Oleh :
Presbyter Rm.Kyrillos JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
Paroikia St. Jonah dari Manchuria, Surabaya
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Benua Afrika yang gelap menjadikan termashyur dua orang Inggris yakni Stanley dan Livingston. Kebesaran nama mereka dan keberanian mereka sudah tercatat dalam buku-buku dan filem-filem, Tetapi kalau kita kembali ke abad IV ada kisah tentang dua bersaudara yang kalau dibandingkan dengan apa yang dilakukan Stanley – Livingston kelihatannya dua orang Inggris ini seperti seorang pramuka yang sedang bertamasya di taman. Karena kepahlawanan dan kemuliaan bahkan prestasi-prestasi kepahlawanan dari Kolonel T. E. Lawrence tidak dapat menandingi petualangan-petualangan di Afrika dari dua orang Kristen bersaudara, yang salah seorang diantaranya menjadi orang kudus karena sumbangannya untuk perkembangan Kekristenan di Ethiopia, Afrika.
Frumentius (bhs. Ge'ez : frēmnāṭōs) (meninggal sekitar tahun 383) adalah episkop (uskup) pertama Axum dan dihormati sebagai pembawa Kekristenan ke Ethiopia atau Rasul kepada bangsa Abyssinia. Ia adalah seorang Yunani Syro-Phoenician yang lahir di Tyre, Lebanon.
Frumentius dan saudaranya Edesius adalah filsuf-filsuf yang hidup selama pemerintahan Kaisar Konstantinus Agung (330 AD). Mereka berdua adalah penduduk asli dari kota Tyre di Lebanon. Mereka adalah orang Kristen yang taat, saleh dan mempunyai minat besar pada ilmu filsafat.
Menurut sejarahwan abad ke-4 Rufinus, yang menyebut saudara Frumentius, Edesius sebagai pengawasnya sebagai anak-anak (kira-kira tahun 316). Untuk kemajuan mereka dibidang filsafat ini, mereka ikut serta dengan dengan guru sekaligus paman mereka, Metropius, filsuf besar pada zaman itu dalam suatu perjalanan ke India guna melihat cara hidup di negeri yang jauh dan penuh rahasia itu.
Sesudah beberapa bulan di India, dimana diantara banyak hal yag lain, mereka melihat bahwa Kekristenan sudah berakar di India sejak rasul pertama St. Thomas atau Mar Thoma Shilkha (c. 33-c. 77) membawakan karya misi di sana. Kemudian mereka berlayar pulang ke Tyre. Tetapi kapal mereka tidk pernah berlabuh di Tyre. Kapal itu dibuat tidak berdaya karena angin taufan dan ditiup ke arah yang lain dan asing yakni pantai Afrika, yang sekarang dikenal sebagai Ethiopia.
Ketika kapal mereka dihentikan pada satu dari pelabuhan-pelabuhan di Laut Merah, orang-orang di sekitar membantai kapten dan seluruh awak kapal, termasuk Metropius dengan pengecualian dua orang laki-laki muda, yang diambil sebagai budak untuk Raja Axum. Kedua laki-laki muda itu segera menghasilkan keuntungan bagi raja, yang mengangkat mereka dalam posisi orang kepercayaan, dan secara singkat sebelum kematian sang raja, memberi mereka kebebasan dengan syarat mereka tinggal di Ethiopia untuk mengajarkan ilmu pengetahuan dan keahlian-keahlian mereka itu kepada rakyat Ethiopia.
Akhirnya Frumentius diangkat menjadi Bendahara Kerajaan dan Edesius dijadikan Perwira Pelaksana. Keduanya mengatur negeri itu untuk membawa kemakmuran bagi kerajaan itu, termasuk perdagangan dengan pedagang-pedagang Kristen dari negeri lain.
Sepeninggal raja, sang janda ratu, juga membujuk mereka untuk tinggal di istana dan membantunya dalam pendidikan ahli waris muda, Ezana, dan dalam administrasi kerajaan selama masa kecil pangeran muda Ezana sampai ia mampu untuk memerintah sendiri. Karenanya untuk beberapa tahun Frumentius memerintah sebagai penguasa bayangan dibalik Kerajaan itu.
Mereka tinggal dan (khususnya Frumentius) menggunakan pengaruh mereka untuk menyebarkan Kekristenan. Pertama mereka menganjurkan pedagang-pedagang Kristen hadir di negeri ini untuk mempraktekkan iman mereka secara terbuka; kemudian mereka juga mempertobatkan beberapa penduduk asli.
Ikon St. Frumentius dari Ethiopia,
Konfessor, Episkop, dan Rasul Bangsa Ethiopia
Ketika Ezana menjadi dewasa dan menjadi raja penuh, Frumentius meminta izin untuk kembali ke tanah airnya dan berangkat bersama saudaranya pulang ke Tyre. Dalam perjalanan tangan Allah memimpin Frumentius ke Alexandria, karena dengan tiba-tiba ia memutuskan untuk mengunjungi Patriarkh di sana, yang pada masa itu adalah Patriarkh St. Athanasius I Agung (328-339). Di sana Frumentius berpisah dengan saudaranya. Edesius kembali ke Tyre, dimana ia tinggal dan ditahbiskan sebagai imam. Frumentius, di sisi lain, mempunyai kerinduan mendalam untuk mempertobatkan bangsa Ethiopia, menemani Edesius sampai ke Alexandria, dimana ia meminta St. Athanasius, Patriarkh Alexandria, untuk mengirim episkop dan beberapa imam ke Ethiopia. Dari catatan Athanasius sendiri (Athanasius, Epistola ad Constantinum), ia percaya Frumentius adalah orang yang sangat tepat untuk karya misi ini dan ditahbiskan olehnya sebagai Episkop Agung Axum, secara tradisi dalam tahun 328, atau menurut sumber lain, antara tahun 340 – 346. Frumentius kembali ke Ethiopia, mendirikan takhta keuskupannya di axum, membaptis Raja Ezana dan ibunya, yang sementara menduduki takhta, membangun banyak gereja-gereja, dan menyebarkan Kekristenan ke seluruh Ethiopia. Rakyat menggelari Frumentius sebagai Kesate Birhan (”Orang yang mengungkap Cahaya”) dan Abba Salama (”Bapa Perdamaian”), dan ia menjadi Abuna pertama – sebuah gelar yang diberikan untuk kepala Gereja Orthodox Tewahedo Ethiopia Ethiopia, yaitu Abuna Salama I Kesatay Birhan (St. Frumentios), (c. 305-mid 300s) dan sebagai Patriarkh I/ Episkop Agung I Ethiopia dan Episkop Agung Axum dan Echegue Takhta Suci St. Teklehaimanot, Gereja Tewahedo Orthodox Ethiopia.
Pada saat ini Kaisar dari Kekaisaran Byzantium adalah Konstantius II, putera dari Konstantinus Agung dan salah satu pengikut bidat Arianisme yang sudah memecat Patriarkh-Patriarkh lain dalam usaha untuk membersihkan kekaisaran dari wakil-wakil Gereja yang melawan pandangan-pandangan bidatnya. Ada surat dari Kaisar Konstantius II untuk Raja Ezana dan saudara laki-lakinya Saizanas, yang mana ia dengan sia-sia meminta mereka untuk menggantikan Episkop Agung Frumentius dengan Episkop Arian Theopilus.
St. Frumentius meninggal pada tanggal 30 November 378/383. Tempat penguburannya menjadi tempat ziarah suci nasional.
Dalam edisi baru (2004) Roman Martyrology menetapkan, , "In Aethiopia, sancti Frumentii, episcopi, qui, primum ibi captivus, deinde, episcopus a sancto Athanasio ordinatus, Evangelium in ea regione propagavit [Di Ethiopia, (pesta) dari St. Frumentius, uskup, yang pertama ditawan di sana, dan kemudian, sebagai uskup ditahbiskan oleh St. Athanasius, ia menyebarkan Injil di wilayah itu].”
Gereja Orthodox Koptik merayakan pesta St. Frumentius pada 18 Desember, Gereja Orthodox Timur pada 30 November/13 Desember, dan Gereja Roma Katolik pada 27 Oktober. St. Frumentius, dihormati pada 1 Agustus di dalam Gereja Tewahedo Orthodox Ethiopia. Tradisi Ethiopia juga memberikan penghargaan padanya dengan terjemahan Ge’ez pertama dari Perjanjian Baru.
“St. Frumentius doakanlah kami yang berjalan dengan iman bersamamu. Amin!“
Referensi
1. Fr. George Poulos. Sinaksarion (Kisah Orang Kudus) St. Frumentios dari Ethiopia. Alih bahasa: Rm. Stephanos Boik Nino. Dikumpulkan oleh Rm. Kyrillos dari bulletin Gereja Orthodox Indonesia dan sumber-sumber lain. Malang. 2000.
2. Website Wikipedia , the free encyclopedia : "http://en.wikipedia.org/wiki/Frumentius"; “http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Abunas_of_Ethiopia”,
3. Dan lain-lain.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
HARAP MENCANTUMKAN NAMA, EMAIL(HP/TLPN RMH). WAJIB DICANTUMKAN