“Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat. Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya" (1 Korintus 3:18-19)
“Kami bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah, tetapi kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina. Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara, kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini” (1 Korintus 4:10-13)
“Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah” (1 Korintus 1:18)
“Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil” (1 Korintus 1:21 )
I. Kebodohan demi Kristus (Fool-for-Christ)
Salah satu bentuk dari kehidupan asketis (kehidupan mati raga) Kristen disebut kebodohan demi Kristus. Kebodohan bagi Kristus (Fool-for-Christ; Rusia: юродивый, yurodivy) adalah orang kudus yang dikenal karena penampilan dan perilaku anehnya, namun kegilaan-kebodohannya adalah kudus. Mereka mengambil penampilan kegilaan-bodoh dan penderitaan akibat penistaan, penghinaan dan fitnah dari orang-orang di sekitar mereka, membuka kejahatan-kejahatan manusia, yang membawa mereka dalam kekuatan pada kesadaran mereka, untuk menghibur yang menderita. Kebodohan bagi Kristus mengacu pada perilaku seperti menyerahkan harta duniawi semua pada seseorang dan bergabung dengan kehidupan monastik (hidup membiara). Hal ini juga dapat merujuk kepada kebiasaan sengaja mencemooh masyarakat untuk melayani tujuan keagamaan - khususnya Kristen. Istilah yang bodoh bagi Kristus adalah berasal dari St. Paulus Sang Rasul dalam surat-suratnya kepada Gereja di Korintus. Orang yang Bodoh bagi Kristus sering bertindak mengejutkan, perilaku yang tidak biasa untuk menantang norma yang diterima secara umum, memberikan nubuat atau untuk menutupi kesalehan mereka.
Yurodivy (Rusia: юродивый, jurodivy) adalah versi Rusia untuk Kebodohan dalam Kristus (bahasa Rusia: юродство, yurodstvo atau jurodstvo), suatu bentuk khas asketisme Orthodox Timur. Yurodivy adalah Kebodohan Kudus, yaitu seseorang yang bertindak bodoh secara sengaja dalam pandangan manusia. Seorang pria atau wanita yang sering kali berjalan keliling setengah telanjang, seorang tunawisma, tak bermilik, berbicara dengan kata-kata penuh teka-teki, diyakini sebagai memiliki kekuatan waskita (clairvoyance) dan nabi. Kebodohan demi Kristus yang ditetapkan untuk dirinya sendiri dengan tugas untuk memerangi dalam dirinya akar dari semua dosa, rasa bangga-diri dan rasa harga diri. Untuk mencapai hal ini orang mengambil sebuah gaya hidup yang tidak biasa, tampil sebagai seseorang yang kehilangan kemampuan mentalnya, sehingga menghasilkan pada dirinya sendiri ejekan orang lain. Selain itu ia membuka kejahatan di dalam dunia ini melalui kata-kata metaforis dan simbolis dan tindakan-tindakan. Ia mengambil upaya asketis ini pada dirinya sendiri untuk merendahkan diri dan juga lebih efektif mempengaruhi orang lain, karena sebagian besar orang menanggapi khotbah yang biasa dengan ketidakpedulian. Pencapain spiritual dari kebodohan bagi Kristus terutama tersebar luas di Rusia.
II. Latar Belakang St. Prokopius dari Ustiug
St. Prokopius dari Ustyugatau atau St. Prokopius dari Lübeck (Rusia: Прокопий Устюжский atau Святой Прокопий Любекский, Jerman: Prokopius von Ustjug und Lübeck; - 8 Juli 1303 di Veliky Ustyug) adalah seorang bodoh bagj Kristus (yurodivy), seorang pelaku mukjizat, orang kudus dari Gereja Orthodox Rusia, mantan pedagang dari Lübeck. Ia lahir di Jerman, seorang pedagang Katolik Roma yang pindah ke Kristen Orthodox Timur selama perjalanannya
Meskipun ia kadang-kadang diidentifikasikan sebagai Jacob Potharst, putra seorang pedagang bernama Lübeck, nama duniawi Prokopius, nama keluarga, tempat dan tanggal lahirnya tidak ditetapkan dengan tepat. Pada 1818 perayaan secara universal orang kudus ini ditetapkan
St Prokopius hidup sebagai yurodivy selama 60 tahun. Pada 1290 ia meramalkan jatuhnya meteorit di dekat Veliky Ustyug, serta angin topan puting beliung dan kebakaran besar.
III. Riwayat Hidup St. Prokopius dari Ustiug: Pertobatan, Asketik dan Penderitaan
St. Prokopius (Prokopiy) adalah seorang Jerman yang beragama Katolik Roma, seorang pedagang asing yang berdagang di Novgorod. Terpesona oleh keindahan dari Liturgi Suci di Gereja Orthodox Rusia, ia menerima iman Orthodox, kekayaannya dibagikan kepada fakir-miskin yang membutuhkan dan memasuki biara tua Varlaam dari Khutinsk dekat Novgorod sebagai seorang rahib. Setelah beberapa waktu, melarikan diri dari kemasyhuran, ia menarik diri ke kota Ustiug. Di sini ia memilih kehidupan asketik (kehidupan mati raga) yang sulit dalam kebodohan bagi Allah, yaitu dia berpura-pura bodoh, untuk memperoleh kerendahan hati yang sempurna. Dengan demikian, ia menjadi yang pertama dalam kebodohan kudus demi Kristus di Rusia. Dia harus menanggung banyak kesengsaraan dalam melaksanakan kehidupan askesis yang sulit ini. Dengan tiga kachergami, atau kruk kayu, di bawah lengannya, dia akan berjalan tanpa sepatu dan pakaian yang buruk di musim panas dan musim dingin. Dia tidur di beranda gereja atau hanya pada tanah. Menerima sedekah dari belas kasih orang-orang sederhana, tapi ia tidak akan pernah menerima amal dari orang kaya, yang dia anggap harta yang diperoleh mereka dengan cara yang tidak benar, dengan kecurangan dan kelaliman, bahkan meskipun ini akan menyebabkan dia pergi lapar dan tetap tanpa makanan selama beberapa hari. Prokopius mengalami "penderitaan dalam setiap gangguan", "menjauhkan diri dari setiap hal yang jahat", "bersinar dengan iman" dan menyerupai "kesabaran Ayub kuno".
Memiliki jiwa murah hati, dan pikiran yang murni, dan hati yang teguh, iman yang tak tercela, dan cinta yang benar-benar tak terukur, ia memelihara "untuk semua orang kesabaran dan tanpa kedengkian, untuk menghibur yang berkabung, dan mereka yang bermasalah cepat dibantunya", tidak melihat bahwa banyak orang menyinggung perasaannya, cukup sering orang memukuli dan mencemooh dia "dengan kekerasan demi Kristus".
IV. Keajaiban, Karunia-karunia dan Mukjizat St. Prokopius dari Ustiug
Suatu hari, selama musim salju membeku yang kejam, bahkan ketika burung-burung membeku kedinginan dalam penerbangan, Yang Terberkati Orang Bodoh dari Allah mencari tempat perlindungan. Mereka tidak menerima dia masuk ke rumah mereka. Bahkan anjing-anjing, yang didekatinya karena ia ingin menghangatkannya diri, lari menjauh dari dia. Prokopius mulai membeku kedinginan. Tiba-tiba ia merasakan gelombang kehangatan surgawi dan sentuhan malaikat di wajahnya. Hal ini memberikan kehangatan dan kekuatan pada Yang Terberkati Yang Bodoh demi Kristus. Ia memberitahu kepada Simeon, seorang imam dari gereja katedral tentang keajaiban ini dan memintanya untuk tidak mengungkapkan sebelum dia meninggal.
Ikon St. Prokopius, yang Bodoh demi Kristus, Sang Pelaku Mukjizat dari Ustiug, Vologda
Karena perjuangan asketisnya, Yang Terberkati dianggap layak menerima karunia kewaskitaan (Clairvoyance, yaitu kewaspadaan; ketajaman penglihatan, terus mata/pandang, yang berarti memperoleh informasi tentang peristiwa peristiwa di tempat tempat yang sangat jauh, melampaui jangkauan panca indera yang normal.). Sekali waktu ia membungkuk di depan seorang gadis berusia tiga tahun dan mengatakan kepada orang tuanya: "Inilah ibu dari seorang kudus yang besar". Gadis berusia tiga tahun itu dikemudian hari menjadi ibu dari seorang hirarkhis gereja St. Stefanus, Uskup Perm (1340–1396).
Ikon St. Prokopius dan St. Varlaam dari Khutyn (Procopius Ustiuzhskii dan Varlaam Khutynskii; Прокопий Устюжский и Варлаам Хутынский)
Pada tahun 1290, Yang Terberkati, dalam perjalanan seminggu, pergi mengelilingi kota menyerukan penduduk untuk bertobat dan berdoa agar Tuhan menyelamatkan kota dari malapetaka seperti Sodom dan Gomora (Kejadian 19). Tidak ada seorangpun penduduk yang percaya padanya. Awan-awan gelap menakutkankan tiba-tiba muncul di langit. Awan-awan ini berubah makin gelap, sehingga saat itu hari berubah menjadi malam gelap. Petir menyambar-nyambar dan guntur menggelegar-menggulung, bergetarlah dinding-dinding seluruh bangunan, sehingga orang tidak bisa mendengar satu sama lain. Sebuah firasat tanda kehancuran datang. Penduduk bergegas ke gereja katedral, di mana Yang Terberkati sudah berdoa di depan ikon dari Kabar Sukacita kepada Sang Theotokos.
Di depan mata setiap orang, sebuah mukjizat terjadi: pada ikon itu, minyak mur mulai mengalir, sebagai tanda rahmat dan kebaikan penuh kasih dari Bunda Allah yang diberikan atas kota itu. Aroma wewangian memenuhi gereja. Mur dari ikon yang melakukan mukjizat mengalir sedemikian rupa sehingga seluruh ruangan gereja dipenuhi dengan aroma wangi itu. Mereka yang diurapi dengan minyak mur itu menerima kesembuhan dari berbagai penyakit. Setelah ini, udara yang menyesakkan menjadi segar dan matahari muncul di langit. Pada tapal batas alami dari Kotovalski, 20 mil jauhnya dari Ustiug, di lembah Kotoval itu, awan-awan meledak dengan hujan es dan pancaran-pancaran kilat. Hujan es meluluh-lantakkan sebuah hutan tua menjadi beberapa bagian, tetapi tidak menimbulkan kerugian dan bahaya, baik untuk manusia atau binatang. Untuk memperingati mukjizat pembebasan kota itu dari kematian dan kehancuran, perayaan Ikon Bunda Allah dari Ustiug ditetapkan.
V. Kematian, Mukjizat, Kanonisasi dan Pesta Perayaan St. Prokopius dari Ustiug
Dalam percakapan dengan orang-orang saleh, setiap kata dan tindakan itu merupakan petunjuk dan peringatan. St. Prokopius Sang Orang Benar meninggal dalam usia yang sangat tua pada tanggal 8 Juli 1303 di dekat pintu gerbang Biara Arkhangelsk. Banyak keajaiban disaksikan terjadi di atas kuburannya. Penampakan-penampakannya, juga permohonan-permohonan yang dikabulkan juga dicatat. St. Prokopius, yang Bodoh demi Kristus, Sang Pelaku Mukjizat dari Ustiug, Vologda dikanonisasikan sebagai orang kudus oleh Gereja Orthodox Rusia pada abad ke XVII. Pestanya diperingati setiap tanggal 8/21 Juli.
VI. Mukjizat Ikon Kabar Sukacita Bunda Allah di Ustiug
Ikon Kabar Sukacita Ustiug dari Bunda Allah yang "Kabar Sukacita Ustiug" adalah ikon yang dihormati, sebelum yang St Prokopius, yang Bodoh demi Kristus (+ 1303) berdoa dengan semangat kuat pada 25 Juni 1290 untuk keselamatan kota Ustiug dari murka Allah.
Ikon Kabar Sukacita Bunda Allah di Ustiug
Ikon dilukis oleh ikonografer Novgorod ketika Pangeran kudus St. Vsevolod-Gabriel, Pangeran dan Sang Pelaku Mukjizat dari Pskov (11/24 Februari) menguasai kota itu. Pada 1567, di bawah Hieromartir (Imam martir) St. Filipus, Metropolitan Moskow dan Seluruh Rusia (9/22 Januari), ikon kudus dipindahkan dari Ustiug Agung ke Moskow dan ditempatkan di katedral Tertidurnya Sang Theotokos. Saat ini ikon Kabar Sukacita Bunda Allah di Ustiug berada di galeri negara Tretyakov. Pesta perayaan Ikon Bunda Allah dari Ustiug ditetapkan pada 8/21 Juli.
Troparion:
Diterangi oleh kasih karunia Allah bagi hikmat surgawi, setelah menarik pikiranmu dari segala kesia-siaan duniawi engkau telah mempersembahkannya tanpa mengenal menyerah melalui hatinu ke Sang Pemberi Hidup. Kehidupan tanpa noda karena kemurah-hatian, panjang-sabar dan kemurnian telah engkau hidupi dan meninggalkan dunia dengan memelihara iman yang saleh. Setelah kematiannya biarkan kami melihat cahaya kehidupanmu, seperti ketika engkau menberikan keajaiban-keajaiban dari sumber yang tak ada habis-habisnya atas orang-orang beriman yang datang ke makam kudusmu, Oh, Yang Terberkati Prokopius, doakanlah pada Kristus Allah kita agar Dia menyelamatkan jiwa-jiwa kami.
“St. Prokopius, yang Bodoh demi Kristus, Sang Pelaku Mukjizat dari Ustiug, doakanlah kami yang berjalan dengan iman bersamamu. Amin!“
* * *
Referensi
1. ____________, Righteous Prokopius the Fool-For-Christ and Wonderworker of Ustiug, Vologda. http://ocafs.oca.org
2. ____________, Saint Herman Calender 2006. Saints of the German – Speaking Lands. Printed with the blessing of His Grace Longin, Serbian Orthodox Bishop of the U.S.A. and Canada, New Gracanica Metropolitanate, and Bishop Adminstrator of Serbian Orthodox Diocese of Western America. Thirty-fourth year of publication. Copyright 2006 by the St. Herman of Alaska Brotherhood. 2006.
3. Archpriest Seraphim Slobodskoy. The Law of God. For Study at Home and School, First English Edition. Printed with the Blessing of Archbishop Laurus of Syracuse and Holy Trinity Monastery. Printshop of St. Job of Pochaev. Holy Trinity Monastery, Jordanville, NY: Second printing: 1996.
4. All Merciful Savior Orthodox Mission. Icons of St. Prokopius of Ustiug. http://www.allmercifulsavior.com/icons/Icons-Prokopius.htm
5. Father Alexander. St. Prokopius, the Fool-for-Christ of Ustiug.
http://www.pravoslavie.ru/english/47707.htm. 22 / 07 / 2011
6. From Wikipedia, the free encyclopedia. Prokopius of Ustyug
7. Holy Trinity. Russian Orthodox Church, St. Prokopius, fool-for-Christ, wonderworker of Ustiug (Vologda) (1303). http://www.holytrinityorthodox.com
8. Orthodox Church un America. Miracle of the Annunciation Icon of the Mother of God at Ustiug. http://ocafs.oca.org/
9. Russian Orthodox Cathedral of ST. John The Baptist, Washington. DC, St. Prokopius, fool-for-Christ, wonderworker of Ustiug. http://www.stjohndc.org
Minggu, 15 Januari 2012
Jumat, 06 Januari 2012
Nativity Epistle of His Eminence Metropolitan Hilarion of Eastern America and New York, First Hierarch of the Russian Orthodox Church Outside of Russi
Most Reverend fellow archpastors, most honorable fathers, brothers and sisters!
With profoundly heartfelt spiritual joy I greet all the faithful children of the Russian Church Abroad, spread all over the world like kernels of God’s wheat, with the great and salutary Feast of Christ’s Nativity! May the Lord send all of us this joy which saves the world. This gladness is the fruit of the struggle of faith, and stems from the triumph of the Incarnation, from God becoming man, from hearing the celestial doxology from the heavens above the city of Bethlehem.
During the celebratory days which follow the Feast we especially feel God’s love for us, sinners. For though mankind turned away from its Maker, the Creator became a creature; Almighty God came down from the heavens and became one of us. He is born a helpless Infant in a humble cave where livestock is herded in bad weather. God becomes man to arrange for a mystical encounter, to destroy the barrier between Heaven and earth which was wrought by man’s sin. This encounter must take place within our innermost selves and in our relationships with those in whom the image of God is reflected—our neighbors.
During these holy and joyful days each parish church becomes Bethlehem and the heart of every man becomes the cave. All over the world, God’s people fill our churches. But what takes place in the cave of the heart of each one of us when Christ and His Holy Family come knocking? Does our heart open? Does it receive the Lord and what does the Lord find inside? Let us contemplate this, dear fathers in Christ, brothers and sisters. Let us remember the words of Abba Makarios recorded in the book “Sayings Worth Remembering.”
Once, traveling across Egypt with a group of his brethren, Abba Makarios heard the words of a boy directed to his mother: ‘Dear Mother, a certain rich man loves me, but I hate him. Another man, a pauper, hates me, but I love him.’ On hearing these words, Abba Makarios was surprised. The brethren asked him: ‘What do these words mean, and why have they amazed you so, father?’ The elder answered them: ‘In truth, the Lord is wealthy and loves us, yet we do not want to obey Him. However, our enemy, the devil, is poor and hates us: yet we love his impurity.’
So, let us open wide our hearts and welcome the Son of God who has come to earth. Let us add our voice to the doxology of the angels and worship Him with the magi. Let us rejoice in His love and mercy for us. Let each one of us, according to our meager strength, respond with love to His love. Let us find fulfillment in communion with Him. And let each of us exemplify a virtuous Christian life, thereby supporting our neighbor and showing him our heartfelt disposition.
God is with us with His grace and love for mankind always, now and ever, and unto the ages of ages. Amen.
With love in Christ Who is born and a request for prayers,
†Hilarion, Metropolitan of New York & Eastern America,
First Hierarch of the Russian Orthodox Church Outside Russia
NEW YORK: 2 Januari 2012
Surat Edaran Natal dari Vladyka Hilarion, Metropolitan dari New York & Amerika wilayah Timur, Hierarkhi Pertama dari Gereja Orthodox Rusia di Luar Rusia dan Pelindung Misi Gereja Orthodox Indonesia
(Terjemahan oleh: Arkhimandrit Rm. Daniel Byantoro)
Para Yang Amat Mutabir Sesama Episkop, para Romo Yang Amat Terhormat, Saudara-Saudara, dan Saudari-Saudari!
Dengan sukacita yang keluar dari rasa hati yang mendalam saya sampaikan salam kepada semua anak-anak dari Gereja Rusia di Luar Negeri, yang tersebar di seluruh dunia seperti butiran biji gandum Allah, dengan Perayaan Agung yang Menyelamatkan dari Kelahiran Sang Kristus! Kiranya Tuhan mengirimkan kepada kita semua sukacita yang menyelamatkan dunia ini. Kegembiraan ini adalah buah dari perjuangan iman, dan tumbuh dari kemenangan Inkarnasi, dari Allah yang menjadi manusia, dari mendengarkan Kidung Kemuliaan dari sorga di atas kota Betlehem.
Selama hari-hari pesta-ria khususnya yang berlanjut sesudah Perayaan, kita merasakan kasih Allah kepada kita, orang-orang berdosa ini. Karena meskipun manusia berbalik dari Penciptanya, Sang Pencipta menjadi ciptaan; Allah yang Maha Kuasa turun dari sorga dan menjadi salah satu dari kita. Dia dilahirkan sebagai bayi yang tak berdaya di suatu gua yang hina dimana binatang ternak dikandangkan pada saat cuaca yang tidak baik. Allah menjadi manusia untuk mengatur suatu perjumpaan mistika, untuk menghancurkan tembok pemisah antara Sorga dan bumi yang disebabkan oleh dosa manusia. Perjumpaan ini harus berlangsung di dalam relung batin kita yang terdalam dan di dalam hubungan kita dengan mereka yang di dalamnya Gambar Allah itu terpantul - yaitu, sesama kita.
Selama hari-hari kudus dan sukacita ini masing-masing paroikia Gereja menjadi Betlehem dan hati setiap orang menjadi kandang-goa. Di seluruh dunia umat Allah memenuhi gereja-gereja. Tetapi apakah yang terjadi di dalam kandang-goa dari hati setiap kita ketika Kristus dan KeluargaNya yang kudus datang untuk mengetuk pintu? Apakah hati kita terbuka? Apakah itu menerima Beliau dan apakah yang Beliau temukan di dalamnya? Marilah kita renungkan hal ini, para romo, saudara-saudari di dalam Kristus. Marilah kita ingat perkataan Abba Makarios yang tercatat dalam buku “Ucapan-Ucapan yang Layak Diingat”
Suatu hari, dalam perjalanan melintasi Mesir dengan sekelompok para Rahibnya, Abba Makarios mendengar perkataan seorang anak laki-laki yang ditujukan kepada ibunya: ”Bunda sayang, ada seorang kaya yang mengasihi aku, tetapi aku membencinya. Seorang yang lain, dia miskin, membenci aku, tetapi aku mengasihinya.“ Mendengar kata-kata ini, Abba Makarios merasa heran. Para rahib itu bertanya padanya: ”Apa makna kata-kata ini, dan mengapa itu membuatmu begitu heran, Abba?” Sang Sesepuh itu menjawab: ”Sesungguhnya, Tuhan itu kaya dan mengasihi kita, namun demikian kita tak mau untuk taat kepadaNya. Namun demikian, musuh kita, Iblis, itu miskin dan membenci kita, namun kita sangat mencintai kenajisannya.”
Oleh karenanya, marilah kita membuka lebar-lebar hati kita dan marilah kita sambut Anak Allah yang telah datang ke bumi, Marilah kita tambahkan suara kita kepada Kidung Kemuliaan para Malaikat dan menyembah Dia bersama dengan orang-orang Majus. Marilah kita bersuka-cita dalam kasih dan belas-kasihanNya kepada kita. Marilah masing-masing kita, sesuai dengan kekuatan kita yang lemah, menanggapi dengan kasih kepada Kasih ini. Marilah kita menemukan penggenapannya di dalam panunggalan dengan Dia. Dan marilah masing-masing kita memberikan teladan akan kehidupan Kristen yang penuh kebajikan, yang dengan demikian mendukung sesama kita dan menunjukkan niat batin kita yang sepenuh hati.
Allah beserta kita dengan rahmatNya dan kasihNya atas manusia, sekarang dan selalu, serta sepanjang segala abad. Amin.
Dengan kasih dalam Kristus Yang Telah Lahir dan Mohon Doa Saudara-Saudara Sekalian.
†Hilarion, Metropolitan dari New York & Amerika Wilayah Timur,
Hierarkhi Pertama dari Gereja Orthodox Rusia di Luar Rusia,
Pelindung Rohani Misi Gereja Orthodox Indonesia.
Referensi
The Russian Orthodox Church Outside of Russia. Nativity Epistle of His Eminence Metropolitan Hilarion of Eastern America and New York, First Hierarch of the Russian Orthodox Church Outside of Russia. http://www.synod.com. NEW YORK: January 2, 2012
With profoundly heartfelt spiritual joy I greet all the faithful children of the Russian Church Abroad, spread all over the world like kernels of God’s wheat, with the great and salutary Feast of Christ’s Nativity! May the Lord send all of us this joy which saves the world. This gladness is the fruit of the struggle of faith, and stems from the triumph of the Incarnation, from God becoming man, from hearing the celestial doxology from the heavens above the city of Bethlehem.
During the celebratory days which follow the Feast we especially feel God’s love for us, sinners. For though mankind turned away from its Maker, the Creator became a creature; Almighty God came down from the heavens and became one of us. He is born a helpless Infant in a humble cave where livestock is herded in bad weather. God becomes man to arrange for a mystical encounter, to destroy the barrier between Heaven and earth which was wrought by man’s sin. This encounter must take place within our innermost selves and in our relationships with those in whom the image of God is reflected—our neighbors.
During these holy and joyful days each parish church becomes Bethlehem and the heart of every man becomes the cave. All over the world, God’s people fill our churches. But what takes place in the cave of the heart of each one of us when Christ and His Holy Family come knocking? Does our heart open? Does it receive the Lord and what does the Lord find inside? Let us contemplate this, dear fathers in Christ, brothers and sisters. Let us remember the words of Abba Makarios recorded in the book “Sayings Worth Remembering.”
Once, traveling across Egypt with a group of his brethren, Abba Makarios heard the words of a boy directed to his mother: ‘Dear Mother, a certain rich man loves me, but I hate him. Another man, a pauper, hates me, but I love him.’ On hearing these words, Abba Makarios was surprised. The brethren asked him: ‘What do these words mean, and why have they amazed you so, father?’ The elder answered them: ‘In truth, the Lord is wealthy and loves us, yet we do not want to obey Him. However, our enemy, the devil, is poor and hates us: yet we love his impurity.’
So, let us open wide our hearts and welcome the Son of God who has come to earth. Let us add our voice to the doxology of the angels and worship Him with the magi. Let us rejoice in His love and mercy for us. Let each one of us, according to our meager strength, respond with love to His love. Let us find fulfillment in communion with Him. And let each of us exemplify a virtuous Christian life, thereby supporting our neighbor and showing him our heartfelt disposition.
God is with us with His grace and love for mankind always, now and ever, and unto the ages of ages. Amen.
With love in Christ Who is born and a request for prayers,
†Hilarion, Metropolitan of New York & Eastern America,
First Hierarch of the Russian Orthodox Church Outside Russia
NEW YORK: 2 Januari 2012
Surat Edaran Natal dari Vladyka Hilarion, Metropolitan dari New York & Amerika wilayah Timur, Hierarkhi Pertama dari Gereja Orthodox Rusia di Luar Rusia dan Pelindung Misi Gereja Orthodox Indonesia
(Terjemahan oleh: Arkhimandrit Rm. Daniel Byantoro)
Para Yang Amat Mutabir Sesama Episkop, para Romo Yang Amat Terhormat, Saudara-Saudara, dan Saudari-Saudari!
Dengan sukacita yang keluar dari rasa hati yang mendalam saya sampaikan salam kepada semua anak-anak dari Gereja Rusia di Luar Negeri, yang tersebar di seluruh dunia seperti butiran biji gandum Allah, dengan Perayaan Agung yang Menyelamatkan dari Kelahiran Sang Kristus! Kiranya Tuhan mengirimkan kepada kita semua sukacita yang menyelamatkan dunia ini. Kegembiraan ini adalah buah dari perjuangan iman, dan tumbuh dari kemenangan Inkarnasi, dari Allah yang menjadi manusia, dari mendengarkan Kidung Kemuliaan dari sorga di atas kota Betlehem.
Selama hari-hari pesta-ria khususnya yang berlanjut sesudah Perayaan, kita merasakan kasih Allah kepada kita, orang-orang berdosa ini. Karena meskipun manusia berbalik dari Penciptanya, Sang Pencipta menjadi ciptaan; Allah yang Maha Kuasa turun dari sorga dan menjadi salah satu dari kita. Dia dilahirkan sebagai bayi yang tak berdaya di suatu gua yang hina dimana binatang ternak dikandangkan pada saat cuaca yang tidak baik. Allah menjadi manusia untuk mengatur suatu perjumpaan mistika, untuk menghancurkan tembok pemisah antara Sorga dan bumi yang disebabkan oleh dosa manusia. Perjumpaan ini harus berlangsung di dalam relung batin kita yang terdalam dan di dalam hubungan kita dengan mereka yang di dalamnya Gambar Allah itu terpantul - yaitu, sesama kita.
Selama hari-hari kudus dan sukacita ini masing-masing paroikia Gereja menjadi Betlehem dan hati setiap orang menjadi kandang-goa. Di seluruh dunia umat Allah memenuhi gereja-gereja. Tetapi apakah yang terjadi di dalam kandang-goa dari hati setiap kita ketika Kristus dan KeluargaNya yang kudus datang untuk mengetuk pintu? Apakah hati kita terbuka? Apakah itu menerima Beliau dan apakah yang Beliau temukan di dalamnya? Marilah kita renungkan hal ini, para romo, saudara-saudari di dalam Kristus. Marilah kita ingat perkataan Abba Makarios yang tercatat dalam buku “Ucapan-Ucapan yang Layak Diingat”
Suatu hari, dalam perjalanan melintasi Mesir dengan sekelompok para Rahibnya, Abba Makarios mendengar perkataan seorang anak laki-laki yang ditujukan kepada ibunya: ”Bunda sayang, ada seorang kaya yang mengasihi aku, tetapi aku membencinya. Seorang yang lain, dia miskin, membenci aku, tetapi aku mengasihinya.“ Mendengar kata-kata ini, Abba Makarios merasa heran. Para rahib itu bertanya padanya: ”Apa makna kata-kata ini, dan mengapa itu membuatmu begitu heran, Abba?” Sang Sesepuh itu menjawab: ”Sesungguhnya, Tuhan itu kaya dan mengasihi kita, namun demikian kita tak mau untuk taat kepadaNya. Namun demikian, musuh kita, Iblis, itu miskin dan membenci kita, namun kita sangat mencintai kenajisannya.”
Oleh karenanya, marilah kita membuka lebar-lebar hati kita dan marilah kita sambut Anak Allah yang telah datang ke bumi, Marilah kita tambahkan suara kita kepada Kidung Kemuliaan para Malaikat dan menyembah Dia bersama dengan orang-orang Majus. Marilah kita bersuka-cita dalam kasih dan belas-kasihanNya kepada kita. Marilah masing-masing kita, sesuai dengan kekuatan kita yang lemah, menanggapi dengan kasih kepada Kasih ini. Marilah kita menemukan penggenapannya di dalam panunggalan dengan Dia. Dan marilah masing-masing kita memberikan teladan akan kehidupan Kristen yang penuh kebajikan, yang dengan demikian mendukung sesama kita dan menunjukkan niat batin kita yang sepenuh hati.
Allah beserta kita dengan rahmatNya dan kasihNya atas manusia, sekarang dan selalu, serta sepanjang segala abad. Amin.
Dengan kasih dalam Kristus Yang Telah Lahir dan Mohon Doa Saudara-Saudara Sekalian.
†Hilarion, Metropolitan dari New York & Amerika Wilayah Timur,
Hierarkhi Pertama dari Gereja Orthodox Rusia di Luar Rusia,
Pelindung Rohani Misi Gereja Orthodox Indonesia.
Referensi
The Russian Orthodox Church Outside of Russia. Nativity Epistle of His Eminence Metropolitan Hilarion of Eastern America and New York, First Hierarch of the Russian Orthodox Church Outside of Russia. http://www.synod.com. NEW YORK: January 2, 2012
Langganan:
Postingan (Atom)