Kamis, 5 Maret 2009 | 16:42 WIB
ROMA, KAMIS — Vatikan mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan. Vatikan bilang, perbankan dunia seharusnya melongok pada peraturan keuangan Islam untuk meningkatkan kembali kepercayaan para nasabahnya di tengah krisis global seperti sekarang ini.
“Prinsip yang beretika yang diusung perbankan Islam dapat mendekatkan pihak bank dengan para nasabahnya. Selain itu, spirit kejujuran harus tecermin dalam setiap jasa layanan yang diberikan,” demikian seperti yang tertulis dalam artikel harian Vatikan Osservatore Romano, Selasa (3/3) waktu setempat.
Loretta Napoleoni dan Claudia Segre, Abaxbank Spa Fixed Income Strategist, dalam artikel tersebut menulis, perbankan barat dapat menggunakan sejumlah alat, seperti obligasi syariah yang lebih dikenal dengan sukuk sebagai jaminan (collateral). “Sukuk juga dapat digunakan untuk mendanai industri otomotif atau pekan Olimpiade di London nanti,” tulis mereka.
Sebelumnya, pada 7 Oktober lalu, Paus Benedict XVI berpidato, konklusi dari hancurnya pasar finansial saat ini merefleksikan tidak ada yang abadi selain keberadaan Tuhan. Vatikan juga selalu menyoroti kondisi perekonomian global dan merilis sejumlah artikel yang mengkritik model pasar bebas yang banyak berdampak buruk dalam dua dekade terakhir ini.
Sementara itu, Editor Osservatore Giovanni Maria Vian mengatakan, “Agama yang hebat selalu memiliki atensi yang penuh terhadap dimensi perekonomian masyarakatnya.” (Barratut Taqiyyah/Kontan)
Source:http://www.kompas.com/Lebih_Dari_Sekedar_Bank/readib/1/2009/03/05/16421974/Vatikan.Perbankan.Barat.harus.Melihat.Sistem.Keuangan.Islam
Kamis, 15 Oktober 2009
VATIKAN: PERTAMA KALINYA, JUMLAH MUSLIM MELEBIHI JUMLAH PENGANUT KATOLIK
Senin, 31/03/2008 11:16 WIB
Gereja Vatikan Katolik di Roma, hari Ahad (31/3) menginformasikan ke seluruh dunia, bahwa jumlah kelahiran di kalangan umat Islam lebih besar dibandingkan jumlah kelahiran di kalangan penganut agama Katolik.
Informasi yang disampaikan melalui wawancara di majalah khusus Katholik L'Osservatore Romano itu tentu punya maksud. Yakni, agar Katolik harus menjadi keyakinan dengan penganut yang paling besar di seluruh dunia, dan otomatis harus berada di atas jumlah populasi umat Islam.
Monsignor Vittorio Formenti, staf Vatikan yang menyusun laporan tahunan khusus Vatikan selama tahun 2008 mengatakan, “Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kita tidak berada di puncak tertinggi dari sisi jumlah. Kaum Muslimin lebih tinggi dari jumlah kita.”
Ia merinci, “Jumlah kaum muslimin sekarang sekitar 19, 2% dari total penduduk dunia. Sementara pengikut Katolik berjumlah 17, 4% saja. Secara angka, Vatikan menyebutkan bahwa jumlah penganut Katolik sekarang adalah 1, 13 milyar jiwa."
Tapi Monsignor Formenti tidak menyebutkan jumlah kaum Muslimin yang diperkirakan jumlahnya 1, 3 milyar jiwa.
Secara umum Formenti menyebutkan, “Namun demikian, posisi kita bila digabung antara seluruh pengikut Kristen, termasuk Kristen Orthodox, Anglikan, Protestan, maka jumlah kaum Kristen adalah 33% dari total penduduk bumi atau sekitar 2 milyar orang.”
Formenti juga mengatakan bahwa pihaknya telah menganalisa telah terjadi stagnansi jumlah kelahiran di kalangan Katolik, sementara di kalangan jumlah kaum Muslimin, mengalami penambahan kelahiran. (na/iol)
SUMBER
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/vatikan-pertama-kalinya-jumlah-muslim-melebihi-jumlah-penganut-katolik.htm
Rabu, 14 Oktober 2009
DEVOSI (HIDUP BAKTI) KAUM PROTESTAN KEPADA BUNDA MARIA
Oleh :
Presbyter Rm.Kyrillos JSL
(Omeц Кирилл Джунан Сисваджа Легава)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Penghormatan kepada Maria tidak menjadi monopoli Gereja Orthodox dan Gereja Roma Katolik saja, karena gereja Lutheran dan gereja Anglikanpun menghormati Maria, demikian juga saat terjadi perpecahan dalam tubuh Gereja Katolik yang menimbulkan gerakan reformasi yang dimulai oleh Martin Luther, yang akhirnya melahirkan gereja-gereja Protestan. Para reformator sendiri (Luther, Kalvin, Zwingli) serta teolog Protestan awal masih menghormati Maria dan menerima ajaran Gereja Kuno tentang Maria (Bunda Allah, keperawanan Maria sebelum dan sesudah mengandung, kesucian Maria). Mereka hanya memprotes devosi (hidup bakti) kepada Maria yang berlebih-lebihan yang berkembang pada abad pertengahan dalam Gereja Roma Katolik.
Baru sejak abad XVI, seiring perpecahan yang semakin lebar antara Gereja Katolik dan Protestan, sebagai sikap anti Katolik, di kalangan umat Protestan pada waktu itu berkembang juga sikap anti Maria. Akibatnya, devosi kepada Maria yang diwariskan oleh para reformator (Luther, Kalvin, Zwingli) berangsur-angsur memudar dalam kalangan umat Protestan. Tampaknya, banyak ummat Protestan sulit terlepas dari trauma sejarah yang sangat panjang dari kekatolikan. Segala unsur yang dianggapnya berbau Katolik ditolak. Walaupun doa dan penghormatan kepada Bunda Maria masih dilakukan oleh Luther dan Zwingli (1484 – 1531), yang masih mempertahankan doa “Salam Maria” dalam ibadat umum.
Seperti kita ketahui Gereja Orthodox Timur, Gereja Roma Katolik, gereja Anglikan dan Lutheran adalah Gereja-Gereja yang mempunyai devosi dan penghormatan besar terhadap Sang Theotokos, Bunda Maria, oleh karena itu tidak ada pembahasan pendapat para teolog Gereja-Gereja ini tentang Bunda Maria. Di bawah ini adalah pandangan Bapa Reformasi Protestan, Martin Luther tentang Maria Sang Theotokos.
Martin Luther (Eisleben, Jerman, 10 November 1483 - 18 Februari 1546 idem) adalah seorang pastor dan biarawan Ordo St. Agustinus (O.S.A) Jerman dan ahli teologi Kristen dan pendiri Gereja Lutheran, gereja Protestan, pecahan dari Katolik Roma. Dia merupakan tokoh terkemuka bagi Reformasi. Ajaran-ajarannya tidak hanya mengilhami gerakan Reformasi, namun juga mempengaruhi doktrin, dan budaya Lutheran serta tradisi Protestan. Seruan Luther kepada Gereja agar kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab telah melahirkan tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya mengakibatkan perubahan radikal juga di lingkungan Gereja Katolik Roma dalam bentuk Reformasi Katolik.
John J. Elliott, seorang ilmuwan gereja Lutheran, menulis dalam majalah America tentang Perawan Maria, dan berbicara tentang perasaan-perasaan yang menunjukkan kesamaan luar biasa pada Bapa Reformasi, Martin Luther dan ajaran Gereja Orthodox yang merupakan kesinambungan tanpa putus dengan Gereja Para Rasul dan Gereja Purba itu sendiri.
Nyatanya Martin Luther mempunyai kebaktian besar kepada Maria. Ia banyak menulis tentang dia: membela keperawanannya yang kekal. Ia memasang gambar Santa Perawan di kamar studinya. Dengarkanlah doanya dalam meditasi indah mengharukan tentang Magnifikat :
“Perawan terberkati, Bunda Allah, engkau tadinya bukan apa-apa dan terhina; namun Tuhan dalam berlas kasihNya melihat engkau dan mengerjakan hal-hal begitu besar dalam dirimu. Engkau tidak pantas untuk semua itu, tetapi rahmat Allah kaya dan limpah datang padamu, lebih daripada kepantasanmu. Salam kepadamu! Terpujilah engkau, mulai hari ini dan untuk selanjutnya, karena engkau menemukan Tuhan begitu mulia”.
Martin Luther sebagai Rahib Ordo St. Agustinus (O.S.A.)
Berikut ini petikan dari Martin Luther tentang Bunda Maria, petikan-petikan ini diambil dari tulisannya setelah memulai gerakan Reformasi Gereja.
“Apakah persamaan dari para dayang istana, bangsawan, raja, ratu, pangeran dan Kaisar dunia bila dibandingkan dengan Perawan Maria, Putri Daud. Ia adalah Bunda dari Allah kita, Pribadi yang amat agung di bumi ini. Setelah Kristus, dialah permata terindah dalam kekristenan. Sang Ratu yang ditinggikan di atas segala kebijaksanaan, kesucian dan ke¬agungan ini tak akan pernah cukup dipuji”.
“Sungguh pantas apabila sebuah kereta kencana emas mengiringi dia, dengan ditarik oleh empat ribu kuda dengan abdi utusan yang meniup sangkakala serta dengan lantang ber¬seru: "Lihatlah dia, Bunda Yang Agung, Putri Umat Manusia" tetapi yang ada hanyalah: seorang Perawan berjalan kaki dalam sebuah perjalanan jauh untuk mengunjungi Elisabet. Perjalanan ini ditempuhnya walaupun saat itu ia sudah menjadi Bunda Allah. Bukan merupakan sebuah keajaiban apabila kerendahan hatinya dapat membuat gunung-gunung melonjak menari sukacita”.
“Melalui perkataannya sendiri dalam Magnificat (Lukas 1:46-55), dan melalui pengala¬mannya, Maria mengajar kita bagaimana caranya mengenal, mengasihi dan memuji Allah... Sejak awal, umat manusia telah menyimpulkan segala kemuliaan yang diberikan kepada Maria di dalam sebuah kalimat: "Bunda Allah". Sekalipun manusia mempunyai lidah sebanyak daun di Pohon, rumput di padang, bintang di langit atau pasir di lautan, tak seorangpun mampu mengatakan hal yang lebih agung kepada Maria atau mengenai Maria. Perlu direnungkan dalam hati apakah artinya menjadi seorang Bunda Allah”.
Martin Luther pada usia 46 (Lucas Cranach Sr., 1529),
Reformator Jerman, teolog Kristen dan pendiri gereja Protestan Lutheran
Penghormatan, devosi dan kasih Martin Luther terhadap Sang Perawan Suci, St.Maria, ditunjukkan dalam pembelaannya terhadap Bunda Allah dalam 95 Dalil Luther (Martin Luther's 95 Theses/95 stellingen van Martin Luther) yang terkenal itu:
“To think the papal pardons so great that they could absolve a man even if he had committed an impossible sin and violated the Mother of God -- this is madness”.
“Berpikir bahwa surat pengampunan Paus memiliki kuasa sedemikian sehingga mereka bisa membebaskan manusia bahkan jika - meskipun itu tidak mungkin - ia telah bersalah kepada Bunda Allah, merupakan kegilaan”.
(Martin Luther's 95 Theses - 95 Dalil Luther; Dalil ke-75)
Lebih lanjut Sang Bapa Reformator mengatakan tentang Keperawanan Maria :
Kristus, penyelamat kita, adalah buah rahim yang nyata dan alami dari Maria... Ini adalah tanpa campur tangan lelaki, dan dia tetap perawan setelah itu.
[Luther's Works, eds. Jaroslav Pelikan (vols. 1-30) & Helmut T. Lehmann (vols. 31-55), St. Louis: Concordia Pub. House (vols. 1-30); Philadelphia: Fortress Press (vols. 31-55), 1955, v.22:23 / Sermons on John, chaps. 1-4 (1539)]
Kristus... adalah satu2nya anak dari Maria, dan Perawan Maria tidak mempunyai anak lain selain Dia.... Aku merasa setuju dengan pernyataan bahwa "saudara" berarti "sepupu" disini, karena tulisan suci dan orang Yahudi selalu memanggil sepupu dengan saudara[/i]
{Pelikan, ibid., v.22:214-15 / Sermons on John, chaps. 1-4 (1539)
Kebohongan baru dituduhkan kepadaku. Aku dituduh mengkhotbahkan dan menulis bahwa Maria, Bunda Allah, tidak perawan baik sebelum kelahiran maupun sedudah kelahiran Kristus...
{Pelikan, ibid.,v.45:199 / That Jesus Christ was Born a Jew (1523) }
Kitab suci tidak mengatakan atau mengindikasikan kalau Maria setelah [kelahiran Kristus]... kehilangan keperawanan... Di Matius 1:25 dikatakan bahwa Joseph tidak mengenal Maria secara badaniah sampai Maria melahirkan anak, tidaklah dapat disimpulkan kalo Joseph mengenal Maria secara badaniah sesudahnya; Sebaliknya, ini berarti bahwa Joseph tidak pernah sama sekali mengenal Maria secara badaniah..... Omong kosong ini [bahwa MAria tidak perawan sebelum dan setelah Kristus lahir] adalah tanpa pembenaran.... [Orang yang menganggap kalo Maria tidak tetap perawan] tidak pernah tahu atau memperhatikan kitab suci atau idiom umum.
{Pelikan, ibid.,v.45:206,212-3 / That Jesus Christ was Born a Jew (1523) }
Penghormatan kepada Sang Perawan Maria, Bunda Allah bukan hanya dilakukan oleh para reformator awal, tetapi beberapa teolog Protestan setelahnya masih mempunyai devosi yang besar terhadap Bunda Maria, sebut saja: John Wesley, Teolog Kristen dan Pendiri Gereja Methodis (17 Juni 1703 - 2 Maret 1791), Karl Barth (10 Mei 1886 - 10 Desember 1968) adalah seorang Protestan Reformed).
Akhir-akhir ini dalam gereja Protestan, ada beberapa rohaniwan dan teolog Protestan yang mau kembali pada pendirian para reformator dalam penghormatan kepada Maria, misal di kota Eberstadt, Jerman ada komunitas biara wanita Protestan, yaitu “Suster-suster persaudaraan Maria” ("the Evangelical Sisterhood of Mary") yang didirikan oleh Ibu Basilea Schlink (21 Oktober 1904, Darmstadt, Jerman - 21 Maret 2001, Darmstadt). Sedang dikalangan kaum Protestan, ada biara laki-laki, komunitas monastik Taize di kota Taize, Perancis. Inilah yang dipimpin oleh seorang Protestan, bruder Roger Schutz (Provence, Swiss, 12 Mei 1915 - Taizé, 16 Agustus 2005) yang terkenal itu. Di dalam komunitas Taize ini penghormatan terhadap Maria mempunyai tempat yang penting dalam peribadatan mereka. Bruder Roger dan komunitas Taize ini menghormati Bunda Maria, sebagai Ibunda Rekonsiliasi atau Bunda Perdamaian. Mereka juga memakai ikon-ikon Sang Theotokos Tersuci dari Gereja Orthodox Timur.
Juga bisa disebut disini, Richard Wurmbrand (24 Maret 1909 – 17 Februari 2001), seorang pendeta Kristen Lutheran Romania, penulis, dan pendidik yang menghabiskan total empatbelas tahun tahun penjara di Romania diera komunis. Ia juga pendiri dari the Voice of the Martyrs (Suara Martir). Richard Wurmbrand dalam tulisan-tulisannya menunjukan hormat pada Bunda Maria.
Kemudian Harold Vinson Synan, Ph.D. (lahir pada 1 December 1934 di Hopewell, VA), pengkhotbah, tokoh gereja Pantekosta Amerika, sejarahwan pembaharuan dan penulis dalam gerakan Pantekosta, Berhubung dengan penghormatan kepada Bunda Maria, Vinson Synan mengatakan bahwa mereka belum melaksanakan sabda Tuhan, khususnya yang tertulis dalam Injil Lukas 1:48.
“sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia” (Lukas 1:48)
Referensi
1. ___________.Perawan Maria Menurut Martin Luther. Synaxis GOI Edisi November tahun 2007.
2. Dr. Alexander Roman. Orrologion. Martin Luther on the Mother of God. 30 January 2006: http://orrologion.blogspot.com/2006/01/martin-luther-on-mother-of-god.html.
3. Frans Harjawiyata OCSO. Kehidupan Devosional Dalam Gereja-gereja Timur. Seri Sumber Hidup 16. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Cetakan pertama 1993.
4. M. Basilea Schlink. Kenyataan Mujizat Allah Masa Kini. Penerbit Gandum Mas. Malang. (Tahun?).
5. William Johnston SJ. Mistik Kristiani. Sang Rusa Terluka. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 1987.
Presbyter Rm.Kyrillos JSL
(Omeц Кирилл Джунан Сисваджа Легава)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Penghormatan kepada Maria tidak menjadi monopoli Gereja Orthodox dan Gereja Roma Katolik saja, karena gereja Lutheran dan gereja Anglikanpun menghormati Maria, demikian juga saat terjadi perpecahan dalam tubuh Gereja Katolik yang menimbulkan gerakan reformasi yang dimulai oleh Martin Luther, yang akhirnya melahirkan gereja-gereja Protestan. Para reformator sendiri (Luther, Kalvin, Zwingli) serta teolog Protestan awal masih menghormati Maria dan menerima ajaran Gereja Kuno tentang Maria (Bunda Allah, keperawanan Maria sebelum dan sesudah mengandung, kesucian Maria). Mereka hanya memprotes devosi (hidup bakti) kepada Maria yang berlebih-lebihan yang berkembang pada abad pertengahan dalam Gereja Roma Katolik.
Baru sejak abad XVI, seiring perpecahan yang semakin lebar antara Gereja Katolik dan Protestan, sebagai sikap anti Katolik, di kalangan umat Protestan pada waktu itu berkembang juga sikap anti Maria. Akibatnya, devosi kepada Maria yang diwariskan oleh para reformator (Luther, Kalvin, Zwingli) berangsur-angsur memudar dalam kalangan umat Protestan. Tampaknya, banyak ummat Protestan sulit terlepas dari trauma sejarah yang sangat panjang dari kekatolikan. Segala unsur yang dianggapnya berbau Katolik ditolak. Walaupun doa dan penghormatan kepada Bunda Maria masih dilakukan oleh Luther dan Zwingli (1484 – 1531), yang masih mempertahankan doa “Salam Maria” dalam ibadat umum.
Seperti kita ketahui Gereja Orthodox Timur, Gereja Roma Katolik, gereja Anglikan dan Lutheran adalah Gereja-Gereja yang mempunyai devosi dan penghormatan besar terhadap Sang Theotokos, Bunda Maria, oleh karena itu tidak ada pembahasan pendapat para teolog Gereja-Gereja ini tentang Bunda Maria. Di bawah ini adalah pandangan Bapa Reformasi Protestan, Martin Luther tentang Maria Sang Theotokos.
Martin Luther (Eisleben, Jerman, 10 November 1483 - 18 Februari 1546 idem) adalah seorang pastor dan biarawan Ordo St. Agustinus (O.S.A) Jerman dan ahli teologi Kristen dan pendiri Gereja Lutheran, gereja Protestan, pecahan dari Katolik Roma. Dia merupakan tokoh terkemuka bagi Reformasi. Ajaran-ajarannya tidak hanya mengilhami gerakan Reformasi, namun juga mempengaruhi doktrin, dan budaya Lutheran serta tradisi Protestan. Seruan Luther kepada Gereja agar kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab telah melahirkan tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya mengakibatkan perubahan radikal juga di lingkungan Gereja Katolik Roma dalam bentuk Reformasi Katolik.
John J. Elliott, seorang ilmuwan gereja Lutheran, menulis dalam majalah America tentang Perawan Maria, dan berbicara tentang perasaan-perasaan yang menunjukkan kesamaan luar biasa pada Bapa Reformasi, Martin Luther dan ajaran Gereja Orthodox yang merupakan kesinambungan tanpa putus dengan Gereja Para Rasul dan Gereja Purba itu sendiri.
Nyatanya Martin Luther mempunyai kebaktian besar kepada Maria. Ia banyak menulis tentang dia: membela keperawanannya yang kekal. Ia memasang gambar Santa Perawan di kamar studinya. Dengarkanlah doanya dalam meditasi indah mengharukan tentang Magnifikat :
“Perawan terberkati, Bunda Allah, engkau tadinya bukan apa-apa dan terhina; namun Tuhan dalam berlas kasihNya melihat engkau dan mengerjakan hal-hal begitu besar dalam dirimu. Engkau tidak pantas untuk semua itu, tetapi rahmat Allah kaya dan limpah datang padamu, lebih daripada kepantasanmu. Salam kepadamu! Terpujilah engkau, mulai hari ini dan untuk selanjutnya, karena engkau menemukan Tuhan begitu mulia”.
Martin Luther sebagai Rahib Ordo St. Agustinus (O.S.A.)
Berikut ini petikan dari Martin Luther tentang Bunda Maria, petikan-petikan ini diambil dari tulisannya setelah memulai gerakan Reformasi Gereja.
“Apakah persamaan dari para dayang istana, bangsawan, raja, ratu, pangeran dan Kaisar dunia bila dibandingkan dengan Perawan Maria, Putri Daud. Ia adalah Bunda dari Allah kita, Pribadi yang amat agung di bumi ini. Setelah Kristus, dialah permata terindah dalam kekristenan. Sang Ratu yang ditinggikan di atas segala kebijaksanaan, kesucian dan ke¬agungan ini tak akan pernah cukup dipuji”.
“Sungguh pantas apabila sebuah kereta kencana emas mengiringi dia, dengan ditarik oleh empat ribu kuda dengan abdi utusan yang meniup sangkakala serta dengan lantang ber¬seru: "Lihatlah dia, Bunda Yang Agung, Putri Umat Manusia" tetapi yang ada hanyalah: seorang Perawan berjalan kaki dalam sebuah perjalanan jauh untuk mengunjungi Elisabet. Perjalanan ini ditempuhnya walaupun saat itu ia sudah menjadi Bunda Allah. Bukan merupakan sebuah keajaiban apabila kerendahan hatinya dapat membuat gunung-gunung melonjak menari sukacita”.
“Melalui perkataannya sendiri dalam Magnificat (Lukas 1:46-55), dan melalui pengala¬mannya, Maria mengajar kita bagaimana caranya mengenal, mengasihi dan memuji Allah... Sejak awal, umat manusia telah menyimpulkan segala kemuliaan yang diberikan kepada Maria di dalam sebuah kalimat: "Bunda Allah". Sekalipun manusia mempunyai lidah sebanyak daun di Pohon, rumput di padang, bintang di langit atau pasir di lautan, tak seorangpun mampu mengatakan hal yang lebih agung kepada Maria atau mengenai Maria. Perlu direnungkan dalam hati apakah artinya menjadi seorang Bunda Allah”.
Martin Luther pada usia 46 (Lucas Cranach Sr., 1529),
Reformator Jerman, teolog Kristen dan pendiri gereja Protestan Lutheran
Penghormatan, devosi dan kasih Martin Luther terhadap Sang Perawan Suci, St.Maria, ditunjukkan dalam pembelaannya terhadap Bunda Allah dalam 95 Dalil Luther (Martin Luther's 95 Theses/95 stellingen van Martin Luther) yang terkenal itu:
“To think the papal pardons so great that they could absolve a man even if he had committed an impossible sin and violated the Mother of God -- this is madness”.
“Berpikir bahwa surat pengampunan Paus memiliki kuasa sedemikian sehingga mereka bisa membebaskan manusia bahkan jika - meskipun itu tidak mungkin - ia telah bersalah kepada Bunda Allah, merupakan kegilaan”.
(Martin Luther's 95 Theses - 95 Dalil Luther; Dalil ke-75)
Lebih lanjut Sang Bapa Reformator mengatakan tentang Keperawanan Maria :
Kristus, penyelamat kita, adalah buah rahim yang nyata dan alami dari Maria... Ini adalah tanpa campur tangan lelaki, dan dia tetap perawan setelah itu.
[Luther's Works, eds. Jaroslav Pelikan (vols. 1-30) & Helmut T. Lehmann (vols. 31-55), St. Louis: Concordia Pub. House (vols. 1-30); Philadelphia: Fortress Press (vols. 31-55), 1955, v.22:23 / Sermons on John, chaps. 1-4 (1539)]
Kristus... adalah satu2nya anak dari Maria, dan Perawan Maria tidak mempunyai anak lain selain Dia.... Aku merasa setuju dengan pernyataan bahwa "saudara" berarti "sepupu" disini, karena tulisan suci dan orang Yahudi selalu memanggil sepupu dengan saudara[/i]
{Pelikan, ibid., v.22:214-15 / Sermons on John, chaps. 1-4 (1539)
Kebohongan baru dituduhkan kepadaku. Aku dituduh mengkhotbahkan dan menulis bahwa Maria, Bunda Allah, tidak perawan baik sebelum kelahiran maupun sedudah kelahiran Kristus...
{Pelikan, ibid.,v.45:199 / That Jesus Christ was Born a Jew (1523) }
Kitab suci tidak mengatakan atau mengindikasikan kalau Maria setelah [kelahiran Kristus]... kehilangan keperawanan... Di Matius 1:25 dikatakan bahwa Joseph tidak mengenal Maria secara badaniah sampai Maria melahirkan anak, tidaklah dapat disimpulkan kalo Joseph mengenal Maria secara badaniah sesudahnya; Sebaliknya, ini berarti bahwa Joseph tidak pernah sama sekali mengenal Maria secara badaniah..... Omong kosong ini [bahwa MAria tidak perawan sebelum dan setelah Kristus lahir] adalah tanpa pembenaran.... [Orang yang menganggap kalo Maria tidak tetap perawan] tidak pernah tahu atau memperhatikan kitab suci atau idiom umum.
{Pelikan, ibid.,v.45:206,212-3 / That Jesus Christ was Born a Jew (1523) }
Penghormatan kepada Sang Perawan Maria, Bunda Allah bukan hanya dilakukan oleh para reformator awal, tetapi beberapa teolog Protestan setelahnya masih mempunyai devosi yang besar terhadap Bunda Maria, sebut saja: John Wesley, Teolog Kristen dan Pendiri Gereja Methodis (17 Juni 1703 - 2 Maret 1791), Karl Barth (10 Mei 1886 - 10 Desember 1968) adalah seorang Protestan Reformed).
Akhir-akhir ini dalam gereja Protestan, ada beberapa rohaniwan dan teolog Protestan yang mau kembali pada pendirian para reformator dalam penghormatan kepada Maria, misal di kota Eberstadt, Jerman ada komunitas biara wanita Protestan, yaitu “Suster-suster persaudaraan Maria” ("the Evangelical Sisterhood of Mary") yang didirikan oleh Ibu Basilea Schlink (21 Oktober 1904, Darmstadt, Jerman - 21 Maret 2001, Darmstadt). Sedang dikalangan kaum Protestan, ada biara laki-laki, komunitas monastik Taize di kota Taize, Perancis. Inilah yang dipimpin oleh seorang Protestan, bruder Roger Schutz (Provence, Swiss, 12 Mei 1915 - Taizé, 16 Agustus 2005) yang terkenal itu. Di dalam komunitas Taize ini penghormatan terhadap Maria mempunyai tempat yang penting dalam peribadatan mereka. Bruder Roger dan komunitas Taize ini menghormati Bunda Maria, sebagai Ibunda Rekonsiliasi atau Bunda Perdamaian. Mereka juga memakai ikon-ikon Sang Theotokos Tersuci dari Gereja Orthodox Timur.
Juga bisa disebut disini, Richard Wurmbrand (24 Maret 1909 – 17 Februari 2001), seorang pendeta Kristen Lutheran Romania, penulis, dan pendidik yang menghabiskan total empatbelas tahun tahun penjara di Romania diera komunis. Ia juga pendiri dari the Voice of the Martyrs (Suara Martir). Richard Wurmbrand dalam tulisan-tulisannya menunjukan hormat pada Bunda Maria.
Kemudian Harold Vinson Synan, Ph.D. (lahir pada 1 December 1934 di Hopewell, VA), pengkhotbah, tokoh gereja Pantekosta Amerika, sejarahwan pembaharuan dan penulis dalam gerakan Pantekosta, Berhubung dengan penghormatan kepada Bunda Maria, Vinson Synan mengatakan bahwa mereka belum melaksanakan sabda Tuhan, khususnya yang tertulis dalam Injil Lukas 1:48.
“sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia” (Lukas 1:48)
Referensi
1. ___________.Perawan Maria Menurut Martin Luther. Synaxis GOI Edisi November tahun 2007.
2. Dr. Alexander Roman. Orrologion. Martin Luther on the Mother of God. 30 January 2006: http://orrologion.blogspot.com/2006/01/martin-luther-on-mother-of-god.html.
3. Frans Harjawiyata OCSO. Kehidupan Devosional Dalam Gereja-gereja Timur. Seri Sumber Hidup 16. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Cetakan pertama 1993.
4. M. Basilea Schlink. Kenyataan Mujizat Allah Masa Kini. Penerbit Gandum Mas. Malang. (Tahun?).
5. William Johnston SJ. Mistik Kristiani. Sang Rusa Terluka. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 1987.
Senin, 12 Oktober 2009
MARTIN LUTHER, PARA TEOLOG PROTESTAN DAN PARA PATRIARKH GEREJA ORTHODOX TIMUR
Oleh :
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Gerakan Reformasi atau Gerakan Protestantisme adalah suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan dalam Kekristenan Barat yang dimulai sejak abad ke-14 hingga abad ke-17. Reformasi boleh dikatakan dimulai dari munculnya Golongan Loolard, Waldenses dan Hussit. Mereka menyerang struktur Gereja Barat Roma Katolik yang hirarkis dan legalistik serta keburukan-keburukan yang terdapat dalam Gereja Roma Katolik. Meskipun dalam tubuh Gereja Barat diadakan pembaharuan-pembaharuan Gereja, namun gerakan yang menuntut adanya pembaharuan yang lebih berarti tetap berjalan.
Pelopor gerakan ini, Martin Luther (Eisleben, Jerman, 10 November 1483 - 18 Februari 1546 idem) adalah seorang pastor Jerman, teolog dan biarawan Ordo St. Agustinus (O.S.A). Ia mengecam keburukan-keburukan dalam Gereja Roma Katolik seperti penyelewengan penjualan Surat Penghapusan Siksa (indulgensi), Kepausan, dsbnya. Dengan demikian upaya pembaharuan yang diadakan Luther bukan merupakan yang baru sama sekali. Reformasi menekankan untuk kembali kepada Gereja yang mula-mula. Studi Luther terhadap Agustinus membawanya kepada langkah mempersoalkan tekanan teologi Skolastik pada perbuatan baik. Hasil studi Luther terhadap L. Valla menyebabkan Luther meragukan keabsahan tuntutan supremasi kepausan. Luther menyerang ajaran Transsubstansiasi, selibat para klerus, dan ia menuntut penghapusan kuasa Paus atas Jerman. Raja-raja Jerman banyak yang berpihak kepada Luther, seperti Raja Saksen, Hesse, Bradenburg, Brunswick, serta raja-raja di luar Jerman seperti Raja Denmark dan Swedia. Daerah-daerah ini segera menjadi daerah Lutheran dan Luther menyerahkan wewenang untuk mengatur gereja-gereja dalam wilayah tersebut kepada raja-rajanya.
Paus Leo X (Giovanni de'Medici) dari Florence (11 Maret 1513 – 1 Desember 1521) menghukum (ekskomunikasi) Martin Luther dengan bulla Exsurge Domine (”Bangkitkan ya Tuhan”) pada 15 Juni 1520. Bulla ini memuat 41 ajaran Luther yang dinyatakan sesat dan Luther dikutuk sebagai penyesat. Ajaran yang dinyatakan sesat itu antara lain pokok yang berhubungan dengan Indulgensi, pertobatan, api penyucian, sakramen, rahmat dan kuasa Paus. Luther membakar bulla ini di Wittenberg pada 10 Desember 1520.
Sebelum Martin Luther yakin dengan kebenaran posisinya (di Dewan Worms, pada tahun 1520), ia pernah minta perlindungan kepada Patriarkh Ekumenis Gereja Orthodox di Istambul, Theoliptos I (1513-1522) akibat sedang dikejar-kejar tentara Paus. Saat itu Patriarkh Ekumenis hanya menasihatinya jangan memisahkan diri dari Gereja Roma Katolik, juga perlunya meminta maaf kepada Paus dan sebaiknya memperbaiki masalah-masalah Gereja dari dalam saja. Peringatan Patriarkh itu tidak diindahkan Luther, Reformasi melanda Gereja Roma dan seluruh Eropa Barat.
Iman Luther sendiri terus-menerus mengalami pergumulan melawan kesangsian dan takhyul. Pandangan Martin Luther mengenai agama dikutuk di banyak tempat bahkan pada masa hidupnya sehingga ia terkadang kehilangan keberaniannya. Ia pernah menimbang-nimbang apakah dirinya sudah sedemikian congkak sampai menolak segala yang ada dalam agama Kristen serta tradisi yang telah berabad-abad dan pernah bertanya pada diri sendiri: “Apakah menurut anggapanmu semua pengajar selama ini tidak tahu apa-apa … ? Apakah engkau sendiri saja yang menjadi andalan Roh Kudus pada masa-masa terakhir ini?”.
Sehubungan usaha-usaha Reformasi yang menekankan untuk kembali kepada Gereja yang mula-mula, sejarah mencatat adanya kontak penting yang pertama kali antara Gereja Timur dan orang-orang Protestan mulai terjadi pada tahun 1573, ketika suatu utusan sarjana Lutheran dari Tubingen, dipimpin oleh Yakob Andrae dan Martin Crusius, mengunjungi Konstantinopel dan memberikan kepada Patriarkh Yeremia II, suatu duplikat dari Pengakuan Iman Augsburg dalam bahasa Yunani. Pada saat korespondensi ini Luther sudah meninggal dua tahun sebelumnya. Korespondensi dengan Patriarkh Yeremia ini sebenarnya diprakarsai oleh Luther sendiri menjelang akhir hayatnya. Ia yang meminta supaya “Pengakuan Iman Augsburg” diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani untuk dikirimkan kepada Patriarkh di Konstantinopel. Namun keinginan Luther itu tidak segera terlaksana, karena orang yang diminta untuk mengirimkan dokumen ini: Gerlach, tidak dapat langsung pergi ke Konstantinopel, karena saat itu antara Jerman dimana Luther tinggal dan Konstantinopel yang sudah dikuasai Turki sedang terjadi peperangan, sampai dua tahun kemudian. Sesaat setelah meninggalnya Martin Luther, posisi kaum Protestan akhirnya dimotori oleh madzhab Tubingen di Augsburg. Dari teolog-teolog madzhab ini pernah (1573-1581) saling berkirim surat dengan Patriarkh Ekumenis di Konstantinopel, Yeremia II. Isi surat-surat dari Jerman ini dikenal sebagai inti sari “Konfesi Augsburg” yang diakui sebagai keseluruhan ajaran dogmatika Gereja Protestan. Tokoh-tokohnya antara lain, Dr. Yakob Andrae dan Dr. Stephen Gerlach. Dalam setiap surat balasannya Patriarkh Ekumenis, dengan ucapan sopan dan sifat kebapaannya senantiasa mengajak mereka kembali ke Rumah Bapa dan jangan tertarik untuk membuat dogma-dogma baru. Sayang sekali bahwa ketika surat-menyurat ini Luther sendiri sudah tidak ada. Seandainya ia masih hidup pastilah surat-menyurat itu akan berbeda sifatnya dan sebagai akibatnya pastilah bentuk dunia Kristen saat ini akan berbeda, dan kemungkinan perpecahan-perpecahan yang terus-menerus ini tidak akan seperti yang kita jumpai sekarang ini. Sekarang setelah hampir 500 tahun setelah peristiwa Reformasi Protestan itu terjadi, berdasarkan The World Christian Encyclopedia, karangan David B. Barret, Gereja dan dunia telah melihat ke-33.800 aliran/ sekte/ denominasi dalam Protestantisme. Dokumen surat-menyurat antara Patriarkh Yeremia dan Teologiawan Lutheran ini sudah dibukukan oleh Gereja Orthodox Timur dengan judul “Between Constantinople and Tubingen”, George Mastrantonis, Holy Cross Orthodox Press, Mass. Usa, 1982.
Dalam perjalanan sejarahnya Gereja Orthodox tidak pernah mengalami apa yg terjadi di kawasan Eropa Barat di lingkungan Gereja Barat Roma Katolik, yaitu Gerakan Reformasi oleh kaum Protestan, Pencerahan dan Renaissance. Sebab Gereja Orthodox dalam perjalanan sejarahnya tidak pernah mengalami penyimpangan-penyimpangan Zaman Kegelapan yang ada di kawasan Gereja Barat sehingga Gereja memerlukan reformasi – Gerakan Protestantisme. Hal ini disebabkan Gereja Orthodox Timur yang dikenal sebagai Gereja Mula-mula atau Gereja Katolik Purba, sudah sejak mula selalu berpegang teguh pada pengajaran para Rasul sendiri (Gereja Yang Apostolik) yang sama menyeluruh / universal dan penuh (tidak dikurangi dan ditambah) dimanapun Gereja Orthodox itu berada (Katolik/ Am). Hal ini sesuai dg pesan Rasul Yudas, saudara Yakobus, Episkop/ Uskup pertama Yerusalem (ditulis 60-80 A.D.) sendiri: ”...supaya kamu tetap berjuang dengan sungguh-sungguh untuk mempertahankan iman yang sekali dan untuk selama-lamanya (Bhs.Yunani: “eph hapax”) yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus” (Yudas 1:3).
Referensi
1. ____________. Booklet A Time Line of Church History. Tracing the birth and continuity of the Orthodox Church from Pentecost to the present. Published by Conciliar Press. P.O. Box 76. Ben Lomond, CA 95005-0076. 1989.
2. A.Sandiwan Suharto & Eddy Suhendro, Ziarah Sang Abdi. Bapa Suci Yohanes Paulus II. Panitia Penyambutan Sri Paus Jakarta, 1989.
3. Drs. F.D. Wellem, M.Th. Kamus Sejarah Gereja. PT BPK Gunung Mulia. Jakarta. 1994.
4. Edith Simon dan Para Editor Pustaka Time-Life. Zaman Reformasi. Abad Besar Manusia. Sejarah Kebudayaan Dunia. Tira Pustaka Jakarta. Jakarta. 1986.
5. Episkop Timothy Ware (Penterjemah : Arkhimandrit Daniel Bambang PhD). Mari Mengenal Kekristenan Timur. Sejarah Gereja Orthodox. Satya Widya Graha. 2001.
6. Fr. John Whiteford. Sola Scriptura (Hanya dengan Alkitab saja). Penerbit Eikon. Jakarta.
2001.
7. Fr. Peter E. Gillquist (Project Director), Mr. Alan Wallerstedt (Managing Editor). The Orthodox Study Bible. New Testament And Psalms. New King James Version. Discovering Orthodox Christianity in the Pages of the NewTestament. Initial Draft Prepared by the Academic Community of St.Athanasius Orthodox Academy, Santa Barbara California, Tennessee. The Orthodox Study Bible 1993 by St. Athanasius Orthodox Academy. Special Helps 1997 by Conciliar Press. Thomas Nelson Publishers Nashville.
SEGITIGA KEHIDUPAN SAAT TERJADI GEMPA
Oleh. Doug Copp, Kepala Penyelamat dan Manajer Bencana dari American Rescue Team International (ARTI),
Dari Artikel Doug Copp mengenai "Segitiga Kehidupan"
Diedit untuk briefing Komite Keselamatan MAA.
Saya Doug Copp, Kepala Penyelamat dan Manajer Bencana dari American Rescue Team International (ARTI), tim penyelamat paling berpengalaman di dunia. Informasi dalam artikel ini dapat menyelamatkan nyawa anda dari gempa bumi.
Pengalaman
Saya telah merangkak di bawah 875 reruntuhan bangunan, bekerja sama dengan tim penyelamat dari 60 negara, dan mendirikan tim penyelamat di beberapa negara serta salah satu dari ahli PBB untuk Mitigasi Bencana selama 2 tahun.
Saya telah bekerja di seluruh bencana besar di dunia sejak tahun 1985.
Pada tahun 1996 kami membuat film yang membuktikan keakuratan metode bertahan hidup yang saya buat.
Percobaan
Kami meruntuhkan sebuah sekolah dan rumah dengan 20 boneka di dalamnya. 10 boneka "menunduk dan berlindung" dan 10 lainnya menggunakan metode bertahan hidup "segitiga kehidupan".
Setelah simulasi gempa, kami merangkak ke dalam puing-puing dan masuk ke dalam bangunan untuk membuat dukumentasi film mengenai hasilnya. Film itu menunjukkan bahwa mereka yang menunduk dan berlindung tidak dapat bertahan hidup dan mereka yang menggunakan metode saya "segitiga kehidupan" bertahan hidup 100%.
Film ini telah dilihat oleh jutaan orang melalui televisi di Turki dan sebagian Eropa, dan disaksikan pada program televisi di USA, Canada dan Amerika Latin.
Fakta
Bangunan pertama yang saya masuki adalah sebuah sekolah di Mexico City pada gempa bumi tahun 1985.
Semua anak berlindung di bawah meja masing-masing.
Semua anak remuk sampai ke tulang mereka. Mereka mungkin dapat selamat jika berbaring di samping meja masing-masing di lorong.
Pada saat itu, murid-murid diajarkan untuk berlindung di bawah sesuatu.
Teori segitiga kehidupan
Secara sederhana, saat bangunan runtuh, langit-langit akan runtuh menimpa benda atau furniture sehingga menghancurkan benda-benda ini, menyisakan ruangan kosong di sebelahnya.
Ruangan kosong ini lah yang saya sebut "segitiga kehidupan".
Semakin besar bendanya, maka semakin kuat benda tersebut dan semakin kecil kemungkinannya untuk remuk.
Semakin sedikit remuk, semakin besar ruang kosongnya, semakin besar kemungkinan untuk orang yang menggunakannya untuk selamat dari luka-luka.
Amati
Suatu saat anda melihat bangunan runtuh di televisi, hitunglah "segitiga kehidupan" yang anda temui. Segitiga ini ada di mana-mana dan merupakan bentuk yang umum.
Sepuluh (10) Tip dalam Keselamatan Gempa Bumi :
1. Hampir semua orang yang hanya "menunduk dan berlindung" pada saat bangunan runtuh meninggal karena tertimpa runtuhan. Orang-orang yang berlindung di bawah suatu benda akan remuk badannya.
2. Kucing, anjing dan bayi biasanya mengambil posisi meringkuk secara alami. Itu juga yang harus anda lakukan pada saat gempa. Ini adalah insting alami untuk menyelamatkan diri. Anda dapat bertahan hidup dalam ruangan yang sempit. Ambil posisi di samping suatu benda, di samping sofa, di samping benda besar yang akan remuk sedikit tapi menyisakan ruangan kosong di sebelahnya.
3. Bangunan dari kayu adalah tipe konstruksi yang paling aman selama gempa bumi. Kayu bersifat lentur dan bergerak seiring ayunan gempa. Jika bangunan kayu ternyata tetap runtuh, banyak ruangan kosong yang aman akan terbentuk. Disamping itu, bangunan kayu memiliki sedikit konsentrasi dari bagian yang berat. Bangunan dari batu bata akan hancur berkeping-keping. Kepingan batu bata akan mengakibatkan luka badan tapi hanya sedikit yang meremukkan badan dibandingkan beton bertulang.
4. Jika anda berada di tempat tidur pada saat gempa terjadi, bergulinglah ke samping tempat tidur. Ruangan kosong yang aman akan berada di samping tempat tidur. Hotel akan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi dengan hanya menempelkan peringatan di belakang pintu agar tamu-tamu berbaring di lantai di sebelah tempat tidur jika terjadi gempa.
5. Jika terjadi gempa dan anda tidak dapat keluar melalui jendela atau pintu, maka berbaring lah meringkuk di sebelah sofa atau kursi besar.
6. Hampir semua orang yang berada di belakang pintu pada saat bangunan runtuh akan meninggal.
Mengapa? Jika anda berdiri di belakang pintu dan pintu tersebut rubuh ke depan atau ke belakang anda akan tertimpa langit-langit di atasnya. Jika pintu tersebut rubuh ke samping, anda akan tertimpa dan terbelah dua olehnya. Dalam kedua kasus tersebut, anda
tidak akan selamat!
7. Jangan pernah lari melalui tangga.
Tangga memiliki "momen frekuensi" yang berbeda (tangga akan berayun terpisah dari bangunan utama). Tangga dan bagian lain dari bangunan akan terus-menerus berbenturan satu sama lain sampai terjadi kerusakan struktur dari tangga tersebut. Orang-orang yang lari ke tangga sebelum tangga itu rubuh akan terpotong-potong olehnya. Bahkan jika bangunan tidak runtuh, jauhilah tangga. Tangga akan menjadi bagian bangunan yang paling mungkin untuk rusak. Bahkan jika gempa tidak meruntuhkan tangga, tangga tersebut akan runtuh juga pada saat orang-orang berlarian menyelamatkan diri.Tangga tetap harus diperiksa walaupun bagian lain dari bangunan tidak rusak.
8. Berdirilah di dekat dinding paling luar dari bangunan atau di sebelah luarnya jika memungkinkan. Akan lebih aman untuk berada di sebelah luar bangunan daripada di dalamnya. Semakin jauh anda dari bagian luar bangunan akan semakin besar kemungkinan jalur menyelamatkan diri anda tertutup.
9. Orang-orang yang berada di dalam kendaraan akan tertimpa jika jalanan di atasnya runtuh dan meremukkan kendaraan; ini yang ternyata terjadi pada lantai-lantai jalan tol Nimitz. Korban dari gempa bumi San Fransisco semuanya bertahan di dalam kendaraan mereka & meninggal. Mereka mungkin dapat selamat dengan keluar dari kendaraan dan berbaring di sebelah kendaraan mereka. Semua kendaraan yang hancur memiliki ruangan kosong yang aman setinggi 1 meter di sampingnya, kecuali kendaraan yang tertimpa langsung oleh kolom jalan tol.
10. Saya menemukan, pada saat saya merangkak di bawah kantor perusahaan koran dan kantor lain yang menyimpan banyak kertas bahwa kertas tidak memadat. Ruangan kosong yang besar ditemukan di sekitar tumpukan kertas-kertas.
Sebarkan informasi ini dan selamatkan nyawa orang
yang anda cintai. Terima kasih....
Minggu, 11 Oktober 2009
APAKAH ITU DYOPHYSITISME, EUTYCHIANISME, MONOPHYSITISME DAN MIAPHYSITISME?
Oleh :
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
”Dyophysitisme” dari Patriarkh Nestorius dari Konstantinopel
Sejak keputusan Konsili Nikea II tahun 381 di Konstantinopel tentang kedudukan Konstantinopel, yaitu ”Episkop Konstantinopel akan memiliki prerogatif kehormatan sesudah Episkop di Roma, karena Konstantinopel adalah Roma Baru” (Kanon 3), Alexandria selalu berusaha untuk menyaingi Konstantinopel. Secara kebetulan pada abad kelima ini yang menjadi Patriarkh di Konstantinopel adalah seorang Syria dari Antiokhia, bernama: Nestorius (kira-kira 386 - 451). Sebagai seorang Syria maka tradisi theologia Antiokhialah yang digunakan untuk memahami Kristologis, Tradisi theologia Antiokhia lebih menekankan pendekatan “literal, tata-bahasa, dan kesejarahan” atas Kitab Suci, sehingga dalam hal Kristus merupakan tradisi yang menekankan kemanusiaan Kristus. Sedang tradisi theologia Alexandria menekankan “alegori”, sehingga dalam Kristologi Alexandria lebih menekankan keilahian Kristus, Keduanya seharusnya saling mengisi, dan merupakan dua sisi yang utuh bagi pendekatan atas Kitab Suci.
Karena mengikuti tradisi theologia Antiokhialah, maka Nestorius lebih menekankan kemanusiaan Kristus, sehingga menolak gelar “Theotokos” (“Sang Pemberi Lahir Secara Daging kepada Allah” yaitu Firman Allah (Kalimatullah) yang menjelma) yang telah beratus tahun digunakan di Gereja untuk menyebut Maryam. Menurut Nestorius yang dilahirkan Maryam hanyalah seorang “manusia” yang di dalamnya “Kalimatullah/Firman Allah” itu bersemayam, jadi bukan Kalimatullah/Firman Allah itu sendiri yang menjadi manusia, bertentangan dengan apa yang telah diakui dalam kedua konsili sebelumnya. Nestorius mengatakan yang dilahirkan oleh Maria itu bukan ke-Allah-an Yesus, tetapi hanya kemanusiaanNya saja. Jadi Maria tak boleh disebut Theotokos namun Anthropotokos (”Dia yang Melahirkan Manusia”) atau paling tinggi dengan sebutan Kristotokos (”Dia Yang Melahirkan Kristus”). Dengan demikian Nestorius mengajarkan bahwa dalam pribadi Yesus terdapat dua kodrat, kodrat ilahi dan kodrat manusiawi. Kedua kodrat tersebut terpisah, namun berada dalam satu pribadi yaitu pribadi Yesus. Inilah ”Dyophysitisme” dari Nestorius.
Kesempatan ini digunakan oleh Gereja Alexandria sekaligus untuk menghantam tradisi theologia Antiokhia dan kedudukan Konstantinopel yang dianggap menggeser kedudukan Alexandria itu, melalui St. Kyrillos dari Alexandria (kira-kira 378 - 444). Dia ingin menjatuhkan Nestorius sebagai Patriarkh Konstantinopel, dengan demikian mempermalukan Konstantinopel, serta melawan pemahaman theologianya dengan demikian menentang pemahaman Syria, Antiokhia, yang kebetulan kali ini Kristologi Nestorius itu memang tidak Alkitabiah, dan tidak rasuliyah. Dan inilah kesempatan yang baik. Jadi sebenarnya konflik ini adalah adalah konflik antara Alexandria (Mesir) dan Antiokhia (Syria) (bukan dengan unsur Yunani dalam Gereja Timur itu).
St. Kyrillos menegaskan, bahwa memang layak menyebut Maryam sebagai “Theotokos”, karena Dia yang dilahirkan olehnya adalah “Firman” yang adalah “Allah”, yang “telah menjadi manusia” (Yohanes 1:1,14) atau ajaran St. Kyrillos dari Alexandria dikenal sebagai: ”mia physis ton theon logon sesarkomeni” (“satu kodrat Firman Allah yang menjelma”). Jadi Firman Allah itu sendirilah yang dilahirkan dalam penjelmaanNya sebagai manusia, maka Maryam memang melahirkan Firman Allah dalam penjelmaanNya sebagai manusia. Jadi Maryam memang “Theotokos”. Para pengikut Nestorius menolak tunduk dan bertobat pada peringatan St. Kyrillos ini. Sehingga dipimpin oleh St. Kyrillos sendiri pada tahun 431, di Efesus, sejumlah kecil Episkop mengadakan Konsili untuk meneguhkan ajaran Gereja Alexandria serta menolak ajaran theologia Syria, dari Nestorius ini, dimana ditegaskan bahwa Maryam adalah Theotokos, karena yang dilahirkan Maryam tak lain adalah “Firman Allah” yang sama dan yang satu, yang menjelma menjadi manusia. Baru pada tahun 433 sajalah keputusan Konsili ini diterima oleh segenap Episkop Timur, dan akhirnya diakui sebagai Konsili Ekumenis Ketiga.
Sementara itu Gereja Syria di Persia akibat penganiayaan para shah yang begitu kejam akibat provokasi dari para Majus atau pemimpin Agama Zoroaster penyembah api itu, karena dicurigai menjadi antek Byzantium yang beragama Kristen, musuh bebuyutan Persia itu, memutuskan untuk memiliki Patriarkh sendiri, lepas dari Antiokhia, karena Antiokhia berada dalam wilayah Byzantium. Dan untuk meyakinkan Shah Persia bahwa mereka bukan antek Byzantium, maka secara alamiah mereka menerima theologia Syria dari Nestorius, karena selama ini Gereja Syria, di Persia, memang menghormati tulisan-tulisan Theodoros dari Mopsuestia, guru dari Nestorius. Demikianlah meskipun Nestorius akhirnya meninggal sebagai rahib di padang gurun Libia, ajarannya tetap dipertahankan oleh Gereja Syria di Persia. Maka Gereja Syriapun terpecah menjadi dua, yaitu di Syria Barat yang mengikuti definisi dari Kyrillos dari Alexandria dan di Syria Timur yang mengikuti definisi Nestorius, orang Syria itu. Sejak saat itu Gereja Syria Timur ini terkenal dengan nama Gereja Nestorian, meskipun sebenarnya mereka sendiri tak pernah menyebut diri mereka demikian. Gereja Nestorian ini sekarang lebih dikenal sebagai Gereja Assyria Timur. Ajaran mereka sebenarnya tak sejauh Nestorianisme yang dituduhkan pada mereka, dan praktek-praktek mereka tak beda dengan praktek-praktek Gereja Orthodox. Sehingga ada beberapa sarjana modern yang menyebut mereka sebagai ”Gereja Orthodox Pre-Kalsedonia”. Dan Gereja Persia yang sebenarnya merupakan bagian dari Gereja Orthodox Antiokhia ini menjadi Gereja yang amat misioner, sehingga sampai mengabarkan Injil di Cina, dan bahkan pada abad ketujuh di Indonesia: di Pancur dan Barus, Sumatra, bahkan ada berita bahwa mereka juga ada di Kerajaan Majapahit.
”Monophysitisme” dari Eutykhes atau ”Eutychianisme”
Keputusan dari Konsili Ketiga ini memang tidak langsung diterima oleh semua pihak, karena masih timbul kontroversi mengenai ajaran St. Kyrilos ini. Kebanyakan Episkop di Timur mengkhawatirkan ajaran St. Kyrillos ini tidak secara memadai menyatakan kemanusiaan Kristus yang sejati. Namun setelah saling berdialog tercapailah pengertian dan persetujuan bersama mengenai apa yang dimaksud oleh St. Kyrillos. Namun sesudah wafatnya, seorang rahib dan Archimandrit (gelar jenjang tertinggi untuk Presbiter/Romo/Imam yang tidak menikah/ selibat dalam Gereja Orthodox) dari Konstantinopel bernama Eutyches (kira-kira 380 - 456), mengajarkan bahwa yang dimaksud oleh Kyrillos adalah bahwa Kristus hanya memiliki “satu-kodrat” (“mono-physis”) saja, yaitu kodrat Ilahi, sebab kodrat manusiaNya ditelan oleh kodrat ilahiNya. Jadi berdasarkan apa yang dikatakan oleh St. Kyrillos dari Alexandria: ”mia physis ton theon logon sesarkomeni” (“satu kodrat Firman Allah yang menjelma”), Eutykhes mengartikan dan sebagai titik pijak ajarannya bahwa: ”Kristus itu hanya memiliki satu kodrat saja, yaitu kodrat Ilahi. Sebab yang Ilahi itu lebih berkuasa daripada yang manusiawi, jadi yang manusiawi itu hilang tenggelam ditelan yang Ilahi. Kristus tidak memiliki dua kodrat lagi, namun hanya satu kodrat (monophysit)” – (Asal : mono-mia = satu ; physis = kodrat). Ajaran ini menimbulkan kegelisahan kembali di dalam Gereja. Para pembela ajaran ini mengadakan Konsilinya sendiri bersama Patriarkh Dioskoros dari Alexandria (444-451, 454) dan Eutykhes pada tahun 449 di Efesus, dan mereka menganggap bahwa mereka pengikut ajaran Kyrillos yang setia. Konsili ini diikuti oleh sejumlah besar Episkop, namun tidak diterima sebagai Konsili yang sah, malah disebut sebagai “Latrocinium” atau “Konsili Para Perampok”. Ajaran tentang Kristus hanya memiliki “satu-kodrat” (“mono-physis”) ini akhirnya terkenal sebagai ajaran ”Monophysitisme”, yang ditolak oleh Gereja dan dinyatakan bidat. Ajaran monophysitisme dari Archimandrit Eutyches ini dikenal juga sebagai bidat ”Eutychianisme”.
Rumusan Konsili Ekumenis Kalsedonia dan Penafsirannya oleh Patriarkh Kyrillos dari Alexandria dan Paus Leo Agung dari Roma
Untuk memecahkan masalah ini maka suatu Konsili yang lain diadakan pada tahun 451, di kota Kalsedonia, dekat Konstantinopel. Konsili ini dikenal dalam Gereja sebagai Konsili Ekumenis Keempat, dan berhasil`membela ajaran St. Kyrillos dari Alexandria serta ajaran Konsili Ekumenis Ketiga di Efesus tahun 431. Ini juga memuaskan tuntutan para Episkop Timur mengenai kemanusiaan Kristus yang sejati yang secara jelas harus diakui. Konsili Ekumenis Kalsedonia ini dihadiri oleh 650 Episkop. Definisi dogmatis dari Konsili Kalsedonia ini mengikuti secara dekat ajaran yang dirumuskan oleh Paus Santo Leo (Al-Baba Laon) atau dikenal sebagai St. Leo I (Agung) dari Tuscany atau Paus St. Leo Agung (440-461) dari Roma, yang tidak turut hadir dalam Konsili itu, namun hanya mengirim wakil-wakilnya. Menurut definisi Konsili Kalsedonia ini Kristus itu memiliki “satu hypostasis” (menegaskan tradisi theologia Alexandria) dalam “dua kodrat” (menegaskan tradisi theologia Syria, Antiokhia) – ilahi dan manusiawi. Konsili Kalsedonia memutuskan secara tegas dan lugas: “Kristus itu satu Pribadi (satu hypostasis), namun memiliki dua kodrat (Ilahi dan manusiawi) yang tak terpisah namun tak bercampur baur”. Jadi sekali lagi Rumusan Kalsedon mengatakan Almasih itu memiliki: “satu pribadi dalam dua kodrat, yang manunggal secara tak terbagi-bagi, tak terpisah-pisah, tak berbaur dan tak kacau-balau”. Dia sepenuhnya Ilahi. Dia sepenuhnya manusia. Dia Allah sempurna dan manusia sempurna. Sebagai Allah (yaitu:Firman Allah) Dia “satu Dzat-Hakekat/Essensi” dengan Sang Bapa (Allah yang Esa) dan dengan Roh Allah sendiri. Dan sebagai manusia, Dia satu “hakekat/ esensi” dengan segenap manusia. Keilahian dan kemanusiaan Kristus itu menyatu/manunggal dalam satu hypostasis/pribadi namun tidak campur-baur dan tidak kacau-balau dan tidak terpisah-pisah serta tidak terbagi-bagi. Kristus itu satu pribadi yang sekaligus Allah dan Manusia. Pemahaman Gereja Orthodox mengenai Pribadi Kristus itu sangat kokoh berpegang erat pada rumusan Konsili Kalsedon tahun 451.
Kaum Monophysit di zaman purba sampai kini menolak rumusan Kalsedon ini serta menganggapnya itu bersifat Nestorianisme, terutama sebagaimana yang ditafsirkan oleh Gereja Barat Roma Katolik dan kemudian Protestantisme. Namun Gereja Orthodox mengertinya secara berbeda. Ini penting ditegaskan karena umat Roma Katolik merasa bahwa Kalsedonia adalah kemenangan theologia Latin Roma Katolik, terutama kemenangan dari Paus Leo Agung dari Roma. Dan Umat Monophysit dalam penolakannya terhadap Rumusan Kalsedonia justru pandangan Gereja Barat ini yang digunakan sebagai acuannya. Karena menurut Paus Leo memang kelihatannya ada pemisah-misahan dua kodrat itu, sehingga bahaya mendekati kembali Nestorianisme itu tak terelakkan. Sehingga sebenarnya yang dimusuhi umat Monophysit (Koptik-Ethiopia, Syria Orthodox - Thomas India, Armenia) adalah pemimpin Gereja Barat Latin: Paus Leo itu, namun bukan pemimpin dari Konstantinopel atau Patriarkh Timur lainnya.
Umat Monophysit menyangka bahwa Gereja Orthodox mengerti Rumusan Kalsedonia sama dengan pemahaman Gereja Barat: Roma Katolik. Rumusan Kalsedonia dalam Gereja Orthodox itu bukan dilihat dari titik pandang Paus Leo dari Roma, namun dari titik-pandang Kyrilos dari Alexandria, sebagaimana yang dijelaskan dalam Konsili Ekumenis yang kelima tahun 553 sesudah Konsili IV di Kalsedon tahun 451 itu. Sering dalam pemahaman Gereja Barat, jika Kristus lahir, tumbuh dewasa, menderita, disalibkan, mati, kesakitan, lapar, merasa tidak tahu dan lain-lain sifat kemanusiaan yang terlihat, itu dianggap hanya kodrat kemanusiaanNya saja yang melakukan dan mengalami hal itu semua. Sedangkan jikalau Ia berbuat mukjizat, bangkit dari antara orang mati menunjukkan otoritas dan lain-lain, itulah kodrat ilahiNya yang bekerja. Pemisah-pilahan seperti ini memang sangat bersifat Nestorianistis, itulah sebabnya ditolak umat Monophysit (Non-Kalsedonia). Disangka Umat Orthodoxpun (Kalsedonian) menerima pemahaman seperti itu. Itu adalah salah paham dari pihak Monophysit. Iman Orthodox dalam Konsili kelima ini menegaskan bahwa yang menjadi “subyek” dalam diri Yesus Kristus adalah Firman Allah yang kekal itu. Jadi waktu Ia lahir dari Maryam, sakit, lapar, merasa tidak tahu, disalibkan dan mati, itu adalah Firman Allah sendiri sebagai “subyek” yang mengalami melalui tubuh kemanusiaanNya, namun pada saat yang bersamaan Firman Allah itu tetap tak terlahirkan, tak dapat sakit, tak dapat lapar, selalu maha-tahu, tak bisa kesakitan ketika disalib, tak bisa mati meskipun Ia sedang mati. Dan yang berbuat mukjizat itupun bukan hanya kodrat ilahiNya saja, namun Firman Allah yang sama dalam tubuh manusiaNya itu yang melakukan. Jadi Gereja Orthodox berani mengatakan bahwa dalam Yesus Kristus, Allah (yaitu, Firman) itu telah disalibkan, namun juga tak disalibkan, telah dilahirkan namun toh juga tanpa awal, telah menderita sakit namun juga tak merasa kesakitan, telah mati namun toh tetap hidup kekal. Karena baik kodrat ilahiNya maupun kodrat manusiaNya itu tak dapat dipisah-pisahkan ataupun dibagi-bagi dan hanya memiliki subyek tunggal yaitu pribadi atau hypostasis dari Firman Allah yang kekal itu. Jadi tuduhan Monophysit terhadap Gereja Orthodox Timur dan penolakannya atas Kalsedonia sebagaimana yang dimengerti oleh Gereja Orthodox Timur - sebagai bercorak Nestorianisme - itu jelas salah arah. Karena Kristus itu Firman Allah dan bersifat Allah, maka peristiwa turunNya Kristus menjadi manusia itu sering disebut “Allah menjadi manusia”. Penyataan “Allah jadi manusia” lalu “disalibkan, mati, dikuburkan, bangkit dari antara orang mati,” dan seterusnya itu dapat menjadi salah pengertian yang besar juga jika jargon Kristen ini tak diterjemahkan dengan bahasa umum.
”Monophysitisme” dalam Pengertian ”Miaphysit Ex Dyo Physeoos” atau “Miaphysitisme”
Para pengikut Kyrillos yang ekstrim menolak definisi Kalsedonia ini karena dianggap berbau Nestorianisme (Diophysitisme), suatu tuduhan yang tidak tepat dan tidak fair memang. Mereka menegaskan bahwa Kristus hanya memiliki “satu kodrat” saja, meskipun kodrat itu telah menjelma, padahal menurut mereka Konsili ini mengatakan Kristus memiliki “dua kodrat” yang dianggap sebagai kesesatan Nestorius, namun mereka tidak menggabungkan bahwa “dua kodrat” itu dalam satu pribadi, atau satu hypostasis, yang jelas tak bersangkutan dengan ajaran Nestorius. Jadi mereka menekankan bahwa Kristus hanya memiliki “Satu Kodrat” menjelma saja, artinya bukan hanya kodrat Ilahi saja seperti halnya apa yang diajarkan oleh Archimandrit Eutykhes, namun satu kodrat yang terdiri dari kemanunggalan “Yang Ilahi dan Yang manusiawi secara tak terpisah”. Jadi rumusan Non-Kalsedon mengatakan Almasih itu memiliki “satu kodrat yang berasal dari dua kodrat (”Miaphysit ex dyo physeoos”), yang manunggal secara tak terbagi-bagi, tak terpisah-pisah, tak berbaur dan tak kacau balau”. Ini sebenarnya bukan Monophysitisme ala Eutykhes atau Eutychianisme tapi “Miaphysitisme”. Penekanan ini disalah mengerti oleh pendukung rumusan Kalsedon sebagai yang mengikuti ajaran Monophysitisme dari Eutykhes. Sehingga dapat dilihat, bahwa meskipun keduanya memegang Paradosis/Tradisi Kudus iman rasuliyah yang sama, namun saling salah mengerti istilah yang digunakan. Jadi mereka ini sebetulnya bukan bidat monophysitisme dalam arti Eutychianisme.
Demikianlah mereka ini akhirnya memisahkan diri dari Gereja Orthodox alur utama. Para pendukung Konsili Kalsedonia akhirnya mengangkat Patriakh Kalsedonia di Mesir: Proterius (452 - 457), sedang penentang Kalsedonia memilih Patriarkh tandingan mereka, yaitu Timotius Si Kucing (Timotius II) dikenal juga sebagai Timotius Aelurus (Αίλυρος) (457 - 477). Sejak itulah Gereja Mesir terpecah dua, yang Orthodox Kalsedonia yang tetap bersatu dengan seluruh Gereja universal, dan yang menolak Kalsedonia, yang kemudian terkenal dengan Gereja Koptik Orthodox, serta mengikuti faham “satu-kodrat” (monophysis). Demikian juga di pihak Syria, ada yang mengikuti langkah Gereja Alexandria dalam memeluk faham “satu-kodrat” ini, namun ada yang tetap dengan Gereja Universal yang menerima Konsili Kalsedonia. Dengan demikian Gereja Syria sebelah Barat terpecah lagi antara yang “Orthodox” (kaum Monophysit, menyebut Gereja Syria yang Orthodox ini sebagai: Malkaya/Melkit, atau para pengikut Raja/Malak) dan yang “Monophysit”. Pihak Monophysit ini oleh perjuangan Episkop Yakub Burdana (Yakub Baradeus) ( 30 Juli 578) berhasil mengorganisasi suatu lembaga kegerajaan Syria Monophysit, yang akhirnya terkenal dengan nama Gereja Syria Orthodox atau Gereja Yakobit (Gereja Ya’kubiyyah). Sedangkan yang Orthodox alur utama tetap melanjutkan Kepatriarkhan Syria Antiokhia yang memiliki hubungan dengan Gereja-Gereja Orthodox Aleksandria, Konstantinopel, Yerusalem, dan Roma.
Gereja Armenia karena sedang menghadapi perang dengan Persia sehingga tak terwakili dalam Konsili Kalsedonia, menolak hasil Konsili itu serta mengikuti faham “satu-kodrat”, demikian pula Gereja Thomas India yang terkait dengan Gereja Persia dan Gereja Syria, dan Gereja Ethiopia yang terkait dengan Gereja Koptik. Lima Gereja (Koptik, Syria-Yakobit, Armenia, Thomas-India, dan Ethiopia) inilah yang dalam buku-buku sejarah Gereja terkenal dengan nama: Gereja-Gereja Monophysit, atau pada masakini akibat hubungan-hubungan ekumenis, untuk menghormati mereka disebut sebagai Gereja-Gereja Oriental Orthodox (Oriental Orthodox Church), atau Gereja-Gereja Timur Alur Kecil, atau Gereja-Gereja Orthodox Non-Kalsedonia. Sedangkan Gereja Orthodox Alur Utama, disebut Gereja Orthodox Timur (Eastern Orthodox Church), atau Gereja Orthodox Kalsedonia atau Gereja Orthodox Yunani ( - Kata “Yunani” itu tak berarti menunjuk etnik Yunani, sama seperti “Roma” Katolik tak menunjuk pengikutnya sebagai bangsa Roma, namun untuk menunjuk ekspresi karya sastra theologis utama dari para Bapa Gereja Timur adalah menggunakan bahasa Yunani, meskipun jika mereka itu berkebangsaan Syria misalnya St. Efraim dari Syria, St. Yohanes Khrisostomos, atau berkebangsaan Koptik, misalnya St. Athanasius dari Alexandria, St. Kyrilos dari Alexandria, St. Klemen dari Alexandria dan lain-lainnya, sebagaimana Gereja Barat menggunakan bahasa Latin, maka Gereja Baratpun sering disebut “Gereja Latin”.-).
Sebutan “Monophysit” adalah nama yang dikenal dalam tulisan-tulisan sejarah. Karena “mono” artinya “satu-satunya”; ”physis” artinya ”kodrat”, yang adalah ajaran dari Eutyches yang jelas ditolak oleh Gereja Orthodox alur utama dan ternyata dalam perkembangannya kemudian Gereja Non-Kalsedoniapun menolaknya. Yang sebenarnya sekarang dipercayai oleh Gereja-Gereja Non-Kalseonia ini haruslah disebut “Miaphysitisme” yang kadang-kadang disebut juga ”Henophysitisme”. Karena “mia” artinya “tunggal”, yaitu ”Almasih memiliki kodrat tunggal yang berasal dari dua kodrat: ilahi dan manusia”. Jadi ajaran Gereja Non-Kalsedonia masakini termasuk di dalamnya Gereja Orthodox Syria dan Koptik lebih mendekati ajaran Orthodox alur utama (Gereja Orthodox Kalsedonia). Oleh alasan-alasan politik, budaya, ekonomi dan ras, yang akhirnya hal-hal theologis itu dijadikan panji-panji, Gereja Alexandria dengan cabangnya yaitu Gereja Ethiopia beserta Gereja Syria dengan cabangnya Gereja Thomas-India, serta Gereja Armenia ini menolak hasil keputusan Konsili Kalsedonia tahun 451 Masehi, karena mereka menganggap hasil keputusan ini bersifat Nestorianistis, yang tentu saja merupakan anggapan yang tidak benar, seperti yang telah kita jelaskan.
Rumusan dari Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik
Melalui dialog-dialog dengan pihak Orthodox alur utama, umat Non-Kalsedon ini telah berusaha mengklarifikasikan ajaran mereka dalam pertemuan-pertemuan yang dilakukan. Mereka mengaku – kecuali Gereja Ethiopia yang tetap mempertahankan rumusan “Monophysit”- tetap memegang ajaran Orthodox yang satu dan yang sama, kecuali dalam hal rumusan mengenai “tabiat Kristus” yang dimengertinya sebagai “satu kodrat” (“monophysit”) tadi. Dalam forum-forum internasional mereka selalu dalam satu kelompok, terutama dalam Dewan Gereja Dunia WCC, kedua tradisi Gereja Timur (Orthodox dan Oriental) itu hanya memiliki satu wadah Orthodox saja. Bahkan persatuan pemuda Orthodox Internasional: ”Syndesmos”, itu juga merupakan wadah bersama antara Non-Kalsedonia dan Kalsedonia.
Gereja-Gereja Orthodox Kalsedonia yaitu Gereja Orthodox alur-besar, sesuai dengan rumusan Kalsedonia menegaskan bahwa Kristus itu memiliki “dua-kodrat (manusia-ilahi) dalam satu hypostasis”, sedangkan Gereja-Gereja Orthodox Non-Kalsedonia mengatakan Kristus itu memiliki “satu kodrat yang berasal dari dua kodrat, yaitu :Kodrat menjelma”. “Satu Kodrat” dari rumusan Non-Kalsedonia inilah yang sebenarnya ditegaskan oleh Konsili Kalsedonia sebagai “satu hypostasis” (“satu Pribadi”), dan “Yang Berasal dari Dua Kodrat atau Kodrat Menjelma” itulah apa yang disebut oleh Rumusan Kalsedon sebagai “Dua Kodrat” karena menjelma berarti “Yang Ilahi telah Menjadi Manusiawi” berarti ada Kodrat Ilahi dan Kodrat Manusiawi. Baik Kalsedonia maupun Non-Kalsedonia mengatakan bahwa persatuan dua kodrat itu adalah persatuan “tanpa kacau, tanpa campur-baur, tanpa terbagi-bagi, tanpa terpisah-pisah”. Dengan demikian yang ilahi tetap ilahi tidak menjadi manusia, dan yang manusiawi tetap manusia tidak menjadi ilahi, namun keduanya telah manunggal dalam kesatuan yang dalam rumusan Kalsedonia adalah kesatuan dalam “SATU HYPOSTASIS” sedangkan menurut Non-Kalsedonia kesatuan dalam “SATU KODRAT MENJELMA”. Jadi menurut Rumusan Kalsedonia obyek kesatuan dari “Dua Kodrat” yang tak terpisah dan tak terbagi itu adalah “hypostasis” atau ‘Pribadi” dari Firman Allah, sedangkan menurut penghayatan Non-Kalsedonia obyek kesatuan dari “Dua Kodrat” yang telah manunggal secara tak terpisah dan tak terbagi itu adalah “kesatuannya itu sendiri”. Itulah sebabnya Rumusan Kalsedonia itu sebenarnya menegaskan dan lebih menjelaskan apa yang dimaksud oleh Non-Kalsedonia secara lebih tegas dan lebih matang, dan merupakan suatu kesimpulan logis daripadanya.
Kesatuan dalam Almasih itu oleh pihak Non-Kalsedon disebut “satu kodrat” (“Miaphysis”). Sedangkan pihak Orthodox menyebut “satu pribadi” (“Mia hypostasis“) seperti yang dirumuskan dalam Konsili Kalsedon. Pihak Orthodox Kalsedon menyebut dua realita yang manusiawi dan yang ilahi dalam Almasih dengan istilah “dalam dua kodrat”. Sedangkan oleh pihak Non-Kalsedon dimengerti sebagai “dari dua kodrat”. Dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh kedua belah pihak keluarga Gereja Timur: Orthodox Kalsedonia dan Gereja Oriental: Non-Kalsedonia pada tahun 1964 di Aarhus, Den Mark, pada bulan Juli 1967 di Bristol, Inggris, pada bulan Agustus 1970 di Geneva, Switzerland, serta pada bulan Januari 1971, di Addis Ababa, Ethiopia, dicapai saling pengertian bahwa ajaran pihak Non-Kalsedon itu ternyata tak mengikuti ajaran “Monopysitisme” model Eutyches, dan bahwa pihak Orthodox jelas tak pernah mengajarkan dua kodrat yang terpisah-pisah seperti ajaran Nestorius, seperti yang dituduhkan oleh pihak Non-Kalsedon selama ini sebagai panji-panji pemisahan mereka dari Gereja Orthodox. Baik Kalsedon maupun Non-Kalsedon kedua-duanya menolak faham Eutyches maupun Nestorius. Berarti pihak Non-Kalsedon, dan tentu saja tak dapat diragukan bagi pihak pihak Orthodox Kalsedonia, berusaha mempertahankan iman rasuliyah yang sama terminologi yang berbeda: “satu hypostasis” (Orthodox: Kalsedon) dan “satu physis” (Oriental: Non-Kalsedon), serta “dalam dua kodrat” (Orthodox:Kalsedon) dan “dari dua kodrat” (Oriental: Non-Kalsedon). Jadi Gereja Non-Kalsedonia itu tak seharusnya disebut Monophysit kalau yang dimaksud adalah ajaran “Eutychianisme”, namun “Monophysit” dalam pengertian ”Miaphysit ex dyo physeoos”, yaitu Almasih memiliki ”kodrat tunggal yang berasal dari dua kodrat”: ilahi dan manusia. Kemiripan Iman dan ethos serta peribadahan jelas menonjol sekali dalam kedua keluarga Gereja Timur: Orthodox Kalsedonia dan Non-Kalsedonia ini.
Kesimpulan dari uraian di atas adalah: Gereja-Gereja Monophysit atau ”Gereja Orthodox Non-Kalsedonia” sebenarnya adalah Gereja Miaphysit yaitu mengikuti rumusan: ”Almasih memiliki kodrat tunggal yang berasal dari dua kodrat: ilahi dan manusia” (”Miaphysit ex dyo physeoos”), bukanlah Gereja Monophysit yang mengikuti ajaran Monophysitisme dari Eutykhes atau ”Eutychianisme”, yaitu: ”Kristus itu hanya memiliki satu kodrat saja, yaitu kodrat Ilahi. Sebab yang Ilahi itu lebih berkuasa daripada yang manusiawi, jadi yang manusiawi itu hilang tenggelam ditelan yang Ilahi. Karena itu Gereja-Gereja Non-Kalsedonia lebih mendekati ajaran Orthodox Orthodox Alur Utama atau ”Gereja Orthodox Kalsedonia” yang memiliki rumusan: Almasih itu memiliki: “satu pribadi dalam dua kodrat, yang manunggal secara tak terbagi-bagi, tak terpisah-pisah, tak berbaur dan tak kacau-balau”. Dia sepenuhnya Ilahi. Dia sepenuhnya manusia. Dia Allah sempurna dan manusia sempurna.
Sedangkan Gereja Nestorian yang dikenal sebagai Gereja Assyria Timur, yaitu ”Gereja Orthodox Pre-Kalsedonia”, ajarannya sebenarnya tak sejauh Nestorianisme yang dituduhkan pada mereka, dan praktek-praktek mereka tak beda dengan praktek-praktek kedua Gereja Orthodox di atas, baik Gereja Orthodox Non-Kalsedonia (Oriental Orthodox Church) maupun Gereja Orthodox Kalsedonia (Eastern Orthodox Church).
Dengan demikian Gereja-Gereja Orthodox ini sebenarnya tetap merupakan Gereja yang ajarannya Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik. Gereja-Gereja yang berasal dari para Rasul, yang menerima ajaran dari Tuhan dan Kepala Gereja yang juga hanya satu, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Referensi
1. Rm. Arkhimandrit Daniel Bambang D. Byantoro. Seminar Gereja Orthodox Indonesia. “Masih Adakah Gereja Perjanjian Baru?”. Libra Ball Room, Executive Club. Jakarta Hilton Hotel. 21/ 11/ 1997.
2. From Wikipedia, the free encyclopedia: Monophysitism, Dyophysite, Miaphysitism:
http://en.wikipedia.org/wiki/Monophysitism
http://en.wikipedia.org/wiki/Dyophysite
http://en.wikipedia.org/wiki/Miaphysitism
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
”Dyophysitisme” dari Patriarkh Nestorius dari Konstantinopel
Sejak keputusan Konsili Nikea II tahun 381 di Konstantinopel tentang kedudukan Konstantinopel, yaitu ”Episkop Konstantinopel akan memiliki prerogatif kehormatan sesudah Episkop di Roma, karena Konstantinopel adalah Roma Baru” (Kanon 3), Alexandria selalu berusaha untuk menyaingi Konstantinopel. Secara kebetulan pada abad kelima ini yang menjadi Patriarkh di Konstantinopel adalah seorang Syria dari Antiokhia, bernama: Nestorius (kira-kira 386 - 451). Sebagai seorang Syria maka tradisi theologia Antiokhialah yang digunakan untuk memahami Kristologis, Tradisi theologia Antiokhia lebih menekankan pendekatan “literal, tata-bahasa, dan kesejarahan” atas Kitab Suci, sehingga dalam hal Kristus merupakan tradisi yang menekankan kemanusiaan Kristus. Sedang tradisi theologia Alexandria menekankan “alegori”, sehingga dalam Kristologi Alexandria lebih menekankan keilahian Kristus, Keduanya seharusnya saling mengisi, dan merupakan dua sisi yang utuh bagi pendekatan atas Kitab Suci.
Karena mengikuti tradisi theologia Antiokhialah, maka Nestorius lebih menekankan kemanusiaan Kristus, sehingga menolak gelar “Theotokos” (“Sang Pemberi Lahir Secara Daging kepada Allah” yaitu Firman Allah (Kalimatullah) yang menjelma) yang telah beratus tahun digunakan di Gereja untuk menyebut Maryam. Menurut Nestorius yang dilahirkan Maryam hanyalah seorang “manusia” yang di dalamnya “Kalimatullah/Firman Allah” itu bersemayam, jadi bukan Kalimatullah/Firman Allah itu sendiri yang menjadi manusia, bertentangan dengan apa yang telah diakui dalam kedua konsili sebelumnya. Nestorius mengatakan yang dilahirkan oleh Maria itu bukan ke-Allah-an Yesus, tetapi hanya kemanusiaanNya saja. Jadi Maria tak boleh disebut Theotokos namun Anthropotokos (”Dia yang Melahirkan Manusia”) atau paling tinggi dengan sebutan Kristotokos (”Dia Yang Melahirkan Kristus”). Dengan demikian Nestorius mengajarkan bahwa dalam pribadi Yesus terdapat dua kodrat, kodrat ilahi dan kodrat manusiawi. Kedua kodrat tersebut terpisah, namun berada dalam satu pribadi yaitu pribadi Yesus. Inilah ”Dyophysitisme” dari Nestorius.
Kesempatan ini digunakan oleh Gereja Alexandria sekaligus untuk menghantam tradisi theologia Antiokhia dan kedudukan Konstantinopel yang dianggap menggeser kedudukan Alexandria itu, melalui St. Kyrillos dari Alexandria (kira-kira 378 - 444). Dia ingin menjatuhkan Nestorius sebagai Patriarkh Konstantinopel, dengan demikian mempermalukan Konstantinopel, serta melawan pemahaman theologianya dengan demikian menentang pemahaman Syria, Antiokhia, yang kebetulan kali ini Kristologi Nestorius itu memang tidak Alkitabiah, dan tidak rasuliyah. Dan inilah kesempatan yang baik. Jadi sebenarnya konflik ini adalah adalah konflik antara Alexandria (Mesir) dan Antiokhia (Syria) (bukan dengan unsur Yunani dalam Gereja Timur itu).
St. Kyrillos menegaskan, bahwa memang layak menyebut Maryam sebagai “Theotokos”, karena Dia yang dilahirkan olehnya adalah “Firman” yang adalah “Allah”, yang “telah menjadi manusia” (Yohanes 1:1,14) atau ajaran St. Kyrillos dari Alexandria dikenal sebagai: ”mia physis ton theon logon sesarkomeni” (“satu kodrat Firman Allah yang menjelma”). Jadi Firman Allah itu sendirilah yang dilahirkan dalam penjelmaanNya sebagai manusia, maka Maryam memang melahirkan Firman Allah dalam penjelmaanNya sebagai manusia. Jadi Maryam memang “Theotokos”. Para pengikut Nestorius menolak tunduk dan bertobat pada peringatan St. Kyrillos ini. Sehingga dipimpin oleh St. Kyrillos sendiri pada tahun 431, di Efesus, sejumlah kecil Episkop mengadakan Konsili untuk meneguhkan ajaran Gereja Alexandria serta menolak ajaran theologia Syria, dari Nestorius ini, dimana ditegaskan bahwa Maryam adalah Theotokos, karena yang dilahirkan Maryam tak lain adalah “Firman Allah” yang sama dan yang satu, yang menjelma menjadi manusia. Baru pada tahun 433 sajalah keputusan Konsili ini diterima oleh segenap Episkop Timur, dan akhirnya diakui sebagai Konsili Ekumenis Ketiga.
Sementara itu Gereja Syria di Persia akibat penganiayaan para shah yang begitu kejam akibat provokasi dari para Majus atau pemimpin Agama Zoroaster penyembah api itu, karena dicurigai menjadi antek Byzantium yang beragama Kristen, musuh bebuyutan Persia itu, memutuskan untuk memiliki Patriarkh sendiri, lepas dari Antiokhia, karena Antiokhia berada dalam wilayah Byzantium. Dan untuk meyakinkan Shah Persia bahwa mereka bukan antek Byzantium, maka secara alamiah mereka menerima theologia Syria dari Nestorius, karena selama ini Gereja Syria, di Persia, memang menghormati tulisan-tulisan Theodoros dari Mopsuestia, guru dari Nestorius. Demikianlah meskipun Nestorius akhirnya meninggal sebagai rahib di padang gurun Libia, ajarannya tetap dipertahankan oleh Gereja Syria di Persia. Maka Gereja Syriapun terpecah menjadi dua, yaitu di Syria Barat yang mengikuti definisi dari Kyrillos dari Alexandria dan di Syria Timur yang mengikuti definisi Nestorius, orang Syria itu. Sejak saat itu Gereja Syria Timur ini terkenal dengan nama Gereja Nestorian, meskipun sebenarnya mereka sendiri tak pernah menyebut diri mereka demikian. Gereja Nestorian ini sekarang lebih dikenal sebagai Gereja Assyria Timur. Ajaran mereka sebenarnya tak sejauh Nestorianisme yang dituduhkan pada mereka, dan praktek-praktek mereka tak beda dengan praktek-praktek Gereja Orthodox. Sehingga ada beberapa sarjana modern yang menyebut mereka sebagai ”Gereja Orthodox Pre-Kalsedonia”. Dan Gereja Persia yang sebenarnya merupakan bagian dari Gereja Orthodox Antiokhia ini menjadi Gereja yang amat misioner, sehingga sampai mengabarkan Injil di Cina, dan bahkan pada abad ketujuh di Indonesia: di Pancur dan Barus, Sumatra, bahkan ada berita bahwa mereka juga ada di Kerajaan Majapahit.
”Monophysitisme” dari Eutykhes atau ”Eutychianisme”
Keputusan dari Konsili Ketiga ini memang tidak langsung diterima oleh semua pihak, karena masih timbul kontroversi mengenai ajaran St. Kyrilos ini. Kebanyakan Episkop di Timur mengkhawatirkan ajaran St. Kyrillos ini tidak secara memadai menyatakan kemanusiaan Kristus yang sejati. Namun setelah saling berdialog tercapailah pengertian dan persetujuan bersama mengenai apa yang dimaksud oleh St. Kyrillos. Namun sesudah wafatnya, seorang rahib dan Archimandrit (gelar jenjang tertinggi untuk Presbiter/Romo/Imam yang tidak menikah/ selibat dalam Gereja Orthodox) dari Konstantinopel bernama Eutyches (kira-kira 380 - 456), mengajarkan bahwa yang dimaksud oleh Kyrillos adalah bahwa Kristus hanya memiliki “satu-kodrat” (“mono-physis”) saja, yaitu kodrat Ilahi, sebab kodrat manusiaNya ditelan oleh kodrat ilahiNya. Jadi berdasarkan apa yang dikatakan oleh St. Kyrillos dari Alexandria: ”mia physis ton theon logon sesarkomeni” (“satu kodrat Firman Allah yang menjelma”), Eutykhes mengartikan dan sebagai titik pijak ajarannya bahwa: ”Kristus itu hanya memiliki satu kodrat saja, yaitu kodrat Ilahi. Sebab yang Ilahi itu lebih berkuasa daripada yang manusiawi, jadi yang manusiawi itu hilang tenggelam ditelan yang Ilahi. Kristus tidak memiliki dua kodrat lagi, namun hanya satu kodrat (monophysit)” – (Asal : mono-mia = satu ; physis = kodrat). Ajaran ini menimbulkan kegelisahan kembali di dalam Gereja. Para pembela ajaran ini mengadakan Konsilinya sendiri bersama Patriarkh Dioskoros dari Alexandria (444-451, 454) dan Eutykhes pada tahun 449 di Efesus, dan mereka menganggap bahwa mereka pengikut ajaran Kyrillos yang setia. Konsili ini diikuti oleh sejumlah besar Episkop, namun tidak diterima sebagai Konsili yang sah, malah disebut sebagai “Latrocinium” atau “Konsili Para Perampok”. Ajaran tentang Kristus hanya memiliki “satu-kodrat” (“mono-physis”) ini akhirnya terkenal sebagai ajaran ”Monophysitisme”, yang ditolak oleh Gereja dan dinyatakan bidat. Ajaran monophysitisme dari Archimandrit Eutyches ini dikenal juga sebagai bidat ”Eutychianisme”.
Rumusan Konsili Ekumenis Kalsedonia dan Penafsirannya oleh Patriarkh Kyrillos dari Alexandria dan Paus Leo Agung dari Roma
Untuk memecahkan masalah ini maka suatu Konsili yang lain diadakan pada tahun 451, di kota Kalsedonia, dekat Konstantinopel. Konsili ini dikenal dalam Gereja sebagai Konsili Ekumenis Keempat, dan berhasil`membela ajaran St. Kyrillos dari Alexandria serta ajaran Konsili Ekumenis Ketiga di Efesus tahun 431. Ini juga memuaskan tuntutan para Episkop Timur mengenai kemanusiaan Kristus yang sejati yang secara jelas harus diakui. Konsili Ekumenis Kalsedonia ini dihadiri oleh 650 Episkop. Definisi dogmatis dari Konsili Kalsedonia ini mengikuti secara dekat ajaran yang dirumuskan oleh Paus Santo Leo (Al-Baba Laon) atau dikenal sebagai St. Leo I (Agung) dari Tuscany atau Paus St. Leo Agung (440-461) dari Roma, yang tidak turut hadir dalam Konsili itu, namun hanya mengirim wakil-wakilnya. Menurut definisi Konsili Kalsedonia ini Kristus itu memiliki “satu hypostasis” (menegaskan tradisi theologia Alexandria) dalam “dua kodrat” (menegaskan tradisi theologia Syria, Antiokhia) – ilahi dan manusiawi. Konsili Kalsedonia memutuskan secara tegas dan lugas: “Kristus itu satu Pribadi (satu hypostasis), namun memiliki dua kodrat (Ilahi dan manusiawi) yang tak terpisah namun tak bercampur baur”. Jadi sekali lagi Rumusan Kalsedon mengatakan Almasih itu memiliki: “satu pribadi dalam dua kodrat, yang manunggal secara tak terbagi-bagi, tak terpisah-pisah, tak berbaur dan tak kacau-balau”. Dia sepenuhnya Ilahi. Dia sepenuhnya manusia. Dia Allah sempurna dan manusia sempurna. Sebagai Allah (yaitu:Firman Allah) Dia “satu Dzat-Hakekat/Essensi” dengan Sang Bapa (Allah yang Esa) dan dengan Roh Allah sendiri. Dan sebagai manusia, Dia satu “hakekat/ esensi” dengan segenap manusia. Keilahian dan kemanusiaan Kristus itu menyatu/manunggal dalam satu hypostasis/pribadi namun tidak campur-baur dan tidak kacau-balau dan tidak terpisah-pisah serta tidak terbagi-bagi. Kristus itu satu pribadi yang sekaligus Allah dan Manusia. Pemahaman Gereja Orthodox mengenai Pribadi Kristus itu sangat kokoh berpegang erat pada rumusan Konsili Kalsedon tahun 451.
Kaum Monophysit di zaman purba sampai kini menolak rumusan Kalsedon ini serta menganggapnya itu bersifat Nestorianisme, terutama sebagaimana yang ditafsirkan oleh Gereja Barat Roma Katolik dan kemudian Protestantisme. Namun Gereja Orthodox mengertinya secara berbeda. Ini penting ditegaskan karena umat Roma Katolik merasa bahwa Kalsedonia adalah kemenangan theologia Latin Roma Katolik, terutama kemenangan dari Paus Leo Agung dari Roma. Dan Umat Monophysit dalam penolakannya terhadap Rumusan Kalsedonia justru pandangan Gereja Barat ini yang digunakan sebagai acuannya. Karena menurut Paus Leo memang kelihatannya ada pemisah-misahan dua kodrat itu, sehingga bahaya mendekati kembali Nestorianisme itu tak terelakkan. Sehingga sebenarnya yang dimusuhi umat Monophysit (Koptik-Ethiopia, Syria Orthodox - Thomas India, Armenia) adalah pemimpin Gereja Barat Latin: Paus Leo itu, namun bukan pemimpin dari Konstantinopel atau Patriarkh Timur lainnya.
Umat Monophysit menyangka bahwa Gereja Orthodox mengerti Rumusan Kalsedonia sama dengan pemahaman Gereja Barat: Roma Katolik. Rumusan Kalsedonia dalam Gereja Orthodox itu bukan dilihat dari titik pandang Paus Leo dari Roma, namun dari titik-pandang Kyrilos dari Alexandria, sebagaimana yang dijelaskan dalam Konsili Ekumenis yang kelima tahun 553 sesudah Konsili IV di Kalsedon tahun 451 itu. Sering dalam pemahaman Gereja Barat, jika Kristus lahir, tumbuh dewasa, menderita, disalibkan, mati, kesakitan, lapar, merasa tidak tahu dan lain-lain sifat kemanusiaan yang terlihat, itu dianggap hanya kodrat kemanusiaanNya saja yang melakukan dan mengalami hal itu semua. Sedangkan jikalau Ia berbuat mukjizat, bangkit dari antara orang mati menunjukkan otoritas dan lain-lain, itulah kodrat ilahiNya yang bekerja. Pemisah-pilahan seperti ini memang sangat bersifat Nestorianistis, itulah sebabnya ditolak umat Monophysit (Non-Kalsedonia). Disangka Umat Orthodoxpun (Kalsedonian) menerima pemahaman seperti itu. Itu adalah salah paham dari pihak Monophysit. Iman Orthodox dalam Konsili kelima ini menegaskan bahwa yang menjadi “subyek” dalam diri Yesus Kristus adalah Firman Allah yang kekal itu. Jadi waktu Ia lahir dari Maryam, sakit, lapar, merasa tidak tahu, disalibkan dan mati, itu adalah Firman Allah sendiri sebagai “subyek” yang mengalami melalui tubuh kemanusiaanNya, namun pada saat yang bersamaan Firman Allah itu tetap tak terlahirkan, tak dapat sakit, tak dapat lapar, selalu maha-tahu, tak bisa kesakitan ketika disalib, tak bisa mati meskipun Ia sedang mati. Dan yang berbuat mukjizat itupun bukan hanya kodrat ilahiNya saja, namun Firman Allah yang sama dalam tubuh manusiaNya itu yang melakukan. Jadi Gereja Orthodox berani mengatakan bahwa dalam Yesus Kristus, Allah (yaitu, Firman) itu telah disalibkan, namun juga tak disalibkan, telah dilahirkan namun toh juga tanpa awal, telah menderita sakit namun juga tak merasa kesakitan, telah mati namun toh tetap hidup kekal. Karena baik kodrat ilahiNya maupun kodrat manusiaNya itu tak dapat dipisah-pisahkan ataupun dibagi-bagi dan hanya memiliki subyek tunggal yaitu pribadi atau hypostasis dari Firman Allah yang kekal itu. Jadi tuduhan Monophysit terhadap Gereja Orthodox Timur dan penolakannya atas Kalsedonia sebagaimana yang dimengerti oleh Gereja Orthodox Timur - sebagai bercorak Nestorianisme - itu jelas salah arah. Karena Kristus itu Firman Allah dan bersifat Allah, maka peristiwa turunNya Kristus menjadi manusia itu sering disebut “Allah menjadi manusia”. Penyataan “Allah jadi manusia” lalu “disalibkan, mati, dikuburkan, bangkit dari antara orang mati,” dan seterusnya itu dapat menjadi salah pengertian yang besar juga jika jargon Kristen ini tak diterjemahkan dengan bahasa umum.
”Monophysitisme” dalam Pengertian ”Miaphysit Ex Dyo Physeoos” atau “Miaphysitisme”
Para pengikut Kyrillos yang ekstrim menolak definisi Kalsedonia ini karena dianggap berbau Nestorianisme (Diophysitisme), suatu tuduhan yang tidak tepat dan tidak fair memang. Mereka menegaskan bahwa Kristus hanya memiliki “satu kodrat” saja, meskipun kodrat itu telah menjelma, padahal menurut mereka Konsili ini mengatakan Kristus memiliki “dua kodrat” yang dianggap sebagai kesesatan Nestorius, namun mereka tidak menggabungkan bahwa “dua kodrat” itu dalam satu pribadi, atau satu hypostasis, yang jelas tak bersangkutan dengan ajaran Nestorius. Jadi mereka menekankan bahwa Kristus hanya memiliki “Satu Kodrat” menjelma saja, artinya bukan hanya kodrat Ilahi saja seperti halnya apa yang diajarkan oleh Archimandrit Eutykhes, namun satu kodrat yang terdiri dari kemanunggalan “Yang Ilahi dan Yang manusiawi secara tak terpisah”. Jadi rumusan Non-Kalsedon mengatakan Almasih itu memiliki “satu kodrat yang berasal dari dua kodrat (”Miaphysit ex dyo physeoos”), yang manunggal secara tak terbagi-bagi, tak terpisah-pisah, tak berbaur dan tak kacau balau”. Ini sebenarnya bukan Monophysitisme ala Eutykhes atau Eutychianisme tapi “Miaphysitisme”. Penekanan ini disalah mengerti oleh pendukung rumusan Kalsedon sebagai yang mengikuti ajaran Monophysitisme dari Eutykhes. Sehingga dapat dilihat, bahwa meskipun keduanya memegang Paradosis/Tradisi Kudus iman rasuliyah yang sama, namun saling salah mengerti istilah yang digunakan. Jadi mereka ini sebetulnya bukan bidat monophysitisme dalam arti Eutychianisme.
Demikianlah mereka ini akhirnya memisahkan diri dari Gereja Orthodox alur utama. Para pendukung Konsili Kalsedonia akhirnya mengangkat Patriakh Kalsedonia di Mesir: Proterius (452 - 457), sedang penentang Kalsedonia memilih Patriarkh tandingan mereka, yaitu Timotius Si Kucing (Timotius II) dikenal juga sebagai Timotius Aelurus (Αίλυρος) (457 - 477). Sejak itulah Gereja Mesir terpecah dua, yang Orthodox Kalsedonia yang tetap bersatu dengan seluruh Gereja universal, dan yang menolak Kalsedonia, yang kemudian terkenal dengan Gereja Koptik Orthodox, serta mengikuti faham “satu-kodrat” (monophysis). Demikian juga di pihak Syria, ada yang mengikuti langkah Gereja Alexandria dalam memeluk faham “satu-kodrat” ini, namun ada yang tetap dengan Gereja Universal yang menerima Konsili Kalsedonia. Dengan demikian Gereja Syria sebelah Barat terpecah lagi antara yang “Orthodox” (kaum Monophysit, menyebut Gereja Syria yang Orthodox ini sebagai: Malkaya/Melkit, atau para pengikut Raja/Malak) dan yang “Monophysit”. Pihak Monophysit ini oleh perjuangan Episkop Yakub Burdana (Yakub Baradeus) ( 30 Juli 578) berhasil mengorganisasi suatu lembaga kegerajaan Syria Monophysit, yang akhirnya terkenal dengan nama Gereja Syria Orthodox atau Gereja Yakobit (Gereja Ya’kubiyyah). Sedangkan yang Orthodox alur utama tetap melanjutkan Kepatriarkhan Syria Antiokhia yang memiliki hubungan dengan Gereja-Gereja Orthodox Aleksandria, Konstantinopel, Yerusalem, dan Roma.
Gereja Armenia karena sedang menghadapi perang dengan Persia sehingga tak terwakili dalam Konsili Kalsedonia, menolak hasil Konsili itu serta mengikuti faham “satu-kodrat”, demikian pula Gereja Thomas India yang terkait dengan Gereja Persia dan Gereja Syria, dan Gereja Ethiopia yang terkait dengan Gereja Koptik. Lima Gereja (Koptik, Syria-Yakobit, Armenia, Thomas-India, dan Ethiopia) inilah yang dalam buku-buku sejarah Gereja terkenal dengan nama: Gereja-Gereja Monophysit, atau pada masakini akibat hubungan-hubungan ekumenis, untuk menghormati mereka disebut sebagai Gereja-Gereja Oriental Orthodox (Oriental Orthodox Church), atau Gereja-Gereja Timur Alur Kecil, atau Gereja-Gereja Orthodox Non-Kalsedonia. Sedangkan Gereja Orthodox Alur Utama, disebut Gereja Orthodox Timur (Eastern Orthodox Church), atau Gereja Orthodox Kalsedonia atau Gereja Orthodox Yunani ( - Kata “Yunani” itu tak berarti menunjuk etnik Yunani, sama seperti “Roma” Katolik tak menunjuk pengikutnya sebagai bangsa Roma, namun untuk menunjuk ekspresi karya sastra theologis utama dari para Bapa Gereja Timur adalah menggunakan bahasa Yunani, meskipun jika mereka itu berkebangsaan Syria misalnya St. Efraim dari Syria, St. Yohanes Khrisostomos, atau berkebangsaan Koptik, misalnya St. Athanasius dari Alexandria, St. Kyrilos dari Alexandria, St. Klemen dari Alexandria dan lain-lainnya, sebagaimana Gereja Barat menggunakan bahasa Latin, maka Gereja Baratpun sering disebut “Gereja Latin”.-).
Sebutan “Monophysit” adalah nama yang dikenal dalam tulisan-tulisan sejarah. Karena “mono” artinya “satu-satunya”; ”physis” artinya ”kodrat”, yang adalah ajaran dari Eutyches yang jelas ditolak oleh Gereja Orthodox alur utama dan ternyata dalam perkembangannya kemudian Gereja Non-Kalsedoniapun menolaknya. Yang sebenarnya sekarang dipercayai oleh Gereja-Gereja Non-Kalseonia ini haruslah disebut “Miaphysitisme” yang kadang-kadang disebut juga ”Henophysitisme”. Karena “mia” artinya “tunggal”, yaitu ”Almasih memiliki kodrat tunggal yang berasal dari dua kodrat: ilahi dan manusia”. Jadi ajaran Gereja Non-Kalsedonia masakini termasuk di dalamnya Gereja Orthodox Syria dan Koptik lebih mendekati ajaran Orthodox alur utama (Gereja Orthodox Kalsedonia). Oleh alasan-alasan politik, budaya, ekonomi dan ras, yang akhirnya hal-hal theologis itu dijadikan panji-panji, Gereja Alexandria dengan cabangnya yaitu Gereja Ethiopia beserta Gereja Syria dengan cabangnya Gereja Thomas-India, serta Gereja Armenia ini menolak hasil keputusan Konsili Kalsedonia tahun 451 Masehi, karena mereka menganggap hasil keputusan ini bersifat Nestorianistis, yang tentu saja merupakan anggapan yang tidak benar, seperti yang telah kita jelaskan.
Rumusan dari Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik
Melalui dialog-dialog dengan pihak Orthodox alur utama, umat Non-Kalsedon ini telah berusaha mengklarifikasikan ajaran mereka dalam pertemuan-pertemuan yang dilakukan. Mereka mengaku – kecuali Gereja Ethiopia yang tetap mempertahankan rumusan “Monophysit”- tetap memegang ajaran Orthodox yang satu dan yang sama, kecuali dalam hal rumusan mengenai “tabiat Kristus” yang dimengertinya sebagai “satu kodrat” (“monophysit”) tadi. Dalam forum-forum internasional mereka selalu dalam satu kelompok, terutama dalam Dewan Gereja Dunia WCC, kedua tradisi Gereja Timur (Orthodox dan Oriental) itu hanya memiliki satu wadah Orthodox saja. Bahkan persatuan pemuda Orthodox Internasional: ”Syndesmos”, itu juga merupakan wadah bersama antara Non-Kalsedonia dan Kalsedonia.
Gereja-Gereja Orthodox Kalsedonia yaitu Gereja Orthodox alur-besar, sesuai dengan rumusan Kalsedonia menegaskan bahwa Kristus itu memiliki “dua-kodrat (manusia-ilahi) dalam satu hypostasis”, sedangkan Gereja-Gereja Orthodox Non-Kalsedonia mengatakan Kristus itu memiliki “satu kodrat yang berasal dari dua kodrat, yaitu :Kodrat menjelma”. “Satu Kodrat” dari rumusan Non-Kalsedonia inilah yang sebenarnya ditegaskan oleh Konsili Kalsedonia sebagai “satu hypostasis” (“satu Pribadi”), dan “Yang Berasal dari Dua Kodrat atau Kodrat Menjelma” itulah apa yang disebut oleh Rumusan Kalsedon sebagai “Dua Kodrat” karena menjelma berarti “Yang Ilahi telah Menjadi Manusiawi” berarti ada Kodrat Ilahi dan Kodrat Manusiawi. Baik Kalsedonia maupun Non-Kalsedonia mengatakan bahwa persatuan dua kodrat itu adalah persatuan “tanpa kacau, tanpa campur-baur, tanpa terbagi-bagi, tanpa terpisah-pisah”. Dengan demikian yang ilahi tetap ilahi tidak menjadi manusia, dan yang manusiawi tetap manusia tidak menjadi ilahi, namun keduanya telah manunggal dalam kesatuan yang dalam rumusan Kalsedonia adalah kesatuan dalam “SATU HYPOSTASIS” sedangkan menurut Non-Kalsedonia kesatuan dalam “SATU KODRAT MENJELMA”. Jadi menurut Rumusan Kalsedonia obyek kesatuan dari “Dua Kodrat” yang tak terpisah dan tak terbagi itu adalah “hypostasis” atau ‘Pribadi” dari Firman Allah, sedangkan menurut penghayatan Non-Kalsedonia obyek kesatuan dari “Dua Kodrat” yang telah manunggal secara tak terpisah dan tak terbagi itu adalah “kesatuannya itu sendiri”. Itulah sebabnya Rumusan Kalsedonia itu sebenarnya menegaskan dan lebih menjelaskan apa yang dimaksud oleh Non-Kalsedonia secara lebih tegas dan lebih matang, dan merupakan suatu kesimpulan logis daripadanya.
Kesatuan dalam Almasih itu oleh pihak Non-Kalsedon disebut “satu kodrat” (“Miaphysis”). Sedangkan pihak Orthodox menyebut “satu pribadi” (“Mia hypostasis“) seperti yang dirumuskan dalam Konsili Kalsedon. Pihak Orthodox Kalsedon menyebut dua realita yang manusiawi dan yang ilahi dalam Almasih dengan istilah “dalam dua kodrat”. Sedangkan oleh pihak Non-Kalsedon dimengerti sebagai “dari dua kodrat”. Dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh kedua belah pihak keluarga Gereja Timur: Orthodox Kalsedonia dan Gereja Oriental: Non-Kalsedonia pada tahun 1964 di Aarhus, Den Mark, pada bulan Juli 1967 di Bristol, Inggris, pada bulan Agustus 1970 di Geneva, Switzerland, serta pada bulan Januari 1971, di Addis Ababa, Ethiopia, dicapai saling pengertian bahwa ajaran pihak Non-Kalsedon itu ternyata tak mengikuti ajaran “Monopysitisme” model Eutyches, dan bahwa pihak Orthodox jelas tak pernah mengajarkan dua kodrat yang terpisah-pisah seperti ajaran Nestorius, seperti yang dituduhkan oleh pihak Non-Kalsedon selama ini sebagai panji-panji pemisahan mereka dari Gereja Orthodox. Baik Kalsedon maupun Non-Kalsedon kedua-duanya menolak faham Eutyches maupun Nestorius. Berarti pihak Non-Kalsedon, dan tentu saja tak dapat diragukan bagi pihak pihak Orthodox Kalsedonia, berusaha mempertahankan iman rasuliyah yang sama terminologi yang berbeda: “satu hypostasis” (Orthodox: Kalsedon) dan “satu physis” (Oriental: Non-Kalsedon), serta “dalam dua kodrat” (Orthodox:Kalsedon) dan “dari dua kodrat” (Oriental: Non-Kalsedon). Jadi Gereja Non-Kalsedonia itu tak seharusnya disebut Monophysit kalau yang dimaksud adalah ajaran “Eutychianisme”, namun “Monophysit” dalam pengertian ”Miaphysit ex dyo physeoos”, yaitu Almasih memiliki ”kodrat tunggal yang berasal dari dua kodrat”: ilahi dan manusia. Kemiripan Iman dan ethos serta peribadahan jelas menonjol sekali dalam kedua keluarga Gereja Timur: Orthodox Kalsedonia dan Non-Kalsedonia ini.
Kesimpulan dari uraian di atas adalah: Gereja-Gereja Monophysit atau ”Gereja Orthodox Non-Kalsedonia” sebenarnya adalah Gereja Miaphysit yaitu mengikuti rumusan: ”Almasih memiliki kodrat tunggal yang berasal dari dua kodrat: ilahi dan manusia” (”Miaphysit ex dyo physeoos”), bukanlah Gereja Monophysit yang mengikuti ajaran Monophysitisme dari Eutykhes atau ”Eutychianisme”, yaitu: ”Kristus itu hanya memiliki satu kodrat saja, yaitu kodrat Ilahi. Sebab yang Ilahi itu lebih berkuasa daripada yang manusiawi, jadi yang manusiawi itu hilang tenggelam ditelan yang Ilahi. Karena itu Gereja-Gereja Non-Kalsedonia lebih mendekati ajaran Orthodox Orthodox Alur Utama atau ”Gereja Orthodox Kalsedonia” yang memiliki rumusan: Almasih itu memiliki: “satu pribadi dalam dua kodrat, yang manunggal secara tak terbagi-bagi, tak terpisah-pisah, tak berbaur dan tak kacau-balau”. Dia sepenuhnya Ilahi. Dia sepenuhnya manusia. Dia Allah sempurna dan manusia sempurna.
Sedangkan Gereja Nestorian yang dikenal sebagai Gereja Assyria Timur, yaitu ”Gereja Orthodox Pre-Kalsedonia”, ajarannya sebenarnya tak sejauh Nestorianisme yang dituduhkan pada mereka, dan praktek-praktek mereka tak beda dengan praktek-praktek kedua Gereja Orthodox di atas, baik Gereja Orthodox Non-Kalsedonia (Oriental Orthodox Church) maupun Gereja Orthodox Kalsedonia (Eastern Orthodox Church).
Dengan demikian Gereja-Gereja Orthodox ini sebenarnya tetap merupakan Gereja yang ajarannya Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik. Gereja-Gereja yang berasal dari para Rasul, yang menerima ajaran dari Tuhan dan Kepala Gereja yang juga hanya satu, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Referensi
1. Rm. Arkhimandrit Daniel Bambang D. Byantoro. Seminar Gereja Orthodox Indonesia. “Masih Adakah Gereja Perjanjian Baru?”. Libra Ball Room, Executive Club. Jakarta Hilton Hotel. 21/ 11/ 1997.
2. From Wikipedia, the free encyclopedia: Monophysitism, Dyophysite, Miaphysitism:
http://en.wikipedia.org/wiki/Monophysitism
http://en.wikipedia.org/wiki/Dyophysite
http://en.wikipedia.org/wiki/Miaphysitism
MADAH ALLAH DARI St. GREGORIUS DARI NAZIANZUS
Oleh :
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Oh Dikau yang mengatasi segala sesuatu!
bukankah hanya itu yang dapat dikatakan orang tentang Dikau?
Madah manakah yang dapat mengungkapkan Dikau?
Dan apa yang dapat dipegang roh manusia?
Engkau mengatasi setiap pengertian,
Engkaulah satu-satunya yang tak dapat diungkapkan,
karena segala yang dikatakan, keluar dari Dikau,
Hanya Engkaulah yang tak dapat dikenal,
karena semua yang dapat dipikirkan berasal dari Dikau,
Engkaulah tujuan semua yang ada,
Engkaulah segala yang ada, tetapi semuanya bukan Dikau,
Engkau bukanlah salah satu yang ada,
dan Engkau juga bukan jumlah keseluruhannya,
Segala nama Kaumiliki,
bagaimana aku harus menyebutMu?
karena Engkau sajalah yang tidak dapat disebut,
Oh Dikau yang mengatasi segala sesuatu!
[St. Gregorius dari Nazianzus, Episkop Agung Konstantinopel (329- 389/390); "Madah Allah"]
Tentang Bapa Gereja St. Gregorius dari Nazianzus (329-390):
Ikon St. Grigoriy Bogoslov dilukis oleh St. Andrei Rublev
St. Gregorius dari Nazianzus atau St. Gregorius Nazianzen, dikenal juga sebagai St. Gregorius Sang Teolog (Rusia: St. Grigoriy Bogoslov). Lahir di Arianzus, Kapadokia, Asia Kecil. Menjabat sebagai Arkhiepiskop atau Episkop Agung (Uskup Agung) Konstantinopel tahun 381-390. Beliau adalah penentang yang sangat gigih terhadap paham Arianisme. Selain lima ceramah teologis tentang Kredo Nikea dan Trinitas yang mana paling dikenal darinya, beliau juga menulis surat-surat dan puisi-puisi. Bapa dan Doktor Gereja. Pemberian gelar Doktor Gereja kepada St. Gregorius Nazianzen ditetapkan oleh Gereja Roma Katolik pada tahun 1568. Dalam Gereja Katolik Roma, seorang Doktor Gereja adalah seorang teolog yang ajarannya telah memberikan keuntungan bagi seluruh Gereja Kristen dan yang ajarannya serta kehidupannya yang saleh diproklamasikan oleh Paus atau oleh sebuah konsili ekumenis. Penghargaan ini sangat jarang diberikan, hanya setelah kematian dan setelah kanonisasi. Gereja Orthodok Timur sendiri tidak menggunakan istilah Doktor Gereja. Ia juga digelari sebagai Demosthenes Kristen karena keluwesan berbicaranya dan bagi Gereja Orthodox Timur ia dikenal sebagai Sang Teolog. Pesta perayaan St. Gregorius dari Nazianzus dirayakan oleh Gereja Orthodox pada tanggal 25 Januari/7 Februari (Kalender baru Gregorian/Kalender Lama Yulianus) dan tanggal 2 Januari oleh Gereja Roma Katolik.
Referensi
1. ____________, Sinaksarion (Kisah Orang Kudus): St. Gregori si Teolog. Ditulis oleh: Fr. George Poulos. Dikumpulkan oleh Rm. Kyrillos dari bulletin Gereja Orthodox Indonesia dan sumber-sumber lain. Malang. 2000.
2. ____________, Saint Herman Calender 2006. Saints of the German – Speaking Lands. Printed with the blessing of His Grace Longin, Serbian Orthodox Bishop of the U.S.A. and Canada, New Gracanica Metropolitanate, and Bishop Adminstrator of Serbian Orthodox Diocese of Western America. Thirty-fourth year of publication. Copyright 2006 by the St. Herman of Alaska Brotherhood. 2006.
Bahan-bahan dari website:
3. From Wikipedia, the free encyclopedia: Gregory of Nazianzus: http://en.wikipedia.org/wiki/Gregory_of_Nazianzus
4. Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia: Doktor Gereja: http://id.wikipedia.org/wiki/Doktor_Gereja
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Oh Dikau yang mengatasi segala sesuatu!
bukankah hanya itu yang dapat dikatakan orang tentang Dikau?
Madah manakah yang dapat mengungkapkan Dikau?
Dan apa yang dapat dipegang roh manusia?
Engkau mengatasi setiap pengertian,
Engkaulah satu-satunya yang tak dapat diungkapkan,
karena segala yang dikatakan, keluar dari Dikau,
Hanya Engkaulah yang tak dapat dikenal,
karena semua yang dapat dipikirkan berasal dari Dikau,
Engkaulah tujuan semua yang ada,
Engkaulah segala yang ada, tetapi semuanya bukan Dikau,
Engkau bukanlah salah satu yang ada,
dan Engkau juga bukan jumlah keseluruhannya,
Segala nama Kaumiliki,
bagaimana aku harus menyebutMu?
karena Engkau sajalah yang tidak dapat disebut,
Oh Dikau yang mengatasi segala sesuatu!
[St. Gregorius dari Nazianzus, Episkop Agung Konstantinopel (329- 389/390); "Madah Allah"]
Tentang Bapa Gereja St. Gregorius dari Nazianzus (329-390):
Ikon St. Grigoriy Bogoslov dilukis oleh St. Andrei Rublev
St. Gregorius dari Nazianzus atau St. Gregorius Nazianzen, dikenal juga sebagai St. Gregorius Sang Teolog (Rusia: St. Grigoriy Bogoslov). Lahir di Arianzus, Kapadokia, Asia Kecil. Menjabat sebagai Arkhiepiskop atau Episkop Agung (Uskup Agung) Konstantinopel tahun 381-390. Beliau adalah penentang yang sangat gigih terhadap paham Arianisme. Selain lima ceramah teologis tentang Kredo Nikea dan Trinitas yang mana paling dikenal darinya, beliau juga menulis surat-surat dan puisi-puisi. Bapa dan Doktor Gereja. Pemberian gelar Doktor Gereja kepada St. Gregorius Nazianzen ditetapkan oleh Gereja Roma Katolik pada tahun 1568. Dalam Gereja Katolik Roma, seorang Doktor Gereja adalah seorang teolog yang ajarannya telah memberikan keuntungan bagi seluruh Gereja Kristen dan yang ajarannya serta kehidupannya yang saleh diproklamasikan oleh Paus atau oleh sebuah konsili ekumenis. Penghargaan ini sangat jarang diberikan, hanya setelah kematian dan setelah kanonisasi. Gereja Orthodok Timur sendiri tidak menggunakan istilah Doktor Gereja. Ia juga digelari sebagai Demosthenes Kristen karena keluwesan berbicaranya dan bagi Gereja Orthodox Timur ia dikenal sebagai Sang Teolog. Pesta perayaan St. Gregorius dari Nazianzus dirayakan oleh Gereja Orthodox pada tanggal 25 Januari/7 Februari (Kalender baru Gregorian/Kalender Lama Yulianus) dan tanggal 2 Januari oleh Gereja Roma Katolik.
Referensi
1. ____________, Sinaksarion (Kisah Orang Kudus): St. Gregori si Teolog. Ditulis oleh: Fr. George Poulos. Dikumpulkan oleh Rm. Kyrillos dari bulletin Gereja Orthodox Indonesia dan sumber-sumber lain. Malang. 2000.
2. ____________, Saint Herman Calender 2006. Saints of the German – Speaking Lands. Printed with the blessing of His Grace Longin, Serbian Orthodox Bishop of the U.S.A. and Canada, New Gracanica Metropolitanate, and Bishop Adminstrator of Serbian Orthodox Diocese of Western America. Thirty-fourth year of publication. Copyright 2006 by the St. Herman of Alaska Brotherhood. 2006.
Bahan-bahan dari website:
3. From Wikipedia, the free encyclopedia: Gregory of Nazianzus: http://en.wikipedia.org/wiki/Gregory_of_Nazianzus
4. Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia: Doktor Gereja: http://id.wikipedia.org/wiki/Doktor_Gereja
Jumat, 09 Oktober 2009
IMAN ATAU PAJAK ! SURAT PATRIARKH ISYU'YAB III, KATOLIKOS-PATRIARKH GEREJA ASSYRIA TIMUR
Oleh :
Presbyter Rm.Kyrillos JSL
(Omeц Кирилл Джунан Сисваджа Легава)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Kekristenan bukanlah sesuatu yang asing di negeri Arab, bahkan sebelum kedatangan kaum Nestorian. Di tahun 225 terdapat keuskupan di Beth-Katraye di Wilayah Qatar. Kekristenan mengalir ke suku-suku Himyar, Ghassân, Taghlib, Tanũkh, Tayy dan Qudâ’a, jauh sebelum kedatangan agama Islam. Seorang ratu Arab, Maryam namanya, beragama Kristen. Dia pernah mengundang uskup Musa untuk tinggal di tengah bangsanya. Orang Ghassanid yang ada di bawah kuasa Byzantium adalah penganut monofisitisme, sedangkan orang Lakhmida dari Hira, yang ada kaitannya dengan Persia adalah penganut Nestorian.
Dalam abad kelima, terdapat lima keepiskopan di negeri Arab, yang di antaranya adalah keepiskopan Hira di bawah Uskup Agung Gereja Assyria Timur (Nestorian) Kashkar. Keepiskopan Nestorian juga terdapat di Bahrain, Qatar dan Oman. Ada juga gereja-gereja di San’a – sebuah katedral yang dibangun di sana oleh Abraha al Asman – Aden dan Dhofar. Seabad kemudian, persekutuan Kristen bergerak masuk ke wilayah Yaman. Pada umumnya, orang Arab Kristen ini adalah pengikut gereja Timur Nestorian. Mistikus terkenal dari paro kedua abad ketujuh, St. Iskhaq dari Niniwe atau St. Isak dari Syria (abad ke-7/ 660), lahir di Qatar adalah seorang Nestorian.
Dituturkan juga bahwa Katholikos-Patriarkh Mar Isho-Yab II (628-644) dari Seleukia, mula-mula pernah bersekutu dengan Nabi Muhammad dan kemudian dengan khalifah Umar, sehingga ia memperoleh sejumlah konsesi yang menguntungkan bagi kaum Nestorian. Para sahabat Muhamad pun tidak sungkan memanfaatkan orang Kristen dalam hal dagang dan politik. Para pengganti Muhammad memanfaatkan orang Nestorian dalam berbagai perkara penting di istana dan juga duduk dalam pimpinan beberapa provinsi Persia. Pada masa pemerintahan para khalifah, Persia terdiri dari Kerman, Balkh, Bukhara, Seistan, Khorasan, dan Afghanistan.
Umat Kristen dan Yahudi dianggap Muhamad sebagai "orang-orang yang dipenuhi ajaran kitab", dan bukan orang kafir. Al-Quran sendiri tidak melihat orang-orang ahlul kitab ini sebagai musuh, kecuali mereka yang memerangi tanpa alasan yang jelas. Status kafir, menurut Al-Quran, lebih ditujukan kepada orang-orang penyembah berhala. Dari sini, jelaslah sudah tiada konflik keagamaan di jazirah Arab. Masalah kemudian muncul setelah hasrat politik lebih dominan dikedepankan ketimbang idealisme ajaran agama. Hasrat politik ini mulai masuk di lingkar kekuasaan Islam setelah beberapa tahun sahabat Nabi, Umar bin al-Khattab mulai menjalankan misi penaklukan kawasan di luar Arab yang beragama Kristen. Suku Najran dipaksa masuk Islam dan dipaksa tinggal di Iraq. Pemimpin wilayah yang beragama non-Islam diganti pemimpin Islam tanpa alasan yang jelas. Hubungan Islam-Kristen makin buruk ketika Umar mengeluarkan kebijakan pajak (jizya) lebih besar kepada orang Kristen. Jizya atau jizyah (bhs. Arab: جزْية) adalah pajak per kapita yang dibebankan pada pria dewasa non-Muslim, yang dikenal sebagai ahlul dzimma (kelompok minoritas yang dilindungi), sebagai pertukaran untuk ijin praktek iman mereka, perlakuan kondisi-kondisi yang pasti, dan memiliki hukum otonomi umum yang dikenal sebagai perlindungan Muslim dari agresi dari luar dan dibebaskan dari wajib militer. Tetapi aturan itu tidak berlaku bagi anak-anak, perempuan dan tuna-karya. Juga orang-orang tua, para imam dan rahib dibebaskan, sehingga keinginan untuk menjadi rahib bisa dianggap sebagai tindakan untuk menghindari pembayaran pajak ini. Para tuan tanah harus membayar pajak tanah (kharaj). Kebijakan lain adalah melarang orang tua pemeluk Kristen membaptis anak-anaknya, dan mewajibkan mempelajari ajaran Islam. Merasa semakin terdesak, orang Kristen mencoba bertahan dengan segala upaya, termasuk meminta bantuan kekuasaan Byzantium. Suku-suku Kristen lalu bergabung dengan pasukan Yunani dan memberontak atas kebijakan Umar.
Setelah Nabi Muhamad wafat tahun 632 tampaknya hampir semua penerusnya lebih memaksimalkan dakwahnya melalui instrumen politik. Tentu tren politisasi ini sejalan dengan politisasi agama Kristen di luar Arab waktu itu. Perebutan kawasan, penaklukan suku-suku sedang menjadi tren pasukan-pasukan kenegaraan.
Pada tahun 633 kekuatan bangsa Arab, yang telah disatukan oleh Islam, dilepaskan terhadap kerajaan Persia. Ibukota jatuh ke tangan Khalifah Umar pada tahun 638 dan pada tahun 652 gerakan pembersihan sudah genap. Pengalaman Gereja Timur di bawah khalifah-khalifah termasuk suka dan duka. Gereja sendiri dilemahkan oleh perpecahan intern. Seorang uskup yang bertanggung jawab atas gereja di seberang Teluk Persia dan sepanjang pantai timur semenanjung Arabia tidak mau mengakui Patriarkus Isyu'-Yab III atau yang dikenal sebagai Mar Isho-Yab III (649-660) sebagai kepala Gereja atau Katholikos-Patriarkh Gereja Orthodox Assyria Timur atau Katholikos Seleukia-Ktesiphon dan Patriarkh dari Timur (Catholicoses of Seleucie-Ctesiphon and Patriarchs of the East). Inilah surat Patriarkus kepada uskup yang bersangkutan tertanggal tahun 650 sehubungan dengan pajak dengan tuntutan "separuh harta milik" yang memang jauh lebih berat daripada yang sah atau lazim menurut hukum jizya (pajak kepala yang dipungut dari umat bukan Islam).
"Ke manakah anak-anakmu, hai bapa yang ketinggalan? Di manakah mezbah-mezbahmu, hai imam yang terbuang? Apakah yang telah terjadi dengan penduduk Oman yang begitu banyak? Mereka tidak dipaksakan dengan pedang atau api atau siksaan-siksaan lain, tetapi sekedar karena ingin mempertahankan separuh harta miliknya saja! Gila! Mereka langsung tertelan oleh kemurtadan sehingga mereka binasa untuk selama-lamanya. Hanya dua imam-imaman saja yang luput dari nyala keingkaran ... Wahai! Wahai! Dari sekian puluh ribu manusia yang disebut Kristen, kog tidak ada satupun yang mempersembahkan kurban kepada Allah sebagaimana yang layak menurut Iman kita yang benar ... !". Sebenarnya justru orang-orang Arab, yang kepadanya Allah telah menyerahkan kuasa atas tanah-tanah kita pada waktu ini - sebagaimana engkau tahu mereka adalah di daerah kami juga. Akan tetapi mereka bukan hanya menahan dirinya dari serangan terhadap agama kita, mereka malah memuji Iman kita, menghormati orang-orang kudus kita yang telah wafat. Mereka mengaruniakan jasa-jasa kepada gereja-gereja dan biara-biara kita."
"Jadi apa sebabnya umatmu di Oman telah menyerahkan imannya begitu saja dengan kedatangan penguasa-penguasa baru? Apalagi mengingat apa yang diakui benar oleh orang-orang Oman sendiri, yaitu bahwa penguasa-penguasa Arab tidak memaksakan orang untuk murtad, tetapi hanya menyuruh supaya separuh harta miliknya diserahkan jika orang mau mempertahankan imannya. Akan tetapi umatmu telah menyerahkan iman yang membawa manfaat kekal mengganti sebagian dari harta dunia ini yang akan lenyap! Iman kita yang telah dibeli dan masih dibeli oleh bangsa manapun dengan harga darah kemartiran ... ternyata tidak dapat dibeli oleh umatmu di Oman dengan separuh harta miliknya!".
Gereja Assyria Timur ini dikenal oleh para sarjana dan ahli sejarah dan juga dinyatakan oleh Paus Yohanes Paulus II (Karol Wojtyla) Wadowice, Polandia (16 Oktober 1978 - meninggal Sabtu 2 April 2005; orang Polandia) sebagai “Gereja Para Martir” (“The martyrs’ church”) karena tidak sebuah Gerejapun mengalami penderitaan sebanyak kemartiran Kekristenan Gereja Assyria Timur ini.
Pada masa kini umat Gereja Assyria Timur (Nestorian) yang sebagian besar sudah menyatu dengan Gereja Orthodox Rusia, dan yang masih sisa tinggal kira-kira 50.000 orang saja di seluruh dunia. Dan sejak revolusi Islam Iran, karena perlakuan yang keras dari Ayatollah Khomeini, Patriarkh mereka meninggalkan Iran, dan sekarang bermukim di kota Chicago, Amerika Serikat.
Referensi
1. Anton Wessels (Diterjemahkan oleh Ny. Tati S.L. Tobing – Kartohadiprojo). Arab dan Kristen. Gereja-gereja Kristen di Timur Tengah. PT BPK Gunung Mulia. Jakarta. Cetakan ke-2: 2002.
2. Faiz Manshur. Perdamaian Kristen - Arab Masa Lalu. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0605/06/opi04.html
3. Ira C., Ph.D. Semakin Dibabat Semakin Merambat. PT BPK Gunung Mulia. Jakarta. Cetakan pertama, 1989.
4. From Wikipedia, the free encyclopedia. Jizya: http://en.wikipedia.org/wiki/Jizya
Presbyter Rm.Kyrillos JSL
(Omeц Кирилл Джунан Сисваджа Легава)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Kekristenan bukanlah sesuatu yang asing di negeri Arab, bahkan sebelum kedatangan kaum Nestorian. Di tahun 225 terdapat keuskupan di Beth-Katraye di Wilayah Qatar. Kekristenan mengalir ke suku-suku Himyar, Ghassân, Taghlib, Tanũkh, Tayy dan Qudâ’a, jauh sebelum kedatangan agama Islam. Seorang ratu Arab, Maryam namanya, beragama Kristen. Dia pernah mengundang uskup Musa untuk tinggal di tengah bangsanya. Orang Ghassanid yang ada di bawah kuasa Byzantium adalah penganut monofisitisme, sedangkan orang Lakhmida dari Hira, yang ada kaitannya dengan Persia adalah penganut Nestorian.
Dalam abad kelima, terdapat lima keepiskopan di negeri Arab, yang di antaranya adalah keepiskopan Hira di bawah Uskup Agung Gereja Assyria Timur (Nestorian) Kashkar. Keepiskopan Nestorian juga terdapat di Bahrain, Qatar dan Oman. Ada juga gereja-gereja di San’a – sebuah katedral yang dibangun di sana oleh Abraha al Asman – Aden dan Dhofar. Seabad kemudian, persekutuan Kristen bergerak masuk ke wilayah Yaman. Pada umumnya, orang Arab Kristen ini adalah pengikut gereja Timur Nestorian. Mistikus terkenal dari paro kedua abad ketujuh, St. Iskhaq dari Niniwe atau St. Isak dari Syria (abad ke-7/ 660), lahir di Qatar adalah seorang Nestorian.
Dituturkan juga bahwa Katholikos-Patriarkh Mar Isho-Yab II (628-644) dari Seleukia, mula-mula pernah bersekutu dengan Nabi Muhammad dan kemudian dengan khalifah Umar, sehingga ia memperoleh sejumlah konsesi yang menguntungkan bagi kaum Nestorian. Para sahabat Muhamad pun tidak sungkan memanfaatkan orang Kristen dalam hal dagang dan politik. Para pengganti Muhammad memanfaatkan orang Nestorian dalam berbagai perkara penting di istana dan juga duduk dalam pimpinan beberapa provinsi Persia. Pada masa pemerintahan para khalifah, Persia terdiri dari Kerman, Balkh, Bukhara, Seistan, Khorasan, dan Afghanistan.
Umat Kristen dan Yahudi dianggap Muhamad sebagai "orang-orang yang dipenuhi ajaran kitab", dan bukan orang kafir. Al-Quran sendiri tidak melihat orang-orang ahlul kitab ini sebagai musuh, kecuali mereka yang memerangi tanpa alasan yang jelas. Status kafir, menurut Al-Quran, lebih ditujukan kepada orang-orang penyembah berhala. Dari sini, jelaslah sudah tiada konflik keagamaan di jazirah Arab. Masalah kemudian muncul setelah hasrat politik lebih dominan dikedepankan ketimbang idealisme ajaran agama. Hasrat politik ini mulai masuk di lingkar kekuasaan Islam setelah beberapa tahun sahabat Nabi, Umar bin al-Khattab mulai menjalankan misi penaklukan kawasan di luar Arab yang beragama Kristen. Suku Najran dipaksa masuk Islam dan dipaksa tinggal di Iraq. Pemimpin wilayah yang beragama non-Islam diganti pemimpin Islam tanpa alasan yang jelas. Hubungan Islam-Kristen makin buruk ketika Umar mengeluarkan kebijakan pajak (jizya) lebih besar kepada orang Kristen. Jizya atau jizyah (bhs. Arab: جزْية) adalah pajak per kapita yang dibebankan pada pria dewasa non-Muslim, yang dikenal sebagai ahlul dzimma (kelompok minoritas yang dilindungi), sebagai pertukaran untuk ijin praktek iman mereka, perlakuan kondisi-kondisi yang pasti, dan memiliki hukum otonomi umum yang dikenal sebagai perlindungan Muslim dari agresi dari luar dan dibebaskan dari wajib militer. Tetapi aturan itu tidak berlaku bagi anak-anak, perempuan dan tuna-karya. Juga orang-orang tua, para imam dan rahib dibebaskan, sehingga keinginan untuk menjadi rahib bisa dianggap sebagai tindakan untuk menghindari pembayaran pajak ini. Para tuan tanah harus membayar pajak tanah (kharaj). Kebijakan lain adalah melarang orang tua pemeluk Kristen membaptis anak-anaknya, dan mewajibkan mempelajari ajaran Islam. Merasa semakin terdesak, orang Kristen mencoba bertahan dengan segala upaya, termasuk meminta bantuan kekuasaan Byzantium. Suku-suku Kristen lalu bergabung dengan pasukan Yunani dan memberontak atas kebijakan Umar.
Setelah Nabi Muhamad wafat tahun 632 tampaknya hampir semua penerusnya lebih memaksimalkan dakwahnya melalui instrumen politik. Tentu tren politisasi ini sejalan dengan politisasi agama Kristen di luar Arab waktu itu. Perebutan kawasan, penaklukan suku-suku sedang menjadi tren pasukan-pasukan kenegaraan.
Pada tahun 633 kekuatan bangsa Arab, yang telah disatukan oleh Islam, dilepaskan terhadap kerajaan Persia. Ibukota jatuh ke tangan Khalifah Umar pada tahun 638 dan pada tahun 652 gerakan pembersihan sudah genap. Pengalaman Gereja Timur di bawah khalifah-khalifah termasuk suka dan duka. Gereja sendiri dilemahkan oleh perpecahan intern. Seorang uskup yang bertanggung jawab atas gereja di seberang Teluk Persia dan sepanjang pantai timur semenanjung Arabia tidak mau mengakui Patriarkus Isyu'-Yab III atau yang dikenal sebagai Mar Isho-Yab III (649-660) sebagai kepala Gereja atau Katholikos-Patriarkh Gereja Orthodox Assyria Timur atau Katholikos Seleukia-Ktesiphon dan Patriarkh dari Timur (Catholicoses of Seleucie-Ctesiphon and Patriarchs of the East). Inilah surat Patriarkus kepada uskup yang bersangkutan tertanggal tahun 650 sehubungan dengan pajak dengan tuntutan "separuh harta milik" yang memang jauh lebih berat daripada yang sah atau lazim menurut hukum jizya (pajak kepala yang dipungut dari umat bukan Islam).
"Ke manakah anak-anakmu, hai bapa yang ketinggalan? Di manakah mezbah-mezbahmu, hai imam yang terbuang? Apakah yang telah terjadi dengan penduduk Oman yang begitu banyak? Mereka tidak dipaksakan dengan pedang atau api atau siksaan-siksaan lain, tetapi sekedar karena ingin mempertahankan separuh harta miliknya saja! Gila! Mereka langsung tertelan oleh kemurtadan sehingga mereka binasa untuk selama-lamanya. Hanya dua imam-imaman saja yang luput dari nyala keingkaran ... Wahai! Wahai! Dari sekian puluh ribu manusia yang disebut Kristen, kog tidak ada satupun yang mempersembahkan kurban kepada Allah sebagaimana yang layak menurut Iman kita yang benar ... !". Sebenarnya justru orang-orang Arab, yang kepadanya Allah telah menyerahkan kuasa atas tanah-tanah kita pada waktu ini - sebagaimana engkau tahu mereka adalah di daerah kami juga. Akan tetapi mereka bukan hanya menahan dirinya dari serangan terhadap agama kita, mereka malah memuji Iman kita, menghormati orang-orang kudus kita yang telah wafat. Mereka mengaruniakan jasa-jasa kepada gereja-gereja dan biara-biara kita."
"Jadi apa sebabnya umatmu di Oman telah menyerahkan imannya begitu saja dengan kedatangan penguasa-penguasa baru? Apalagi mengingat apa yang diakui benar oleh orang-orang Oman sendiri, yaitu bahwa penguasa-penguasa Arab tidak memaksakan orang untuk murtad, tetapi hanya menyuruh supaya separuh harta miliknya diserahkan jika orang mau mempertahankan imannya. Akan tetapi umatmu telah menyerahkan iman yang membawa manfaat kekal mengganti sebagian dari harta dunia ini yang akan lenyap! Iman kita yang telah dibeli dan masih dibeli oleh bangsa manapun dengan harga darah kemartiran ... ternyata tidak dapat dibeli oleh umatmu di Oman dengan separuh harta miliknya!".
Gereja Assyria Timur ini dikenal oleh para sarjana dan ahli sejarah dan juga dinyatakan oleh Paus Yohanes Paulus II (Karol Wojtyla) Wadowice, Polandia (16 Oktober 1978 - meninggal Sabtu 2 April 2005; orang Polandia) sebagai “Gereja Para Martir” (“The martyrs’ church”) karena tidak sebuah Gerejapun mengalami penderitaan sebanyak kemartiran Kekristenan Gereja Assyria Timur ini.
Pada masa kini umat Gereja Assyria Timur (Nestorian) yang sebagian besar sudah menyatu dengan Gereja Orthodox Rusia, dan yang masih sisa tinggal kira-kira 50.000 orang saja di seluruh dunia. Dan sejak revolusi Islam Iran, karena perlakuan yang keras dari Ayatollah Khomeini, Patriarkh mereka meninggalkan Iran, dan sekarang bermukim di kota Chicago, Amerika Serikat.
Referensi
1. Anton Wessels (Diterjemahkan oleh Ny. Tati S.L. Tobing – Kartohadiprojo). Arab dan Kristen. Gereja-gereja Kristen di Timur Tengah. PT BPK Gunung Mulia. Jakarta. Cetakan ke-2: 2002.
2. Faiz Manshur. Perdamaian Kristen - Arab Masa Lalu. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0605/06/opi04.html
3. Ira C., Ph.D. Semakin Dibabat Semakin Merambat. PT BPK Gunung Mulia. Jakarta. Cetakan pertama, 1989.
4. From Wikipedia, the free encyclopedia. Jizya: http://en.wikipedia.org/wiki/Jizya
NILAI LUHUR SEBUTIR NASI
Diedit oleh :
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan …Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Mat. 25:35, 40)
"Jikalau saudaramu menderita kelaparan sementara engkau mempunyai kemungkinan untuk menolongnya, tetapi tidak menolongnya, engkau adalah seorang pencuri; dan jikalau dia mati kelaparan, engkau adalah seorang pembunuh"
[St. Ambrosius, Episkop Milan dan Pengaku Iman (340-397)]
Krisis Pangan Melanda Puluhan Negara di Belahan Dunia
Mari kita coba hitung berapa banyak nasi yang terbuang dalam satu hari :
Jumlah penduduk Indonesia +/- 250.000.000 orang.
Kalau 1 hari 3X makan dan sekali makan setiap orang membuang satu butir nasi saja, maka :
3 butir X 250.000.000 orang = 750.000.000 butir nasi terbuang setiap hari
(Benarkah kita hanya membuang 1 butir nasi saja setiap kali makan?).
Dalam 1 kg beras terdapat +/- 50.000 butir nasi, maka :
750.000.000/50.000 = 15.000 kg atau sama dengan 15 ton beras dibuang setiap hari.
Kalau 1 kg beras cukup untuk 10 orang makan, maka :
15.000 kg X 10 orang = cukup untuk 150.000 orang makan.
Artinya beras yang terbuang setiap hari di Indonesia sebenarnya bisa untuk memberi makan 150.000 orang.
Kalau seluruh penduduk dunia yang berjumlah 6,5 miliar. Dengan setiap orang membuang 3 butir nasi saja perhari, maka dalam sehari jumlah nasi yang terbuang adalah 390.000 kg (390 ton) atau cukup untuk memberi makan 3.900.000 orang.
Fantastik bukan?!?
Ironisnya, menurut data FAO PBB setiap hari 40.000 orang mati kelaparan di dunia ini.
Oleh karena itu, mari sama-sama kita selamatkan sumber daya alam kita !!! Dengan menyayangi sunber daya alam, kita baru bisa mencegah dan mengurangi krisis pangan bahkan bencana yang sedang melanda dunia ini.
Himbauan ini disampaikan oleh : INLA Indonesia (Sekretariat Sumatera Utara)
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan …Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Mat. 25:35, 40)
"Jikalau saudaramu menderita kelaparan sementara engkau mempunyai kemungkinan untuk menolongnya, tetapi tidak menolongnya, engkau adalah seorang pencuri; dan jikalau dia mati kelaparan, engkau adalah seorang pembunuh"
[St. Ambrosius, Episkop Milan dan Pengaku Iman (340-397)]
Krisis Pangan Melanda Puluhan Negara di Belahan Dunia
Mari kita coba hitung berapa banyak nasi yang terbuang dalam satu hari :
Jumlah penduduk Indonesia +/- 250.000.000 orang.
Kalau 1 hari 3X makan dan sekali makan setiap orang membuang satu butir nasi saja, maka :
3 butir X 250.000.000 orang = 750.000.000 butir nasi terbuang setiap hari
(Benarkah kita hanya membuang 1 butir nasi saja setiap kali makan?).
Dalam 1 kg beras terdapat +/- 50.000 butir nasi, maka :
750.000.000/50.000 = 15.000 kg atau sama dengan 15 ton beras dibuang setiap hari.
Kalau 1 kg beras cukup untuk 10 orang makan, maka :
15.000 kg X 10 orang = cukup untuk 150.000 orang makan.
Artinya beras yang terbuang setiap hari di Indonesia sebenarnya bisa untuk memberi makan 150.000 orang.
Kalau seluruh penduduk dunia yang berjumlah 6,5 miliar. Dengan setiap orang membuang 3 butir nasi saja perhari, maka dalam sehari jumlah nasi yang terbuang adalah 390.000 kg (390 ton) atau cukup untuk memberi makan 3.900.000 orang.
Fantastik bukan?!?
Ironisnya, menurut data FAO PBB setiap hari 40.000 orang mati kelaparan di dunia ini.
Oleh karena itu, mari sama-sama kita selamatkan sumber daya alam kita !!! Dengan menyayangi sunber daya alam, kita baru bisa mencegah dan mengurangi krisis pangan bahkan bencana yang sedang melanda dunia ini.
Himbauan ini disampaikan oleh : INLA Indonesia (Sekretariat Sumatera Utara)
Kamis, 08 Oktober 2009
BERDOA TAK KUNJUNG PUTUS
KOMBOSKINI ATAU CHOTKI DARI KAYU
Oleh :
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
1 Tesalonika. 5:17:
*) “Pray without ceasing” (“berdoalah tak kunjung putus”) (King James Version Bible, Douay-Rheims Bible dan English Standart Version)
“Never stop praying” (Contemporary English Version & God’s Word Bible)
“Pray at all times” (Good News Bible)
“Berdoalah senantiasa” (Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari)
“Tetaplah berdoa” (Alkitab Indonesia Terjemahan Baru)
*) “Berdoalah tak kunjung putus” dalam Gereja Orthodox Timur dikenal sebagai “Doa Yesus” atau “Doa Puja Yesus” (The Jesus Prayer), yaitu semacam “samadhi” atau “berdzikir dengan tasbih Orthodox” yang dirajut dari benang. Tasbih ini disebut dalam bahasa Yunani sebagai “komboskini” (“Komboschoinia” ; ”komvoschini”) atau “Chotki” (“Чётки“) dalam bahasa Rusia, yang dipintal dan berbiji 100, ada juga yang lebih pendek, terdiri dari 33 manik-manik. Mungkin untuk mengingat umur Yesus di muka bumi yaitu 33 tahun. Praktek “Doa Yesus” ini dilakukan oleh kaum “sufi” Kristen Orthodox yang disebut kaum “hesykhastis” (Quietists) atau para rahib Cipto Hening (para Penghening), yaitu para praktisi “hesykhasme” (“Sufisme Kristen Orthodox”). Rumusan doa Yesus ini berdasarkan seruan si buta di Yerikho (Luk. 18:38) dan doa si pemungut cukai (Luk. 18:13), yaitu: ”Ya Tuhan Yesus Kristus Putera Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini”. Doa ini bisa diucapkan dalam berbagai bahasa, misal Yunani: ”Kyrie Iesou Khriste Hyos Ton Theon, eleyson me ton amartolon” (“Κύριε Ἰησοῦ Χριστέ, Υἱέ τοῦ Θεοῦ, ἐλέησόν με τὸν ἁμαρτωλόν“), bahasa Rusia: ”Gospodi Iesuse Kristie, Tzinye Boziie, pamilui mya gresnago” (“Господи Иисусе Христе, Сыне Божий, помилуй мя грешнаго”), bahasa Arab: “Ya Robbu Yasu Almasih, ibnullah, arhamna ‘ana al-khoti’a” (ايها الرب يسوع المسيح ابن الله ارحمني انا الخاطىء), dan lain-lain bahasa. Juga bisa dalam bentuk rumusan pendek: ”Tuhan kasihanilah”, “Kyrie eleison” (”Κύριε ἐλέησόν”), “Ya, Robbu Arham”; ”Gospodi pamilui” (Господи, помилуй). Doa Yesus adalah suatu doa yang amat sederhana sehingga bisa dipraktekkan setiap orang tetapi juga amat dalam, sehingga mampu membawa kepada doa yang paling murni (pure prayer). Karena doa ini adalah doa yang murni itulah, maka Doa Yesus disebut juga Doa Batin/Doa Hati/Doa Qolbu (“Noera Prosevkhee”; doa “Budi Rohani”).
Selasa, 06 Oktober 2009
SOSOK YANG MULAI TERLUPAKAN
Sosok yang satu ini kadang sering kita lupakan atau acuhkan keberadaannya. Siapakah dia??? Bunda Maria. Adalah sosok ibu yang sangat sempurna yang pernah ada di dunia. Perannya sebagai ibu Sang Juruselamat begitu besar sehingga Gereja Timur(Orthodox) memberinya gelar mulia yaitu Sang Theotokos(Yang memberikan kelahiran pada Allah). Setelah kenaikannya ke surga, tugas Bunda Maria tidak begitu saja selesai. Melainkan memiliki tugas baru yang sangat penting, salah satunya adalah “Bunda Pelindung Para Pendosa”. Bunda Maria selalu mendoakan siapapun setiap pendosa yang memohon perlindungan melalui doa-doanya. Alkisah, ada seorang pemuda pendosa yang hidupnya dalam kekelaman. Dia bertemu dengan Bunda Maria dalam mimpinya 6 tahun yang lalu, dan Sang Bunda berkata pada pemuda itu, “Jangan menyembahku, aku hanya menjadi perantara(kepada Yesus)”. Sejak itu si pemuda menerima pesan sederhana Sang Bunda dan mau memanggul Salib Putra Yang Mahatinggi meskipun resikonya harus menderita. Seperti apa yang di katakan dalam Kitab suci, bahwa setiap orang yang mau mengikut Sang Juruselamat harus mau memanggul salib(menderita). Pemuda ini mengalami hal seperti apa yang dikatakan Kitab Suci, dia menderita secara fisik maupun mental. Meskipun penderitaannya luarbiasa sebagai remaja, pemuda ini dengan gagah tetap memanggul salibnya. Akan tetapi dosa selalu mengejarnya dan selalu menyeretnya sampai-sampai pemuda ini putus asa. Dia selalu ketakutan akan dosa-dosa yang selalu mendakwanya. Dia selalu melakukan Sakramen Pengampunan(Pengakuan Dosa) berkonsultasi pada bapa rohaninya di Gereja, dan nasihat bapa rohaninya selalu di lakukan. Akan tetapi semakin pemuda ini menuruti nasihat bapa rohaninya, semakin iblis menjerat. Sampai pada akhirnya pemuda ini mengalami kejatuhan rohani yang sangat mendalam. Pemuda itu tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia mulai jarang sembahyang dan datang menyambut Yang Mahakuasa dalam Perayaan Evkaristia(Perjamuan Kudus). Akan tetapi, satu pribadi datang dalam hatinya dan menyapanya penuh dengan kehangat, dialah Sang Bunda Surgawi, Bunda Sang Juruselamat, Maria. Doa-doa yang dia serukan kepada Sang Ibu tidak pernah sia-sia. Sang Ibu datang dan menyambutnya seperti ibu yang rindu akan anaknya. Pemuda ini sadar, apapun dosanya baik diketahui maupun tidak diketahui orang, baik dosa ringan sampai dosa yang najis sekalipun Allah Sang Sabda berkenan untuk mengampuninya bila kita mohon ampun dan terus berusaha melawan dosa karena Allah Sang Sabda pernah turun dari surga dan menjadi manusia, jadi Allah mengetahui kelemahan-kelemahan manusia. Doa-doa Sang Ibu akan terus berkumandang dalam hati si pemuda dikala hatinya dirundung duka maupun dosa mulai mendakwanya lagi. Inti dalam kiash nyata ini adalah jangan pernah melupakan pribadi gaib yang secara tidak sadar mendoakan anda. Ingatlah anak-anakku, Tidak Layak seorang yang “Percaya”, menyebut Allah sebagai Bapa bila dia tidak mau memanggil Maria sebagai ibu.
Kisah ini dibuat untuk memberikan pencerahan dan menguatkan iman anda.
Kidung Gereja Timur untuk sang Ratu:
Sunggulah patut dan benar memberkatimu ya sang Theotokos, yang selalu terberkati dan sangat termurni serta Bunda dari Allah kita,
lebih terhormat dari Kerubim dan tak terbanding lebih mulianya dari para Serafim, dan tanpa cacat cela melahirkan Allah Sang Sabda sungguh kaulah Sang Theotokos, engkau ku junjung tinggi.
(By Konstantinus Rizky Wibisono)
Kisah ini dibuat untuk memberikan pencerahan dan menguatkan iman anda.
Kidung Gereja Timur untuk sang Ratu:
Sunggulah patut dan benar memberkatimu ya sang Theotokos, yang selalu terberkati dan sangat termurni serta Bunda dari Allah kita,
lebih terhormat dari Kerubim dan tak terbanding lebih mulianya dari para Serafim, dan tanpa cacat cela melahirkan Allah Sang Sabda sungguh kaulah Sang Theotokos, engkau ku junjung tinggi.
(By Konstantinus Rizky Wibisono)
Minggu, 04 Oktober 2009
SEKARANG KITA SEMUA HINDU
Diedit dengan sedikit
tambahan oleh:
Presbyter Rm.Kyrill. JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Amerika bukanlah negara Kristen. Benar, kita, negara yang ditemukan oleh orang-orang Kristen, dan menurut survai 2008, 76 persen dari kita mengaku sebagai Kristen (ini persentasi terendah dalam sejarah Amerika).
Tentu saja kita bukan negara Hindu atau Muslim, Yahudi, juga bukan negara perdukunan. Lebih dari sejuta orang Hindu tinggal di Amerika Serikat, sebagian dari semilyar di dunia. Tetapi data angket baru-baru ini menunjukkan bahwa setidaknya secara konsep, kita pelahan-pelahan makin menjadi seperti orang Hindu dan kurang menjadi kristen tradisional dalam hal pemikiran kita mengenai Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, dan kekekalan.
Kitab Suci Hindu tertua Rig Veda, mengatakan: “Kebenaran itu SATU, namun disebut dalam banyak nama.” Orang Hindu percaya ada banyak jalan menuju Tuhan. Yesus adalah satu jalan, Quran jalan lainnya, praktek yoga adalah yang ketiga. Tidak satupun lebih baik dari lainnya; semua setara. Kristen konservatif yang paling tradisional tidak pernah diajar untuk berfikir demikian. Mereka belajar di sekolah minggu bahwa agama mereka benar dan yang lain salah. Yesus berkata, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorangpun datang kepada Bapa kecuali melalui Aku.”
Orang Amerika tidak lagi membelinya. Menurut survai Pew Forum di tahun 2008, 65 persen dari kita percaya bahwa “banyak agama dapat membawa kepada kehidupan kekal,” termasuk 37 persen kaum injili berkulit putih, kelompok yang umumnya percaya bahwa keselamatan hanya untuk mereka. Juga, jumlah orang yang mencari kebenaran spiritual diluar gereja bertambah. Tiga puluh persen orang Amerika menyebut diri mereka “spiritual, bukan beragama,” menurut angket Newsweek tahun 2009, naik dari 24 persen di tahun 2005. Stephen Prothero, profesor agama di Universitas Boston, sudah lama menggambarkan kemakmuran Amerika akan “warung agama yang menyukai yang ilahi” sebagai “sangat sesuai jiwa Hinduisme.” Kamu tidak memungut dan memilih dari agama yang berbeda, karena semuanya sama, ia berkata. ”Ini semua menyangkut ortodoksi. Ini menyangkut apapun yang jalan. Kalau pergi ke yoga jalan, baik – dan kalau pergi ke misa Katolik jalan, baik. Dan kalau pergi ke misa Katolik ditambah yoga ditambah retreat Buddhis jalan, itu juga baik.”
Maka tidak ada pertanyaan tentang apa yang terjadi bila kamu mati. Orang kristen tradisional percaya bahwa tubuh dan roh itu suci, dan bersama keduanya membentuk ”diri,” dan ”pada akhir zaman keduanya akan disatukan dalam kebangkitan”. Kamu membutuhkan keduanya, dengan kata lain, kamu membutuhkannya selama-lamanya. Orang Hindu tidak mempercayai hal itu. Dalam kematian, tubuh terbakar di atas api, sedangkan rohnya – dimana berada identitasnya – terlepas. Dalam inkarnasi, pusat ajaran Hinduisme, diri kembali ke bumi ke tubuh yang lain. Jadi ada jalan lain dimana orang Amerika menjadi makin Hindu: 24 persen orang Amerika percaya akan reinkarnasi, menurut angket Harris ditahun 2008. Jadi kita bersifat agnostik*) tentang nasib tubuh kita sehingga kita membakar mereka sesudah mati – seperti orang Hindu. Lebih dari sepertiga orang Amerika sekarang memilih kremasi, menurut Asosiasi Kremasi Amerika Utara, naik dari 6 persen ditahun 1975. “Saya pikir peran rohani yang lebih dari agama cenderung tidak lagi menekankan penafsiran harfiah atas kebangkitan,” diakui Diana Eck, profesor perbandingan agama di Harvard. Karena itu marilah kita semua berkata “om.” (catatan penerjemah: mantra tuhan Hindu).
*) CATATAN TENTANG AGNOSTISISME:
Agnostisisme adalah bidat yang timbul dikawasan gereja-gereja Barat, suatu pandangan bahwa keberadaan Tuhan tidak mungkin diketahui oleh manusia. Pendirian kaum agnostik, bahwa baik keberadaan Tuhan, maupun asal mula alam semesta ini tidak diketahui atau tidak bisa diketahui. Si agnostik bukan sekedar berkata, ”Saya tidak tahu apakah Tuhan itu ada”. Ia membuat penilaian negatif yang umum bahwa, ”Saya tidak bisa tahu apakah Tuhan itu ada”. Agnostisisme percaya bahwa tidak mungkin ada pengetahuan yang pasti mengenai misteri Allah.
Ironis sekali, agar sebuah penilaian negatif yang umum semacam ini terbukti benar diperlukan semacam pengetahuan umum. Dengan kata lain, bagaimana si agnostik itu tahu bahwa ia tidak bisa tahu? Si agnostik itu sekedar mengganti sesuatu yang mutlak (Tuhan serta kebenaranNya) dengan sesuatu yang mutlak lainnya (pendapatnya sendiri bahwa ia tidak mungkin bisa kenal Tuhan).
Gereja Roma Katolik mengutuk bidat Agnostisisme, yaitu melalui Paus St. Pius X (Giuseppe Sarto) dari Riese (Treviso) (4 Agustus 1903 – 20 Agustus 1914) pada 8 September 1907 mengutuk Modernisme dalam ensikliknya Pascendi Dominici Gregis. Disebutkan bahwa yang termasuk Modernisme adalah Agnostisisme, Immanentisisme, dan Teori Evolusi. Dinyatakan bahwa Modernisme merupakan penggabungan dari segala bidat. Dalam ensiklikal Pascendi Dominici Gregis, beliau bukan saja membuat deklarasi bahwa ajaran modernisme adalah bersifat heretikal tetapi juga mengutuknya sebagai “ibu kepada semua ajaran sesat”.
REFERENSI
1. A.Sandiwan Suharto & Eddy Suhendro, Ziarah Sang Abdi. Bapa Suci Yohanes Paulus II. Panitia Penyambutan Sri Paus Jakarta, 1989.
2. Drs. F.D. Wellem, M.Th. Kamus Sejarah Gereja. PT BPK Gunung Mulia. Jakarta. 1994.
3. Lisa Miller. Sekarang Kita Semua Hindu.15 Agustus 2009, edisi 31 Agustus 2009:
www.newsweek.com/id/212155
4. Yabina. Sekarang Kita Semua Hindu: sekertariat@yabina.org. Monday, August 17,
2009 8:30 PM
tambahan oleh:
Presbyter Rm.Kyrill. JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Amerika bukanlah negara Kristen. Benar, kita, negara yang ditemukan oleh orang-orang Kristen, dan menurut survai 2008, 76 persen dari kita mengaku sebagai Kristen (ini persentasi terendah dalam sejarah Amerika).
Tentu saja kita bukan negara Hindu atau Muslim, Yahudi, juga bukan negara perdukunan. Lebih dari sejuta orang Hindu tinggal di Amerika Serikat, sebagian dari semilyar di dunia. Tetapi data angket baru-baru ini menunjukkan bahwa setidaknya secara konsep, kita pelahan-pelahan makin menjadi seperti orang Hindu dan kurang menjadi kristen tradisional dalam hal pemikiran kita mengenai Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, dan kekekalan.
Kitab Suci Hindu tertua Rig Veda, mengatakan: “Kebenaran itu SATU, namun disebut dalam banyak nama.” Orang Hindu percaya ada banyak jalan menuju Tuhan. Yesus adalah satu jalan, Quran jalan lainnya, praktek yoga adalah yang ketiga. Tidak satupun lebih baik dari lainnya; semua setara. Kristen konservatif yang paling tradisional tidak pernah diajar untuk berfikir demikian. Mereka belajar di sekolah minggu bahwa agama mereka benar dan yang lain salah. Yesus berkata, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorangpun datang kepada Bapa kecuali melalui Aku.”
Orang Amerika tidak lagi membelinya. Menurut survai Pew Forum di tahun 2008, 65 persen dari kita percaya bahwa “banyak agama dapat membawa kepada kehidupan kekal,” termasuk 37 persen kaum injili berkulit putih, kelompok yang umumnya percaya bahwa keselamatan hanya untuk mereka. Juga, jumlah orang yang mencari kebenaran spiritual diluar gereja bertambah. Tiga puluh persen orang Amerika menyebut diri mereka “spiritual, bukan beragama,” menurut angket Newsweek tahun 2009, naik dari 24 persen di tahun 2005. Stephen Prothero, profesor agama di Universitas Boston, sudah lama menggambarkan kemakmuran Amerika akan “warung agama yang menyukai yang ilahi” sebagai “sangat sesuai jiwa Hinduisme.” Kamu tidak memungut dan memilih dari agama yang berbeda, karena semuanya sama, ia berkata. ”Ini semua menyangkut ortodoksi. Ini menyangkut apapun yang jalan. Kalau pergi ke yoga jalan, baik – dan kalau pergi ke misa Katolik jalan, baik. Dan kalau pergi ke misa Katolik ditambah yoga ditambah retreat Buddhis jalan, itu juga baik.”
Maka tidak ada pertanyaan tentang apa yang terjadi bila kamu mati. Orang kristen tradisional percaya bahwa tubuh dan roh itu suci, dan bersama keduanya membentuk ”diri,” dan ”pada akhir zaman keduanya akan disatukan dalam kebangkitan”. Kamu membutuhkan keduanya, dengan kata lain, kamu membutuhkannya selama-lamanya. Orang Hindu tidak mempercayai hal itu. Dalam kematian, tubuh terbakar di atas api, sedangkan rohnya – dimana berada identitasnya – terlepas. Dalam inkarnasi, pusat ajaran Hinduisme, diri kembali ke bumi ke tubuh yang lain. Jadi ada jalan lain dimana orang Amerika menjadi makin Hindu: 24 persen orang Amerika percaya akan reinkarnasi, menurut angket Harris ditahun 2008. Jadi kita bersifat agnostik*) tentang nasib tubuh kita sehingga kita membakar mereka sesudah mati – seperti orang Hindu. Lebih dari sepertiga orang Amerika sekarang memilih kremasi, menurut Asosiasi Kremasi Amerika Utara, naik dari 6 persen ditahun 1975. “Saya pikir peran rohani yang lebih dari agama cenderung tidak lagi menekankan penafsiran harfiah atas kebangkitan,” diakui Diana Eck, profesor perbandingan agama di Harvard. Karena itu marilah kita semua berkata “om.” (catatan penerjemah: mantra tuhan Hindu).
*) CATATAN TENTANG AGNOSTISISME:
Agnostisisme adalah bidat yang timbul dikawasan gereja-gereja Barat, suatu pandangan bahwa keberadaan Tuhan tidak mungkin diketahui oleh manusia. Pendirian kaum agnostik, bahwa baik keberadaan Tuhan, maupun asal mula alam semesta ini tidak diketahui atau tidak bisa diketahui. Si agnostik bukan sekedar berkata, ”Saya tidak tahu apakah Tuhan itu ada”. Ia membuat penilaian negatif yang umum bahwa, ”Saya tidak bisa tahu apakah Tuhan itu ada”. Agnostisisme percaya bahwa tidak mungkin ada pengetahuan yang pasti mengenai misteri Allah.
Ironis sekali, agar sebuah penilaian negatif yang umum semacam ini terbukti benar diperlukan semacam pengetahuan umum. Dengan kata lain, bagaimana si agnostik itu tahu bahwa ia tidak bisa tahu? Si agnostik itu sekedar mengganti sesuatu yang mutlak (Tuhan serta kebenaranNya) dengan sesuatu yang mutlak lainnya (pendapatnya sendiri bahwa ia tidak mungkin bisa kenal Tuhan).
Gereja Roma Katolik mengutuk bidat Agnostisisme, yaitu melalui Paus St. Pius X (Giuseppe Sarto) dari Riese (Treviso) (4 Agustus 1903 – 20 Agustus 1914) pada 8 September 1907 mengutuk Modernisme dalam ensikliknya Pascendi Dominici Gregis. Disebutkan bahwa yang termasuk Modernisme adalah Agnostisisme, Immanentisisme, dan Teori Evolusi. Dinyatakan bahwa Modernisme merupakan penggabungan dari segala bidat. Dalam ensiklikal Pascendi Dominici Gregis, beliau bukan saja membuat deklarasi bahwa ajaran modernisme adalah bersifat heretikal tetapi juga mengutuknya sebagai “ibu kepada semua ajaran sesat”.
REFERENSI
1. A.Sandiwan Suharto & Eddy Suhendro, Ziarah Sang Abdi. Bapa Suci Yohanes Paulus II. Panitia Penyambutan Sri Paus Jakarta, 1989.
2. Drs. F.D. Wellem, M.Th. Kamus Sejarah Gereja. PT BPK Gunung Mulia. Jakarta. 1994.
3. Lisa Miller. Sekarang Kita Semua Hindu.15 Agustus 2009, edisi 31 Agustus 2009:
www.newsweek.com/id/212155
4. Yabina. Sekarang Kita Semua Hindu: sekertariat@yabina.org. Monday, August 17,
2009 8:30 PM
Sabtu, 03 Oktober 2009
GEREJA "PERTAMA" DITEMUKAN
Perisai.net - ARKEOLOG yang melakukan penggalian di Yordania menemukan apa yang mereka percayai sebagai gereja pertama di dunia, menurut sebuah laporan Senin lalu.
"Kami sudah membuka tentang apa yang kami percaya menjadi gereja pertama di dunia, tertanggal 33 M. sampai 70 M.," kata sejak Abdul Qader al Hussan, ketua Jordan Rihab Center for Archaeological Studies, kepada The Jordan Times.
Dia menambahkan bahwa penemuan tersebut sangat “menakjubkan.”
Gereja yang ditemukan di bawah tanah gereja Saint Georgeous di Rihab, Mafraq, di Yordania utara dekat perbatasan Suriah itu diperkirakan berusia hampir 2.000 tahun . St Georgeous didirikan pada 230 M., dan dianggap sebagai gereja "yang sesungguhnya" tertua di dunia.
Hussan mengatakan timnya mempunyai bukti yang dapat dipercaya bahwa gereja ini menjadi tempat perlindungan orang Kristen- 70 murid Yesus Kristus itu.
Ke-70 orang Kristen mula-mula ini sepertinya telah melarikan diri dari penganiayaan di Yerusalem, khususnya terhadap Rihab, dan gereja tersebut didirikan di Yordania utara. Sumber-sumber sejarah, menurut Hussan, mengisyaratkan ke-70 umat Kristiani pertama hidup dan menjalankan kepercayaan mereka di gereja bawah tanah dan hanya pergi ketika agama Kristen dipeluk oleh penguasa Roma. "Masa itulah St Georgeous dibangun, "kata Hussan mengamati.
Gereja bawah tanah digambarkan sebagai gua dengan beberapa tempat duduk batu yang dipercaya digunakan bagi pastoral dan sebuah bidang di sekelilingnya, diperkirakan sebagai apse-sebuah tempat yang biasanya altar diletakkan.
"Sebuah tembok dengan sebuah pintu masuk adalah satu-satunya sekat yang memisahkan altar dengan tempat tinggal," lapor Hussan. Ada juga sebuah terowongan dalam gua yang diperkirakan menuju ke mata air, katanya.
Uskup Deputi dari Greek Orthodox Archdiocese Archimandrite Nektarious menggambarkan penemuan tersebut sebagai tonggak bersejarah penting bagi orang Kristiani di seluruh dunia.
"Satu-satunya gua lain di dunia yang bentuk dan tujuannya mirip ada di Thessalonika, Yunani," kata uskup, menurut The Jordan Times.
Pejabat di Kementerian Pariwisata Yordania mengatakan mereka bermaksud mempergunakan penemuan tersebut untuk memajukan kepariwisataan di daerah tersebut dalam waktu dekat.
Sekitar 30 gereja sudah ditemukan di Rihab, menurut Hussan, dan Yesus dan Maria diperkirakan pernah melewati tempat tersebut. [krp]
REFERENSI
1. Dimasukkan pada: Kam, 12 Jun 2008 (17:47 UTC+07) oleh: Yoses, dimodifikasi ulang pada: Kam, 12 Jun 2008 (17:47 UTC+07)
2. www.perisai.net: http://www.perisai.net/berita/gereja_pertama_ditemukan
"Kami sudah membuka tentang apa yang kami percaya menjadi gereja pertama di dunia, tertanggal 33 M. sampai 70 M.," kata sejak Abdul Qader al Hussan, ketua Jordan Rihab Center for Archaeological Studies, kepada The Jordan Times.
Dia menambahkan bahwa penemuan tersebut sangat “menakjubkan.”
Gereja yang ditemukan di bawah tanah gereja Saint Georgeous di Rihab, Mafraq, di Yordania utara dekat perbatasan Suriah itu diperkirakan berusia hampir 2.000 tahun . St Georgeous didirikan pada 230 M., dan dianggap sebagai gereja "yang sesungguhnya" tertua di dunia.
Hussan mengatakan timnya mempunyai bukti yang dapat dipercaya bahwa gereja ini menjadi tempat perlindungan orang Kristen- 70 murid Yesus Kristus itu.
Ke-70 orang Kristen mula-mula ini sepertinya telah melarikan diri dari penganiayaan di Yerusalem, khususnya terhadap Rihab, dan gereja tersebut didirikan di Yordania utara. Sumber-sumber sejarah, menurut Hussan, mengisyaratkan ke-70 umat Kristiani pertama hidup dan menjalankan kepercayaan mereka di gereja bawah tanah dan hanya pergi ketika agama Kristen dipeluk oleh penguasa Roma. "Masa itulah St Georgeous dibangun, "kata Hussan mengamati.
Gereja bawah tanah digambarkan sebagai gua dengan beberapa tempat duduk batu yang dipercaya digunakan bagi pastoral dan sebuah bidang di sekelilingnya, diperkirakan sebagai apse-sebuah tempat yang biasanya altar diletakkan.
"Sebuah tembok dengan sebuah pintu masuk adalah satu-satunya sekat yang memisahkan altar dengan tempat tinggal," lapor Hussan. Ada juga sebuah terowongan dalam gua yang diperkirakan menuju ke mata air, katanya.
Uskup Deputi dari Greek Orthodox Archdiocese Archimandrite Nektarious menggambarkan penemuan tersebut sebagai tonggak bersejarah penting bagi orang Kristiani di seluruh dunia.
"Satu-satunya gua lain di dunia yang bentuk dan tujuannya mirip ada di Thessalonika, Yunani," kata uskup, menurut The Jordan Times.
Pejabat di Kementerian Pariwisata Yordania mengatakan mereka bermaksud mempergunakan penemuan tersebut untuk memajukan kepariwisataan di daerah tersebut dalam waktu dekat.
Sekitar 30 gereja sudah ditemukan di Rihab, menurut Hussan, dan Yesus dan Maria diperkirakan pernah melewati tempat tersebut. [krp]
REFERENSI
1. Dimasukkan pada: Kam, 12 Jun 2008 (17:47 UTC+07) oleh: Yoses, dimodifikasi ulang pada: Kam, 12 Jun 2008 (17:47 UTC+07)
2. www.perisai.net: http://www.perisai.net/berita/gereja_pertama_ditemukan
NATAL LIBUR RESMI IRAK, SEDIKIT TENTANG GEREJA UNIAT KATOLIK KHALDEA
Diedit oleh :
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Baghdad – Warga Kristen Irak, minoritas sangat kecil di negara yang mayoritas penduduknya Muslim itu, mendapat kado istimewa Natal kali tahun 2008. Untuk pertama kalinya Pemerintah Irak menjadikan Natal sebagai hari libur.
Secara umum perayaan Natal di Irak kali ini berlangsung relatif aman. Penjagaan keamanan terlihat di mana-mana. Hanya bom mobil di Baghdad yang terjadi Kamis (25/12) pagi yang membuat Natal di Irak masih memgkhawatirkan. Ledakan di sebuah restoran yang sering dikunjungi polisi itu menewaskan 4 orang dan melukai 25 lainnya di Pemukiman Shula yang mayoritas dihuni warga Syiah. Belum ada informasi pelaku dan motif serangan, namun diyakini tidak terkait Natal.
Sementara Karnimal Kaldea, Katolikos-Patriarkh Babylon dari Gereja Katolik Khaldean, Mar Emmanuel III Karim-Delly (2003- sekarang), memuji langkah Pemerintah Irak yang menjadikan Natal sebagai hari libur. "Saya berterima kasih atas hal itu dan berharap hal ini membuat kita lebih teguh dalam mempercayai satu dengan lainnya sebagai saudara,” katanya.
Seorang ulama Syiah, Ammar al-Hakim hadir dalam misa yang dipimpin Kardinal Emmanuel sebagai simbol toleransi dan kerja sama. ap, spd
Gereja Katolik Khaldea adalah salah satu Gereja Roma Katolik yang menggunakan Ritus dari Gereja Orthodox Timur, dikenal sebagai “Gereja Katolik ritus Timur”. Mereka adalah umat Orthodox yang dengan berbagai cara dimasukkan dalam persatuan dengan Roma. Karena di dalam Gereja Roma Katolik, persatuan berarti pertobatan dan pulang ke Gereja Roma Katolik (Conversio ad Ecclesiam). Mereka boleh menggunakan cara ibadah dan tradisi Orthodox, namun hierarkhinya dan ajarannya sama sekali harus tunduk pada Gereja Latin di Roma. Uniat dari Gereja Roma Katolik ini memiliki beberapa bentuk: Uniat model Orthodox Yunani disebut “Katolik Yunani”, Uniat model Orthodox Rusia, Slavia atau Yunani disebut “Byzantin Katolik”, Uniat model Nestorian disebut “Khaldea Katolik”, Uniat model Koptik, Uniat model Gereja Ethiopia, Uniat model Gereja Thomas-India, Uniat model Yakobit/ Orthodox Syria, dan Uniat model Armenia. Orang barangkali boleh menduga-duga apakah kira-kira “Gerakan Kharismatik Katolik” itu bukan “Uniat model Protestan”? Adanya kelompok-kelompok Uniat yang diciptakan oleh Gereja Roma Katolik inilah yang makin mempersulit dialog Orthodox-Katolik Roma. Karena ini dianggap oleh umat Orthodox sebagai ketidak-tulusan dan jebakan yang dilakukan oleh Gereja Roma Katolik atas umat Orthodox.
Gereja Katolik Khaldea sendiri terpisah dari Gereja Orthodox Assyria Timur dan dibentuk oleh Roma tahun 1551 dengan Katolikos-Patriarkh pertamanya Mar Yohanan Soulaqa (Mar Shimun VIII Sulaqa) (1552-1555). Sedang Katolikos-Patriarkh Gereja Orthodox Assyria Timur saat ini adalah Katholikos-Patriarkh Mar Dinkha IV Khanania (Bhs. Syriac: ܡܪܝ ܕܢܚܐ ܪܒܝܥܝܐ) (1976-sekarang), pengganti ke-107 Rasul Mar Thoma Shilkha, (St. Thomas Sang Rasul – th. 33-77) dan Mar Addai, (St. Thaddeus Sang Rasul, salah satu dari ketujuh puluh Utusan - th. 33-66).
Referensi:
1. Episkop Timothy Ware (Penterjemah : Arkhimandrit Daniel Bambang PhD). Mari Mengenal Kekristenan Timur. Sejarah Gereja Orthodox. Satya Widya Graha. 2001.
2. From Wikipedia, the free encyclopedia: Mar Dinkha_IV: http://en.wikipedia.org/wiki/Mar_Dinkha_IV
3. From Wikipedia, the free encyclopedia: Catholic Chaldean Patriarchs of Babylon: http://en.wikipedia.org/wiki/Catholic_Chaldean_Patriarchs_of_Babylon.
4. Harian Surabaya Pos, Jumat, 26 Desember 2008 | 08:36 WIB:
http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=f065d878ccfb4cc4f4265a4ff8bafa9a&jenis=8f14e45fceea167a5a36dedd4bea2543&PHPSESSID=f1fa8b21d13bde2f5607533ce415cefe
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Baghdad – Warga Kristen Irak, minoritas sangat kecil di negara yang mayoritas penduduknya Muslim itu, mendapat kado istimewa Natal kali tahun 2008. Untuk pertama kalinya Pemerintah Irak menjadikan Natal sebagai hari libur.
Secara umum perayaan Natal di Irak kali ini berlangsung relatif aman. Penjagaan keamanan terlihat di mana-mana. Hanya bom mobil di Baghdad yang terjadi Kamis (25/12) pagi yang membuat Natal di Irak masih memgkhawatirkan. Ledakan di sebuah restoran yang sering dikunjungi polisi itu menewaskan 4 orang dan melukai 25 lainnya di Pemukiman Shula yang mayoritas dihuni warga Syiah. Belum ada informasi pelaku dan motif serangan, namun diyakini tidak terkait Natal.
Sementara Karnimal Kaldea, Katolikos-Patriarkh Babylon dari Gereja Katolik Khaldean, Mar Emmanuel III Karim-Delly (2003- sekarang), memuji langkah Pemerintah Irak yang menjadikan Natal sebagai hari libur. "Saya berterima kasih atas hal itu dan berharap hal ini membuat kita lebih teguh dalam mempercayai satu dengan lainnya sebagai saudara,” katanya.
Seorang ulama Syiah, Ammar al-Hakim hadir dalam misa yang dipimpin Kardinal Emmanuel sebagai simbol toleransi dan kerja sama. ap, spd
Gereja Katolik Khaldea adalah salah satu Gereja Roma Katolik yang menggunakan Ritus dari Gereja Orthodox Timur, dikenal sebagai “Gereja Katolik ritus Timur”. Mereka adalah umat Orthodox yang dengan berbagai cara dimasukkan dalam persatuan dengan Roma. Karena di dalam Gereja Roma Katolik, persatuan berarti pertobatan dan pulang ke Gereja Roma Katolik (Conversio ad Ecclesiam). Mereka boleh menggunakan cara ibadah dan tradisi Orthodox, namun hierarkhinya dan ajarannya sama sekali harus tunduk pada Gereja Latin di Roma. Uniat dari Gereja Roma Katolik ini memiliki beberapa bentuk: Uniat model Orthodox Yunani disebut “Katolik Yunani”, Uniat model Orthodox Rusia, Slavia atau Yunani disebut “Byzantin Katolik”, Uniat model Nestorian disebut “Khaldea Katolik”, Uniat model Koptik, Uniat model Gereja Ethiopia, Uniat model Gereja Thomas-India, Uniat model Yakobit/ Orthodox Syria, dan Uniat model Armenia. Orang barangkali boleh menduga-duga apakah kira-kira “Gerakan Kharismatik Katolik” itu bukan “Uniat model Protestan”? Adanya kelompok-kelompok Uniat yang diciptakan oleh Gereja Roma Katolik inilah yang makin mempersulit dialog Orthodox-Katolik Roma. Karena ini dianggap oleh umat Orthodox sebagai ketidak-tulusan dan jebakan yang dilakukan oleh Gereja Roma Katolik atas umat Orthodox.
Gereja Katolik Khaldea sendiri terpisah dari Gereja Orthodox Assyria Timur dan dibentuk oleh Roma tahun 1551 dengan Katolikos-Patriarkh pertamanya Mar Yohanan Soulaqa (Mar Shimun VIII Sulaqa) (1552-1555). Sedang Katolikos-Patriarkh Gereja Orthodox Assyria Timur saat ini adalah Katholikos-Patriarkh Mar Dinkha IV Khanania (Bhs. Syriac: ܡܪܝ ܕܢܚܐ ܪܒܝܥܝܐ) (1976-sekarang), pengganti ke-107 Rasul Mar Thoma Shilkha, (St. Thomas Sang Rasul – th. 33-77) dan Mar Addai, (St. Thaddeus Sang Rasul, salah satu dari ketujuh puluh Utusan - th. 33-66).
Referensi:
1. Episkop Timothy Ware (Penterjemah : Arkhimandrit Daniel Bambang PhD). Mari Mengenal Kekristenan Timur. Sejarah Gereja Orthodox. Satya Widya Graha. 2001.
2. From Wikipedia, the free encyclopedia: Mar Dinkha_IV: http://en.wikipedia.org/wiki/Mar_Dinkha_IV
3. From Wikipedia, the free encyclopedia: Catholic Chaldean Patriarchs of Babylon: http://en.wikipedia.org/wiki/Catholic_Chaldean_Patriarchs_of_Babylon.
4. Harian Surabaya Pos, Jumat, 26 Desember 2008 | 08:36 WIB:
http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=f065d878ccfb4cc4f4265a4ff8bafa9a&jenis=8f14e45fceea167a5a36dedd4bea2543&PHPSESSID=f1fa8b21d13bde2f5607533ce415cefe
Kamis, 01 Oktober 2009
PARA PATRIARKH “PENTARKHI” (LIMA PUSAT PATRIARKHAT PURBA) SAAT INI, MINUS KEPAUSAN ROMA (UT OMNES UNUM SINT I)
Oleh :
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
A.) Sri Bapa Suci, Episkop Agung Konstantinopel, Roma Baru dan Patriarkh Ekumenis, Bartolomeus I (Yunani: Η Αυτού Θειοτάτη Παναγιότης, ο Αρχιεπίσκοπος Κωνσταντινουπόλεως, Νέας Ρώμης και Οικουμενικός Πατριάρχης, Βαρθολομαίος Α'), Patriarkh Ekumenis Konstantinopel, dan “Primus Inter Pares” (Yang terutama di antara yang sederajat”) dalam persekutuan Gereja Orthodox Timur (Eastern Orthodox Communion), Patriarkh Konstantinopel ke-270 dari Takhta St. Andreas di Fanar, Istambul, Turki. Menduduki takhta Patriarkhat mulai 2 November 1991 – sekarang.
B.) Sri Bapa Suci Theodoros II, Paus dan Patriarkh Alexandria dan Seluruh Afrika (Yunani: Η Α.Θ.Μ. ο Πάπας & Πατριάρχης Αλεξανδρείας & Πάσης Αφρικής κ.κ. ΘΕΟΔΩΡΟΣ Β΄). Bergelar resmi Sri Bapa Suci Paus dan Patriarkh Kota Agung Alexandria, Libya, Pentapolis, Ethiopia, Seluruh Mesir dan Seluruh Afrika, Bapa dari para Bapa, Gembala dari para Gembala, Imam Tertinggi dari para Imam Tertinggi, Rasul Ketigabelas dan Hakim Ekumenis. Kepala Gereja Orthodox di Afrika dan Madagaskar. Menduduki takhta Patriarkhat mulai tahun 2004 – sekarang.
C.) Sri Bapa Suci Patriarkh Ignatius IV (Hazim) dari Antiokhia dan Seluruh Timur, primat dari Gereja Orthodox Kepala Mandiri Patriarkhat Antiokhia (the autocephalous Patriarchate of Antioch). Menduduki takhta Patriarkhat mulai 1979 – sekarang.
D.) Sri Bapa Suci Patriarkh Theophilos III dari Yerusalem, dipilih sebagai primat ke-141 dari Gereja Orthodox Yerusalem pada 22 Agustus 2005. Bergelar Patriarkh Kota Suci Yerusalem dan Seluruh Palestina, Syria, wilayah lebih luas dari Sungai Yordan, Kana di Galilea, Zion Kudus.
E.) Sri Bapa Suci Paus Benediktus XVI, secara resmi bernama Benedictus PP. XVI dalam bahasa Latin, (lahir di Marktl am Inn, Bayern, Jerman, 16 April 1927; umur 82 tahun ;terlahir sebagai Joseph Alois Ratzinger), terpilih sebagai Paus Gereja Katolik Roma pada 19 April 2005. Dia adalah Uskup Roma, pemimpin Negara Kota Vatikan dan Gereja Katolik Roma termasuk Gereja Katolik Timur dalam komuni dengan Takhta Suci. Dia dilantik sebagai Paus secara resmi saat Misa Pelantikan Paus pada 24 April 2005 – sekarang, sebagai primat ke-265 dari Kepausan Gereja Roma Katolik
Th. 1054: Skisma Besar (Perpecahan Akbar) terjadi di dalam Pentarkhi, Kepausan Roma memisahkan diri dari 4 Patriarkhat Purba di Timur. Dua persoalan besar penyebab skisma ini diantaranya tuntutan Roma untuk supremasi Paus Universal dan tambahan kalimat Filioque pada Kredo Nikea. Meneladani perintah Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gereja, marilah kita berdoa bagi pemulihan kembali Pentarkhi Lima Pusat Patriarkhat Purba: ”Aku berdoa untuk mereka, ... supaya mereka semua menjadi satu, ...” - ”ego pro eis rogo ... ut omnes unum sint ... ” (Iohannes 9; 11, 21 – 23)
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
A.) Sri Bapa Suci, Episkop Agung Konstantinopel, Roma Baru dan Patriarkh Ekumenis, Bartolomeus I (Yunani: Η Αυτού Θειοτάτη Παναγιότης, ο Αρχιεπίσκοπος Κωνσταντινουπόλεως, Νέας Ρώμης και Οικουμενικός Πατριάρχης, Βαρθολομαίος Α'), Patriarkh Ekumenis Konstantinopel, dan “Primus Inter Pares” (Yang terutama di antara yang sederajat”) dalam persekutuan Gereja Orthodox Timur (Eastern Orthodox Communion), Patriarkh Konstantinopel ke-270 dari Takhta St. Andreas di Fanar, Istambul, Turki. Menduduki takhta Patriarkhat mulai 2 November 1991 – sekarang.
B.) Sri Bapa Suci Theodoros II, Paus dan Patriarkh Alexandria dan Seluruh Afrika (Yunani: Η Α.Θ.Μ. ο Πάπας & Πατριάρχης Αλεξανδρείας & Πάσης Αφρικής κ.κ. ΘΕΟΔΩΡΟΣ Β΄). Bergelar resmi Sri Bapa Suci Paus dan Patriarkh Kota Agung Alexandria, Libya, Pentapolis, Ethiopia, Seluruh Mesir dan Seluruh Afrika, Bapa dari para Bapa, Gembala dari para Gembala, Imam Tertinggi dari para Imam Tertinggi, Rasul Ketigabelas dan Hakim Ekumenis. Kepala Gereja Orthodox di Afrika dan Madagaskar. Menduduki takhta Patriarkhat mulai tahun 2004 – sekarang.
C.) Sri Bapa Suci Patriarkh Ignatius IV (Hazim) dari Antiokhia dan Seluruh Timur, primat dari Gereja Orthodox Kepala Mandiri Patriarkhat Antiokhia (the autocephalous Patriarchate of Antioch). Menduduki takhta Patriarkhat mulai 1979 – sekarang.
D.) Sri Bapa Suci Patriarkh Theophilos III dari Yerusalem, dipilih sebagai primat ke-141 dari Gereja Orthodox Yerusalem pada 22 Agustus 2005. Bergelar Patriarkh Kota Suci Yerusalem dan Seluruh Palestina, Syria, wilayah lebih luas dari Sungai Yordan, Kana di Galilea, Zion Kudus.
E.) Sri Bapa Suci Paus Benediktus XVI, secara resmi bernama Benedictus PP. XVI dalam bahasa Latin, (lahir di Marktl am Inn, Bayern, Jerman, 16 April 1927; umur 82 tahun ;terlahir sebagai Joseph Alois Ratzinger), terpilih sebagai Paus Gereja Katolik Roma pada 19 April 2005. Dia adalah Uskup Roma, pemimpin Negara Kota Vatikan dan Gereja Katolik Roma termasuk Gereja Katolik Timur dalam komuni dengan Takhta Suci. Dia dilantik sebagai Paus secara resmi saat Misa Pelantikan Paus pada 24 April 2005 – sekarang, sebagai primat ke-265 dari Kepausan Gereja Roma Katolik
Th. 1054: Skisma Besar (Perpecahan Akbar) terjadi di dalam Pentarkhi, Kepausan Roma memisahkan diri dari 4 Patriarkhat Purba di Timur. Dua persoalan besar penyebab skisma ini diantaranya tuntutan Roma untuk supremasi Paus Universal dan tambahan kalimat Filioque pada Kredo Nikea. Meneladani perintah Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gereja, marilah kita berdoa bagi pemulihan kembali Pentarkhi Lima Pusat Patriarkhat Purba: ”Aku berdoa untuk mereka, ... supaya mereka semua menjadi satu, ...” - ”ego pro eis rogo ... ut omnes unum sint ... ” (Iohannes 9; 11, 21 – 23)
Langganan:
Postingan (Atom)