Oleh :
Presbiter Rm. Kirill J.S.L.
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
1. MENEMUKAN GEREJA APOSTOLIK (RASULIAH) YANG SEJATI
Gereja Orthodox Indonesia bermula dengan perjumpaan seorang pemuda yang masih duduk di bangku SMA dengan Kristus pada hampir pertengahan tahun 1970an. Pada saat pertobatannya dia belum begitu banyak tahu tentang perbedaan macam-macam aliran (denominasi) Gereja. Pada pertengahan tahun 1970an dia berkecimpung aktif dalam gerakan Karismatik. Namun dia mulai menyadari perbedaan-perbedaan yang ada antara mereka yang non-Karismatik dan yang Karismatik. Demikian juga perbedaan yang ada antara beberapa macam aliran gereja, terutama perbedaan menyolok antara Katolik dan Protestan. Dia mulai meragukan pilihannya sendiri, disamping mulai rindu akan cara-cara ibadah yang teratur, dia memiliki pertanyaan mengenai kontektualisasi budaya dan Injil dan mengenai keberadaan Gereja Purba. Dia ketemukan dalam Alkitab ada puasa, sembahyang dengan sujud dan lain-lain. Dia ingin mencari Gereja seperti diceritakan dalam Alkitab itu. Dia ingin tahu asal mula Gereja, dan keberadaan Gereja Purba. Mungkinkah Gereja Perdana/Gereja Perjanjian Baru itu musnah? Jika demikian bukankah janji Tuhan Yesus dalam Injil Matius 16:18 yang mengatakan bahwa: “Alam maut (karena masa penganiayaan pada Gereja) tidak akan menguasai GerejaNya” tidak tepat dan ada mata rantai yang hilang (missing link) antara Gereja Perdana tersebut dengan Gereja pada masa modern ini?
Pada tahun 1978 dia pergi ke Korea untuk belajar theologia. Di sana selama kuliah pergumulannya belum selesai, namun pada awal tahun 1982 dia membaca buku tentang “Gereja Orthodox” dan menemukan jawaban pergumulannya. Dia menemukan Gereja Orthodox sebagai Gereja Rasuliah yang memiliki kesinambungan sejarah dan ajaran serta praktek yang tanpa putus dari para Rasul sendiri sampai kini tak berubah. Dia mengunjungi Gereja Orthodox Korea. Pemuda itu bernama Daniel Bambang Dwi Byantoro.
2. MASA STUDI, TAHBISAN IMAMAT DAN KONTEKSTUALISASI BUDAYA DALAM MISI
Singkat cerita pada tanggal 6 September 1983 dia telah diterima menjadi anggota Gereja Orthodox satu-satunya dan yang pertama dari Indonesia, dengan restu langsung dari Patriarkh Konstantinopel. Dari Korea pergi ke Yunani terutama banyak di Gunung Athos. Di situ mulai mengadakan korespondensi dengan saudara-sudara di Indonesia. Sehingga beberapa orang tertarik akan Iman Orthodox. Dari Yunani pergi ke Amerika melanjutkan kuliah di Holy Cross Greek Orthodox School of Theology. Dari situ ia melanjutkan kuliah di Ohio State University mengambil bidang study Anthropology Budaya namun juga pada saat yang bersamaan mengambil doktorat untuk bidang Religious Study di “Bethany Theological Seminary”, Dothan, Alabama. Setelah ditahbiskan pada tahun 1987 di Amerika oleh Episkop (Uskup) Maximos dari Pittsburgh, PA, dia kembali ke Indonesia sebagai Hieromonakh Presbiter Daniel Bambang Dwi Byantoro pada tanggal 8 Juni 1988 sebagai Romo yang belum memiliki umat seorangpun. Sejak saat itu dia rindu untuk membawa ajaran Rasuliah Orthodox yang murni ini ke Tanah Air tercinta ini. Karena sifatnya yang Timur dari Gereja Orthodox itu, dia merasa pertanyaan tentang kontekstualisasi budaya yang dipertanyakannya itu sudah terjawab sekaligus. Dia ingin menterapkan penginjilan di Indonesia yang bersifat Inkarnasional dengan menggunakan tiga prinsip, sebagai visi awalnya : 1) swa-dana, 2) swa-kelola/swa-pimpin, 3) swa-sebar.
3. KARYA MISI DAN AWAL TERBENTUKNYA GEREJA ORTHODOX INDONESIA (GOI)
Ia mulai pelayanannya di Mojokerto, namun kemudian pindah ke Solo. Di Solo ia mendirikan Yayasan “Suara Dharma Tuhu” sebagai wadah pelayanannya, kemudian diubah menjadi “Yayasan Orthodox Injili”. Sedangkan ketika di Amerika melalui korespendensi tadi, orang-orang yang tertarik kepada Iman Kristen Orthodox itu diundang ke Amerika dan diterima sebagai anggota Gereja Orthodox di sana melalui Sakramen Krisma, serta melanjutkan kuliah theologia dan akhirnya mereka semua ditahbis sebagai presbiter dan sekarang sudah melayani di Indonesia. Yayasan Dharma Tuhu, yang kemudian diubah menjadi Yayasan Orthodox Injili Indonesia di Solo sebagai awal Presbiter Daniel memulai karya misinya itu, tugas utamanya adalah menterjemahkan semua teks-teks Liturgis dan ibadah dari bahasa Yunani dan Inggris ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah lainnya disamping penginjilan. Yayasan Orthodox Injili Indonesia ini sebagai cikal-bakal dari Gereja Orthodox Indonesia. Di Solo Presbiter Daniel saat itu dibantu oleh beberapa orang. Tahun 1989 adalah pembaptisan pertama kepada Iman Orthodox dari orang-orang yang tertarik kepada iman Orthodox ini. Pada tahun 1996 gedung Gereja Orthodox yang pertama telah dibangun di Solo. Mulai dari saat itulah Gereja berkembang secara pelan-pelan di Solo, sampai kini telah memiliki Gedung Gereja yang permanen, yaitu Gereja Orthodox Indonesia “Tritunggal Mahakudus”. Inilah saat yang penting dari penanaman Orthodoxia (ajaran yang benar), Ortholatria (penyembahan yang benar) dan Orthopraxia (praktek hidup yang benar) dalam karya misi Gereja Orthodox di Tanah Misi Indonesia.
4. GOI SEBAGAI ARAS NASIONAL DAN ARKHIMANDRIT DENGAN PELAYANAN INTERNASIONAL
Sejak semula usaha untuk mendaftarkan ke Departemen Agama dilakukan. Pada tahun 1991 secara resmi Gereja Orthodox Indonesia yang berpusat di Solo telah didaftar di Departemen Agama Pusat,.dengan Keputusan No: 189/th.1991, dan diperbarui lagi dengan nomor : F/Dep.Kep./ Hk 005/ 19/637/ 1996 Tanggal 12 Maret 1996. Sekarang Pusat Gereja Orthodox Indonesia di Jakarta dan terdaftar dengan SK Dirjen Bimas Kristen Depag RI Nomor: F/Kep./Hk.00.5/20/708/2001, yang diperbaharui dengan SK Dirjen Bimas Kristen Depag R.I. no.: DJ.III/Kep/Hk.00.5/190/3212/2006. Lembaga Gerejawi yang disebut “Gereja Orthodox Indonesia” (“GOI”) ini adalah satu-satunya lembaga resmi dari Gereja Orthodox di Indonesia, yang merupakan lembaga lokal nasional, dan berada langsung di bawah bimbingan DEPAG RI melalui Dirjen Bimas Kristen, jadi GOI bukan di bawah wilayah yurisdiksi ke-Episkop-an Gereja Orthodox yang berada di luar negeri manapun. Dengan demikian secara hukum di Indonesia tidak ada yang disebut sebagai Gereja Orthodox Yunani, Gereja Orthodox Rusia, atau Gereja Orthodox dari yurisdiksi asing manapun itu, yang eksis secara hukum hanyalah “Gereja Orthodox Indonesia” (“GOI”) dengan Arkhimandrit Rm. Daniel BD Byantoro Ph.D., Pendiri dan Ketua Umumnya. Tanggung jawab hukum para pengurus GOI adalah langsung kepada Pemerintah Indonesia, melalui DEPAG RI di bawah bimbingan Dirjen Bimas Kristen bukan kepada Episkop siapapun, sedangkan Romo-Romo yang melayani dalam lindungan GOI itulah yang bertanggung jawab secara pelayanan gerejawi kepada Episkop mereka sebagai urusan intern.
Pada tahun 1994 Presbiter Daniel diangkat sebagai “Arkhimandrit” (gelar jenjang tertinggi untuk presbiter yang tidak menikah/selibat sebagai seorang monakhos/rahib) oleh Metropolitan Dionysios dari New Zealand, serta ditetapkan sebagai Vikaris (Wakil) Episkop Agung untuk Indonesia, dan bertanggung jawab kepadanya. Hieromonakh adalah sebutan untuk seorang imam biarawan – imam rahib yang hidup selibat.
Antara tahun 1989 – 1996, Presbiter Daniel BDB menjadi delegasi Gereja Orthodox Indonesia dalam konferensi-konferensi Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD) atau World Council of Churches (WCC di Ethiopia, di Brazilia, anggota dialog “Orthodoxia and Muslims” di Boston, menjadi pembicara di Trinity Evangelical Theological Seminary di Singapura, pembicara dalam seminar-seminar dan retreat-retreat serta kebangunan-kebangunan rohani Gereja Orthodox maupun non-Orthodox di Amerika, pelayanan dan ceramah di Oxford-Inggris, Paris-Perancis, di Amsterdam-Maastricht-Leiden-Den Haag, negeri Belanda, serta kunjungan ke kantor Pusat WCC, di Geneva serta Bosey, mengadakan riset tentang Gereja Purba di Syria, Yordania, Ethiopia, India, dan lain-lain. Di negara-negara ini Rm. Daniel BDB selaku Vikaris Episkop Gereja Orthodox Indonesia (GOI) bersilahturami dengan para Katolikos-Patriarkh Gereja-Gereja Orthodox Oriental (Gereja Orthodox Non-Kalsedonian).
5. DARI YUNANI KE RUSIA DEMI VISI DAN MISI GOI
Secara internasional pada awalnya memang Rm. Daniel BD Byantoro, dalam kapasitasnya sebagai Romo, namun bukan sebagai Ketua Umum dan Pendiri GOI, berafiliasi dengan yurisdiksi Yunani, namun karena yurisdiksi ini tidak mendukung visi awal 1) swa-dana, 2) swa-kelola/swa-pimpin, 3) swa-sebar, bagi menuju Gereja Orthodox Indonesia yang mandiri di bawah kepemimpinan putra-putra asli Indonesia itu, maka Rm. Daniel BD Byantoro meninggalkan Indonesia selama hampir 5 tahun ke Amerika Serikat. Di sana disamping mengajar di Universitas Negara bagian Ohio, di Columbus, Ohio, juga berusaha mencari afiliasi dengan yurisdiksi Gereja Orthodox lainya yang rela dan mau mendukung visi GOI tanpa memaksakan kekuasaan asingnya kepada umat Orthodox Indonesia, bagi visi mencapai ke-Indonesiawian dan kemandirian Gereja Orthodox di Indonesia di masa mendatang itu.
Dari Amerika Serikat, Arkhimandrit Rm. Daniel BDB, beliau terus mengusahakan agar beberapa calon imam dapat studi di Seminari Orthodox. Arkhimandrit Rm. Daniel BDB waktu itu dalam upaya mencari afiliasi dengan yurisdiksi Gereja Orthodox lainya mulai mengadakan kontak-kontak dengan Gereja Orthodox Rusia Patriarkhat Moskow. Kemudian atas usaha Arkhimandrit Rm. Daniel BDB inilah pada tahun 2003, beberapa calon imam mendapat rekomendasi untuk memasuki Seminari Teologi di Sergey Lavra Orthodox Theological Seminary, di Sergey Possad, Moskow, dan Seminari Theologi Belgorod, Rusia dari Departemen untuk Hubungan-hubungan Luar Negeri Gereja [Department for External Church Relations (DECR)]. Yang mulia Metropolitan Kirill dari Smolensk and Kaliningrad [sejak 27 Januari 2009-sekarang, menjadi Patriarkh Kirill I, Patriarkh ke-16 dari Patriarkh Moskow dan Seluruh Russia (Святейшего Кирилл I, Патриарха Московского и всея Руси)], Ketua Department for External Church Relations (DECR) memberi berkat-restunya untuk study ini melalui Mr. Dmitry Petrovsky, Managing Director of DECR.
Dan pada tanggal 20 Februari 2005, Arkhimandrit Romo Daniel Bambang Dwi Byantoro, diterima dari Patriarkhat Konstantinopel ke yurisdiksi Gereja Orthodox Rusia di luar Rusia (Russian Orthodox Church Outside of Rusia, ROCOR atau Russian Orthodox Church Abroad, ROCA) oleh Episkop Agung Hilarion dari Sydney dan Dioses Australia dan Selandia Baru, dalam perayaan Liturgi Suci di misi Gereja St. Yohanes Orang Rusia di Columbus, Ohio. Pada masa ini GOI berafiliasi dengan Metropolitan Hilarion dari Keepiskopan Agung Australia dan Selandia Baru, Gereja Orthodox Rusia di luar Rusia. Kemudian pada tanggal 17 Mei 2007 dalam sebuah konsili di Moskow, Sri Patriarkh Alexey II, Patriarkh Moskow dan Seluruh Rusia (Святейшего Патриарха Московского и всея Руси Алексия II) dan Metropolitan Laurus dari New York, pemimpin Gereja Orthodox Rusia di Luar Rusia (ROCOR) menandatangantangani dokumen reunifikasi antara Gereja Orthodox Rusia Patriarkhat Moskow dan Gereja Orthodox Rusia di Luar Negeri (ROCOR). Dengan demikian Gereja Patriarkhat Moskow dan cabang yang terasing dari Gereja Orthodox Rusia, ROCOR secara resmi bersatu hari Kamis ini, mengakhiri 80 tahun keterpisahan yang disebabkan oleh partai komunis Uni-Sovyet dan rekonsiliasi ini didukung oleh Kremlin. Jadi sekarang secara resmi GOI adalah Gereja yang kanonik, yang berafiliasi dengan Metropolitan Hilarion dari Keepiskopan Agung Australia dan Selandia Baru, di bawah Patriarkhat Moskow dan Seluruh Rusia dari Gereja Orthodox Rusia.
6. PERKEMBANGAN, DIALOG ANTAR IMAN, HUBUNGAN-HUBUNGAN LAIN DAN KARYA KARITAS
Kemudian ada perkembangan baru dimana pada tanggal 18 April 1997 diadakan baptisan yang menandai terbentuknya jemaat Gereja Orthodox di Jakarta. Sekarang GOI berkantor pusat dan memiliki jemaat di Jakarta dengan nama Gereja St. Thomas. Pada bulan Oktober 1999 Arkhimandrit Romo DR. Daniel B.D. Byantoro bertemu dan melakukan kunjungan dialog antar-iman dengan Bapak Said Aqil Siradj, Khatib Am PBNU. Dalam kunjungan ini sempat dibicarakan tentang kaitan awal munculnya Tasawuf (Sufisme) dalam Islam dengan praktek Hesykhasme Kristen Timur. Perkembangan selanjutnya yang terjadi pada tahun 2000 adalah, untuk pertama kalinya wakil-wakil rohaniwan dan wakil-wakil pengurus dari Gereja Orthodox Indonesia secara resmi bersilaturahmi dengan mantan Presiden Republik Indonesia: Bapak K.H. Abdurrahman Wahid di gedung Bina Graha, Jakarta pada tanggal 13 Maret 2000. Serta diikut-sertakannya Gereja Orthodox Indonesia secara resmi dalam dialog interaktif dengan Presiden bersama-sama dengan tokoh-tokoh agama lain serta tokoh-tokoh masyarakat di Gedung Pola, pada tanggal 20 Maret 2000. Dan yang tak kalah pentingnya adalah keikut-sertaan Gereja Orthodox Indonesia dalam Sidang Raya XIII PGI di Palangka Raya, Kalimantan Tengah pada tanggal 20-31 Maret 2000, yang dengan demikian makin mengokohkan tempat Gereja Orthodox dalam hubungan kemasyrakatan maupun ke-Gereja-an di bumi Indonesia ini. Ini penting bagi Gereja Orthodox Indonesia karena PGI itu terkait dengan WCC atau DGD (Dewan Gereja-Gereja se-Dunia) yang berpusat di Geneva Swiss.
Selain itu, GOI juga menjadi anggota resmi dari organisasi-organisasi Kristen, menjadi hubungan-hubungan dengan gereja-gereja lain dan denominasi-denominasinya dan juga diundang dalam forum-forum pertemuan rohaniwan Kristen yang membicarakan masalah-masalah rohani, teologis, sosial dan politik. Misal menjadi anggota dari BAMAG (Badan Musyawarah Antar Gereja), merayakan bersama perayaan Kristen seperti Natal dan Paskah, dan lain-lain, menghadiri undangan National Prayer Conference (NPC) di Senayan, Jakarta, menghadiri Asia-Pasific Alpha Conference 2005 di Kualalumpur Malaysia. Conference ini diselenggarakan oleh gereja Anglikan, Holy Trinity Brompton, London.
Selain melakukan tugas karya pastoral, karya misi dan kerasulan juga menjadi bidang pelayanan GOI. Misalnya adanya pelayanan Program Beasiswa Anak (Anak Asuh) di setiap tempat dimana ada paroikia-paroikia GOI, yang merupakan wujud kepedulian GOI terhadap karya sosial khususnya bidang pendidikan.
Dalam karya misi dan penginjilan para imam GOI banyak melakukan Sakramen-sakramen Baptisan dan Krisma bagi jiwa-jiwa baru dan banyak komunitas Orthodox yang dibuka, misalnya di Medan, Yogyakarta, Boyolali, Malang, Jombang, dan lain-lain.
7. SANG RASUL BANGSA INDONESIA DAN MITRE
Holy Cross Mission, sebuah organisasi misi dari The Australian Orthodox Church menulis tentang Arkhimandrit Rm. Daniel BD sebagai berikut :
Archimandrite Daniel is truly a modern Orthodox missionary in the footsteps of Saints Kyril and Methodius, Saint Innocent of Alaska (Apostle to America), and Saint Nicholas, the Apostle to Japan. On his own, Fr Daniel has established many parishes and converted thousands to Orthodoxy. For this reason we lovingly call him the Apostle to the Indonesians.
[Arkhimandrit Rm. Daniel adalah sungguh misionaris Orthodox modern dalam mengikuti langkah kaki St. Kirillos and Methodios, Rasul bangsa Slavia, St. Innocentius dari Alaska, Rasul untuk bangsa Amerika, dan St. Nikholas, Rasul untuk bangsa Jepang. Rm. Daniel sendiri sudah mendirikan banyak paroikia dan mempertobatkan ribuan orang pada iman Orthodox. Untuk alasan ini kami dengan kasih menggelari dia sebagai Rasul bangsa Indonesia]
Mengingat karya misi dari Arkhimandrit Rm. Daniel ini, di Sydney, Australia pada tanggal 10 Oktober 2006 maka Arkhimandrit Rm. Daniel dimahkotai Mitre (baca: Miter), yaitu mahkota episkop oleh Episkop Agung Vladyka Hilarion dan dianugerahi gelar "Arkhimandrit Penyandang Mitra". Posisinya dalam hirarkhi Gereja adalah semacam "uskup kecil" di jaman purba, semacam kedudukan "Kor-Episkopos" (chorbishop; chorepiscope; chorepiscopus (jamak: chorepiscopi); bhs. Yunani: Χωρεπίσκοπος ; "episkop-desa"), namun bukan uskup penuh.
Demikianlah sejarah GOI dan profil Arkhimandrit Rm. Daniel BD Byantoro Ph.D., Pendiri dan Ketua Umum Gereja Orthodox Indonesia (GOI) dan sejarah singkat Gereja Orthodox Indonesia, yang merupakan bagian resmi dari seluruh Gereja Orthodox di dunia ini.
Arkhimandrit Rm. Daniel dianugerahi mitre oleh Episkop Agung Hilarion
8. TAHBISAN IMAMAT, PELATIHAN DAN RETRET PARA IMAM DAN DIAKON BARU
Tanggal 2 – 9 Maret 2005, bertempat di Gereja Orthodox St. Thomas, Jakarta berlangsung tahbisan imamat pertama dan peneguhan pengidung gereja. Ada 6 imam baru yang ditahbiskan oleh Episkop Agung Hilarion, Uskup Agung dari Sydney, Australia dan Selandia Baru. Imam-imam baru itu adalah Rm. Antonius Bambang Setiatmodjo (Salatiga, Jawa Tengah), Rm. Markus Wiyono (Boyolali, Jawa Tengah), Rm. Kyrillos Junan Siswaja L. (Surabaya, Jawa Timur), Rm. Dionysios S.H. (Pekanbaru, Riau), Rm. Irenaios Wiwit B.P. (Gresik, Jawa Timur), Rm. Gregorius Ardy Momongan (Manado, Sulawesi Utara). Kedua pengidung gereja (reader) adalah Br. Stavros Kristian Daru dan Br.Moses Kristian. Pada saat tahbisan ini, Rm. Alexios Setir Cahyadi (Solo, Jawa Tengah) yang sebelumnya berasal dari yurisdiksi Patriarkhat Konstantinopel, bergabung dengan yurisdiksi Gereja Orthodox Rusia. Rm. Alexios Setir Cahyadi ditahbiskan sebagai imam pada tanggal 5 Desember 1996, di Korea Selatan oleh Metropolitan Dionisius.
Pada tanggal 17 Februari 2006 untuk diadakan tahbisan imamat ke-2 oleh Episkop Agung Hilarion. Rohaniwan yang ditahbis adalah Rm. Boris Bambang Rahadi Setyawan (Solo, Jawa Tengah), Hieromonakh (imam-rahib) Rm. Pantelemon Philipus MZ. Lake (Kupang, West Timor), Rm. Diakon Makarios Rudyo Mursanto (Misi Papua) dan Rm. Diakon Barnabas Gregorius Elu van Basten (Solo dan sekitarnya, Jawa Tengah), juga ada pelantikan pengidung gereja yaitu Br. Yohanes Johan Tri Sanjaya, Br. Abramios. Tahbisan imamat ini diadakan di Paroikia Gereja Tritunggal Mahakudus, Solo.
Tahbisan imamat ke-3 diadakan pada tanggal 8 – 9 Desember 2007 di Jakarta untuk Rm. Diakon Basilius Amos Manuputy, Rm. Diakon Agapitos Habib Waas (Jakarta) dan di Solo pada tanggal 10 – 11 Desember 2007 ditahbiskan Rm. Lukas Adisucipto, Rm. Barnabas Gregorius Elu van Basten (Solo, Jawa Tengah), dan Rm. Diakon Athanasius Joseph Muzendi (Jayapura, Papua). Inilah tahbisan imamat pertama yang diadakan oleh 2 episkop agung, yaitu Episkop Agung Vladyka Hilarion, Uskup Agung dari Sydney, Australia dan Selandia Baru dan Episkop Agung Vladyka Mark dari Patriarkhat Moskow dan Seluruh Rusia. Sedangkan tahbisan imamat Rm. Kontantine Adrianus Tunggal Bycko Gultom (Medan, Sumatra Utara) diberikan pada 17 April 2007 di All Saints of Russia Church in Croydon (Sydney), Australia oleh Episkop Agung Vladyka Hilarion.
Tahbisan imamat ke-4 diadakan pada tanggal 26 – 29 Juni di Solo dan di Jakarta untuk Rm. Athanasius Mori Muzendi (Jayapura, Papua), Rm. Alexander Kobesi (Singaraja, Bali), Rm. Moses Kristianto (Tomohon, Sulawesi Utara), Rm. Michael Momongan (Manado, Sulawesi Utara), dan Rm. Diakon Rolling Swempry Gaspersz (Jayapura, Papua).
Jadi saat ini Gereja Orthodox Indonesia (GOI) memiliki 18 romo presbiter dan 5 romo diakon Indonesia asli. Berdasarkan urutan senioritas tahbisan imamat, imam-imam GOI adalah: Kor-episkop Arkhimandrit Rm. Daniel B.D.B., Rm. Alexios Setir Cahyadi, Hieromonakh (imam-rahib) Rm. Ioasaf Markus Tandibilang, Rm. Antonius Bambang Setiatmodjo, Rm. Markus Wiyono, Rm. Kyrillos Junan Siswaja Legawa, Rm. Dionysios Surya Halim, Rm. Irenaios Wiwit Budi Priyono, Rm. Gregorius Ardy Momongan (Alm.), Rm. Boris Bambang Rahadi Setyawan, Hieromonakh Rm. Pantelemon Philipus MZ. Lake (Alm.), Fr. Seraphim Scheidler (Alm.), Rm. Kontantine Adrianus Tunggal Bycko Gultom, dan Rm. Barnabas Gregorius Elu van Basten, Rm. Alexander Kobesi, Rm. Moses Kristianto, dan Rm. Michael Momongan. Sedang para Romo Diakon adalah: Rm. Diakon Makarios Rudyo Mursanto, Rm. Diakon Basilius Amos Manuputy, Rm. Diakon Agapitos Habib Waas, Rm. Diakon Lukas Adisucipto (Alm.) dan Rm. Diakon Rolling Swempry Gaspersz.
Untuk meningkatkan sumber daya para imam dan diakon maka para rohaniwan GOI juga mengikuti Pelatihan Rohaniwan GOI di Paroikia Gereja Tritunggal Mahakudus, Solo. Pelatihan dipimpin oleh Hieromonakh Fr. Benjamin dari Monastery of the Prophet Elias, Monarto South, Australia. Materi training adalah teori dan praktek liturgi suci dan sembahyang harian. Selain itu, pada saat ini juga diadakan beberapa pendalaman Kitab Suci dan pembekalan untuk para imam oleh Arkhimandrit Rm. Daniel Bambang Dwi Byantoro, Ketua Umum GOI, yaitu tentang Evangelisasi dan dan Leadership Kristiani. Untuk membina kehidupan spiritualitas para imam GOI, maka Arkhimandrit Rm. Daniel BDB selaku bapa rohani para imam GOI sering mengadakan retret rohaniwan GOI dan pemahaman Kitab Suci bagi para imam dan diakon GOI.
9. RIWAYAT HIDUP ARKHIMANDRIT ROMO DANIEL B.D.B.
Arkhimandrit Rm. Daniel (Pendiri&Ketua Umum GOI)
AKADEMIK
2001 – 2005 : Instruktur: Agama-Agama Dunia (World Religions), Ohio State University
1990 – 1995 : Dosen Tamu, Teologi & Sejarah Gereja, Trinity Theological Seminary, Singapore
1988 : Ph.D. dalam agama, Trinity Theological Seminary, Indiana, USA
1987-88 : Ph.D.Candidate [Studi Perbandingan, pada Studi Islam (Comparative Studies, on Islamic Studies)], Ohio State University, Columbus, Ohio
1984-87 : Master of Theological Studies, Holy Cross School of Theology, Boston, Massachusetts
1983-84 : Studi di Yunani: (Apostoliki Diakonia) Non-Gelar
1978-83 : Master of Divinity (Teologi), Asian Center for Theological Studies and Mission, Seoul, Korea Selatan
PELAYANAN
2007 : Arkhimandrit Penyandang Mitra (Dimahkotai) oleh Episkop Agung (sekarang Metropolitan) Hilarion
1991 : Mendirikan Gereja Orthodox Indonesia (“GOI”), dan Gereja Orthodox Indonesia memperoleh pengakuan hukum dari Pemerintah Indonesia
1988 : Mengorganisir Misi Orthodox pertama di Indonesia
3 Juni1988 : Ditahbis sebagai Imam (Presbiter) oleh Episkop (sekarang Metropolitan) Maximos di Cleveland, Ohio
16 Januari1988: Ditahbis sebagai Romo Deakon oleh Episkop (sekarang Metropolitan) Maximos di di Pittsburgh, Pennsylvania
6 September 1983: Menerima sakramen Krismasi ke dalam Gereja Orthodox, di Seoul, Korea Selatan oleh Arkhimandrit, dan kemudian Episkop (sekarang Metropolitan) Soterios
PENERBITAN – PENERBITAN DALAM BAHASA INDONESIA
• Allah Tritunggal (The Holy Trinity)
• Dogma Keselamatan dalam Gereja Orthodox (The Dogma of Salvation in the Orthodox Church)
• Perjamuan Kudus (The Holy Communion)
• Kontroversi Maria (Mariological Controversy)
• Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia tentang Gereja Orthodox (Mari Mengenal Kekristenan Timur. Sejarah Gereja Orthodox) oleh Episkop Kallistos Ware
• Terjemahan banyak kitab-kItab liturgi yang sekarang digunakan oleh Gereja Orthodox Indonesia untuk ibadah
• Beberapa artikel dan tulisan-tulisan pendek dalam penerbitan Indonesia dan bahasa asing lainnya
KONFERENSI DAN PERJALANAN
2007 : Melbourne, Australia (Missions Center of Melbourne; Konferensi Pemuda (Orthodox Youth Conference); Pelayanan-pelayanan Penahbisan)
2007 : Manilla, Filipina (Dewan Gereja-gereja Nasional - National Council of Churches)
2007 : Thailand (Asosiasi Injil Thailand - Evangelical Association of Thailand)
2007 : Memimpin Ziarah ke Tanah Suci
2006 : Malaysia (Diskusi Awal pada Misi Orthodox di Malaysia)
2006 : Myanmar, Birma (Presentasi tentang Gereja Mula-Mula, disponsori oleh gereja-gereja Methodis lokal)
2006 : Memimpin Ziarah ke Tanah Suci
2006 : Memimpin Ziarah ke tempat-tempat ziarah Orthodox di Rusia
2005 : Jepang (Konferensi Misi dengan Alumni Seminari Korea)
2004 : Korea Selatan (Asian Center for Theological Studies Alumni)
2004 : Toronto, Canada (Presentasi tentang Misi di Indonesia disponsori oleh Gereja-Gereja Orthodox di wilayah Toronto)
2002 : Malaysia (Diundang oleh Kelompok-kelompok Karismatik untuk berbicara tentang Gereja Mula-Mula)
2002 : Memimpin Ziarah ke tempat-tempat ziarah Orthodox di Rusia
2001 : Yunani (Konferensi para Doktor Tanpa Batas, Disponsori oleh Diosis Volos, Yunani)
2001 : Mesir (Audiensi dengan Paus Shenouda dari Gereja Orthodox Koptik Mesir)
2001 : Siprus (Presentasi tentang Misi, Disponsori oleh Gereja Aghia Napa)
2001 : India (Konferensi Bersama tentang Lingkungan Hidup, dihadiri oleh Patriarkh Bartholomeus, Patriarkh Konstantinopel).
2000 : Malaysia (Konferensi Penginjilan Billy Graham)
1999 : Menghadiri Konferensi-Konferensi Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD) atau World Council of Churches (WCC): Brazil, the Netherlands, France, England, Switzerland
1997 : Memimpin Ziarah ke Tanah Suci
1996 : Addis Ababa, Ethiopia (Konferensi Iman dan Tata Gereja dari Dewan Gereja-gereja se- Dunia (DGD)
Mengunjungi Lebih dari 37 negara di dunia.
REFERENSI
1. Buletin Martiria. No.001/ Th.I. Edisi Perdana 2001 dan No.002/ Th.I. Edisi Pentakosta 2001. Profil. Presbiter Daniel Bambang DB, Tokoh Kunci Gereja Orthodox Indonesia. Gereja Orthodox Indonesia. Percetakan Dioma. Malang. 2001.
2. Warta Karya Kerasulan Gereja Orthodox Indonesia. Shekinah. Edisi Perdana/Februari/2006. Wawancara Singkat dengan Rm. Daniel Mengenai Sejarah Singkat Gereja Orthodox Indonesia. Kantor Pusat/Head Office GOI. Jakarta. 2006.
3. Friends of Indonesia, …news from the Indonesian Orthodox Church. http://www. friendsofindonesia.org/index.php
4. Holy Cross Mission, 261 – 265 Spring St Melbourne Vic. 3000: http://www.australianorthodox.org
5. From Wikipedia, the free encyclopedia : Russian Orthodox Church, Russian Orthodox Church Outside Russia, Chorbishop
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
HARAP MENCANTUMKAN NAMA, EMAIL(HP/TLPN RMH). WAJIB DICANTUMKAN