Selasa, 30 Maret 2010

Mesir Membatalkan Peresmian Sinagoga


Kairo - Mesir membatalkan peresmian sebuah rumah ibadat Yahudi, Sinagoga, pada hari Minggu (14/3). Mereka beralasan keberatan terhadap perlakuan Israel terhadap kaum Muslim di wilayah-wilayah pendudukan di Palestina.



Pihak otoritas Mesir telah menghabiskan waktu tujuh bulan memulihkan reruntuhan Sinagoga Ben Maimon di Kairo. Kepala dewan Zahi Hawass membatalkan acara setelah kritik dari pers mengenai upacara peresmian Sinagoga, yang dihadiri oleh diplomat Israel juga duta besar Amerika.

"Pembatalan ini datang setelah apa yang terjadi saat pelantikan oleh komunitas Yahudi yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dianggap provokatif terhadap perasaan ratusan juta umat Islam di seluruh dunia, termasuk menari dan minum alkohol," kata Hawass dalam pernyataannya.

Dia menambahkan bahwa "tempat-tempat suci Islam di Palestina yang diduduki tunduk pada agresi penguasa pendudukan," yang mengutip khususnya tindakan-tindakan kekerasan Israel di Masjid al Aqsha, di Yerusalem.

Komunitas Yahudi di Mesir, telah kembali ribuan tahun dan pada puncaknya pada tahun 1940 berjumlah sekitar 80.000 orang. Mesir dan Israel berperang dari tahun 1940-1970. kemudian pada 1979 perjanjian damai ditandatangani.

Dalam pernyataannya, Hawass memuji upaya Mesir untuk mengembalikan Islam, Yahudi dan situs Kristen tanpa memandang agama mereka. "Ini adalah bukti dari toleransi agama di Mesir, sedangkan tempat-tempat suci Islam di Yerusalem dan kota-kota Palestina lainnya tunduk pada kehancuran dan karantina oleh Israel," katanya.

Rusia Ungkap Foto Dua Perempuan Pengebom


Kepolisian Rusia memperlihatkan foto dua perempuan yang diduga menjadi pengebom bunuh diri di dua stasiun kereta bawah tanah kota Moskow. Insiden yang terjadi pada jam berangkat kerja Senin pagi waktu setempat itu menewaskan sedikitnya 39 orang.

Foto itu disiarkan oleh stasiun televisi pemerintah Rusia, yang juga dimuat oleh stasiun televisi CNN, Selasa 30 Maret 2010. Juru bicara kepolisian, Viktor Biryukov, mengungkapkan bahwa pasukan khusus sedang memburu tiga tersangka yang bersekongkol dengan dua perempuan pengebom itu.

Mereka memburu pria berusia 30 tahun dari Kaukasus Utara yang dalam kamera keamanan mengenakan pakaian gelap dan topi baseball warna hitam. Dua orang lagi yang sedang diburu adalah dua perempuan masing-masing berusia 22 dan 45 tahun, keduanya berasal dari etnik Slav, yang diduga membantu pria tersebut.

Para penyidik yakin bahwa tiga tersangka tersebut menemani perempuan pengebom bunuh diri saat mereka memasuki kereta metro. Selain mencurigai kelompok lain dari Kaukasus Utara, polisi Rusia juga menyatakan tidak tertutup kemungkinan bahwa kelompok pemberontak asal Chechnya, Chehen, bertanggungjawab atas serangan teror itu.

Chechnya terletak di wilayah Kaukasus Utara di Rusia, antara Laut Hitam dan Laut Kaspia. Konflik Rusia-Chechnya terakhir kali terjadi hampir 20 tahun lalu saat sebagian masyarakat di Chechnya memutuskan merdeka dari Rusia pasca runtuhnya Uni Soviet. Ribuan orang tewas dan 500.000 warga Chechnya harus melarikan diri karena peperangan dengan pasukan pemerintah Rusia.

Ledakan pada Senin lalu terjadi di stasiun Lubyanka dan Park Kultury di pusat kota Moskow. Dua pengebom bunuh diri meledakkan bahan peledak dengan selisih waktu sekitar 40 menit.

Bom pertama meledak sesaat sebelum pukul 8 pagi waktu setempat. Sekitar 500.000 orang diperkirakan sedang berada di kereta-kereta bawah tanah saat peristiwa di jam sibuk pada hari Senin itu terjadi.

Vatikan Bantah Paus Tutup Mata


Vatikan mengecam media yang menuduh bahwa Paus diam saja kepada seorang pastor Amerika Serikat yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap sekitar 200 bocah laki-laki pada dua dekade yang lalu di Wisconsin. Vatikan menuding hal itu sebagai kampanye mencoreng Paus Benediktus XVI dan orang dekatnya.

Dalam sebuah editorial koran Vatikan disebutkan bahwa klaim itu serangan »tercela” terhadap Paus dan bahwa tak ada yang »ditutupi”.

Ribut-ribut muncul dari dokumen Gereja dan Vatikan yang menunjukkan, pada medio 1990-an, dua pastor Wisconsin mendesak semacam lembaga pengawas moral Vatikan, yang dipimpin oleh Kardinal Joseph Ratzinger--kini paus--agar mereka menggelar sebuah pengadilan gereja terhadap Rev. Lawrence Murphy.

Para uskup mengakui, pelecehan itu diduga terjadi bertahun-tahun sebelumnya, tetapi mereka berpendapat bahwa orang-orang di Milwaukee menuntut keadilan dari gereja. Seorang korban mengatakan kepada BBC bahwa Paus telah mengetahui sebuah upaya menutup-tutupi itu »selama beberapa tahun”. Arthur Budzinski, kini 61 tahun, bilang bahwa Paus Benediktus XVI harus mengakui apa yang ia ketahui.

Gereja Katolik dibelit masalah selama beberapa bulan terakhir dengan terbongkarnya pelecehan di Eropa, gema dari skandal-skandal pedofil yang mengguncang institusi itu di Amerika delapan tahun yang lalu.

Murphy adalah pastor populer yang diduga melakukan pelecehan terhadap sekitar 200 bocah di John's School for the Deaf di St Francis, Wisconsin, antara 1950 dan 1974.

Sebuah pengadilan kanonik telah diperintahkan oleh pejabat yang kemudian menjadi deputi paus, tapi belakangan dihentikan, meskipun ada keberatan dari uskup lapis kedua.

Dari dokumen tercatat bahwa Fr. Murphy menulis surat kepada Kardinal Ratzinger mengatakan bahwa dia sakit dan ingin hidup tenang dalam »kehormatan dari kepastoran”.

Juru bicara Paus, Federico Lombardi, kemarin menyebutkan kasus Murphy telah ditangani Vatikan hanya sampai pada 1996--dua dekade setelah diocese Milwaukee di Wisconsin yang pertama kali mempelajari tuduhan-tuduhan itu, dan dua tahun sebelum sang pastor meninggal. Disebutkan pula bahwa polisi saat itu telah menginvestigasi tuduhan, tapi tak ada bukti-bukti.

Sementara itu, salah seorang pembantu top Paus, Kardinal Jose Saraiva Martins, mengatakan kepada wartawan ada »sebuah konspirasi” menggerogoti Gereja Katolik, tanpa menyebutkan secara spesifik siapa yang bertanggung jawab.

Tentara Israel Lukai Enam Warga Palestina


Gaza: Tembakan yang dilontarkan tentara Israel pada demonstran sepanjang perbatasan antara Gaza dan Israel, Selasa (30/3) melukai enam warga Palestina. Salah satu diantara korban mengalami cedera serius, seperti dilansir Xinhua, Selasa (30/3).

Insiden dimulai saat ratusan demonstran bergerak menuju kota Gaza Timur di dekat kota Khan Younis, untuk mendekati perbatasan. Menurut saksi mata, tentara Israel yang ditempatkan dimenara pengawas dan kendaraan militer yang parkir dibelakang pagar listrik menembak secara membabi buta ke arah demonstran yang berusaha untuk mendekat.

Enam warga Palestina tertembak dan terluka di pusat Gaza dan di daerah Khuzaa, diantara mereka yang tertembak, satu orang mengalami cedera serius. Hingga detik ini, tidak ada pernyataan resmi dari pihak militer Israel.

Baru-baru ini komite Gaza yang terdiri dari faksi kiri melakukan demonstrasi mingguan di dekat perbatasan. Mereka memprotes pencurian tanah mereka oleh Zionis Israel. Namun demonstran terlihat lebih banyak Selasa kemarin saat Palestina memperingati Hari Tanah.

Hari Tanah adalah hari untuk memperingati kematian enam warga Palestina tahun 1976 oleh Pasukan Israel, ketika warga Palestina ditanah jajahan Israel berdemonstrasi memprotes pencaplokan tanah mereka oleh bangsa Yahudi.

Para demonstran melambai-lambaikan bendera Palestina dan membawa spanduk-spanduk. Mahmoud Al-Zaeq, wakil dari kampanye populer melawan pihak keamanan Israel mengatakan bahwa perlawanan terhadap Israel harus dikembangkan dan mengabungkan kembali seluruh wilayah Gaza.

Selama ini Jalur Gaza diperintah oleh kelompok Hamas Palestina yang menjunjung tinggi perjuangan bersenjata setelah Israel, meskipun telah mempertahankan gencatan senjata dengan Israel yang goyah sejak akhir perang Gaza Januari 2009.

Minggu, 21 Maret 2010

Maaf Dari Paus Tidak Cukup untuk Sembuhkan Korban



Kelompok pembela korban Australia hari ini, Kamis (18/3), mengatakan permintaan maaf dari Pemimpin Gereja Katolik Roma Paus Benediktus XVI dan Pemimpin Gereja Katolik Irlandia tidak cukup untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi korban kekerasan seksual oleh kalangan gereja.

Chris Maclsaac dari kelompok pembela korban Broken Rites, mengatakan tidak ada perubahan apapun yang dihasilkan dari permohonan maaf itu. “Para korban yang menceritakan kepada kami mengatakan proses yang dilakukan gereja terkait hal ini tidak cukup,” kata Maclsaac.

“Kenyataannya, banyak diantara korban yang menyampaikan kepada kami merasa hina dan merasakan kekerasan psikologi akibat kekerasan seksual itu.”

Masih kata Maclsaac, gereja masih belum menemukan cara-cara untuk membuat komplain korban terdengar dan ditangani dengan sepantasnya.

Dalam pernyataan sebelumnya, Paus dan pemimpin gereja Katolik Irlandia Cardinal Sean Brady, meminta maaf terkait skandal kekerasan seksual yang terjadi mulai 1970an di kalangan gereja. Pada 2008, Paus juga meminta maaf kepada korban di Amerika Serikat dan Australia.

Rabu, 17 Maret 2010

Gerakan Sekali Bilas (Lestarikan Kehidupan di Bumi)

Gerakan Sekali Bilas
Oleh: Akh. Muzakki

The use of the environmental movement is instrumental...

As a means for considering associational development

(Adam Fagan, 2004:1)

---

KUTIPAN dari karya akademik Adam Fagan tersebut menjelaskan bahwa gerakan lingkungan (environmental movement) sangat bernilai tinggi. Nilai signifikansinya melintasi sekat-sekat ekonomi hingga menunjuk pada reformasi kultural pada pemahaman masyarakat atas hidup dan kehidupan bersama.

Adam Fagan membedakan istilah ''gerakan lingkungan'' dari ''gerakan hijau'' (green movement). Meski berkontribusi pada proses penguatan kesadaran publik atas determinasi lingkungan pada hidup dan kehidupan bersama, keduanya memiliki perbedaan konseptual.

Gerakan hijau dipandang lebih cenderung pada kampanye untuk menggeser pola konsumsi individu di masyarakat agar lebih taat asas lingkungan, bahkan kerap dipelesetkan sebagai gerakan untuk mempromosikan produk konsumsi ramah lingkungan daripada produk-produk lainnya. Gerakan lingkungan justru dianggap sebagai gerakan politis-kultural untuk menyelesaikan problem-problem lingkungan seperti polusi, kekeringan, dan pemborosan penggunaan air bersih.

Terlepas dari perbedaan konseptual tersebut, makna esensial yang dikandung dua gerakan itu menunjuk pada pentingnya kesadaran atas lingkungan hidup. Publik perlu bersinergi satu sama lain untuk kepentingan penguatan kesadaran bersama atas pentingnya lingkungan dimaksud.

Dari sisi kebijakan, esensi konsep gerakan hijau dan gerakan lingkungan telah dicoba dikonkretkan Pemerintah Kota Surabaya. Setelah sekian lama mengampanyekan Surabaya Hijau, pemkot mulai menggalakkan kampanye sadar lingkungan. Salah satu contoh konkretnya adalah kampanye penghematan pemakaian air. Misalnya, sebagaimana diberitakan Metropolis (10/3/2010), dengan menggandeng Unilever sebagai partner, pemkot me-­launching ''Gerakan Sekali Bilas''.

Kampanye lingkungan semacam itu penting untuk menumbuhkan kesadaran publik atas pentingnya penghematan pemakaian air bersih. Sebab, sikap boros akan berdampak pada sumber-sumber dan ketahanan lingkungan.

Problem Air

Jika Adam Fagan mengindikasikan nilai pentingnya gerakan lingkungan dari berbagai perspektif teoretis seperti yang telah dijelaskan tersebut, Wali Kota Bambang Dwi Hartono saat acara launching Gerakan Sekali Bersih secara spesifik menyatakan, ''Air adalah sesuatu yang vital bagi kehidupan. Jika tak ada air, tak ada kehidupan.''

Di bagian wilayah dunia yang tropis, publik tidak terlalu hirau atas pentingnya air. Curah hujan yang tinggi membuat masyarakat merasa percaya diri bahwa air tidak akan menjadi problem besar. Sebagai akibatnya, konsumsi yang hemat atas air cenderung belum menjadi bagian dari pola konsumsi kita bersama. Dalam basis kognitif publik, konsumi hemat dianggap bukanlah isu bagi mereka.

Kita perlu belajar dari pengalaman negeri tetangga Australia. Di sejumlah wilayah di Negeri Kanguru itu, air menjadi problem besar. Cadangan air di waduk-waduk sumber konsumsi masyarakat tidak selalu mencukupi sepanjang tahun.

Dibuatlah aturan oleh pemerintah lokal di sejumlah negara bagian Australia. Berkurangnya cadangan air segera diikuti aturan pengetatan penggunaan air melalui indikasi levelling mulai level 1 hingga 7. Aturan levelling itu akan bergerak naik-turun sesuai naik-turunnya candangan air.

Saat cadangan air memasuki kondisi kritis, aturan pengetatan akan diberlakukan hingga level 7. Saat itu, mandi hanya dibatasi sekali sehari. Itu pun dibatasi lebih jauh hingga tidak lebih dari 4 menit.

Untuk mengontrol berlakunya aturan penggunaan air tersebut, terutama saat-saat kritis, pemerintah lokal memberikan kewenangan kepada anggota masyarakat untuk melaporkan ke pihak berwajib jika mendapati tetangganya menggunakan jatah air di luar ketentuan yang saat itu diberlakukan.

Pihak berwenang pun segera menindak pelanggar aturan tersebut. Bahkan, denda dalam bentuk uang dalam jumlah besar segera dikenakan jika terbukti secara meyakinkan melanggar. Aturan itu diberlakukan agar penggunaan air yang hemat menjadi kesadaran penuh dalam pratik keseharian masyarakat.

Air Bawah Tanah

Saya sepakat sepenuhnya dengan Gerakan Sekali Bilas yang dicanangkan Pemkot Surabaya. Namun, menurut hemat saya, kampanye model gerakan lingkungan tersebut tidak boleh berhenti pada level konsumsi individual masyarakat, namun juga harus menyentuh pola dan praktik konsumsi oleh pelaku industri.

Mengapa begitu? Menurut hemat saya, problem air di wilayah metropolis pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya, selain diderek pola konsumsi yang boros, dipicu rendahnya kesadaran atas pentingnya pengelolaan sumber-sumber air, baik oleh individu masyarakat maupun lebih-lebih oleh pelaku industri.

Merebaknya kasus penggunaan air bawah tanah (ABT) oleh industri di kawasan Sidoarjo pada Januari 2010 perlu mendapat perhatian dan menjadi pelajaran bersama. Sebagaimana dilaporkan Jawa Pos (4/1/2010), ABT biasa digunakan perusahaan besar di wilayah Sidoarjo yang meliputi Buduran, Kota, Candi, Porong, Wonoayu, Krian, dan Waru.

Mereka cenderung memakai ABT karena enggan menggunakan jasa PDAM. Cara yang mereka lakukan adalah mengebor untuk mendapat sumber air bersih secara mandiri di luar ketentuan pengaturan resmi melalui perusahaan air minum.

Dalam banyak kasus, pengeboran air seperti yang dimaksud sulit dikontrol. Padahal, dampaknya sangat jelas. Pengeboran liar akan mengganggu potensi air di lingkungan sekitarnya. Air di lingkungan sekitar pengeboran bisa tidak jernih, bahkan cenderung berkurang.

Karena itu, Gerakan Sekali Bilas pada level individu masyarakat semestinya segera diteruskan dengan ''gerakan stop pengeboran'' untuk level pelaku industri.

Masa depan anak bangsa tidak saja ditentukan kreativitas dan kecakapan berolah pikir, tapi juga oleh ketersediaan sumber-sumber alam. Karena itu, kampanye melalui gerakan lingkungan harus menjadi agenda bersama. (*/mik)

*Akh. Muzakki, Grad Dip SEA MAg MPhil PhD

Direktur Riset Islamic Educational Consultant (IEC)

Sumber:
Harian Jawa Pos, Rabu, 17 Maret 2010

Selasa, 16 Maret 2010

Tentang Keredahan Hati

Diedit oleh :
Presbyter Rm.Kyrillos JSL
(Omeц Кирилл Джунан Сисваджа Легава)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)

DALAM NAMA BAPA DAN PUTRA DAN ROH KUDUS. AMIN

Mengenali diri sendiri membuat kita berlutut dalam kerendahan hati.

CARA MEMPRAKTEKKAN KERENDAHAN HATI
oleh Beata Teresa dari Calcutta

1. Mengurus urusan sendiri.
2. Tidak ingin mencampuri urusan orang lain.
3. Menghindari rasa ingin tahu.
4. Menerima pertentangan dan kritik dengan senang hati.
5. Tidak mengingat-ingat kesalahan orang lain.
6. Menerima apabila dihina dan disakiti.
7. Menerima apabila diabaikan, dilupakan dan dibenci.
8. Tidak berusaha agar dikasihi dan dikagumi secara istimewa.
9. Lemah lembut dan ramah bahkan andai orang memancing amarah kita.
10.Tidak pernah menuntut agar dihargai.
11.Mengalah dalam perdebatan bahkan andai kita benar.
12.Selalu memilih yang tersulit.

Catatan:
Riwayat singkat dari kematian hingga penganugerahan gelar beata Bunda Teresa dari Calcutta:

5 September 1997; Ibu Teresa wafat

5 September 1998; Setelah setahun wafatnya Ibu Teresa, terjadi mukjizat Monica Besra.

26 April 2002; Dimulainya beatifikasi terhadap Ibu Teresa.

1 Oktober 2002; Pengukuhan Ibu teresa dari Calcuta sebagai orang suci di Vatikan.

19 Oktober 2003; Paus Yohanes Paulus II menetapkan Ibu Teresa sebagai "BEATA TERESA dari CALCUTA".

Beata adalah salah satu dari 4 langkah atau tingkatan proses kanonisasi orang kudus dalam Gereja Barat Roma Katolik.
4 langkah atau tingkatan proses kanonisasi tersebut adalah:
Servant of God (Hamba Allah) → Venerable (Venerabilis; Yang Pantas Dihormati) → Blessed (Beatifikasi; Beato/Beata; Yang Berbahagia) → Saint (Santo/Santa; Orang Kudus).

Dalam Gereja Orthodox Timur juga ada proses kanonisasi walaupun dengan cara dan istilah yang agak berbeda dengan Gereja Roma Katolik. Kanonisasi orang kudus dalam Gereja Orthodox ini disebut Glorifikasi. Glorifikasi orang-orang kudus di Gereja Orthodox Timur berbeda dengan tradisi Katolik Roma baik dalam teologi dan praktik. Pemuliaan orang-orang kudus yang dianggap sebagai suatu tindakan Tuhan, bukan deklarasi hirarki. Pengakuan resmi dari orang-orang kudus tumbuh dari konsensus gereja.

Beberapa gelar kudus yang sama dalam Gereja Orthodox, misalnya Venerabilis dalam Gereja Orthodox Rusia sering disebut dalam bahasa Slavonik sebagai Prepodobne (Преподобной) untuk laki-laki dan Prepodobnaya(Преподобная) untuk wanita. Santo, sering disebut Zvyatoi (Святой), dan Santa disebut Zvtataya (Святая).

Referensi
1. Beata Teresa Dari Calcutta. http://www.mirifica.net. 18 Maret 2008.
2. B. Teresa dari Calcutta. Cara Mempraktekkan Kerendahan Hati. http://lacihati.blogspot.com/
3. Sumber-sumber lain.

Selasa, 09 Maret 2010

Paskah Timur

DALAM NAMA BAPA DAN PUTRA DAN ROH KUDUS. AMIN

MUKJIZAT PASKAH:

KEAJAIBAN BESAR YANG DIBERIKAN ALLAH HANYA KEPADA GEREJA ORTHODOX

PESTA PERAYAAN PASKAH DAN UPACARA API SUCI DI YERUSALEM

Sekilas Perayaan Pesta Paskah
di Gereja Orthodox Rusia

Paroikia St. Jonah dari Manchuria
SURABAYA
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
I. DASAR KEBENARAN GEREJA: BUKAN MUKJIZAT DAN KUANTITAS, TETAPI GEREJA YANG SATU, KUDUS, KATOLIK DAN APOSTOLIK

“Aku percaya pada Satu Gereja yang Kudus, Katolik dan Apostolik”
(“Верую во едину Святую, Соборную и Апостольскую Церковь”)

[Butir ke-9 PENGAKUAN IMAN NIKEA (СИМВОЛ ВЕРИ) hasil perumusan Konsili Ekumenis I tahun 325 A.D. di kota Nikea dan Konsili Ekumenis II tahun 381 A.D. di kota Konstantinopel; ditulis dalam bahasa Slavonik, bahasa liturgis Gereja Orthodox Rusia]

Konsepsi Iman Kristen Orthodox akan Kebenaran Gereja itu didasarkan dengan kokohnya akan kesaksian terpadu dari Kitab Suci dan para Bapa Gereja. St. Paulus Sang Rasul menulis:

Kristus telah mengasihi Jemaat (Gereja) dan telah menyerahkan diriNya baginya, untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat (Gereja) di hadapan diriNya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat (Gereja) itu kudus dan tak bercacat”
(Efesus 5:25-27).

“Jemaat (Gereja) yang adalah tubuhNya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu”
(Efesus 1:23).

“Oleh jemaat (Gereja) diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di Sorga”
(Efesus 3:10).

“Satu tubuh (satu Gereja), dan satu Roh…. Satu Tuhan,.. Satu iman, satu baptisan, satu Allah…”
(Efesus 4:4-6).

“Jemaat (Gereja) dari Allah yang hidup, TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN”
(I Timotius 3:15).

“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah (Gereja), yang dibangun DI ATAS DASAR PARA RASUL DAN NABI, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan”
(Efesus 2:20)
Para Bapa Gereja seperti St. Kyrillos I, Patriarkh dari Alexandria (412-444) mengajarkan bahwa Roh Kudus membimbing Gereja kepada semua kebenaran dan kekudusan. St. Irenius, Episkop dari Lyons (±130-202M) mengatakan, bahwa Gereja saja yang memiliki ”segenap kebenaran” dan “setiap kasih karunia”. St. Kiprianus, Episkop Karthago (sekitar abad 3 - 14 September 258) menulis bahwa tidak ada seorang Kristen yang setiapun yang dapat meninggalkan dan mengabaikan persekutuan Gereja tanpa menjadi “seorang asing, seorang terbuang, seorang musuh”. Sungguhlah, Episkop (Reksagama; Uskup) Afrika Utara ini menyangkal validitas semua kasih karunia sakramental di luar Gereja yang hanya satu itu.
Menurut St. Ireneus, “Orang harus melihat kepada Gereja yang memiliki pengganti-lanjutan (suksesi) Episkopos/Reksagama (Uskup) yang tanpa putus dari zaman para rasul untuk menemukan Gereja Kristus”. Kesaksian mengenai pengganti-lanjutan (suksesi) para rasul ini telah menyediakan suatu sarana bagi pengajaran Kristus dan para rasulNya yang benar dan suatu sarana untuk mengukur dan menghakimi validitas setiap keyakinan dan praktek-praktek keagamaan. St. Basilius, Episkop Kaisarea (370-379) menuliskan bahwa para rasul meninggalkan suatu tradisi yang tak tertulis dan bersifat lisan (Paradosis Kudus) (2 Tes. 2:15; Yoh. 20:30) kepada pengganti-lanjut (suksesor) mereka yang menyediakan suatu bimbingan resmi dan sah bagi spiritualitas (kerohanian) yang benar. Sistem pengganti-lanjutan (suksesi) para rasul inilah yang disebut “Successio Apostolica” (“Suksesi Rasuliah/Khilafah Rasuliyah”).
“Gereja adalah Tiang Penopang dan Dasar Kebenaran” (2 Tim. 3:15). Gereja yang dimaksud ini adalah Gereja Timur yang Orthodox, Satu, Katolik dan Apostolik. Gereja Orthodox mempunyai sejarah yang tak terputus dengan Gereja Purba dan bahkan Gereja Perjanjian Baru itu sendiri. Gereja Orthodox tetap memelihara ajaran Rasuliah Gereja Purba itu tanpa tambahan ataupun pengurangan, serta mempraktekkan ibadah yang sama dengan Gereja Purba, dan tetap memiliki pusat-pusat dimana asal mula Kekristenan itu berada sejak awal, yaitu Patriarkhat Yerusalem, Antiokhia, dan Alexandria. Bahkan para patriarkh dan episkop serta presbiternya memiliki mata-rantai pentahbisan yang dapat dilacak ke belakang langsung kepada para rasul itu sendiri. Gereja Orthodox tak pernah mengalami dan tak memerlukan Reformasi ataupun Kontra-Reformasi, karena ajarannya tak ada satupun yang asing dari Injil itu sendiri. Pandangan theologinya bukanlah pandangan perorangan, misalnya: Agustinus atau yang lain, para sarjana Skolastik dalam Gereja Roma Katolik, ataupun pandangan perorangan seperti Luther atau Calvin dalam pihak Protestan, namun pandangannya bersifat konsiliar dari segenap Gereja. Iman Orthodox tidak tunduk pada negosiasi atau perubahan-perubahan keinginan filsafat manusia. Singkat kata Gereja Orthodox bukanlah hanya ingin meniru-niru Gereja Perjanjian Baru namun adalah Gereja Perjanjian Baru itu sendiri yang tetap hadir sepanjang dua puluh abad ini. Biarpun sejarahnya mengalami jatuh bangun dan derita, namun imannya, ajarannya, ibadahnya, dan ethosnya tak mengalami perubahan serambutpun. Ini tak berarti Gereja Orthodox tak pernah berkembang, namun perkembangan Gereja Orthodox selalu berlandaskan dan mengacu kepada Iman Rasuliah yang satu dan yang sama yang memang tak pernah berubah dalam hakekat isinya itu. Dengan kata lain dapat dikatakan Gereja Orthodox tetap setia memelihara kepenuhan dan keutuhan kehidupan dan Iman Perjanjian Baru itu tak terkoyakkan ataupun tergeserkan. Seutuh-utuhnya dan sepenuh-penuhnya Injil itu dipelihara tak berubah tanpa pengurangan ataupun penambahan selama 2000 tahun ini oleh Gereja Orthodox.
Alangkah rapuh dan mudah robohnya Gereja itu jikalau dasar keberadaannya itu hanya berdasarkan pada “kesatuan misterius” bukan kesatuan kebenaran (satu Iman; Ef. 4:5), dan bukan kedekatan karena dipersatukan pada kebenaran yang sama tadi, namun oleh “intuisi“, serta melalui pengalaman yang satu dan yang sama yaitu “emosi pribadi seseorang”. Dan alangkah lebih rapuhnya lagi Gereja itu jika mendasarkan kebenarannya pada banyaknya kuantitas (jumlah) jemaat dan mukjizat-mukjizat yang dialaminya. Jelaslah Gereja semacam ini bukan yang dimaksud oleh Alkitab sebagai “Tiang Penopang dan Dasar Kebenaran”.
Oleh karena itu walaupun Gereja Orthodox merupakan kelompok umat Kristen terbesar kedua di seluruh dunia setelah Gereja Roma Katolik, yaitu pada tahun 2001 memiliki umat sejumlah 350 juta orang, dan walaupun di dunia Kekristenan Orthodox masih sering terjadi peristiwa-peristiwa mukjizat dan supranatural, seperti keajaiban besar yang diberikan Allah berupa Api Suci di Gereja “Makam Kudus Kristus” (the Church of the Holy Sepulchre) di Yerusalem ini, tetapi Gereja Orthodox tidak mendasarkan kebenarannya pada mukjizat dan kuantitas (jumlah) umat ini.

II. MUKJIZAT API SUCI SAAT PASKAH ORTHODOX

Keluarnya Api Suci di Kuburan Kristus di Yerusalem ini terjadinya setiap tahun hanya pada malam Paskah Gereja Orthodox saja. Upacara ini bertempat di Gereja Orthodox ”Makam Kudus” [The Church of the Holy Sepulchre (Latin: Sanctum Sepulchrum)], yang juga disebut Gereja “Kebangkitan” [the Church of the Resurrection, (Yunani: Ναός της Αναστάσεως, Naos tis Anastaseos; Arab: كنيسة القيامة, Kanīsat al-Qiyāma; Armenia: Սուրբ Հարություն Surp Harutyun)] di Yerusalem, yang berlangsung sedemikian rupa sehingga membangkitkan emosi jiwa umat Kristen.
Pada sore hari, Sabtu Paskah, Patriarkh Orthodox, atau Episkop Agung Orthodox lainnya, memasuki Kubur Suci, mengucapkan doa-doa dan menunggu. Kadang-kadang penantian ini sebentar, kadang-kadang lama. Para jemaat berkumpul di dalam Gereja yang gelap sambil tak putus-putusnya berdoa dengan suara nyaring: “Tuhan Kasihanilah” (“Kyrie Eleison)”. Pada suatu saat, Api Kudus menyembur dari dalam Kubur Suci dengan bara yang menakjubkan, ajaib dan menyalakan pelita minyak zaitun yang ditempatkan di salah satu sudut. Patriarkh (atau Episkop Agung), setelah mengucapkan doa, menyalakan dua dari tiga lilin yang dibawanya, lalu mulai mendistribusikan api itu kepada jemaat yang menyambutnya denan perasaan meluap, dibarengi dengan lonceng Gereja yaang dibunyikan, seruan-seruan sukacita dan antusiasme yang tak terbendung.
Api suci itu tidak hanya didistribusikan Episkop Agung, namun juga menyebar sendiri. Api itu keluar dari Kubur Kudus dengan berpendar dan berkilat cahaya yang sama sekali berbeda dengan api biasa. Api itu bergemerlapan berkilau seperti kilat, terbang seperti burung merpati di sekeliling Tabernakel Kubur Kudus, dan menyalakan lampu-lampu miyak zaitun yang belum menyala yang tergantung di depan Tabernakel tersebut. Api itu juga berkeliling dari sisi Gereja yang satu ke sisi yang lain. Terbang memasuki beberapa kapel yang ada dalam Gereja termasuk kapel Kalvari (yang terletak lebih tinggi daripada Kubur Kudus), Api itu juga menyalakan lilin yang dipegang oleh beberapa jemaat. Ada beberapa peziarah yang amat saleh, dan tiap kali mereka mengikuti upacara tersebut, lilin yang mereka pegang selalu menyala sendiri!.
Api Ilahi tersebut juga memperlihatkan beberapa keanehan: Ketika baru muncul, api tersebut memancarkan warna kebiruan dan tidak membakar. Bila api tersebut menyentuh wajah atau tangan atau mulut, maka tidak akan terbakar. Itu adalah bukti dari hakekat ilahi. Kita juga harus mempertimbangkan bahwa api tersebut muncul hanya oleh doa-doa yang dimohonkan oleh seorang Episkop Agung Orthodox. Setiap kali Episkop heterodox mencobanya, mereka selalu gagal.
Suatu kali, Gereja Armenia membayar kepada Turki, yang pada waktu itu menguasai Tanah Suci, untuk mendapatkaan izin agar Patriarkh mereka boleh memasuki Kubur Kudus. Patriarkh Orthodox tidak diperbolehkan memasuki Gereja. Mereka (Patriarkh Orthodox beserta para jemaat) berdiri dengan sedih di pintu luar Gereja, di dekat pilar kiri. Keajaiban terjadi, dan Api Suci menyembur membelah pilar di luar Gereja, di dekat Patriarkh Orthodox berdiri.
Seorang muslim, Muezzin, yang disebut juga Tounom, menyaksikan mukjizat tersebut dari sebuah mesjid di dekat situ. Seketika itu juga dia meninggalkan agamanya dan menjadi Kristen Orthodox. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1579 dibawah pemerintahan Sultan Mourad IV. Patriarkh Yerusalem ketika itu adalah Sophronius IV (1579 – 1608). (Pilar yang terbelah dari atas ke bawah itu sampai sekarang masih ada dan bisa dilihat, dan para peziarah Orthodox selalu memeluk “tempat terbelah” itu sewaktu akan memasuki Gereja Kebangkitan di Yerusalem).
Api Suci selalu muncul sebagai peristiwa yang terjadi setiap tahun, di depan ribuan saksi mata. Tidak seorangpun yang dapat menyangkalnya. Peristiwa tersebut juga dapat menyalakan kembali iman seseoranng yang hampir padam. Dan mukjizat itu terus diberikan kepada Gereja Orthodox sampai dengan sekarang.
Beberapa peristiwa yang menyentuh, terjadi akhir-akhir ini atas beberapa orang Yahudi, yang menjadi percaya setelah melihat api suci, dan berkata kepada sanak saudaranya: “Mengapa kamu masih menunggu kedatangan Mesias? Sesungguhnya Mesias sudah datang.”

III. MUKJIZAT YANG TAK DIKETAHUI DI BARAT: TENTANG KALENDER PESTA PERAYAAN PASKAH GEREJA ORTHODOX

Satu pertanyaan yang dapat ditanyakan adalah mengapa ”Mukjizat Api Suci” hampir tak diketahui di Eropa Barat dan gereja-gereja Barat khususnya? Dalam gereja-gereja Protestan itu mungkin, sampai taraf tertentu, dijelaskankan oleh fakta bahwa tidak ada tradisi nyata mukjizat-mukjizat; orang tidak sungguh-sungguh tahu yang mana tempat untuk mukjizat, dan mereka jarang menonjolkan dalam koran-koran. Tetapi dalam tradisi Roma Katolik ada sangat banyak minat/ketertarikan dalam mukjizat-mukjizat. Tetapi, mengapa mukjizat Api Suci ini tidak dikenal dengan baik? Untuk hal ini hanya ada satu penjelasan yang cukup: ”politik Gereja”. Hanya Gereja-Gereja Orthodox yang menghadiri upacara yang berkisar sekitar mukjizat itu. Mukjizat itu hanya terjadi pada kalender Paskah Orthodox dan tanpa kehadiran satupun otoritas Roma Katolik. Tentang perbedaan kalender Paskah antara Gereja Orthodox Timur dengan gereja-gereja Barat, baik Gereja Roma Katolik dan gereja-gereja Protestan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Lingkaran Tahunan yang terbesar adalah: Perayaan Paskah. Paskah adalah engsel yang di sekitarnya segenap perayaan Gereja itu berputar. Tahun Gereja dihitung dari Paskah ke Paskah. Perayaan-perayaan yang bergantung kepada jatuhnya tanggal Paskah itu disebut sebagai Perayaan yang bergerak. Misalnya Pentakosta itu tergantung pada jatuhnya tanggal Paskah, karena itu harus dirayakan lima puluh hari sesudah Paskah.
Dalam prakteknya masa Puasa 40 hari sebelum Paskah dalam Gereja Orthodox disebut sebagai: ”Tessarakosti’’ (Empat puluh) dan dalam bahasa Inggris ‘’Great Lent’’ yang di dalam Gereja Orthodox di Indonesia disebut sebagai ”Puasa Agung Catur Dasa’’. Gereja Roma Katolik di Indonesia menyebutnya sebagai “Puasa Pra-Paskah”, meskipun tanggal pelaksanaannya berbeda, karena perbedaan kalender yang digunakan. Begitu juga untuk perayaan-perayaan Pesta Gereja lainnya, termasuk Perayaan Pesta Paskah.
Demikian juga Perayaan Minggu Palem atau Sabtu Lazarus, itu tergantung pada Paskah karena itu mendahului Perayaan Pekan Kudus, yang bergantung pada tanggal Paskah, sebab Pekan Kudus itu rentetan dari Perayaan Paskah. Penentuan tanggal Paskah dalam Gereja Orthodox adalah demikian:

1. Harus jatuh seminggu sesudah Paskah Yahudi, tidak boleh bersamaan.
2. Cuaca di Palestina, tempat peristiwa kebangkitan Yesus itu terjadi, harus musim semi, dimana jumlah jam di siang hari dan malam hari sama.

Gereja Orthodox menggunakan kalender lama yang lebih tua yaitu “Kalender Julianus” (Old Calendar), sedangkan Gereja Roma Katolik dan Protestan menggunakan “Kalender Gregorian” (“New Calender”) atau “Kalender umum” yang sekarang dipakai Gereja-gereja Barat, Gereja Roma Katolik dan Protestan. Kalender ini dinamakan “Kalender Gregorian” sebab dinamakan menurut nama Paus St. Gregorius XIII (Ugo Buoncompagni) dari Bologna (13 Mei 1572 – 10 April 1585). Paus inilah yang mengubah Kalender Julianus (Old Calender) pada tahun 1582 dan menetapkan Kalender Gregorian (New Calender).
Perbedaan panjang hari kalender ini dengan kalender baru (New Calendar/kalender Gregorian) adalah 13 hari mengikuti kalender baru. Jika Natal Kalender Gregorian tgl 25 Desember, maka Kalender Lama adalah 25+13=7 Januari. Tetapi untuk Paskah berbeda (bukan ditambah 13 hari), sebab ada perhitungan khusus berdasarkan peredaran posisi matahari terhadap bumi, sebab selalu pada Paskah Orthodox posisi matahari di Palestina selalu dalam posisi equinox, yaitu waktu siang dan malam sama lama, jadi bumi waktu itu sebagian terang dan sebagian gelap. Dan waktu Paskah, kebangkitan Yesus terjadi pergeseran matahari sehingga posisi yg tadinya gelap mulai bergesar mendapat terang. Ini mempunyai makna: ”Yesus yang bangkit adalah Sang Terang Dunia”. Dengan perhitungan ini jatuhnya hari Paskah tidak selalu sama, dan dengan demikian sering tidak sama dengan tanggal Paskah Roma Katolik dan Protestan.
Peristiwa Mukjizat dan Upacara Api Suci di Yerusalem yang terjadi di Gereja Orthodox Timur ini tidak banyak diketahui oleh gereja-gereja Barat, hal ini disebabkan perbedaan adanya kalender Pesta Perayaan Paskah di antara kedua Gereja sebagaimana dijelaskan di atas.

IV. MERIAHNYA PERAYAAN PASKAH ORTHODOX: PENGALAMAN PENULIS MERAYAKAN PESTA PASKAH DI RUSIA PADA TANGGAL 11 APRIL 2004

Di seluruh Gereja Orthodox, termasuk Gereja Orthodox Rusia, Ibadah Singsing Fajar dari Senin Kudus dilaksanakan pada Minggu Palem sore mendahului waktu Seninnya. Di Troitse-Sergiyeva Lavra (Троице – Сергиева Лавра), yang adalah monasteri/biara Rusia yang paling penting dan pusat spiritualitas Gereja Orthodox Rusia, di kota Sergiyev Posad, sekitar 90 km dari Timur Laut dari Moskow, pada masa Pekan Kudus, sembahyang dimulai pada pagi hari selama lebih kurang 2 jam. Dan selama masa Pekan Kudus (seminggu sebelum Paskah) yaitu sejak Ibadah Kamis Kudus, kami melakukan Sembahyang Senja setiap hari dilakukan pada pagi hari dari pk. 07.00 - 12.00. Sehingga setelah sembahyang pada pagi ini bisa langsung berbuka (karena dihitung sudah Sembahyang Senja). Makan siang biasanya berupa semacam kue dadar dengan isi semacam kelapa dan santan yang manis, yang disebut “Блины” (“bliny”).
Pada masa Pekan Kudus ini, para mahasiswa makan malam bersama para romo (kadang bersama Episkop Agung/Uskup Agung), di mana waktu para Romo memasuki ruang makan, para mahasiswa menyanyikan sebuah lagu Yunani yang merupakan tradisi Gereja Rusia, sejak para Episkop masih dijabat oleh orang-orang Yunani (pada masa Gereja Rusia masih di bawah Patriarkhat Ekumenis Konstantinopel, pada era kekaisaran Byzantium), yaitu lagu ‘‘Eis Polla Eti Despota’’ (“Semoga panjang umur ya Bapa pemimpin”).
Tata Ibadah Jumat Agung dilakukan pada pagi dan siang sampai malam, karena dilakukan lengkap mulai Sembahyang Jam Pertama, Sembahyang Jam Ketiga, Sembahyang Jam Keenam, Sembahyang Jam Kesembilan. Sedang Tata Ibadah Sembahyang Senja Jumat Agung dimulai sekitar pk. 15.00 dengan pengambilan Ikon Tubuh Kristus dari Salib dan ada prosesi (arak-arakan) Epitafios (Ikon kain Kristus yang tergeletak wafat) yang diletakkan dalam Keranda Suci. Malam harinya ada Ibadah Jumat Agung Malam (yang adalah Sembahyang Singsing Fajar Sabtu Kudus yang mendahului waktunya) dan pada saat ini Presbiter (Romo) dan Putra Mezbah (Putra Altar) berkumpul di sekitar Keranda Suci (Astana Suci) dan ada pembacaan Kidung Tangisan Dukacita.
Pada keesokan harinya ada Ibadah Sabtu Kudus pagi (yang adalah Sembahyang Senja yang dilakukan pada waktu pagi mendahului waktunya), kemudian ada waktu istirahat selama beberapa jam dilanjutkan sembahyang sore. Hal yang sama juga dilakukan selama seminggu setelah Paskah. Jadi dalam sehari kami bersembahyang di Gereja sekitar 7 - 7.5 jam (dalam posisi berdiri !!!).
Pada Sabtu Kudus siang hari sebelum sembahyang sore dilakukan Sakramen Pengakuan Dosa untuk mahasiswa seminari, di mana Sakramen Pengakuan Dosa ini dilayankan oleh banyak romo. Di gereja akademi ada sekitar 7 romo yang melayani sakramen ini. Untuk para romo yang akan melakukan pengakuan dosa juga ada seorang romo senior yang melayani. Sakramen pengakuan dosa ini bisa berlangsung selama 2 jam (pk. 14.00 – 16.00). Kemudian diadakan ibadah sembahyang Sabtu Kudus dari pk. 16.00 – 18.00. Kemudian kami beristirahat selama beberapa jam, sambil menunggu malam hari tiba untuk merayakan pesta perayaan Paskah.
Pada malam hari diadakan ibadah Paskah dimulai dari pk. 23.00 sampai pagi sekitar pk. 03.00. Ibadah/Liturgi Suci Paskah berlangsung dengan meriah. Inilah Pesta Светлое Христово Воскресение, Пасха (The Bright Resurrection of Christ, Passover (Pascha) of the Lord) – ”Kebangkitan Kristus Sang Cahaya Kebenaran", ”Pesta Paskah”. Pesta Paskah adalah pesta paling meriah di seluruh Kekristenan Orthodox di seluruh dunia, bukannya Pesta Natal. Karena sebagaimana telah dimengerti oleh sebagian besar orang percaya, bahwa penebusan atau keselamatan manusia itu bukan melalui kelahiran meskipun tak dapat disangkal bahwa ”Kelahiran” adalah bagian dari makna ”Inkarnasi”, namun hanya melalui penyaliban, penguburan dan kebangkitan Kristus dari antara orang mati pada hari ketigalah merupakan dasar keselamatan manusia. Hal ini ditunjang oleh fakta sejarah bahwa perayaan terbesar dalam Gereja sejak jaman purba adalah ”Paskah” dan bukanlah ”Natal”. Umat datang memenuhi gedung gereja dan puncak malam sebelum Paskah adalah saat-saat diadakan “Крестный Ход” (“Procession of the Cross”) yaitu prosesi perarakan Salib Suci yang diikuti para imam dan umat. Ibadah dipimpin oleh Uskup Agung Evgenii bersama para romo selebran lainnya. Pada ibadah Paskah ini dibacakan Injil Yohanes, yaitu bagian pertama: Injil Yohanes 20:19-20; bagian kedua: Injil Yohanes 20:21-23; bagian ketiga: Injil Yohanes 20:24-25. Pembacaan ini dilakukan dalam 20 bahasa oleh para romo dan mereka yang ditunjuk untuk membacanya. Begitu juga seruan khas Paskah dari Gereja Orthodox sedunia, yang merupakan seruan pada masa Gereja Purba berabad-abad lalu diserukan lagi, biasanya dalam 4 bahasa yaitu bahasa Slavonika (Rusia kuno), bahasa Yunani, bahasa Latin dan bahasa Inggris: “Христос Воскресе! Воистину Воскресе! (Kristos waskrese ! Waistinu waskrese !), Khristos Anesti ! Alithos Anesti ! , Christus Resurexit ! Vere Resurexit! Christ is risen! Truly indeed He is risen!” – “Kristus telah bangkit! Benar, Dia telah bangkit!”. Kemudian seluruh umat bersama-sama menyanyikan madah kemenangan “Христос Воскресе!“ (“Kristus telah bangkit!“) :

“Христос Воскресе!“

Христос воскресе иэ мертвых,
Смертию смерть поправ,
и сущим во гробех,
живот даровав. (Трижды)

“Khristos anesti!”

Khristos anesti ek nekron,
Tanato tanaton patisas
Ke tis en tis mnima si,
Zoin kharisamenos.

“Kristus telah bangkit!“

Kristus telah bangkit
dari maut, dengan bangkitNya
maut t’lah diinjak-injak,
hidup dianugrahkan.

Kemudian setelah ibadah Paskah berakhir, dilanjutkan dengan pesta/makan bersama Uskup Agung/Rektor dan para Romo, dimana waktu Uskup Agung/Rektor dan para Romo memasuki ruang makan semua yang hadir menyanyikan dan menyerukan madah “Христос Воскресе! Воистину Воскресе!” -(“Kristus telah bangkit! Benar, Dia telah bangkit!”). Pada kesempatan itu juga Uskup Agung menyampaikan pesan dan ucapan selamat Paskah pada para mahasiswa.
Seperti pada saat pesta Natal, esoknya sekitar pk. 11.00 para mahasiswa diundang datang ke Gereja Tritunggal – St. Sergius untuk menerima hadiah Paskah dan mengucapkan selamat Paskah pada Uskup Agung Evgenii. Hadiah biasanya berupa sebuah buku rohani, permen coklat dan telur Paskah (untuk pesta Natal tentu tanpa telur Paskah). Kemudian setelah pesta Paskah usai, kami masih melakukan sembahyang setiap pagi dan sore seperti di atas telah dijelaskan. Pada saat-saat ini pada setiap sembahyang pagi hari biasanya ada prosesi/ perarakan salib (“Крестный Ход”), ikon-ikon dan panji-panji Kekristenan bersama para Romo. Pada prosesi yang diikuti oleh umat ini, biasanya berhenti pada beberapa tempat untuk berdoa dan pemercikan air suci. Pada saat-saat ini juga, di Gereja dijual kue-kue Paskah tradisional Rusia, dengan berbagai citarasa dan harga yang berbeda. Juga setiap makan pagi, para mahasiswa bisa mendapati kue Paskah tradisional ini yang dimakan bersama mentega manis yang dicampur dengan kismis. Kue-kue Paskah tradisional Rusia ini disebut “Кулич” (“kulitz”).
Pada masa Paskah ini setiap para mahasiswa bertemu satu dengan lainnya, atau kami bertemu dengan para Romo dimanapun, kami selalu mengucapkan seruan salam Paskah di atas disertai 3 kali cium kudus satu dengan lainnya, sambil menyerukan: “Христос Воскресе! Воистину Воскресе! (Kristos waskrese! Waistinu waskrese!) – “Kristus telah bangkit! Benar, Dia telah bangkit!”.

V. SALAM PASKAH GEREJA TIMUR
Suatu salam yang sejak berabad-abad silam selalu diucapkan oleh Gereja Purba pada masa Paskah, tetap diucapkan di seluruh Gereja Orthodox di dunia sampai saat ini, yaitu:

“Khristos Anesti! Alithos Anesti!”
“Al Masih Qom! Haqq Qom!”
Христос Воскресе! Воистину Воскресе!
“Kristus telah bangkit! Benar, Dia telah bangkit!”.
CHRIST IS RISEN
المسيــــــح قـــــــــام
أخريستوس أنستي
It is the Day of Resurrection; let us make ourselves resplendent for the festival and embrace one another.
Let us say, brethren, even to those who hate us:
"Let us all be forgiven in the Resurrection, and so exclaim:: Christ is risen from the dead, trampling death by death and to those in the tombs bestowing life!"
This is the day which Jehovah hath made; We will rejoice and be glad in it

إنه يوم القيامة ،
دعونا نفرح بالعيد ويسامح كل واحد منا الآخر،
لنقول و بكل محبة أخوية وحتى للذين يبغضوننا :
" لنتسامح في القيامة . ونهتف بكل قوة : المسيح قام من بين الأموات و وطئ الموت بالموت و وهب الحياة للذين في القبور"
هذا هو اليوم الذي صنعه الرب فلنفرح ولنتهلل به

Christos anesti, ek nekron, thanato,
thanaton patissas ke tis en dis minimassi zoin, khrisamenos

Kristus telah bangkit, dari mati,
dengan bangkitNya, mati t’lah diinjak-injak,
hidup dianugrahkan

Christos Anesti! Alithos Anesti! (Greek)
Christ Is Risen! Indeed He Is Risen! (English)
Христос Воскресе! Воистину Воскресе!
Christos Voskrese! Vaistinu Voskrese! (Slavonic)
Al Massi eh Kam! Hakkan Kam! (Arabic)
Krystos Voskres! Voistynu Voskres (Ukranian)
Krishti U Ngjall! Vertet U Ngjall! (Albanian)
Hristus A Inviat! Adevarat A Inviat! (Romanian)
Kristus Vstal Z Mrtvych! Opravdu Vstoupil! (Bulgarian ?)
Christus Surresurrexit! Vere Surresurrexit! (Latin)
Kristos Vaskrese! Vo-istenu Vaskrese (Serbian)
Christos T'Ensah Em' Muhtan! Exzi' Ab-Her Eokala! (?)
Krystoos Zmartfykhstal! Zapravde Zmartfykhstal! (Polish)
Kristo Ame Fu Fuka! Kweli Ame Fu Fuka! (Swahili)
Jesu Kristi Ebiliwo! Ezia O Biliwo! (Nigerian)
Ua Ala Hou 'O Kristo! Ua Ala 'I 'O No 'Oia (Hawaiian)
Christos Aloumoutsos (?)
Ha Ri Su To' Su Fuc Katsu! Jitsu Ni Fuc Katsu (Japanese)
Christo Ha Resucitado! En Verdad Ha Resucitado (Spanish)
Christus Ar Uppstanden! Han Ar Verkligen Uppstanden (Swedish)
Kristus Ust Auferstanden! Sicherlich Ist Auferstanden (German)
Kristus Nousi Kuolleista! Totiseti Nousi (Finnish)
Kokonget Kristo! Iman Kokonget (Nandi)
Kristus Telah Bangkit! Benar, Dia Telah Bangkit! (Indonesia)
كل عام وانتم بخير
Happy Easter!
Selamat Paskah!