
6. Mimpi masa kecil. - Ingin jadi muda kembali, takut akan keadaan lanjut usia dan kematian yang mendekat.
7. Mimpi diserang binatang buas. - Takut terhadap godaan seks.
8. Mimpi terbunuh dalam suatu kecelakaan atau mati karena sakit. - Rasa bersalah, perlu hukuman, ada kenyataan yang tersembunyi untuk membunuh diri.
9. Mimpi terbakar. - Ada keinginan besar yang dihubungkan dengan rasa takut akan godaan.
10.Mimpi bergaul dengan orang-orang terkemuka. - Kompensasi yang berlebihan terhadap rasa rendah diri dalam masyarakat.

Contoh-contoh lain dari interpretasi (tafsir) mimpi ada di bawah ini:

Mimpi terbang:
Jika Anda bermimpi terbang layaknya seekor burung dan melihat pemandangan alam, ini berarti Anda sedang di tengah-tengah sebuah kemenangan dalam sebuah peristiwa atau situasi. Jika Anda merasa ketakutan saat terbang, maksudnya adalah Anda tidak siap dengan suatu tantangan untuk meraih sukses.

Mimpi terjatuh:
Menurut Freud, mimpi terjatuh merupakan indikasi bahwa Anda sedang merasakan suatu hal kegagalan dalam sebuah situasi atau peristiwa, entah di tengah masalah kerja, pendidikan, atau bahkan percintaan.

Mimpi dikejar-kejar:
Analisa riset menyatakan bahwa jika Anda bermimpi dikejar-kejar entah oleh orang, binatang maupun makhluk gaib berarti Anda memiliki perasaan lemah atau tidak berdaya dalam suatu lingkungan Biasanya mimpi dikejar-kejar diinspirasi oleh rasa takut akan kekerasan, kejahatan, film horor, atau drama-drama tegang lainnya yang kita lihat melalui media.

Mimpi gigi tanggal:
Manusia membutuhkan gigi untuk memberi makan kepada tubuh kita, dan makanan merupakan sumber utama energi fisik dan mental. Dalam konteks mimpi, kehilangan gigi bisa diasosiasikan dengan kekurangan dalam kepercayaan diri seseorang. Mungkin Anda terjebak di suatu pekerjaan yang kurang memuaskan dan menjadikan Anda takut akan masa depan, atau juga anda takut akan berumur dan memiliki kualitas kecantikan serta kesehatan yang menurun. Dalam budaya Indonesia, mimpi copot gigi berarti Anda alamat akan kehilangan anggota keluarga.

Mimpi kematian:
Mimpi ini merupakan mimpi yang sangat umum dialami oleh banyak orang dan bisa diartikan bahwa seseorang sedang mengalami penderitaan yang akan berakhir. Selain itu, bisa juga diasosiasikan dengan sebuah titik akhir dalam hubungan kasih maupun hubungan profesional.

Mimpi ulang tahun:
Pesta ulang tahun dalam sebuah mimpi melambangkan suatu permulaan baru, kembali ke waktu yang bahagia, atau simbol dari individualitas dan pertumbuhan. Mimpi sebuah pesta ulang tahun yang besar-besar dimana seorang bapak tidak diundang, riset penelitian menafsirkan bahwa mimpi seperti ini banyak dialami oleh pria yang sedang menantikan kelahiran seorang bayi.

Mimpi digigit ular:
Menurut budaya Indonesia, mimpi digigit ular berarti sang pemilik akan ketemu jodohnya dalam waktu dekat atau ada yang sedang naksir. Akan tetapi di budaya Barat, ular melambangkan kelicikan. Maka dari itu, jika seseorang bermimpi digigit ular artinya bahwa dia akan mengalami musibah dalam bisnis atau pekerjaan yang diakibatkan oleh seorang musuh.

Mimpi telanjang:
Studi menafsirkan bahwa jika seseorang bermimpi telanjang, berarti sang pemilik mimpi berkeinginan untuk bebas. Selain itu, mimpi ini juga menyimbolkan suatu ketakutan atau kelemahan dalam mengatasi sebuah masalah dengan banyak orang.

KESIMPULAN ILMU JIWA TENTANG MIMPI


Jadi kesimpulannya menurut para ahli psikologi, mimpi adalah:
1. Mimpi merupakan hal wajar yang dialami oleh manusia, yang berasal dari diri sendiri.

2. Secara psikoanalisa, mimpi dianggap tidak mempunyai kaitan apa-apa dengan hal-hal yang sifatnya ”keakanan” yang berhubungan dengan nasib atau peruntungan.

3. Dibalik simbol-simbol yang terjadi dalam mimpi sebenarnya dapat diungkapkan keadaan batiniah si pemimpi itu yang selama ini dirahasiakan dan terselubung.

4. Ditinjau dari aspek psikologis, mimpi hanya bersifat anthroposentris (berpusat dan berasal dari manusia).

II. MIMPI DEMONOSENTRIS (DEMONIK; BERPUSAT DAN BERASAL DARI IBLIS)


Tetapi dengan izin Allah kuasa kegelapan (demonik) juga dapat memberi kita mimpi yang manakutkan: "Apabila aku berpikir: Tempat tidurku akan memberi aku penghiburan, dan tempat pembaringanku akan meringankan keluh kesahku, maka Engkau mengagetkan aku dengan impian dan mengejutkan aku dengan khayal (atau penglihatan) (Ayub 7:13-14). Sering mimpi dari setan ini juga digenapi dan menjadi kenyataan. Tetapi buahnya bukan membawa orang percaya kepada Allah, namun kepada berhala, perdukunan, ilmu klenik dan lain-lain, maka mimpi yang demikian harus ditolak, sebagaimana yang dikatakan: "Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mukjizat, dan apabila tanda atau mukjizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu." (Ulangan 13:1-3).

Jadi mimpi dari Iblis dan roh-roh jahat ini biasanya dialami langsung oleh orang-orang yang terlibat dalam okultisme, yaitu penglibatan diri dengan kuasa kegelapan dan gaib agar mengalami hal-hal yang rahasia, aneh, dan misterius. Apa yang dinyatakan Iblis melalui mimpi itu sungguh luar biasa, ajaib, cocok dengan realitas yang sebenarnya, melampaui kemampuan panca indera manusia bahkan dapat membuat si pemimpi memiliki daya clairvoyance, yaitu kemampuan untuk melaporkan adanya kejadian-kejadian, yang tak dapat dilakukan melalui proses panca indera yang biasa. Kemampuan clairvoyance ini membuat seseorang dapat melihat visi yang jelas, tiba-tiba mengalami pengalaman misteri, tentang hal-hal yang terjadi yang tersembunyi pada masa lampau (retroskopi), masa kini (kryptoskopi, teleskopi) dan masa yang akan datang (nubuat atau ramalan). Clifford Geertz dalam bukunya The Religion of Java, menyebutkan bahwa salah satu kuasa demonik pemberi mimpi ini adalah makhluk halus jenis ”lelembut” yang dapat menyampaikan pesan pada manusia melalui mimpi. Terhadap si pemimpi yang sekaligus menjadi penebak hari esok yang jitu, yang bersumber pada kuasa Iblis, umat Allah dinasihatkan agar jangan disesatkan oleh mereka (Ulangan 13:1-3). Bahkan sekalipun petunjuk lewat mimpi itu sungguh jitu dan menakjubkan.janganlah kita taati dan takuti agar kita tidak diperbudak oleh Iblis.

Para dukun, ahli klenik, atau nabi palsu sering menggunakan mimpi semacam ini untuk menipu manusia (Ulangan 13:1-5, Yeremia 23:25-32, 27:9, 29:8, Zakaria 10:2). Untuk itu kita harus dapat memilah-milah mana yang mimpi betul-betul dari Tuhan dan mana yang tidak. Contoh di Kitab Suci dari mereka yang sering mendapat mimpi demonik ini adalah:

 Nabi palsu atau pemimpi dengan tanda atau mukjizat yang mengajak murtad pada ilah lain. (Ulangan 13:1, 2, 5)

 Para nabi, juru tenung, juru tenung, tukang ramal, tukang sihir yang bernubuat palsu dengan nama Allah dan yang menubuatkan tipu rekaan hatinya sendiri, yang merancang membuat umat Kristen melupakan nama Allah yang benar dengan mimpi-mimpinya (Yeremia 23:26, 27; 27:9; 29:8)

 Terafim dan juru-juru tenung dengan mimpi-mimpi hampanya (Zakaria 10:2)

III. MIMPI THEOSENTRIS (BERPUSAT DAN BERASAL DARI ALLAH)

Ada juga mimpi yang dinyatakan memang berasal dari Allah: "Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya. Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam, bila orang nyenyak tidur, bila berbaring di atas tempat tidur" (Ayub 33:14-15), dan mimpi yang demikian biasanya menjadi kenyataan karena segala sesuatu yang berasal dari Allah itu tandanya terbukti digenapi, sebagaimana yang dikatakan: "Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? -- apabila seorang nabi (atau orang mimpi) berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi (atau orang mimpi) itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya" (Ulangan 18:21-22).

Mimpi dan visi sering memberi tuntunan kepada manusia melalui apa yang tercatat dalam sejarah. Allah sering menggunakan mimpi sebagai sarana untuk menyampaikan kehendakNya kepada manusia. Orang-orang dalam Alkitab yang mendapat mimpi-mimpi yang khusus ini dicatat dalam Kitab Taurat, yaitu Kitab Kejadian yang ditulis oleh Nabi Musa.

 Abraham (Kejadian 15: 12),
 Abimelek (Kejadian 20:3-7),
 Yakub (Kejadian 28:12-16, 31:11),
 Laban (Kejadian 31:24)
 Yusuf (Kejadian 37:9-11)
 Penyaji anggur dan penyaji roti Firaun (Kejadian 40: 6-19),
 Firaun (Kejadian 41:1-36, juga disebutkan di Al Qur’an Surah 10, ayat 90-92)

Dan dalam buku-buku lain yang dikenal sebagai Perjanjian Lama yang sering juga disebut sebagai Taurat:
 Gideon (Kitab Hakim-Hakim, 7),
 Raja Sulaiman (Kitab 1 Raja-Raja, 3:5)
 Orang-orang Midian (Kitab Hakim-Hakim, 7:13)
 Raja Nebukadnezar (Kitab Daniel, 2:1; 4:10, 18)
Dan dalam Injil (Perjanjian Baru), kita menemukan:
 St. Yusuf, tunangan Maria (Maryam), Sang Theotokos ibu Yesus “…malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus”. “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. “Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel – yang berarti Allah menyertai kita.” (Kitab Matius 1:18-23. Lihat juga 2:12, 13, 19, 22)
 Orang-orang majus dari Timur yang dituntun ke tempat kelahiran Isa al Masih (Yesus) (Kitab Matius 2:12).
 Istri Pilatus (Kitab Matius 27:19)
 St. Paulus Sang Rasul. Tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!” (Kisah Para Rasul 16:19; lihat juga 18:9; 27:23)

SIKAP ORANG KRISTEN TERHADAP MIMPI

Melihat ajaran Alkitab tentang mimpi dan membandingkan dengan kenyataan ilmiah yang menyelidiki tentang mimpi, maka sikap orang Kristen terhadap mimpi:

1. ) Meyakini ada mimpi yang bersumber pada diri sendiri, yaitu sebagai gejala kejiwaan biasa, tidak ada sangkut-pautnya dengan hal-hal yang sifatnya ”keakanan”.

Jadi jika mimpi yang bersumber pada diri sendiri, tidak ada gunanya mencoba mencari tahu hal-hal yang akan datang melalui mimpi. Lebih baik kita mencari tahu apa yang pernah terjadi pada diri si pemimpi dan apa yang sedang dialami oleh si pemimpi yang mungkin dirahasikan. Melalui pengetahuan tersebut mungkin kita dapat menolongnya. Dalam mimpi seperti ini yang diimpikan tidak cocok dengan kenyataannya (Yesaya 29:8). Mimpi seperti ini oleh Alkitab disebut mimpi akibat kesibukan kerja (Pengkhotbah 5:2).

2. ) Meyakini adanya mimpi yang bersumber pada oknum yang diluar dirinya sendiri, yang dapat berwujud:

i. Iblis sebagai pemberi mimpi.
Mimpi itu bisa sungguh luar biasa, ajaib, cocok, dengan realita yang sebenarnya, melampaui kemampuan pancaindera manusia bahkan dapat membuat si pemimpi memilki daya clairvoyance.(dapat menerawang jauh ke depan, kewaskitaan). Alkitab menasehatkan, jangan disesatkan oleh mereka (Ulangan 13:1-3).

ii. Allah sbg sumber mimpi.
Alkitab menyatakan bahwa sesekali Allah berfirman melalui mimpi (Ayub 33:14-15). Telah dinyatakan pada akhir jaman akan ada banyak orang memperoleh mimpi yang bersumber pada Roh Allah (Kisah Para Rasul 2:17). Dalam Alkitab banyak catatan tentang kebenaran mimpi yang cocok dengan realitasnya sekalipun yang dinyatakan dalam mimpi itu masih bersifat ”keakanan”.

3. ) Menguji: Mimpi yang kita impikan itu bersumber pada siapa?

Bagaimana dapat mengenali suatu mimpi bersumber pada Allah?
i. Kalau petunjuk dalam mimpi itu mengoreksi kesalahan dan menegur dosa kita terhadap Tuhan dan sesama. Akibatnya setelah mimpi itu hati merasa tidak tenteram sebelum membereskan dosa atau menghentikan dosa, contoh: mimpi Abimelekh (Kejadian 20:1-7), mimpi Laban (Kej. 31:22-35), mimpi Nebukadnezar (Dan. 2; 4), mimpi istri Pilatus (Mat. 27:17-19).

ii. Kalau hati tidak ada sejahtera sebelum mengetahui interpretasinya. Kalau Tuhan berbicara kepada kita lewat mimpi, itu berarti Tuhan bertujuan agar apa yang disampaikanNya akan lebih jelas dibanding melalui sarana-sarana lain. Contoh Firaun menjadi gelisah sebelum mengetahui makna mimpi dan tafsirannya, juga raja Nebukadnezar.

iii. Kalau mimpi tersebut merupakan petunjuk akan apa yang harus kita lakukan setelah sekian lama kita menggumulkan masalah tersebut dengan Tuhan. Misalnya: tentara Midian yang diceritakan dan didengar oleh Gideon, mimpi Yusuf waktu akan meninggalkan Maria secara diam-diam.

iv. Kalau mimpi itu selaras dengan ajaran Kitab Suci dan GerejaNya, serta tak bertentangan dengan prinsip Kitab Suci, ajaran dan aqidah iman yang Orthodox, Katolik dan Apostolik, juga tidak bertentangan dengan tradisi para rasul (paradosis kudus).

v. Kalau yang dinyatakan dalam mimpi pada akhirnya cocok dengan kenyataan yang terjadi, bukan hasil reka-rekaan manusia.

vi. Mayoritas dari mimpi yang terjadi kelihatannya terbagi atas satu atau dua kategori besar. Yang pertama dapat dianggap sebagai mimpi persiapan. Misalnya seperti Kristus muncul dalam jubah putih, visi yang mengkonfirmasi pandangan atau percakapan yang dialami seseorang tentang Kristus atau iman Kristen. Yang kedua dapat disebut mimpi yang memberi kekuatan. Mimpi di sini biasanya memberi kekuatan kepada orang percaya yang menghadapi aniaya.

4. ) Setelah jelas mimpi berasal dari Allah, kita harus berupaya mengerti interpretasinya. Bagaimana dapat mengerti interpretasi mimpi?

i. Minta hikmat Allah (Yakobus 1:5)
ii. Menggumulkan dengan Tuhan dalam doa untuk mengerti maknanya.
iii. Mengkonsultasikan dengan hirarkhi gereja dalam suasana doa dan puasa.

5.) Setelah jelas maknanya maka pengajaran Tuhan yang disampaikan melalui mimpi itu harus dibicarakan dengan pihak hirarkhi Gereja untuk diuji kebenarannya, sebelum disampaikan keumat dan atau masyarakat.

6.) Tidak membatasi cara Allah berkomunikasi dengan kita hanya melalui mimpi saja. Kalau demikian maka akan ada kecenderungan hanya mencari mimpi, tetapi tidak mencari Tuhan.

7.) Hati-hati terhadap yang disebut “tafsiran mimpi” agar kita tidak salah melangkah atau bertindak dan disesatkan oleh si pendusta (iblis).

KESIMPULAN

Jadi kesimpulannya menurut kesaksian Kitab Suci, sumber mimpi ada 3, yaitu:

1. Mimpi merupakan hal wajar yang dialami oleh manusia, yang berasal dari diri sendiri (mimpi Anthroposentris).

2. Mimpi berasal dari Allah (mimpi Theosentris).

3. Mimpi berasal dari kuasa kegelapan (mimpi Demonosentris; mimpi Demonik).

4. Mimpi dipakai Allah untuk:
i. meneguhkan apa yang Allah janjikan,
ii. menyatakan apa yang Allah akan lakukan bagi manusia.
iii. menyatakan apa yang harus dilakukan oleh manusia.
iv. sebagai sarana untuk menjawab teka-teki kehidupan manusia.

5. Mimpi dari kuasa kegelapan bisa menakutkan, mengagetkan, mengejutkan dengan khayal (penglihatan), tetapi juga bisa digenapi dan menjadi kenyataan.

6. Buah mimpi dari kuasa kegelapan bukan membawa orang percaya kepada Allah, namun kepada berhala, perdukunan, ilmu klenik dan lain-lain, yang menuntun pada kesesatan dan kebinasaan.

7. Ditinjau dari aspek Kitab Suci, mimpi bisa bersifat anthroposentris, theosentris dan demonosentris.

CONTOH-CONTOH KASUS MIMPI THEOSENTRIS (BERPUSAT DAN BERASAL DARI ALLAH):


Di bawah ini ada kasus-kasus mimpi yang bersumber dari Allah yang benar dari zaman Perjanjian Lama, zaman Perjanjian Baru, zaman Gereja Mula-Mula (Gereja Purba), dan zaman perang salib.

1. ZAMAN PERJANJIAN LAMA:

Mimpi Peringatan bagi Raja Nebukadnezar (Daniel 2:4)


Raja Nebukadnezar II, (sekitar 634 – 562 s.M.) adalah raja Babilon dari Dinasti Khaldea, yang berkuasa sekitar tahun 605 – 562 s.M. Menurut Kitab Suci, ia menaklukkan Yehuda dan Yerusalem, dan mengirim orang Yahudi ke pengasingan. Ia terkenal dan dihormati karena pembangunan Taman Gantung Babilon.

Raja Nebukadnezar bermimpi, namun dia lupa mimpinya dan tak tahu apa makna mimpinya. Hal tersebut sangat menggelisahkannya hingga nabi kudus Daniel membuka tabir rahasia mimpi tersebut dengan pertolongan Tuhan. Tafsiran mimpi tersebut menyatakan nubuat mengenai kejatuhan Kerajaan Babilon dan kejatuhan raja Nebukadnezar tetapi sebaliknya menyatakan keunggulan Kerajaan Allah yang kekal itu melampaui kerajaan-kerajaan dunia ini.

Kemudian raja Nebukadnezar bermimpi lagi. Mimpi tersebut sangat menggelisahkannya. Raja telah menceritakan kepada para penafsir mimpi di Babilon namun mereka tak mampu menjelaskan makna mimpinya. Daniel, Sang Nabi Allah dengan pertolongan Allah menjelaskan makna mimpi tersebut. Inti mimpinya menyatakan bahwa Allah akan menjatuhkan Nebukadnezar dari kekuasaannya yang besar itu karena kesombongannya.

2. ZAMAN PERJANJIAN BARU:

Mimpi yang Menentukan Keselamatan Umat Manusia: Mimpi dari St. Yusuf, tunangan Maryam Sang Theotokos (Matius 1:18-21, 2:13,22)


St. Yusuf (bhs. Ibrani: יוֹסֵף,juga dikenal sebagai Yusuf dari rumah Daud, Yusuf yang Dipertunangkan, atau Yusuf Tukang Kayu) adalah dikenal dalam Kitab Perjanjian Baru sebagai suami dari Maria, ibu Yesus. Walaupun menurut tradisi Kristen ia bukan ayah biologis dari Yesus, ia berperan sebagai ayah angkat dan kepala Keluarga Kudus, dan Yesus selama kehidupan umumNya, dikenal sebagai putra Yusuf” Yusuf dihormati sebagai orang kudus di Gereja Orthodox Timur, Roma Katolik, Anglikan dan gereja-gereja Lutheran.

Yusuf percaya bahwa apa yang dinyatakan dalam mimpi itu adalah cukup membuktikan bahwa Maryam tunangannya yang mengandung itu bukan sebab dia telah berlaku serong dengan laki-laki lain, tetapi oleh sebab Roh Kudus sehingga Yusuf tidak jadi meninggalkan Maryam tunangannya itu. Yusuf mengikuti petunjuk dalam mimpinya agar menyelamatkan bayi Yesus itu ke Mesir sebab Herodes merencanakan pembunuhan bagi bayi-bayi yang berumur dua tahun ke bawah.

Setelah Herodes mati, Yusuf mendapat mimpi yang isinya memerintahkan dia dan Maryam kembali ke Palestina. Yusuf dan Maryam menaati petunjuk mimpi itu. Memang kenyataannya apa yang ditunjukkan dalam imipi itu sungguh benar adanya.

Gereja Orthodox Timur memperingati pesta St. Yusuf, tunangan Maryam, Sang Theotokos pada Minggu Pertama setelah pesta perayaan Kelahiran Kristus (Natal). Sedangkan Kekristenan Barat (Gereja Roma Katolik, Episkopal dan Lutheran) merayakan pestanya pada tanggal 19 Maret.

3. ZAMAN GEREJA MULA-MULA (GEREJA PURBA):

Mimpi yang Menuntun pada Kerendahan Hati: Mimpi St. Antonius tentang St. Paulus, Pertapa Eremit Pertama

Santo Paulus dari Thebes (sekitar 228 – 341/342) yang secara umum dikenal sebagai St. Paulus, Petapa Eremit Pertama atau St,. Paulus Sang Anachoret (mengundurkan diri, yang berarti menarik diri dari keramaian, lalu hidup menyepi) adalah penduduk asli Thebais Bawah, di Mesir. Ia memperoleh pendidikan agama yang baik dan benar. Selain sangat pandai dalam pengetahuan tentang Mesir dan Yunani, ia memiliki pribadi yang lemah lembut dan rendah hati serta takut kepada Tuhan.

St. Paulus memilih salah satu tempat di sebuah gua sebagai tempat tinggalnya. Tempat itu letaknya dekat pohon palma dan suatu mata air yang jernih. Dari dedaunan pohon palma itulah Paulus membuat pakaian untuknya dan buahnya itu menjadi makanannya. Di sana ia terus berdoa memohon kepada Tuhan agar penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Decius segera berakhir, dan ia dapat kembali ke kampung halamannya. Namun, Tuhan mempunyai suatu rencana lain atas dirinya, yaitu hidup dalam kesunyian padang gurun dalam doa dan laku tapa, lebih dekat dan mesra bersatu dengan Tuhan. Akhirnya, Paulus memutuskan untuk menetap di padang gurun itu ketika itu Paulus berusia 22 tahun. Hidup jauh dari dunia luar tidak memikirkan diri sendiri, tetapi Paulus begitu prihatin terhadap keadaan dunia saat itu, namun ia tidak mau terlibat secara langsung. Doa dan laku tapa dilakukannya, khususnya terhadap keadaan dunia, baginya cukup untuk mengetahui bahwa ada sebuah dunia dan ia hanya berdoa agar kebajikan meningkat.
Selama tinggal di padang gurun sampai berusia 43 tahun, Santo Paulus hidup dari buah-buahan dan pohon miliknya yang terdapat di sekitar gua itu. Selanjutnya sampai saat meninggalnya, seperti Nabi Elia, ia selalu diberi makan secara ajaib berupa roti yang dibawakan setiap hari oleh seekor burung gagak. Bagaimana cara kehidupannya dan apa yang diperbuatnya selama 90 tahun, tidak diketahui. Dalam ketersembunyian yang selama ini dilakukannya, Tuhan pun berkenan agar hambanya ini dikenal sebelum meninggal dunia sebagai salah seorang saksi-Nya.

Pada masa itu, hidup pula seorang pertapa seperti Santo Paulus, namanya Santo Antonius. Namun sayang, kalau Santo Paulus adalah seorang pertapa yang rendah hati, tetapi Santo Antonius seorang pertapa yang tergoda oleh kesombongan. St. Antonius membayangkan bahwa dirinya adalah orang yang pertama hidup bertapa, jauh dari manusia dan tidak ada seorang pun yang melayani Tuhan selama yang telah dilakukannya di hutan belantara. Tuhan berkenan mewahyukan kepada Santo Antonius dalam suatu mimpi, di mana St. Antonius diperintahkan untuk pergi mencari seorang hambanya yang sempurna ini, tersembunyi di daerah yang lebih terpencil di padang gurun dibandingkan dirinya. Hamba yang sempurna itu adalah Santo Paulus. Tak menunggu lama lagi, esok harinya Santo Antonius melakukan perjalanannya untuk mencari seorang pertapa yang belum diketahuinya seperti dalam mimpinya. Setelah dua hari satu malam, Santo Antonius akhirnya menemukan tempat kediaman Santo Paulus. Pertemuan antara dua pertapa ini sangat mengharukan. Mereka saling berpelukan, saling memanggil nama mereka masing-masing yang diketahui melalui wahyu Tuhan kepada mereka. Percakapan kedua pertapa ini sungguh mengharukan dan langsung terlibat percakapan yang akrab.

Santo Paulus meninggal pada tahun 342 Masehi, dalam usia 113 tahun, dimana selama 90 tahun ia hidup dalam kesunyian. Santo Paulus biasa disebut sebagai Pertapa Pertama, untuk membedakannya dengan nama Paulus yang lainnya. Jenazahnya telah dibawa ke Konstantinopel, oleh Kaisar Michael Comnenus, pada abad XII, dan kemudian ke Venisia pada tahun 1240. Raja Hungaria bernama Lewis I, mendapatkan jenazahnya dari Venesia, dan membawanya kembali ke Budapest, dimana kongregasi pertapaan Gereja Roma Katolik, Ordo St. Paulus Petapa Eremit Pertama (Latin: Ordo Sancti Pauli Primi Eremitæ) didirikan untuk menghormatinya. Ordo ini meneladan cara hidup yang telah dijalani selama ini oleh Santo Paulus. Gereja Orthodox Timur merayakan pesta peringatan pada tanggal 15/28 Januari. Gereja Barat Roma Katolik sendiri memperingati pestanya setiap tanggal 15 Januari.

Mimpi yang Berhubungan dengan Berdirinya Gereja Orthodox Armenia: Mimpi Xosroviduxt, saudara wanita dari Raja Tiridates III dari Armenia

Selama upacara agama pagan Raja Tiridates III (Trdat III atau Drtad III) (286-330), dan juga dikenal sebagai Tiridates Agung, meminta Gregorius (257 - 331) untuk meletakkan bunga karang pada kaki patung dewa Anahit di Eriza. Gregorius menolak dan menyatakan iman Kristennya. Penolakan ini membuat raja marah. Kemarahannya bertambah buruk ketika beberapa orang melaporkan bahwa Gregorius adalah putera Anak; agen Persia dan pengkhianat yang membunuh ayah Tiridates, Raja Chosroes I. Gregorius disiksa dan akhirnya dipenjarakan selama 14 tahun di ruang bawah tanah pada bagian bawah dataran Ararat yang saat ini adalah Gereja Khor Virap (bahasa Armenia: "Խոր Վիրապ", artinya “kedalaman penjara bawah tanah”) di Armenia.

Setelah balas dendam ini penyakit gila menimpa raja, dimana raja jatuh sakit dan menurut cerita, ia berperilaku seperti babi dan mengembara berkeliling tanpa tujuan di hutan. Saudara wanita dari raja, yaitu Xosroviduxt, bermimpi dimana Gregorius masih hidup di ruang tahanan bawah tanah dan hanya dialah yang dapat menyembuhkan raja. Atas petunjuk ini setelah 13 tahun sejak pemenjaraan, dan pengasingannya ia masih hidup walaupun kurus. Tetapi mereka mendapatkannya dan walaupun mengalami malnutrisi luar biasa, ia masih hidup. Ia masih hidup oleh kebaikan hati seorang wanita yang melemparkan sepotong roti setiap hari ke bawah untuknya di Khor Virap.
Gregorius seterusnya dipanggil dari penjaranya untuk memulihkan raja penyiksanya hingga pulih. Tiridates III di bawah menghadap ke Gregorius, dan secara mukjizat menyembuhkan sakitnya pada tahun 301 AD. Oleh kebajikan dari perantaraan kesalehan Gregorius, Tiridates III menjadi sembuh.

Sebagai hasil kesembuhan Raja Tiridates III, sang raja segera menyatakan Kekristenan sebagai agama resmi negara. Dan Armenia menjadi bangsa pertama yang secara resmi mengadopsi Kekristenan pada tahun 301. Pertapaan dan biara-biara Kristen, gereja-gereja dan sekolah-sekolah dibangun. Pada tahun 302, Gregorius menerima pentahbisan sebagai Katholikos-Patriarkh Gereja Apostolik Armenia dari Leontius dari Kaesarea dan memerintah dari tahun 301-325. Gregorius segera dikenal sebagai St. Gregorius Sang Illuminator atau St. Gregorius Sang Pemberi Terang (bahasa Armenia: Գրիգոր Լուսաւորիչ diterjemahkan Soorp Grigor Lusavorich, bahasa Yunani: Γρηγόριος Φωστήρ atau Φωτιστής, Gregorios Phoster atau Photistes), pendiri dan orang kudus pelindung Gereja Apostolik Armenia, Katholikos-Patriarkh pertama dari Takhta Suci St. Echmiadzin dan Katholikos Seluruh Armenia, dari Gereja Orthodox Armenia yang lebih dikenal sebagai Gereja Apostolik Armenia. Gereja Orthodox Timur memperingati pesta St. Gregorius Sang Pemberi Terang pada setiap tanggal 30 September/13 Oktober.

Raja Tiridates Agung sendiri meluangkan seluruh hidupnya dengan mencoba menghapuskan segala kepercayaan lama pagan dan menghancurkan tak terhitung patung-patung, kuil-kuil dan kitab-kitab pagan. Sebagai hasilnya, Armenia tidak tahu banyak tentang sejarah dan budaya purbakalanya. Tiridates III berkarya dengan giat untuk menyebarkan iman Kristen dan meninggal pada tahun 330 AD. Gereja Orthodox Timur menggelarinya sebagai orang kudus dan merayakan pesta peringatan St. Tiridates III pada tanggal 29 November/12 Desember.

4. ZAMAN PERANG SALIB DAN PEMERINTAHAN PARA KHALIFAH:

a. Mimpi Peringatan akan Keselamatan: Cerita Al-'Uris


Al-'Uris adalah seorang figur historis yang dikaitkan dengan keluarga Sultan Saladin atau Ṣalāḥ ad-Dīn Yūsuf ibn Ayyūb (bhs. Arab: صلاح الدين يوسف بن أيوب‎, Kurdish: سهلاحهدین ئهیوبی Selah'edînê Eyubî; (sekitar 1138 - 4 Maret 1193), orang Kurdish Muslim yang menjadi Sultan Mesir dan Syria dan catatan tentang dinasti Ayyubids dan konflik mereka dengan kaum Crusader (tentara perang salib). Sejarah Muslim mencatat suatu mimpi yang dialami Al-'Uris sebagai berikut:

"Al-'Uris melihat dalam mimpi Yesus Kristus, Anak Maria, yang kelihatannya menampakkan wajah-Nya kepada Al-'Uris dari surga. Al-'Uris bertanya kepada-Nya, "Apakah penyaliban itu benar-benar terjadi?" Yesus berkata, "Ya, penyaliban itu benar-benar terjadi." Al-'Uris kemudian menyampaikan mimpinya itu kepada seorang penafsir mimpi, yang berkata, "Orang yang melihat mimpi semacam ini akan disalibkan. Karena Yesus adalah sempurna dan hanya dapat berkata yang benar, namun penyaliban yang dibicarakan-Nya tidak berkaitan dengan diri-Nya karena Al-Qur'an secara jelas menyatakan bahwa Yesus tidak disalibkan atau dibunuh. Karena itu, ini hanyalah mimpi, dan dia yang mengalami mimpi itulah yang akan disalibkan." Hal ini terjadi seperti yang dikatakan penafsir mimpi. (hal.205)"

Sedihnya, diberitakan bahwa Al-'Uris mengalami kematian yang mengerikan beberapa saat setelah dia memberitahu mimpinya kepada seseorang yang tidak percaya atas kebangkitan Yesus. Jika cerita ini benar, jelas bahwa Yesus berusaha mengatakan kepadanya tentang kebenaran dari kematian dan kebangkitan-Nya untuk membawa Al-'Uris datang kepada-Nya. Barangkali Al-'Uris menyatakan imannya kepada Yesus sebagai Penyelamatnya karena cerita ini menyatakan dia sendiri disalibkan. Sebagai pencari kebenaran, barangkali dia bersedia mengikuti kebenaran itu kendati hal tersebut membawanya pada kematian yang tidak umum.

b. Mimpi Peringatan akan Kekalahan: Mimpi St. Fransiskus dari Assisi dan Perang Salib V (1217-1220)

Pada tahun 1219 ketika pecah perang salib V, St. Fransiskus dari Assisi (1181/1182 - 1226) pergi Mesir khususnya ke Kota Damietta. Ditemani oleh Sdr. Illuminatio, mereka menyeberangi arena pertempuran menuju ke perkemahan tentara muslim. Tentara muslim pun menangkap mereka dan membawa ke hadapan Sultan Malik al-Kamil. Tak disangka-sangka, Fransiskus dan Illuminatio diterima dengan ramah-tamah oleh sultan. Bahkan sultan berkenan mendengarkan uraian Fransiskus tentang Allah Tritunggal Mahakudus dan tentang Yesus Kristus penyelamat semua orang. Walaupun sultan tidak mau menerima pendamaian dan iman Kristen, keberanian dan kelembutan Fransiskus telah menimbulkan simpati dalam hati Sultan Malik. Sewaktu, Fransiskus dan Illuminatio berpamitan, sultan memberikan pengawal keamanan sampai batas daerah perkemahan tentara Kristen. Seorang sejarawan berkata, "Sultan bukan saja melepaskan kepergian Fransiskus dengan kekaguman terhadap sifat-sifat luar biasa dari orang itu, tetapi menerimanya sepenuh hati, memperlakukannya dengan ramah dan memberikan jaminan keamanan yang memungkinkannya untuk datang dan pergi, dengan ijin sepenuhnya untuk mengajar murid-muridnya serta mengikat perjanjian bahwa ia akan sering mengunjunginya." Kunjungan kepada orang-orang Saracen ini, menurut dugaan para biografer, karena didorong keinginan untuk mengubah agama Sultan.

Pada masa itu, pasukan Saracen dan istana-istana para pangeran mereka merupakan pusat kegiatan Sufi. Hampir bisa dipastikan bahwa di tempat inilah Fransiskus menemukan apa yang sedang dicarinya. Alih-alih mengubah agama para pasukan di kamp Muslim, tindakan pertama Fransiskus dalam menyeberangi kembali Sungai Nil adalah berupaya mencegah orang-orang Kristen untuk menyerang musuh. Melalui isyarat yang lazim, hal ini dijelaskan oleh para sejarawan sebagai akibat mimpi orang suci itu tentang kehancuran yang akan menimpa pasukan Salib. "Peringatannya disambut dengan kemarahan”, sebagaimana yang telah diramalkannya. Namun pada bulan November berikutnya, ramalan mimpinya itu benar-benar terbukti ketika pasukan Salib dipukul mundur dengan kekalahan besar dari tembok-tembok benteng Damietta.

Selama puasa bulan September 1224, Fransiskus ditemani beberapa sahabat yaitu Leo dan Masseo pergi ke gunung La Verna untuk berdoa. Pada malam pesta salib suci, ketika sedang berdoa sendirian di hutan, Fransiskus mendapat suatu penglihatan. Tampak olehnya, Yesus dengan rupa malaikat serafim, terpaku pada salib tetapi dalam kemuliaan. Penglihatan itu menyebabkan kaki, tangan dan lambung Fransiskus menampakkan luka-luka Yesus yang tersalib yang disebut stigmata. Fransiskus merasakan sakit sekali, namun penuh kegembiraan dan kemanisan. Akhirnya pada 3 Oktober 1226 sore hari, ia bertemu muka dengan Tuhannya yang di dunia ini dilihatnya dalam rupa roti di altar. 4 Oktober 1226, Fransiskus dikuburkan di Gereja San Giorgio di Asisi. Dua tahun kemudian tepatnya 6 Juli 1228, Fransiskus dikukuhkan sebagai orang kudus oleh Paus Gregorius IX (Ugolino, Count Segni) dari Anagni (19 Maret 1227 – 22 Agustus 1241). St. Fransiskus dari Assisi diperingati pestanya oleh Gereja Roma Katolik setiap tanggal 4 Oktober.

5. ABAD 19 – 20:

Mimpi Peneguhan: Mimpi St. Rafqa Boutrossie al-Choubouq al-Rais

St. Rafqa Pietra Choboq Ar-Rayès atau St. Rafqa Boutrossie al-Choubouq al-Rais (bhs. Arab: رفقا بطرسيّة شبق ألريّس, 29 Juni 1832 – 23 Maret 1914), juga dikenal sebagai Santa Rafka, adalah orang kudus Maronit Lebanon yang dikanonikasikan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 10 Juni 2001. Rafqa dibaptis oleh Abouna (=Romo; Pater, dalam bahasa Aram) Hanna al-Rais di gereja Mar Jergyes (St.George) sebagai Boutrossieh (Pierina, Pierrette atau Petronila dalam bahasa Perancis, yaitu bentuk feminin dari Boutros/Petrus).

Di tengah-tengah keributan diantara keluarganya mengenai perjodohannya, Boutroussie justru merasakan adanya panggilan untuk suatu cara hidup yang lain. Didalam hatinya ia merasa bahwa Allah memanggilnya untuk hidup membiara. Dalam kebingungannya ini Boutroussie menemukan sosok pembimbing rohani pada diri Abouna Youseff Gemayel. Abouna Youseff masih kerabat almarhum ibunya dan merupakan pembimbing rohani yang baik. Boutroussie sering mengunjungi Abouna Youseff di Paroki St. Mikael di Bifkaya dan di sana ia mengenal Konggregasi Mariamite yang didirikan oleh Abouna Youseff bersama para misionaris Yesuit. Pada tahun 1859 Boutroussie memutuskan untuk masuk Konggregasi Mariamite setelah ia diteguhkan lewat sebuah suara yang mengatakan kepadanya “kamu akan menjadi biarawati” saat ia dan 2 orang temannya berdoa di hadapan ikon Bunda Maria Pembebasan.

Kemudian, setelah tahun 1860, Boutroussie dipindahkan ke Byblos dan akhirnya ke sebuah desa bernama Maad. Kedatangan para suster Mariamite ke Maad difasilitasi oleh seorang kaya bernama Antoun Issa. Boutroussie menceritakan pengalaman rohaninya kepada Tuan Antoun bahwa ia ingin menjadi pertapa. Boutroussie menceritakan bagaimana ia mendapat mimpi bertemu St. Antonius Agung, St. Jergyes, dan St. Simon pertapa dan St. Simon memintanya bergabung dengan para pertapa Maronite yang dikenal dengan sebutan Baladite atau Baladiya (Ordo Maronit Lebanon). Boutroussie menceritakan bahwa mimpi ini memberinya kebahagiaan dan menghapuskan semua kekhawatirannya. Tuan Antoun dan Boutroussie sama-sama yakin bahwa mimpi ini adalah jawaban dari Allah atas pergumulan hidup Boutroussie. Selanjutnya Tuan Antoun membantu Boutroussie masuk biara Baladiya dengan meminta rekomendasi bagi Boutroussie dari sejumlah imam dan uskup yang dikenalnya.

Boutroussie kemudian menjadi biarawati di Pertapaan St. Simon al-Qarn di Aito dan tetap setia sampai akhir hayatnya. Ia mengganti namanya dari Boutroussie menjadi Rafqa, sesuai dengan nama ibunya, orang pertama yang memperkenalkan Kristus dan menanamkan rasa cinta kepada Allah dalam dirinya. Pada minggu pertama bulan Oktober 1885, Rafqa meminta agar Yesus memberinya penyakit dan penderitaan sehingga ia dapat menemani Yesus menanggung penderitaan dan sengsara-Nya. Doa Rafqa ini dijawab dengan cepat, ia menderita penyakit pada mata yang berakhir dengan kebutaan dan juga menderita lumpuh. Rafqa melewati tahun-tahun penderitaannya dengan penuh syukur karena diberi kesempatan untuk menemani Yesus dalam sengsara-Nya. Akhirnya setelah melewati penderitaan panjang Rafqa meninggal pada tanggal 23 Maret 1914, bertepatan pada hari Senin Abu (permulaan masa Prapaskah menurut kalender liturgi Maronite), ia meninggal sekitar 4 menit setelah menerima absolusi dan berkat terakhir.

Meskipun sakit parah, Rafqa selalu berusaha untuk menjalankan semua kewajiban hidup membiaranya. Sejauh mungkin ia berusaha agar dapat mengikuti ibadat bersama di kapel, dan ketika ia tidak mampu maka ia mengisinya dengan berdoa sendirian di tempat tidurnya. Sekalipun ia buta dan lumpuh namun ia tetap bekerja dengan menjahit dan menyulam. Rafqa yakin bahwa Allah sengaja tidak memberikan rasa sakit pada kedua tangannya agar ia tetap dapat bekerja dengan tangan itu. Rafqa mengalami penderitaan ini selama sekitar 20 tahun, dan kesaksian dari mereka yang pernah mengenalnya mengatakan kepada kita bahwa mereka tidak pernah melihat ia mengeluh. Dari diri Rafqa sendiri terlihat jelas bahwa ia menyadari benar bahwa penderitaannya adalah “bagi kemuliaan Allah, dengan ambil bagian dalam luka Yesus dan mahkota duri-Nya”. St. Rafqa Boutrossie al-Choubouq al-Rais diperingati pestanya oleh Gereja Maronit, Lebanon, Gereja Roma Katolik dan Gereja Katolik Timur pada setiap 23 Maret.

REFERENSI

1. ____________. Encyclopedia Americana, Manufactured in USA, 1978.

2. ____________. Jawaban Email Rm. Daniel untuk Theophanes Lulus (12 Sept 05). Date: Wed, 14 Sep 2005 07:56:39 -0700 (PDT). From: "Danny Byan" Subject: Dari Romo Daniel untuk Nanda Theophanes: Mengenai Mimpi,

3. Dr. Frank S. Caprio. Di simpang Cinta; Harus Ke mana? Penerbit Mega Media, Jakarta. 1985.

4. Cliffort Geertz. The Religion of Java. Chicago Press. 1986.

5. Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa. Penerbit PT. Gramedia. 1980.

6. Tarif Khalidi. The Muslim Jesus: Sayings and Stories in Islamic Literature. Harvard University Press, 2001. Jamal al-Din Wasil (d. 697/1298), Mufarrij al-Kurub, 1:248. Cf. al-Abshihi, al-Mustatraf, 2:83 (variant).

Website:

7. Agathangelos. History of St. Gregory and the Conversion of Armenia: http://www.vehi.net/istoriya/armenia/agathangelos/en/AGATHANGELOS.html

8. AnnaMarie. Fakta Ilmiah tentang Mimpi. http://artikelindonesia.com/fakta-ilmiah-tentang-mimpi.html

9. From Wikipedia, the free encyclopedia: Gregory the Illuminator; Saladin; Paul of Thebes; Rafqa Pietra Choboq Ar-Rayès

10. Idries Shah. Mahkota Sufi Menembus Dunia Ekstra Dimensi: Misteri-misteri di Barat IV: Francis Assisi: http://media.isnet.org

11. Lucid Dream. http://www.se-indo.net/forum/77-kese...cid-dream.html

12. Mang Ucup Artinya Mimpi. http://enlightenment.multiply.com/journal/item/107

13. Pondsius Takaliuang. Antara Kuasa Gelap dan Kuasa Terang. Occultisme Ditinjau Dari Segi Iman Kristen. Diterbitkan oleh: Departemen Literatur Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia. Batu. Malang. Cetakan Ketujuh. 1987.

14. Pdt. H. Soekahar. B.Th. Mimpi. Bagaimana Sikap Orang Kristen Terhadapnya?. Penerbit Gandum Mas. Malang. Cetakan Pertama. 1987.

15. Pdt. H. Soekahar. B.Th. Satanisme Dalam Pelayanan Pastoral. Suatu Uraian Singkat Tentang Demonologi. Penerbit Gandum Mas. Malang. Cetakan Pertama. 1986.