Minggu, 05 Desember 2010

[Ruang Kadaver] : Alexander Agung: Sang Penakluk yang Tertakluk dan Tiga Permintaan Terakhirnya

Oleh:
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
Paroikia St. Iona dari Manchuria, Surabaya
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)

Ruang Kadaver adalah Ruang penyimpanan kadaver (mayat manusia yang telah di awetkan dengan diberi formalin) yang terletak di basement, yang terdiri dari rak-rak berisi kadaver, kantung mayat berwarna oranye, maupun kolam formalin yang berisi kadaver-kadaver yang masih terendam.

Setelah Allah, kematian juga bersifat adil. Kematian menegakkan keadilan bagi siapapun. Kematian tak terelakkan bagi siapapun, cepat atau lambat, walau tak diharapkan. Kematian akan menghampiri manusia tanpa pandang-bulu, tanpa pilih-kasih dan tak seorangpun bisa mencegah kedatangannya, yang dengan berbagai macam cara yang kadang tak terpikirkan, bahkan kadang seperti pencuri di tengah malam. Kematian bagian dari hidup setiap manusia! Di dunia ini, ”kehidupan” bersanding mesra dengan ”kematian”!

Artikel-artikel tentang kematian di ”Ruang Kadaver” ini bukan dimaksudkan untuk sekedar dibaca, tetapi lebih lagi untuk direnungkan. Merenungkan kematian tujuannya hanya satu: supaya kita selalu ingat (bhs. Jawa: ”eling”; dalam Kamus Besar Bahasa Indonesis Edisi ketiga (Balai Pustaka 2002) ”Eling” berarti berpikir sehat, bijaksana, pantas, ingat akan Tuhan Yang Maha Esa) dengan Sang Khalik, refleksi, mawas diri, akan kesementaraan hidup tubuh kita ini, bahwa kita semua akan mengalami kematian dan akan memasuki dunia keabadian dan masa penghakiman akhir. Karena itu sebaiknya mempersiapkan diri dan menggunakan waktu yang ada dalam hidup saat ini dengan hidup penuh hikmat (Efesus 5:16; Kolose 4:5).


Alexander Agung Sang Penakluk Tiga Benua

Alexander (yang) Agung (Alexander the Great; bahasa Yunani: Μέγας Ἀλέξανδρος ("Megas Alexandros") atau Alexander III dari Makedonia atau dikenal juga sebagai Iskandar Agung (20/21 Juli 356 - 10/11 Juni 323 sM) adalah seorang penakluk asal Makedonia. Gelar The Great atau Agung di belakang namanya diberikan karena kehebatannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain serta keberhasilanya menaklukkan wilayah yang sangat luas hanya dalam waktu 10 tahun. Ia diakui sebagai salah seorang pemimpin militer paling jenius sepanjang zaman. Ia juga menjadi inspirasi bagi penakluk-penakluk seperti Hannibal, Pompey dan Caesar dari Romawi, dan Napoleon. Dalam masa pemerintahannya yang singkat, Alexander mampu menjadikan Makedonia sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia. Dia adalah anggota paling terkenal dari Dinasti Argead dan pencipta salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah kuno. Alexander Agung hidup di masa yang disebut "inter-testamental period" (antara 400 sM - 1 M) disebut pula dengan istilah "Silent Ages!". Dan Alexander ini hidup 3 abad sebelum Yesus lahir.

Alexander Agung adalah salah satu tokoh yang dianggap sebagai Dzul Qarnain (Iskandar Zulkarnain) yang dapat ditemukan pula pada kitab suci Al Qur'an, Surah Al Kahfi 83-101. Dikisahkan ialah yang mengurung bangsa Ya’juj dan Ma’juj (Gog dan Magog) - yang menurut hadist shahih, bangsa tersebut akan keluar di akhir zaman. Riwayat ini bemula dari saat ia akan menaklukkan suatu daerah, penduduk tersebut tanpa disangka bersedia mengikutinya. Asal bangsa Yajuj dan Majuj dikurungnya. Maka Iskandar Dzulqarnain mengurung kedua bangsa tersebut. Dan para penduduk pun bersedia ditaklukkan dengan suka cita. Anggapan tersebut datang dari kisah Alexander Romance yang sudah ada sebelum Islam. Beberapa allamah Muslim menolak anggapan Alexander Agung adalah Dzul Qarnain, sebab Alexander Agung bukanlah monoteis, sedangkan Dzul-Qarnain adalah penyembah Allah dan hanya seorang penguasa.

Walaupun hanya memerintah selama 13 tahun, semasa kepemimpinannya ia mampu membangun sebuah imperium yang lebih besar dari setiap imperium yang pernah ada sebelumnya. Pada saat ia meninggal, luas wilayah yang diperintah Alexander berukuran 50 kali lebih besar daripada yang diwariskan kepadanya serta mencakup tiga benua (Eropa, Afrika, dan Asia). Di Afrika, Alexander menaklukkan Mesir dan mendirikan kota Alexandria atau dalam bahasa Arabnya, Iskandariah. Selama ekspansinya beberapa kota yang didirikannya semuanya dinamai berdasarkan namanya, seperti Alexandria atau Alexandropolis. Salah satu dari kota bernama Alexandria yang berada di Mesir, kelak menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu. Di benua Asia, dia menaklukkan Iran sampai ke India. Pada tahun 332 sM Alexander datang ke Yerusalem.

Penyatuan wilayah dari Makedonia hingga Persia oleh Alexander Agung menyebabkan terbetuknya perpaduaan kebudayaan Yunani, Mediterrrania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan kebudayaan Hellenisme. Pengaruh Hellenisme ini bahkan sampai ke India dan Cina. Khusus di Cina, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan artefak yang ditemukan di Tunhuang. Terhadap semua daerah jajahannya Alexander mempersatukannya dengan membuat Koine Dialek, (istilah koine itu berarti umum); jadi Koine Yunani berarti bahasa Yunani yang berlaku untuk umum, untuk masyarakat luas. Sebelum Alexander berkuasa, bahasa Yunani merupakan campuran dari sejumlah dialek atau bahasa daerah. Ketika Alexander berkuasa, ia berupaya agar bahasa Yunani itu menjadi bahasa yang digunakan untuk umum atau masyarakat luas. Jadi salah satu dampak dari tokoh Alexander Agung ini ada dalam Perjanjian Baru, yang paling nyata adalah naskah bahasa asli Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani.

Pada masa penjajahannya Alexander juga membangun infrastruktur dengan pembangunan jalan-jalan yang menghubungkan daerah satu dengan yang lain pada wilayah jajahannya, dan kemudian ratusan tahun kemudian memberikan kemudahan bagi para Rasul untuk memulai mengabarkan Injil, tentu saja kita boleh memandang hal ini sebagai kemudahan karena Para Rasul tidak perlu ”babat alas”, dan dengan mudah melalui jalan-jalan yang sebelumnya telah dirintis mulai dari masa pemerintahan Alexander Agung itu.

Alexander dianggap besar kemungkinan berwajah rupawan, dan dia sering amat bermurah hati kepada musuh yang dikalahkannya. Di lain pihak, dia juga seorang ”egomaniac” dan bertabiat kejam. Pada suatu peristiwa, dalam suatu pertengkaran dalam keadaan slebor, dia membunuh teman akrabnya, Clertus, seorang yang pernah menyelamatkan jiwanya. Selama perjalanan ekspansi dan penaklukannya, ia mengeksekusi banyak satrap (semacam gubernur) dan pejabat yang bertindak melenceng sebagai contoh.

Dalam perjalanan ekspansi dan penaklukan-penaklukannya, sewaktu di Babilonia, Alexander tiba-tiba terkena sakit parah dan mengalami demam selama 11 hari sebelumnya akhirnya meninggal pada tanggal 10 Juni 323 sM, dalam usia sekitar 33 tahun. Penyebab kematian yang sesungguhnya tidak jelas.

Alexander Agung Sang Tertakluk dan Tiga Permintaan Terakhirnya

Ketika dalam perjalanan pulang dari menaklukkan beberapa negara, dia jatuh sakit. Pada saat ini negara yang ditaklukan, harta yang dikuasai dan pedang sakti yang dimiliki, kejayaan pasukan untuknya semua ini dirasakan tidak lagi berarti baginya. Dia tahu nyawanya segera akan dicabut oleh Tuhan, dia sudah tidak bisa kembali ke negaranya. Pada saat ini ia berpesan kepada Jenderalnya: ”Sebentar lagi saya akan meninggalkan dunia ini, saya mempunyai 3 permintaan, kalian harus mengabulkan permintaan yang saya sebut ini.” Jenderal dan para bawahannya menitikkan air mata.

“Permintaan pertama saya adalah peti mati saya harus dokter saya sendiri yang membawa pulang.” Alexander menghela nafasnya, melanjutkan perkataannya: ”Permintaan kedua saya adalah ketika peti mati saya diantar kekuburan, sepanjang jalan yang menuju ke kuburan harus meletakkan emas, permata dan harta karun yang saya miliki.” Setelah menyelimuti dirinya dengan selimut woolnya, memejamkan mata dan beristirahat sebentar, dia melanjutkan berkata:

”Permintaan terakhir saya ialah letakan kedua tangan saya diluar peti mati saya.” Semua orang yang terkumpul disana merasa heran, tetapi tidak ada yang berani bertanya. Jenderal kesayangan Alexander setelah mencium tangannya lalu bertanya:” Paduka, kami pasti akan mengabulkan semuanya sesuai dengan permintaan Paduka, tetapi dapatkah Paduka katakan maksud dibalik ketiga permintaan terakhir Paduka tersebut?”

Alexander menarik nafas panjang dan berkata :”Saya mau semua orang didunia ini mengerti saya baru mendapat 3 pelajaran yaitu saya menyuruh dokter saya sendiri membawa pulang peti mati saya, karena saya mau orang didunia ini tahu bahwa dokter tidak bisa benar-benar menyembuhkan penyakit, menghadapi kematian dia juga tidak berdaya. Saya harap orang di dunia ini benar-benar bisa menghargai nyawanya dengan tidak melakukan hal-hal berdosa.”

Permintaan kedua yaitu supaya orang didunia ini jangan seperti saya hanya mengejar harta, saya menghabiskan seumur hidup saya hanya untuk mengejar harta benda, tetapi terkadang sia-sia hanya menghabiskan waktu saja. Permintaan ketiga adalah supaya orang didunia tahu saya lahir dengan tangan kosong, ketika pergi juga dengan tangan kosong.” Setelah habis berkata sambil menutup matanya, Alexander menghembuskan nafas terakhirnya.

Referensi

1. _________________. Dzulqarnain bukan Alexander Agung. Majalah Asy Syariah Vol IV/2008. http://visipramudia.wordpress.com. Posted by: Dadan Gumbira Pramudia on: April 24, 2008

2. Erabaru.Net. Tiga Permintaan Terakhir Kaisar Alexander. Selasa, 13 April 2010: http://erabaru.net

3. From Wikipedia, the free encyclopedia. Alexander the Great. http://en.wikipedia.org/wiki/Alexander_the_Great

4. Dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HARAP MENCANTUMKAN NAMA, EMAIL(HP/TLPN RMH). WAJIB DICANTUMKAN