Oleh:
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
Paroikia St. Iona dari Manchuria, Surabaya
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
I. Apa dan Siapakah para Martir Baru (Syuhada Baru)?
Gelar Martir Baru (Syuhada Baru) atau Neomartir (bhs. Yunani: νεο, neo, prefiks untuk "baru", dan μάρτυς, martis, "saksi") dari Gereja Orthodox Timur pada awalnya diberikan kepada para martir yang meninggal di bawah para penguasa bidat (sesat) [(mula-mula para martir yang di bawah kaum pagan (kafir)]. Kemudian Gereja Orthodox Timur menambahkan ke dalam daftar mereka yang syahid di bawah penguasa Islam dan berbagai rezim modern, terutama yang Komunis, yang didukung ateisme militan. Secara resmi, era dari para Martir Baru dimulai dengan jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453. Di antara mereka diperingati tidak hanya mereka yang memberikan hidup mereka dalam kemartiran, tetapi juga mereka yang dicatat sebagai Konfesor (Pengaku Iman) bagi Iman Orthodox.
Para Martir Baru Kristen Gereja Orthodox di negara-negara bekasUni Soviet adalah orang-orang kudus yang dibunuh oleh kaum Bolshevik atau Bolshevist merah (NKVD komunis) dan Tentara Merah (Red Army) selama pemerintahan Josef Stalin atau Iosif (Josef) Vissarionovich Stalin (Bahasa Rusia: Иосиф Виссарионович Сталин, Iósif Vissariónovich Stálin), nama asli Ioseb Jughashvili (Bahasa Georgia: იოსებ ჯუღაშვილი, bahasa Rusia: Иосиф Джугашвили, Iósif Dzhugashvíli) (Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet ke-1: 3 April 1922 – 5 Maret 1953) dan Vladimir Illich Lenin (huruf Sirilik: Влади́мир Ильи́ч Ле́нин). Nama aslinya adalah Vladimir Ilyich Ulyanov (huruf Sirilik: Влади́мир Ильи́ч Улья́нов) (Pemimpin partai Bolshevik, Perdana Menteri Uni Soviet pertama, Kepala Negara de facto pertama Uni Soviet: 30 Desember 1922 – 21 Januari 1924).
II. Bolshevik, NKVD dan Red Army: Para Pelaku Teror dan Pencabut Nyawa
Pihak-pihak yang berperan melakukan teror dan pembunuhan-pembunuhan hingga melahirkan banyak Martir Baru pada era Soviet ini adalah kaum Bolshevik, NKVD dan Red Army. Siapakah mereka itu?
Bolshevik, awalnya juga Bolshevists (bhs. Rusia: большевики, большевик (tunggal), berasal dari bol'shinstvo, "mayoritas", yang berasal dari bol'she, "lebih", bentuk perbandingan bol'shoi, "besar") adalah faksi dari Partai Buruh Sosial Demokrat Marxis Rusia (Marxist Russian Social Democratic Labour Party (RSDLP)) yang terpecah dari faksi Menshevik di Kongres Partai Kedua pada tahun 1903. Bolshevik adalah faksi mayoritas dalam pemungutan suara yang penting. Mereka akhirnya menjadi Partai Komunis Uni Soviet. Bolshevik berkuasa di Rusia selama fase Revolusi Oktober dari Revolusi Rusia tahun 1917, dan mendirikan negara Uni Soviet.
NKVD adalah Komisariat Rakyat untuk Urusan Dalam Negeri (bhs. Rusia: Народный комиссариат внутренних дел; Narodnyy komissariat vnutrennikh del, NKVD) (bahasa Rusia: НКВД) adalah organisasi polisi rahasia Uni Soviet yang secara langsung melaksanakan peraturan Negara adi-daya Uni Soviet, termasuk represi politik, pada era Joseph Stalin. NKVD berisi angkatan polisi reguler dari Uni Soviet (termasuk polisi lalu lintas, pemadam kebakaran, penjaga perbatasan dan arsip-arsip) tetapi lebih dikenal untuk kegiatan Gulag (bahasa Rusia: ГУЛаг; adalah singkatan untuk Главное управление исправительно—трудовых лагерей и колоний, "Glavnoye upravleniye ispravitelno-trudovykh lagerey i kolonii", atau "Direktorat (atau Administrasi) Kepala untuk Kamp dan Koloni-koloni Kerja Paksa Hukuman" dari NKVD.) dan Direktorat Utama Keamanan Negara (bhs Rusian: Glavnoe Upravlenie Gosudarstvennoi Bezopasnosti, Главное управление государственной безопасности, ГУГБ, GUGB), yang akhirnya menjadi Komite Keamanan Negara (KGB atau dalam bahasa Rusia: КГБ: Комитет государственной безопасности (Komitet gosudarstvennoy bezopasnosti). NKVD melakukan eksekusi ekstra-yudisial rakyat, menjalankan sistem Gulag kamp-kamp kerja paksa, menekan perlawanan bawah tanah, melakukan deportasi massal seluruh etnik yang ada dan para kulak (bhs. Rusia кула́к, adalah sebuah sebutan untuk petani yang relatif makmur yang terjadi pada akhir Kekaisaran Rusia dan juga pada awal-awal berdirinya Uni Soviet) ke daerah-daerah tidak berpenghuni dalam negara, menjaga batas-batas negara, melakukan spionase dan pembunuhan politik luar negeri, bertanggung jawab untuk mempengaruhi pemerintah asing, dan memberlakukan kebijakan Stalinis dalam gerakan komunis di negara-negara lain.
Tentara Merah (bahasa Rusia: Рабоче-Крестьянская Красная Армия, Raboche-Krest'yanskaya Krasnaya Armiya; RKKA (Tentara Merah Buruh-Petani) dimulai sebagai milisi revolusioner Uni Soviet selama Perang Saudara Rusia dari 1918-1922. Tentara Merah tumbuh. Menjadi tentara nasional Uni Soviet. Pada tahun 1930-an Tentara Merah merupakan salah satu pasukan terbesar dalam sejarah. Pada tanggal 25 Februari 1946, Tentara Merah berganti nama menjadi Tentara Soviet (Советская Армия, Sovetskaya Armiya).
III. Masa Penganiayaan dan Banjir Darah para Martir Baru
Dari bulan Oktober 1917, ketika kaum Bolshevik merebut kekuasaan, sampai sekitar tahun 1988, tahun dimana Kekristenan Orthodox Rusia merayakan ulang tahun ke-1000-nya, Gereja Orthodox di Uni Soviet berada dalam situasi penyerangan. Intensitas penganiayaan berbeda-beda selama masa 70 tahun kekuasaan komunis itu, tetapi sikap dasar petinggi-petinggi komunis tetap sama: keyakinan agama di dalam segala manifestasinya adalah suatu kesalahan yang harus ditekan dan dilenyapkan.
Maka komunisme Soviet membaktikan diri sepenuhnya terhadap prinsip-prinsip fundamentalnya bagi atheisme yang bersifat agresif dan militan. Negara komunis yang bersifat totaliter ini menggunakan semua bentuk propaganda anti agama, sementara tak mengizinkan Gereja mempunyai hak apapun untuk menjawab.
Maka pada sekitar tahun 1920 – 1930-an sejumlah besar bangunan gereja ditutup, dan sejumlah besar para Episkop (uskup) dan presbiter (imam), para monakh (rahib dan rahibah) serta orang awam dikirim ke penjara dan kamp-kamp konsentrasi. Berapa banyak orang yang dihukum atau mati karena perlakuan buruk tidak dapat dihitung. Nikita Struve menyediakan suatu daftar uskup martir yang daftarnya mencapai 130 nama dan bahkan inipun dia istilahkan sebagai ”bersifat sementara dan tidak lengkap”. Jumlah seluruhnya dari para imam martir tentu saja kan melebihi berpuluh-puluh ribu. Tentu saja para orang percaya yang beragama bukan satu-satunya yang menderita di bawah pemerintahan teror Stalin dan penguasa komunis lainnya, tetapi mereka menderita lebih dari pada orang yang lain. Tidak ada satupun yang skalanya dapat dibandingkan sama sekali yang pernah terjadi dalam penganiayaan-penganiayaan di bawah Kekaisaran Romawi. Dipercayai bahwa dalam masa 30 tahun sesudah Revolusi Rusia ini lebih banyak orang Kristen Orthodox yang mati karena iman mereka daripada masa 300 tahun sesudah Penyaliban Kristus.
Kata-kata dari Proto Presbiter Avvakum Petrov (Kondratiev) (bhs. Russian: Аввакум Петров (Кондратьев)) (20 November 1620 atau 1621 – 14 April 1682) yang diucapkan pada abad ke-17, tentu saja digenapi di bawah komunisme Soviet tiga ratus tahun kemudian:
”Setan telah merebut Rusia kita yang gemilang dari Allah, agar dia boleh menjadi merah oleh darah para martir”
IV. Para Martir Baru yang Jaya
Berikut ini adalah sebagian kecil dari para Martir Baru Kristen Orthodox pada Masa Penganiayaan Uni Soviet dan Kaum Atheis-Komunis terhadap Gereja pada tahun 1918 – 1939, Mereka adalah dari kalangan hirarkhi Gereja Orthodox, dari Katolikos-Patriarkh, para Episkop Agung (Uskup Agung), Uskup, para Presbiter monakh (Hieromonakh; Imam Rahib), Presbiter Menikah (Imam menikah), Monakh – monakhi (biarawan - biarawati) sampai kaum awam.
Santo Pimen (Belolikov)
Uskup Alma-Ata di Kazakhstan (wafat 1918)
Lahir di Cherepovets, Rusia; studi di Kyiv, Ukrania; misionaris di Iran.
Ditangkap oleh Tentara Merah (Red Army) dan dieksekusi dengan ditembak di hutan kecil Baum di Alma-Ata.
Sebuah bujur-sangkar menakjubkan dari lumut merah tumbuh di tempat dimana tubuh yang sudah dieksekusi dari Santo Pimen tergeletak.
Santo Petrus (Zverev)
Uskup Agung Voronezh (wafat 1929).
Ia ditangkap oleh penguasa Soviet pada tahun 1926 dan dijebloskan dalam penjara di kamp konsentrasi Solovki, dimana ia meninggal akibat penyakit tipus.
Ketika ia dikuburkan dan makamnya ditutup dengan tanah, sebuah pilar bercahaya terang berkilauan di atasnya dan orang kudus itu menampakkan diri di situ untuk memberkati setiap orang.
Sebuah pohon birch tumbuh berbentuk salib (!) dekat Skiti (monasteri / biara kecil dalam kehidupan monastik semi eremitik, dibawah pimpinan seorang ”Yeronda” atau ”Staretz”) Penyaliban Golgota, dimana Santo Petrus (Zverev) meninggal di pulau Anzer, Solovki, Rusia bagian Utara.
Santo Theopanus (Ilmenskiy)
Uskup Perm dan Solikamsk di Rusia (wafat 1918).
Ia ditenggelamkan dalam keadaan telanjang oleh kaum bolshevik di sungai Kama di Perm dalam suhu membeku minus 30 derajat Celsius. Sebelum ditenggelamkan, ia digantung dengan rambutnya berulang-kali diturunkan ke dalam air dingin membeku hingga tubuhnya tertutup es.
Santo Sergius (Florinskiy)
Seorang imam di Rakvere di Estonia (wafat 1918).
Ia dieksekusi oleh kaum komunis dengan ditembak mati di hutan Palermo dekat Rakvere. Pada tahun 2003 ketika digali tubuhnya ditemukan dalam keadaan utuh-tidak membusuk. Sekarang tubuh Santo Sergius ada di dalam Gereja Kelahiran Sang Perawan Maria dari Rakvere.
Santo Kirion II (Sadzaglishvili)
Katolikos-Patriarkh Georgia, martir (wafat 1918).
Pada 27 Juni 1918, Patriarkh Kirion II ditemukan dibunuh oleh kaum bolshevik di tempat tinggal patriarkhat di Monasteri (Biara) Martqopi, Georgia.
Santo Serafim dan Santo Theognostus
Para martir dari Kizil-Zhar (wafat 1921).
Serafim (Bogoslovsky), lahir di Ukraina, tiba di Kazakhstan dari pertapaan Hlynsky di Ukraina Timur. Ia ditembak di punggungnya oleh Tentara Merah.
Theognostus ditembak dijantungnya pada waktu tidur.
Cahaya supernatural nampak pada waktu ibadah sembahyang malam untuk menghormati Santo Serafim dan Theognostus di atas makam mereka di Kizil-Zhar dekat Alma-Ata di Kazakhstan. Sejumlah penyembuhan dan mukjizat tercatat terjadi di makam mereka.
Santo Konstantin (Podgorskiy)
Seorang imam menikah dan martir dari Kirzhemany (wafat 1918).
Ia disiksa dan disalibkan di pintu gerejanya!
Kaum komunis memukuli dia pada saat sembahyang harian (sholat), meretakkan tempurung kepalanya, memotong jarinya dan memaksa dia menarik kereta kuda melewati desa.
80 tahun kemudian tubuhnya digali dalam keadaan lengkap tidak membusuk!
Bahkan pakaiannya, sepatu and Kitab Injilnya tetap utuh seperti baru.
Santo Hermogen (Dolganev)
Uskup Tobolsk (wafat 1918).
Ia ditenggelamkan oleh bandit-bandit komunis di sungai Tura.
Pada pk. 00.30 AM dengan batu dilehernya ia dilemparkan ke dalam sungai dari kapal.
Pada tahun 1906 St. Yohanes dari Kronstadt menubuatkan kemartirannya dengan membandingkan kematiannya itu dengan kemartiran St. Stefanus Sang Martir Pertama.
Santo Konstantin dari Merkushino atau Konstantin Bogoyavlenskiy (wafat 1918)
Seorang imam Orthodox berusia 22 tahun yang dieksekusi oleh kaum bolshevik merah.
Ia melayani di sebuah gereja desa St. Mikael Sang Malaikat Agung di Merkushino.
Kaum komunis memaksa dia menggali lubang kubur untuk dirinya sendiri.
Mereka menembak dia di kepalanya dan melempar tubuhnya ke sana.
Pada tahun 2002 dengan secara tak sengaja tubuhnya ditemukan dalam keadaan tak membusuk, tetap utuh!
Relikwi-relikwi kudus utuh tak membusuk dari Santo Konstantin dari Merkushino ini ada di desa Merkushino, wilayah Yekaterinburg, Rusia.
Mereka menemukan relikwi itu waktu menjalankan mesin penggali di desa itu pada waktu restorasi gereja tua itu pada tahun 2002.
Yang Terberkati Alexy dari Yelnat atau Yurodiviy Alexei Voroshin (wafat 1937)
Yang Terberkati Alexy berasal dari Yelnat, distrik Yuryevets, wilayah Ivanovo di Rusia.
Ia dikaruniai karunia nubuat dan meramalkan masa depan dari banyak orang di desanya.
Ia menubuatkan datangnya Perang Dunia II sebagai hukuman dari Allah. Ia tahu hal-hal tersembunyi.
Ia ditangkap oleh orang-orang Soviet dan disiksa di penjara Kineshma dimana ia meninggal.
Relikwinya ada di Biara Sviato-Vvedensky di Ivanovo, Rusia.
Santo Serafim (Zvezdinskiy)
Uskup Dmitrov (wafat 1937).
Ia ditangkap oleh kaum komunis dan dieksekusi dengan cara ditembak di Ishim, wilayah Tyumen di Siberia.
Santo Kirill (Smirnov)
Metropolitan Kazan (wafat 1937).
Santo Kirill (Smirnov) dieksekusi dengan ditembak di Shymkent di Kazakhstan Selatan pada 20 November 1937 oleh keputusan NKVD Soviet.
Martir Veniamin (Troitskiy)
Uskup Ufa (wafat 1937).
Ia banyak memberikan pengaruh pada pemuda Orthodox.
Pada tahun 1922 ia ditangkap (oleh kasus dari Santo Piotr (Zverev), dideportasi selama 2 tahun ke Tashkent di Uzbekistan.
Ia dijatuhi hukuman pada tahuun 1930 selama 10 tahun di kamp-kamp konsentrasi.
Di eksekusi oleh NKVD Soviet dengan ditembak di rumah tahanan di Samara.
Santo Ilarion (Troitskiy)
Uskup Agung Vereya (wafat 1929).
Ia ditangkap oleh kaum komunis, dikirim ke kamp konsentrasi Solovki.
Ia seorang teolog terkemuka dan sekretaris Patriarkh Rusia St. Tikhon.
Ia meninggal karena tipus di penjara di St. Petersburg.
Tubuhnya ditemukan dalam keadaan utuh, awet, tidak membusuk, memancarkan bau wangi.
Relikwi-relikwi kudus dan awet dari Santo Ilarion Troitskiy ada di Biara Stretensky di Moskow.
Santo Theodore dari Tobolsk
Ia seorang lumpuh, penghibur banyak orang percaya, dihormati banyak orang tapi tidak demikian dengan kaum komunis.
Ia dibawah ke penjara dan dieksekusi dengan ditembak di punggungnya.
Tiga martir dari Krasnoufimsk (wafat 1918): Santo Lev (Yershov), Santo Alexander (Malinovskiy), Santo Alexander (Budrin)
Para imam di Gereja Allah Tritunggal Kudus di Krasnoufimsk, wilayah Yeterinburg di Rusia.
Pada tahun 2002, ketika relikwi-relikwi dari orang kudus terakhir ditemukan, sebuah tanda ajaib dari tiga salib nampak di langit!
Mereka dibunuh oleh kaum komunis pada tahun 1918.
Santo Faddey (Uspenskiy)
Uskup Agung Tver (wafat 1937).
Ia diperlakukan sebagai orang kudus semasa hidupnya. Dipenjarakan oleh kaum komunis.
Bunda Allah menampakkan diri satu kali pada malam hari kepada kepala penjara berpesan untuk tidak menyentuh laki-laki kudus ini. Ia terlihat dalam cahaya bersinar. Santo Faddey dieksekusi di penjara.
Relikwinya ditemukan pada tahun 1993 dan ditempatkan di Katedral Kenaikan Kristus di Tver, Rusia.
Para martir dari Puzo: Santa Maria, Santa Daria, Santa Evdokia, Santa Daria (wafat 1919)
Para biarawati kudus di desa Puzo (Suvorovo), wilayah Nizhniy Novgorod, Rusia.
Mereka dipukul, disiksa dan dieksekusi oleh para pemberontak komunis.
Merpati-merpati putih nampak di bahu-bahu mereka ketika mereka dipukul.
Ketika Evdokia ditembak, sebuah piala nampak naik di udara dan berjalan di udara di atas selnya. Kubur mereka mengeluarkan bau wangi yang kuat.
Relikwi-relikwi ajaib mereka ditemukan pada tahun 2001 dan disimpan di Gereja di Puzo.
Santo Victor (Ostrovidov)
Uskup Glazov dan Viatka (wafat 1934).
Ditangkap beberapa kali, dipenjarakan di kamp konsentrasi Solovki.
Pada tahun 1932 divonis 3 tahun deportasi ke bagian utara dari Komi dimana ia meninggal.
67 tahun kemudian relikwinya ditemukan utuh meskipun di tanah berpaya-paya.
Relikwinya mengeluarkan bau harum dan diketahui oleh mukjizat kesembuhan, tetap disimpan di Biara Tritunggal Kudus dari Viatka.
Para martir dari Vyshegorod: Santo Alexander (Smirnov) dan Santo Theodore (Remisov) (wafat 1918)
Mereka adalah imam-imam desa di Vyshegorod, Rusia. Mereka dieksekusi oleh pemberontak-pemberontak Tentara Merah pada hari pesta peringatan St. Kosmas dan St. Damianus.
Kepala Alexander dipenggal, ia ditembak dua kali, ditusuk benda tajam dua kali, tetapi secara mukjizat oleh kuasa Allah tetap hidup!
Hanya setelah jantungnya ditusuk, ia meninggal.
Lihat video:
Para Martir Baru Kristen Orthodox pada Masa Penganiayaan Soviet terhadap Gereja pada tahun 1918 – 1939 : http://www.youtube.com/watch?v=8jj1bepQgTw
Referensi
1. Episkop Timothy Ware (Penterjemah : Arkhimandrit Daniel Bambang PhD). Mari Mengenal Kekristenan Timur. Sejarah Gereja Orthodox. Satya Widya Graha. 2001.
2. Nikita Struve. Christian in Contemporary Russia. London. 1967.
3. Presb. DR. Daniel Bambang Dwi Byantoro. Garis Besar Sejarah Perkembangan Gereja Orthodoks. Gereja Orthodox Indonesia. Solo. 1989.
4. Zakharii New Orthodox Christian Martyrs of Soviet Persecutions of the Church in 1918. "Stikhari Paskhi" (Easter Verses), Orthodox chant by united choir of Kyiv Theological Academy and of Kyiv Caves Lavra in Ukraine. March 31, 2010 – 1939.
5. Dan lain-lain.
.
Sabtu, 18 Desember 2010
Minggu, 05 Desember 2010
[Ruang Kadaver] : Alexander Agung: Sang Penakluk yang Tertakluk dan Tiga Permintaan Terakhirnya
Oleh:
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
Paroikia St. Iona dari Manchuria, Surabaya
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Ruang Kadaver adalah Ruang penyimpanan kadaver (mayat manusia yang telah di awetkan dengan diberi formalin) yang terletak di basement, yang terdiri dari rak-rak berisi kadaver, kantung mayat berwarna oranye, maupun kolam formalin yang berisi kadaver-kadaver yang masih terendam.
Setelah Allah, kematian juga bersifat adil. Kematian menegakkan keadilan bagi siapapun. Kematian tak terelakkan bagi siapapun, cepat atau lambat, walau tak diharapkan. Kematian akan menghampiri manusia tanpa pandang-bulu, tanpa pilih-kasih dan tak seorangpun bisa mencegah kedatangannya, yang dengan berbagai macam cara yang kadang tak terpikirkan, bahkan kadang seperti pencuri di tengah malam. Kematian bagian dari hidup setiap manusia! Di dunia ini, ”kehidupan” bersanding mesra dengan ”kematian”!
Artikel-artikel tentang kematian di ”Ruang Kadaver” ini bukan dimaksudkan untuk sekedar dibaca, tetapi lebih lagi untuk direnungkan. Merenungkan kematian tujuannya hanya satu: supaya kita selalu ingat (bhs. Jawa: ”eling”; dalam Kamus Besar Bahasa Indonesis Edisi ketiga (Balai Pustaka 2002) ”Eling” berarti berpikir sehat, bijaksana, pantas, ingat akan Tuhan Yang Maha Esa) dengan Sang Khalik, refleksi, mawas diri, akan kesementaraan hidup tubuh kita ini, bahwa kita semua akan mengalami kematian dan akan memasuki dunia keabadian dan masa penghakiman akhir. Karena itu sebaiknya mempersiapkan diri dan menggunakan waktu yang ada dalam hidup saat ini dengan hidup penuh hikmat (Efesus 5:16; Kolose 4:5).
Alexander Agung Sang Penakluk Tiga Benua
Alexander (yang) Agung (Alexander the Great; bahasa Yunani: Μέγας Ἀλέξανδρος ("Megas Alexandros") atau Alexander III dari Makedonia atau dikenal juga sebagai Iskandar Agung (20/21 Juli 356 - 10/11 Juni 323 sM) adalah seorang penakluk asal Makedonia. Gelar The Great atau Agung di belakang namanya diberikan karena kehebatannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain serta keberhasilanya menaklukkan wilayah yang sangat luas hanya dalam waktu 10 tahun. Ia diakui sebagai salah seorang pemimpin militer paling jenius sepanjang zaman. Ia juga menjadi inspirasi bagi penakluk-penakluk seperti Hannibal, Pompey dan Caesar dari Romawi, dan Napoleon. Dalam masa pemerintahannya yang singkat, Alexander mampu menjadikan Makedonia sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia. Dia adalah anggota paling terkenal dari Dinasti Argead dan pencipta salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah kuno. Alexander Agung hidup di masa yang disebut "inter-testamental period" (antara 400 sM - 1 M) disebut pula dengan istilah "Silent Ages!". Dan Alexander ini hidup 3 abad sebelum Yesus lahir.
Alexander Agung adalah salah satu tokoh yang dianggap sebagai Dzul Qarnain (Iskandar Zulkarnain) yang dapat ditemukan pula pada kitab suci Al Qur'an, Surah Al Kahfi 83-101. Dikisahkan ialah yang mengurung bangsa Ya’juj dan Ma’juj (Gog dan Magog) - yang menurut hadist shahih, bangsa tersebut akan keluar di akhir zaman. Riwayat ini bemula dari saat ia akan menaklukkan suatu daerah, penduduk tersebut tanpa disangka bersedia mengikutinya. Asal bangsa Yajuj dan Majuj dikurungnya. Maka Iskandar Dzulqarnain mengurung kedua bangsa tersebut. Dan para penduduk pun bersedia ditaklukkan dengan suka cita. Anggapan tersebut datang dari kisah Alexander Romance yang sudah ada sebelum Islam. Beberapa allamah Muslim menolak anggapan Alexander Agung adalah Dzul Qarnain, sebab Alexander Agung bukanlah monoteis, sedangkan Dzul-Qarnain adalah penyembah Allah dan hanya seorang penguasa.
Walaupun hanya memerintah selama 13 tahun, semasa kepemimpinannya ia mampu membangun sebuah imperium yang lebih besar dari setiap imperium yang pernah ada sebelumnya. Pada saat ia meninggal, luas wilayah yang diperintah Alexander berukuran 50 kali lebih besar daripada yang diwariskan kepadanya serta mencakup tiga benua (Eropa, Afrika, dan Asia). Di Afrika, Alexander menaklukkan Mesir dan mendirikan kota Alexandria atau dalam bahasa Arabnya, Iskandariah. Selama ekspansinya beberapa kota yang didirikannya semuanya dinamai berdasarkan namanya, seperti Alexandria atau Alexandropolis. Salah satu dari kota bernama Alexandria yang berada di Mesir, kelak menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu. Di benua Asia, dia menaklukkan Iran sampai ke India. Pada tahun 332 sM Alexander datang ke Yerusalem.
Penyatuan wilayah dari Makedonia hingga Persia oleh Alexander Agung menyebabkan terbetuknya perpaduaan kebudayaan Yunani, Mediterrrania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan kebudayaan Hellenisme. Pengaruh Hellenisme ini bahkan sampai ke India dan Cina. Khusus di Cina, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan artefak yang ditemukan di Tunhuang. Terhadap semua daerah jajahannya Alexander mempersatukannya dengan membuat Koine Dialek, (istilah koine itu berarti umum); jadi Koine Yunani berarti bahasa Yunani yang berlaku untuk umum, untuk masyarakat luas. Sebelum Alexander berkuasa, bahasa Yunani merupakan campuran dari sejumlah dialek atau bahasa daerah. Ketika Alexander berkuasa, ia berupaya agar bahasa Yunani itu menjadi bahasa yang digunakan untuk umum atau masyarakat luas. Jadi salah satu dampak dari tokoh Alexander Agung ini ada dalam Perjanjian Baru, yang paling nyata adalah naskah bahasa asli Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani.
Pada masa penjajahannya Alexander juga membangun infrastruktur dengan pembangunan jalan-jalan yang menghubungkan daerah satu dengan yang lain pada wilayah jajahannya, dan kemudian ratusan tahun kemudian memberikan kemudahan bagi para Rasul untuk memulai mengabarkan Injil, tentu saja kita boleh memandang hal ini sebagai kemudahan karena Para Rasul tidak perlu ”babat alas”, dan dengan mudah melalui jalan-jalan yang sebelumnya telah dirintis mulai dari masa pemerintahan Alexander Agung itu.
Alexander dianggap besar kemungkinan berwajah rupawan, dan dia sering amat bermurah hati kepada musuh yang dikalahkannya. Di lain pihak, dia juga seorang ”egomaniac” dan bertabiat kejam. Pada suatu peristiwa, dalam suatu pertengkaran dalam keadaan slebor, dia membunuh teman akrabnya, Clertus, seorang yang pernah menyelamatkan jiwanya. Selama perjalanan ekspansi dan penaklukannya, ia mengeksekusi banyak satrap (semacam gubernur) dan pejabat yang bertindak melenceng sebagai contoh.
Dalam perjalanan ekspansi dan penaklukan-penaklukannya, sewaktu di Babilonia, Alexander tiba-tiba terkena sakit parah dan mengalami demam selama 11 hari sebelumnya akhirnya meninggal pada tanggal 10 Juni 323 sM, dalam usia sekitar 33 tahun. Penyebab kematian yang sesungguhnya tidak jelas.
Alexander Agung Sang Tertakluk dan Tiga Permintaan Terakhirnya
Ketika dalam perjalanan pulang dari menaklukkan beberapa negara, dia jatuh sakit. Pada saat ini negara yang ditaklukan, harta yang dikuasai dan pedang sakti yang dimiliki, kejayaan pasukan untuknya semua ini dirasakan tidak lagi berarti baginya. Dia tahu nyawanya segera akan dicabut oleh Tuhan, dia sudah tidak bisa kembali ke negaranya. Pada saat ini ia berpesan kepada Jenderalnya: ”Sebentar lagi saya akan meninggalkan dunia ini, saya mempunyai 3 permintaan, kalian harus mengabulkan permintaan yang saya sebut ini.” Jenderal dan para bawahannya menitikkan air mata.
“Permintaan pertama saya adalah peti mati saya harus dokter saya sendiri yang membawa pulang.” Alexander menghela nafasnya, melanjutkan perkataannya: ”Permintaan kedua saya adalah ketika peti mati saya diantar kekuburan, sepanjang jalan yang menuju ke kuburan harus meletakkan emas, permata dan harta karun yang saya miliki.” Setelah menyelimuti dirinya dengan selimut woolnya, memejamkan mata dan beristirahat sebentar, dia melanjutkan berkata:
”Permintaan terakhir saya ialah letakan kedua tangan saya diluar peti mati saya.” Semua orang yang terkumpul disana merasa heran, tetapi tidak ada yang berani bertanya. Jenderal kesayangan Alexander setelah mencium tangannya lalu bertanya:” Paduka, kami pasti akan mengabulkan semuanya sesuai dengan permintaan Paduka, tetapi dapatkah Paduka katakan maksud dibalik ketiga permintaan terakhir Paduka tersebut?”
Alexander menarik nafas panjang dan berkata :”Saya mau semua orang didunia ini mengerti saya baru mendapat 3 pelajaran yaitu saya menyuruh dokter saya sendiri membawa pulang peti mati saya, karena saya mau orang didunia ini tahu bahwa dokter tidak bisa benar-benar menyembuhkan penyakit, menghadapi kematian dia juga tidak berdaya. Saya harap orang di dunia ini benar-benar bisa menghargai nyawanya dengan tidak melakukan hal-hal berdosa.”
Permintaan kedua yaitu supaya orang didunia ini jangan seperti saya hanya mengejar harta, saya menghabiskan seumur hidup saya hanya untuk mengejar harta benda, tetapi terkadang sia-sia hanya menghabiskan waktu saja. Permintaan ketiga adalah supaya orang didunia tahu saya lahir dengan tangan kosong, ketika pergi juga dengan tangan kosong.” Setelah habis berkata sambil menutup matanya, Alexander menghembuskan nafas terakhirnya.
Referensi
1. _________________. Dzulqarnain bukan Alexander Agung. Majalah Asy Syariah Vol IV/2008. http://visipramudia.wordpress.com. Posted by: Dadan Gumbira Pramudia on: April 24, 2008
2. Erabaru.Net. Tiga Permintaan Terakhir Kaisar Alexander. Selasa, 13 April 2010: http://erabaru.net
3. From Wikipedia, the free encyclopedia. Alexander the Great. http://en.wikipedia.org/wiki/Alexander_the_Great
4. Dan lain-lain.
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
Paroikia St. Iona dari Manchuria, Surabaya
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Ruang Kadaver adalah Ruang penyimpanan kadaver (mayat manusia yang telah di awetkan dengan diberi formalin) yang terletak di basement, yang terdiri dari rak-rak berisi kadaver, kantung mayat berwarna oranye, maupun kolam formalin yang berisi kadaver-kadaver yang masih terendam.
Setelah Allah, kematian juga bersifat adil. Kematian menegakkan keadilan bagi siapapun. Kematian tak terelakkan bagi siapapun, cepat atau lambat, walau tak diharapkan. Kematian akan menghampiri manusia tanpa pandang-bulu, tanpa pilih-kasih dan tak seorangpun bisa mencegah kedatangannya, yang dengan berbagai macam cara yang kadang tak terpikirkan, bahkan kadang seperti pencuri di tengah malam. Kematian bagian dari hidup setiap manusia! Di dunia ini, ”kehidupan” bersanding mesra dengan ”kematian”!
Artikel-artikel tentang kematian di ”Ruang Kadaver” ini bukan dimaksudkan untuk sekedar dibaca, tetapi lebih lagi untuk direnungkan. Merenungkan kematian tujuannya hanya satu: supaya kita selalu ingat (bhs. Jawa: ”eling”; dalam Kamus Besar Bahasa Indonesis Edisi ketiga (Balai Pustaka 2002) ”Eling” berarti berpikir sehat, bijaksana, pantas, ingat akan Tuhan Yang Maha Esa) dengan Sang Khalik, refleksi, mawas diri, akan kesementaraan hidup tubuh kita ini, bahwa kita semua akan mengalami kematian dan akan memasuki dunia keabadian dan masa penghakiman akhir. Karena itu sebaiknya mempersiapkan diri dan menggunakan waktu yang ada dalam hidup saat ini dengan hidup penuh hikmat (Efesus 5:16; Kolose 4:5).
Alexander Agung Sang Penakluk Tiga Benua
Alexander (yang) Agung (Alexander the Great; bahasa Yunani: Μέγας Ἀλέξανδρος ("Megas Alexandros") atau Alexander III dari Makedonia atau dikenal juga sebagai Iskandar Agung (20/21 Juli 356 - 10/11 Juni 323 sM) adalah seorang penakluk asal Makedonia. Gelar The Great atau Agung di belakang namanya diberikan karena kehebatannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain serta keberhasilanya menaklukkan wilayah yang sangat luas hanya dalam waktu 10 tahun. Ia diakui sebagai salah seorang pemimpin militer paling jenius sepanjang zaman. Ia juga menjadi inspirasi bagi penakluk-penakluk seperti Hannibal, Pompey dan Caesar dari Romawi, dan Napoleon. Dalam masa pemerintahannya yang singkat, Alexander mampu menjadikan Makedonia sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia. Dia adalah anggota paling terkenal dari Dinasti Argead dan pencipta salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah kuno. Alexander Agung hidup di masa yang disebut "inter-testamental period" (antara 400 sM - 1 M) disebut pula dengan istilah "Silent Ages!". Dan Alexander ini hidup 3 abad sebelum Yesus lahir.
Alexander Agung adalah salah satu tokoh yang dianggap sebagai Dzul Qarnain (Iskandar Zulkarnain) yang dapat ditemukan pula pada kitab suci Al Qur'an, Surah Al Kahfi 83-101. Dikisahkan ialah yang mengurung bangsa Ya’juj dan Ma’juj (Gog dan Magog) - yang menurut hadist shahih, bangsa tersebut akan keluar di akhir zaman. Riwayat ini bemula dari saat ia akan menaklukkan suatu daerah, penduduk tersebut tanpa disangka bersedia mengikutinya. Asal bangsa Yajuj dan Majuj dikurungnya. Maka Iskandar Dzulqarnain mengurung kedua bangsa tersebut. Dan para penduduk pun bersedia ditaklukkan dengan suka cita. Anggapan tersebut datang dari kisah Alexander Romance yang sudah ada sebelum Islam. Beberapa allamah Muslim menolak anggapan Alexander Agung adalah Dzul Qarnain, sebab Alexander Agung bukanlah monoteis, sedangkan Dzul-Qarnain adalah penyembah Allah dan hanya seorang penguasa.
Walaupun hanya memerintah selama 13 tahun, semasa kepemimpinannya ia mampu membangun sebuah imperium yang lebih besar dari setiap imperium yang pernah ada sebelumnya. Pada saat ia meninggal, luas wilayah yang diperintah Alexander berukuran 50 kali lebih besar daripada yang diwariskan kepadanya serta mencakup tiga benua (Eropa, Afrika, dan Asia). Di Afrika, Alexander menaklukkan Mesir dan mendirikan kota Alexandria atau dalam bahasa Arabnya, Iskandariah. Selama ekspansinya beberapa kota yang didirikannya semuanya dinamai berdasarkan namanya, seperti Alexandria atau Alexandropolis. Salah satu dari kota bernama Alexandria yang berada di Mesir, kelak menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu. Di benua Asia, dia menaklukkan Iran sampai ke India. Pada tahun 332 sM Alexander datang ke Yerusalem.
Penyatuan wilayah dari Makedonia hingga Persia oleh Alexander Agung menyebabkan terbetuknya perpaduaan kebudayaan Yunani, Mediterrrania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan kebudayaan Hellenisme. Pengaruh Hellenisme ini bahkan sampai ke India dan Cina. Khusus di Cina, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan artefak yang ditemukan di Tunhuang. Terhadap semua daerah jajahannya Alexander mempersatukannya dengan membuat Koine Dialek, (istilah koine itu berarti umum); jadi Koine Yunani berarti bahasa Yunani yang berlaku untuk umum, untuk masyarakat luas. Sebelum Alexander berkuasa, bahasa Yunani merupakan campuran dari sejumlah dialek atau bahasa daerah. Ketika Alexander berkuasa, ia berupaya agar bahasa Yunani itu menjadi bahasa yang digunakan untuk umum atau masyarakat luas. Jadi salah satu dampak dari tokoh Alexander Agung ini ada dalam Perjanjian Baru, yang paling nyata adalah naskah bahasa asli Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani.
Pada masa penjajahannya Alexander juga membangun infrastruktur dengan pembangunan jalan-jalan yang menghubungkan daerah satu dengan yang lain pada wilayah jajahannya, dan kemudian ratusan tahun kemudian memberikan kemudahan bagi para Rasul untuk memulai mengabarkan Injil, tentu saja kita boleh memandang hal ini sebagai kemudahan karena Para Rasul tidak perlu ”babat alas”, dan dengan mudah melalui jalan-jalan yang sebelumnya telah dirintis mulai dari masa pemerintahan Alexander Agung itu.
Alexander dianggap besar kemungkinan berwajah rupawan, dan dia sering amat bermurah hati kepada musuh yang dikalahkannya. Di lain pihak, dia juga seorang ”egomaniac” dan bertabiat kejam. Pada suatu peristiwa, dalam suatu pertengkaran dalam keadaan slebor, dia membunuh teman akrabnya, Clertus, seorang yang pernah menyelamatkan jiwanya. Selama perjalanan ekspansi dan penaklukannya, ia mengeksekusi banyak satrap (semacam gubernur) dan pejabat yang bertindak melenceng sebagai contoh.
Dalam perjalanan ekspansi dan penaklukan-penaklukannya, sewaktu di Babilonia, Alexander tiba-tiba terkena sakit parah dan mengalami demam selama 11 hari sebelumnya akhirnya meninggal pada tanggal 10 Juni 323 sM, dalam usia sekitar 33 tahun. Penyebab kematian yang sesungguhnya tidak jelas.
Alexander Agung Sang Tertakluk dan Tiga Permintaan Terakhirnya
Ketika dalam perjalanan pulang dari menaklukkan beberapa negara, dia jatuh sakit. Pada saat ini negara yang ditaklukan, harta yang dikuasai dan pedang sakti yang dimiliki, kejayaan pasukan untuknya semua ini dirasakan tidak lagi berarti baginya. Dia tahu nyawanya segera akan dicabut oleh Tuhan, dia sudah tidak bisa kembali ke negaranya. Pada saat ini ia berpesan kepada Jenderalnya: ”Sebentar lagi saya akan meninggalkan dunia ini, saya mempunyai 3 permintaan, kalian harus mengabulkan permintaan yang saya sebut ini.” Jenderal dan para bawahannya menitikkan air mata.
“Permintaan pertama saya adalah peti mati saya harus dokter saya sendiri yang membawa pulang.” Alexander menghela nafasnya, melanjutkan perkataannya: ”Permintaan kedua saya adalah ketika peti mati saya diantar kekuburan, sepanjang jalan yang menuju ke kuburan harus meletakkan emas, permata dan harta karun yang saya miliki.” Setelah menyelimuti dirinya dengan selimut woolnya, memejamkan mata dan beristirahat sebentar, dia melanjutkan berkata:
”Permintaan terakhir saya ialah letakan kedua tangan saya diluar peti mati saya.” Semua orang yang terkumpul disana merasa heran, tetapi tidak ada yang berani bertanya. Jenderal kesayangan Alexander setelah mencium tangannya lalu bertanya:” Paduka, kami pasti akan mengabulkan semuanya sesuai dengan permintaan Paduka, tetapi dapatkah Paduka katakan maksud dibalik ketiga permintaan terakhir Paduka tersebut?”
Alexander menarik nafas panjang dan berkata :”Saya mau semua orang didunia ini mengerti saya baru mendapat 3 pelajaran yaitu saya menyuruh dokter saya sendiri membawa pulang peti mati saya, karena saya mau orang didunia ini tahu bahwa dokter tidak bisa benar-benar menyembuhkan penyakit, menghadapi kematian dia juga tidak berdaya. Saya harap orang di dunia ini benar-benar bisa menghargai nyawanya dengan tidak melakukan hal-hal berdosa.”
Permintaan kedua yaitu supaya orang didunia ini jangan seperti saya hanya mengejar harta, saya menghabiskan seumur hidup saya hanya untuk mengejar harta benda, tetapi terkadang sia-sia hanya menghabiskan waktu saja. Permintaan ketiga adalah supaya orang didunia tahu saya lahir dengan tangan kosong, ketika pergi juga dengan tangan kosong.” Setelah habis berkata sambil menutup matanya, Alexander menghembuskan nafas terakhirnya.
Referensi
1. _________________. Dzulqarnain bukan Alexander Agung. Majalah Asy Syariah Vol IV/2008. http://visipramudia.wordpress.com. Posted by: Dadan Gumbira Pramudia on: April 24, 2008
2. Erabaru.Net. Tiga Permintaan Terakhir Kaisar Alexander. Selasa, 13 April 2010: http://erabaru.net
3. From Wikipedia, the free encyclopedia. Alexander the Great. http://en.wikipedia.org/wiki/Alexander_the_Great
4. Dan lain-lain.
Kamis, 02 Desember 2010
St Nikolai Velimirovic tentang Puasa
Diterjemahkan oleh :
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
Paroikia St. Iona dari Manchuria, Surabaya
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
St. Nikolai Velimirović [(Николај Велимировић], Uskup Ochrid dan Žiča, Serbia, 5 Januari 1880 - 18 Maret 1956]
Dengan puasa aku menggembirakan harapanku dalam Engkau, Tuhanku, yang datang lagi.
Puasa mempercepat persiapanku untuk kedatanganMu, harapan satu-satunya dari hari ke hari dan malam-malamku.
Puasa membuat tubuhku lebih kurus, sehingga apa yang tersisa dapat lebih mudah bersinar dengan roh.
Sambil menantikan Engkau, aku tidak ingin memberi makan untuk diriku dengan darah atau untuk mengambil hidup - sehingga binatang-binatang dapat merasakan sukacita harapanku..
Tapi sungguh, berpantang dari makanan tidak akan menyelamatkanku. Bahkan jika aku makan hanya pasir dari danau, Engkau tidak akan datang kepadaku, kecuali puasa menembus lebih dalam ke dalam jiwaku.
Aku datang untuk mengetahui melalui doaku, bahwa puasa jasmaniah lebih merupakan simbol puasa sejati, sangat bermanfaat bagi seseorang yang baru saja mulai berharap hanya padaMu, dan tetap sangat sulit bagi seseorang yang hanya sekedar mempraktekkan puasa itu.
Oleh karena itu aku telah membawa puasa ke dalam jiwaku untuk membersihkan dari banyaknya ketidaklayakan sang mempelai wanita dan untuk mempersiapkan diri bagiMu seperti seorang perawan.
Dan aku telah membawa puasa ke dalam pikiranku, untuk mengusir dari pikiran semua lamunan tentang hal-hal duniawi dan untuk menghancurkan semua khayalan kosong, yang dihasilkan dari lamunan dan mimpi-mimpi.
Aku telah membawa puasa ke dalam hatiku, sehingga dengan cara itu hatiku akan memadamkan semua nafsu dan keegoisan duniawi.
Aku telah membawa puasa ke dalam hatiku, sehingga damai surgawi yang tak terkatakan memerintah atas hatiku, ketika RohMu yang membadai menemui rohku.
Aku menentukan puasa untuk lidahku, untuk menahan diri dari kebiasaan obrolan kosong dan berbicara dalam keheningan, hanya kata-kata dalam keheningan itulah yang mencerahkan jalan bagiMu untuk datang.
Dan aku telah memberlakukan puasa pada kekhawatiranku sehingga mengusir semua kekhawatiran seperti angin yang berhembus mengusir kabut, agar kekhawatiran tidak berdiri seperti kabut tebal antara aku dan Engkau, dan agar kekuatiran tidak membuat tatapanku kembali ke dunia.
Dan puasa telah membawa ke dalam ketenangan jiwaku dalam menghadapi alam ciptaan dan bukan ciptaan, dan kerendahan hati terhadap sesama manusia dan segenap makhluk. Dan itu telah menanamkan dalam diriku keberanian, seperti yang aku tidak pernah tahu bilamana aku bersenjata dengan segala macam senjata duniawi.
Apakah harapanku sebelum aku memulai berpuasa kecuali hanya kisah lain yang diceritakan oleh orang lain, yang disampaikan dari mulut ke mulut?
Kisah yang diceritakan oleh orang lain tentang keselamatan melalui doa dan puasa itu telah menjadi kisahku sendiri.
Puasa yang salah menyertai harapan yang salah, seperti tidak puasa menyertai keputusasaan.
Tapi seperti roda mengikuti di belakang roda, puasa sejati mengikuti harapan yang benar.
Tolonglah aku berpuasa dengan sukacita dan berharap dengan gembira, bagiMu, Sang Pesta Kegembiraanku, mendekatlah padaku dengan senyum kemilauMu.
Catatan:
Bapa kami di antara para orang kudus, Uskup Nikolaj Velimirović (Николај Велимировић, 5 Januari 1880 - 18 Maret 1956, juga diterjemahkan Nicholas) adalah uskup dari Žiča di Serbia dan penulis beberapa buku Orthodox. Karyanya yang paling dikenal luas adalah “Prolog dari Ohrid” (Prologue from Ohrid). Nama pertamanya adalah diucapkan dan kadang-kadang ditulis Nikolai.
Referensi
Website: Contemporary Orthodoxy. St. Nikolai Velimirovic on Fasting (From Prayers by The Lake). http://www.contemporaryorthodoxy.com. Posted by Gregory Brecht at 9:04 AM. Saturday, November 29, 2008.
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
Paroikia St. Iona dari Manchuria, Surabaya
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
St. Nikolai Velimirović [(Николај Велимировић], Uskup Ochrid dan Žiča, Serbia, 5 Januari 1880 - 18 Maret 1956]
Dengan puasa aku menggembirakan harapanku dalam Engkau, Tuhanku, yang datang lagi.
Puasa mempercepat persiapanku untuk kedatanganMu, harapan satu-satunya dari hari ke hari dan malam-malamku.
Puasa membuat tubuhku lebih kurus, sehingga apa yang tersisa dapat lebih mudah bersinar dengan roh.
Sambil menantikan Engkau, aku tidak ingin memberi makan untuk diriku dengan darah atau untuk mengambil hidup - sehingga binatang-binatang dapat merasakan sukacita harapanku..
Tapi sungguh, berpantang dari makanan tidak akan menyelamatkanku. Bahkan jika aku makan hanya pasir dari danau, Engkau tidak akan datang kepadaku, kecuali puasa menembus lebih dalam ke dalam jiwaku.
Aku datang untuk mengetahui melalui doaku, bahwa puasa jasmaniah lebih merupakan simbol puasa sejati, sangat bermanfaat bagi seseorang yang baru saja mulai berharap hanya padaMu, dan tetap sangat sulit bagi seseorang yang hanya sekedar mempraktekkan puasa itu.
Oleh karena itu aku telah membawa puasa ke dalam jiwaku untuk membersihkan dari banyaknya ketidaklayakan sang mempelai wanita dan untuk mempersiapkan diri bagiMu seperti seorang perawan.
Dan aku telah membawa puasa ke dalam pikiranku, untuk mengusir dari pikiran semua lamunan tentang hal-hal duniawi dan untuk menghancurkan semua khayalan kosong, yang dihasilkan dari lamunan dan mimpi-mimpi.
Aku telah membawa puasa ke dalam hatiku, sehingga dengan cara itu hatiku akan memadamkan semua nafsu dan keegoisan duniawi.
Aku telah membawa puasa ke dalam hatiku, sehingga damai surgawi yang tak terkatakan memerintah atas hatiku, ketika RohMu yang membadai menemui rohku.
Aku menentukan puasa untuk lidahku, untuk menahan diri dari kebiasaan obrolan kosong dan berbicara dalam keheningan, hanya kata-kata dalam keheningan itulah yang mencerahkan jalan bagiMu untuk datang.
Dan aku telah memberlakukan puasa pada kekhawatiranku sehingga mengusir semua kekhawatiran seperti angin yang berhembus mengusir kabut, agar kekhawatiran tidak berdiri seperti kabut tebal antara aku dan Engkau, dan agar kekuatiran tidak membuat tatapanku kembali ke dunia.
Dan puasa telah membawa ke dalam ketenangan jiwaku dalam menghadapi alam ciptaan dan bukan ciptaan, dan kerendahan hati terhadap sesama manusia dan segenap makhluk. Dan itu telah menanamkan dalam diriku keberanian, seperti yang aku tidak pernah tahu bilamana aku bersenjata dengan segala macam senjata duniawi.
Apakah harapanku sebelum aku memulai berpuasa kecuali hanya kisah lain yang diceritakan oleh orang lain, yang disampaikan dari mulut ke mulut?
Kisah yang diceritakan oleh orang lain tentang keselamatan melalui doa dan puasa itu telah menjadi kisahku sendiri.
Puasa yang salah menyertai harapan yang salah, seperti tidak puasa menyertai keputusasaan.
Tapi seperti roda mengikuti di belakang roda, puasa sejati mengikuti harapan yang benar.
Tolonglah aku berpuasa dengan sukacita dan berharap dengan gembira, bagiMu, Sang Pesta Kegembiraanku, mendekatlah padaku dengan senyum kemilauMu.
Catatan:
Bapa kami di antara para orang kudus, Uskup Nikolaj Velimirović (Николај Велимировић, 5 Januari 1880 - 18 Maret 1956, juga diterjemahkan Nicholas) adalah uskup dari Žiča di Serbia dan penulis beberapa buku Orthodox. Karyanya yang paling dikenal luas adalah “Prolog dari Ohrid” (Prologue from Ohrid). Nama pertamanya adalah diucapkan dan kadang-kadang ditulis Nikolai.
Referensi
Website: Contemporary Orthodoxy. St. Nikolai Velimirovic on Fasting (From Prayers by The Lake). http://www.contemporaryorthodoxy.com. Posted by Gregory Brecht at 9:04 AM. Saturday, November 29, 2008.
Langganan:
Postingan (Atom)