Jumat, 18 Desember 2009

SINAKSARION (Kisah Orang Kudus): St. Nikolas Sang Pelaku Mukjizat, Episkop Agung Myra di Lycia

Oleh :
Presbyter Rm.Kyrillos JSL
(Omeц Кирилл Джунан Сисваджа Легава)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)

Pohon cemara yang dipenuhi beraneka hiasan, kue-kue Natal nan lezat, dan bingkisan Natal menjadi sesuatu yang senantiasa dihadirkan tatkala Natal menjelang. Meskipun hal-hal tersebut bukan inti dari Natal, suasana Natal terkesan tidak lengkap tanpa ketiga hal tersebut.

Namun, ada satu ikon lain yang senantiasa dinantikan ketika Natal tiba. Sosok yang satu ini bisa dibilang menjadi sosok idola anak-anak di bulan Desember. Kehadirannya selalu menghadirkan keceriaan. Terutama kebiasaannya membagi-bagikan hadiah. Itulah Santa Claus atau yang di Indonesia dikenal sebagai Sinterklas. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila banyak gereja yang mengadopsi figur satu ini dalam perayaan Natal anak-anak.

Berkat imajinasi para pujangga Amerika dan gencarnya iklan perusahaan minuman ringan Coca-Cola, tokoh suci asal Turki bernama Santo (St) Nikolas berubah menjadi kakek periang nan menggemaskan bernama Sinterklas yang membawa banyak hadiah dengan mengendarai kereta yang ditarik sekelompok rusa terbang dari Kutub Utara.

Satu pertanyaan yang paling sering muncul, khususnya bagi anak-anak yang masih kecil, benarkah Santa Claus ada? Biasanya, ketika sudah mulai dewasa, mereka akan menyadari bahwa orang tua merekalah yang sebenarnya memberikan hadiah Natal. Dengan demikian, timbullah suatu kesimpulan dalam benak mereka bahwa sosok Santa Claus sebenarnya tidak ada. Benarkah tokoh Natal ini hanya fiktif, tidak ada secara nyata di masa Gereja Purba yang Orthodox?

Kelahiran, Menjadi Yatim dan Penolong Kaum Fakir-Miskin

Santo Nikolas Sang Pelaku Mukjizat (Yunani: Άγιος Νικόλαος, Agios Nikolaos, "victory of the people", ”kemenangan rakyat”; Rusia: Святитель Николай Чудотворец, Zvyatitel Nikolai Tchudavoretz) adalah seorang Episkop Agung (Uskup Agung) yang hidup pada abad k-4 M. Ia lahir pada abad ke-3, konon pada tahun 270, di Desa Patara, sebelah selatan Turki, yang dulu masih bernama Byzantium di bawah kekuasan Kekaisaran Romawi, di Myra (dekat kota modern Finike, Turki), Provinsi Lycia, sekarang disebut Turki, berasal dari keluarga yang kaya. Sebelumnya ibunya tidak pernah punya anak, tetapi karena selalu berdoa kepada Tuhan, akhirnya permohonannya dikabulkan lahirlah Nikolas. Nikolas dilahirkan dalam keluarga yang kaya di Patara, Lycia. Namun Nikolas kecil menjadi yatim-piatu saat kedua orang tuanya wafat karena wabah penyakit. Peristiwa ini membawanya kepada suatu periode pencarian jati diri. Disebutkan pula bahwa pamannyalah yang kemudian memperkenalkan kekristenan kepada Nikolas. Nikolas mendapatkan warisan uang yang banyak, tetapi dia tidak mengambilnya sama sekali. Ia senantiasa mengingat perkataan Yesus untuk "menjual seluruh milikmu dan memberikan uang kepada yang miskin". Demikianlah ia melaksanakan perkataan Yesus tersebut dengan membagikan kekayaannya kepada mereka yang membutuhkannya. Harta warisan dari orangtuanya dimanfaatkan untuk pekerjaan-pekerjaan amal, terutama untuk menolong orang-orang miskin. Kepatuhannya atas ajaran cinta kasih kepada sesama yang dilakukan Yesus Kristus seperti yang tertulis di Alkitab membuat Nikolas tidak segan-segan menyisihkan kekayaan yang diwariskan orang tuanya kepada mereka yang berkekurangan, sakit, maupun yang sedang menderita. Nama Nikolas menjadi terkenal di penjuru Myra karena secara tulus membantu masyarakat yang lemah, para pelaut, dan sangat sayang kepada anak-anak. Kemurahan hati St. Nikolas juga menjadikan dirinya teladan hidup yang penuh belas kasih terhadap sesama.

Kesalehan Masa Kecil, Menjadi Imam, Masa Penghambatan, dan Menjadi Episkop Myra

Menurut legenda pada saat masih bayi-pun Nikolas sudah berpuasa, setiap hari Rabu dan Jumat tidak mau minum air susu ibunya. Sejak masa mudanya ia sangat menyukai cara hidup bertapa dan melayani umat. Nikolas terkadang dipanggil dengan sebutan Nikolas Sang Pelaku Mukjizat (si Pekerja yang Ajaib) setelah beberapa mukjizat yang dilakukannya ketika ia masih kecil. Nikolas mengenyam pendidikan dasarnya di Patara hingga meraih gelar sarjana. Tidak ada informasi mengenai apa yang ia pelajari. Namun, melihat kondisi pada saat itu, Nikolas diperkirakan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan teologia dan filsafat Yunani.

Ia ditahbiskan menjadi imam pada usia yang sangat muda yakni 18 tahun. Ia kemudian menjadi seorang imam yang sangat disukai umat. Pelayanannya sebagai imam ini ia lakukan ketika penyiksaan terhadap orang-orang Kristen tengah terjadi. Di bawah pemerintahan Kaisar Diocletian (berkuasa 284 - 305) dan Kaisar Maximian (berkuasa 286 - 306), dikeluarkan perintah bagi seluruh rakyatnya agar mereka hanya menyembah kepada kaisar. Hal yang jelas bertentangan dengan iman Kristen ini menyebabkan banyak orang Kristen yang menolak mengikuti perintah tersebut. Oleh karena itu, pada masa-masa tersebut, terjadilah penyiksaan yang hebat terhadap para pengikut Kristus. Nikolas juga dikabarkan sempat mendekam di penjara dan menjalani masa pengasingan atas perintah Kaisar Diocletian, yang sangat antikristiani. Ketika itu, Nikolas turut mengalami penyiksaan yang berat dalam penjara. Konon sebagian besar penghuni penjara Romawi merupakan para uskup dan kaum rohaniwan ketimbang bromocorah maupun pembunuh. Keteguhannya untuk tidak berbalik dari imannya terhadap Kristus tidak kalah dengan para martir. Bagaimanapun juga, tanpa pemeliharaan Allah, Nikolas tidak mungkin bertahan sedemikian rupa. Setelah Konstantinus menggantikan Diocletian, Nikolas pun dibebaskan dari penjara dan dapat melayani kembali. Setelah bebas, Nikolas tetap setia menjadi pengikut Kristus dan menerapkan ajaran cinta kasih kepada umat dan masyarakat sekitar hingga akhir hayatnya.

Sebagai imam ia pernah berziarah ke Tanah Suci. Ketika uskup di Myra meninggal, para imam dan penduduk di Myra harus bergumul untuk menentukan penggantinya. Disebutkan bahwa Tuhan berbicara kepada para imam di kota itu untuk memilih Nikolas sebagai uskup selanjutnya. Sekembalinya dari Yerusalem, karena sifat belas kasihnya yang besar terhadap umat dan fakir miskin, ia dipilih menjadi Uskup kota Myra oleh rakyat dan berkedudukan di Lycia, Asia Kecil (sekarang: Turki). Pemilihan Nikolas sebagai uskup bukanlah sesuatu yang wajar dilakukan, mengingat Nikolas lebih sebagai orang awam daripada kaum terpelajar di bidang teologia. Oleh karena itu, pengangkatan Nikolas di satu sisi bisa dibilang sebagai pengangkatan berdasarkan popularitas. Ia seorang uskup yang lugu, penuh semangat dan gigih membela orang-orang yang tertindas dan para fakir miskin. Adapun pengangkatan Nikolas sebagai uskup diperkirakan terjadi pada masa pemerintahan Licinius (berkuasa 307–324).

Penulis, ketika masih studi imamat di Moskow, pernah bertemu dengan Profesor D.V. Deopik, seorang arkeolog dari Institut untuk Studi Asia dan Afrika, Universitas Negeri Moskow, Departemen Sejarah Asia Tenggara dan Timur Jauh (IAAS, The Institute of Asian and African Studies of Moscow State University, Department of History of Southeast Asia and the Far East). Sekitar tahun 1955, Profesor D.V. Deopik dan team pernah mengadakan penggalian arkeologi di sungai Tanais (Yunani: Τάναϊς, Tánaïs) adalah nama kuno untuk River Don, di Rusia Selatan. Di wilayah ini ditemukan situs-situs purbakala yang menunjukkan bahwa St. Nikolai, Uskup Mira dan Sang Pelaku Mukjizat pernah berkarya dan singgah sampai di wilayah Rusia Selatan.


Sebuah Ikon Rusia, St. Nikolai Sang Pelaku Mukjizat (Rusia: Святитель Николай Чудотворец)

Melawan Ajaran Bidat

Pada masa penganiayaan dan penyebaran ajaran-ajaran sesat, St. Nikolas menguatkan iman umatnya dan melindungi mereka dari pengaruh ajaran-ajaran sesat. Sepanjang pelayanannya sebagai seorang uskup, Nikolas dianggap sebagai penentang segala bentuk kekafiran. Penolakannya terhadap penyembahan berhala terlihat dari penghancuran beberapa kuil kafir, salah satunya kuil Artemis yang diprakarsai olehnya. Selain itu, ia juga dianggap sebagai salah satu penentang ajaran Arius.

Peran serta yang sangat signifikan ditunjukkan Nikolas ketika menghadiri Konsili Nicea pada tahun 325 dan ikut serta dalam mengutuk bidat Arianisme yang menyangkal keillahian Yesus Kristus. Terdaftar sebagai salah satu uskup yang hadir dalam konsili tersebut, salah satu sumber menyebutkan bahwa emosi Nikolas meledak terhadap Arius hingga ia melayangkan sebuah pukulan di wajah Arius. Akibat tindakannya tersebut, ia sempat diusir dari konsili ini.

Keteguhan Nikolas untuk menjaga ajaran yang benar sungguh patut dihargai. Berkat keteguhannya, Myra menjadi wilayah yang aman dari ajaran-ajaran yang menyesatkan. Bahkan ketika Constantius (berkuasa 337 -- 361) menjadi kaisar dan menganut arianisme, pengaruh Nikolas yang notabene merupakan penentang keras arianisme tidak bisa digeser dari Myra.

Sifat Welas Asih dan Kisah Amal Kasihnya

Dalam kehidupannya ia dikenal sangat dermawan, suka memberi dan menyukai anak-anak. Setelah ia meninggal pada pertengahan abad ke-4 M, kisah perbuatan baik mengenai St. Nikolas berkembang. Kisah yang paling terkenal adalah mengenai 3 anak gadis. Ceritanya, ada seorang bapak dengan 3 anak gadisnya. Keluarga itu hidup dalam kemisikinan yang hebat sehingga sang bapak terpaksa mengambil keputusan untuk menjual anak-anaknya sebagai budak ke tempat pelacuran untuk menghidupi keluarganya. St. Nikolas mengetahui hal ini dan memutuskan untuk menolong mereka. Pada malam hari ia mendatangi rumah keluarga itu dan melemparkan sekantung emas melalui jendela. Kantung itu masuk ke dalam kaus kaki yang sedang dikeringkan di dekat pendiangan milik mereka. Karena 'hadiah' itu, anak-anak gadis itu selamatlah dari lembah dosa. Mereka kemudian dapat menikah secara terhormat. Legenda tersebut berkembang menjadi tradisi memberikan hadiah dan menggantungkan kaus kaki di dekat pendiangan.

Versi lain dari kisah yang lebih lengkap adalah sebagai berikut. Sifat welas asih Nikolas tak pelak menjadi legenda dan salah satunya yang terkenal, yaitu kisah seorang ayah dan tiga anak perempuannya yang hidup dalam kemiskinan. Demi menyambung hidup, tiada jalan keluar bagi ayah tersebut selain melepas ketiga putrinya sebagai pengantin. Masalahnya, mereka tidak punya harta yang berharga sebagai mas kawin untuk memikat mempelai laki-laki. Menurut tradisi setempat, semakin berharga mas kawin yang disediakan, makin besar peluang untuk dipersunting laki-laki dari kaum berada. Keajaiban terjadi di tengah kegundahan ayah tersebut, yang berencana melacurkan ketiga putrinya demi mendapatkan mas kawin. Tiga malam berturut-turut sekantung emas dilemparkan ke dalam rumah keluarga tersebut sebagai pengganti mas kawin. Pada malam ketiga, ayah ketiga putri tersebut mengintip untuk mencari tahu siapa yang melempar kantung-kantung emas itu. Keesokan harinya dia tidak segan-segan untuk mengabarkan ke penjuru Kota Myra bahwa Nikolas-lah yang memberikan kebaikan kepada mereka. Kisah tersebut akhinya memunculkan tradisi di negara-negara Barat bahwa menjelang hari Natal anak-anak membantu orang tua mereka memasang beberapa kantung atau kaus kaki panjang di dekat Pohon Terang. Siapa tahu Sinterklas akan menaruh hadiah di kantung-kantung tersebut pada suatu malam. Selain itu ada juga cerita bahwa yang dilempar Nikolas kepada rumah keluarga miskin tersebut bukanlah tiga kantung emas melainkan bola-bola emas. Itulah sebabnya Sinterklas juga disimbolkan dengan tiga bola emas, yang bisa juga diganti dengan jeruk.

Disebutkan juga saat Nikolas ke tanah suci, kapalnya dilanda angin ribut, salah satu dari tiang layarnya patah dan menimpa kepala seorang kelasi hingga mengakibatkan kematiannya. Dengan doa Nikolas akhirnya angin ribut reda, bahkan ia bisa "menghidupkan" kembali kelasi yang telah meninggal itu. Sejak saat itulah ia dikenal sebagai Santo (Saint) atau orang kudus pelindung dari para pelaut dan semua kapal dagang. Santo Nikolas dikenal di mana-mana. Ia termasuk orang kudus yang paling populer, sehingga dijadikan pelindung banyak kota, propinsi, keuskupan dan gereja. Kepercayaan tersebut semakin besar dan kuat sehingga Nikolas sudah dianggap sebagai wakil Tuhan untuk melindungi mereka oleh para pelaut Yunani maupun Italia. Di kalangan Gereja Timur, ia dihormati sebagai pelindung para pelaut; sedangkan di Gereja Barat, ia dihormati sebagai pelindung anak-anak, dan pembantu para gadis miskin yang tidak mampu menyelenggarakan perkawinannya.


Ikon St. Nikolas, orang kudus pelindung dari para pelaut dan semua kapal dagang (Святитель Николай Мирликийский, чудотворец)

Kisah selanjutnya menceritakan bagaimana St Nikolas ikut campur tangan demi membebaskan tiga orang tak bersalah yang dijatuhi hukuman mati oleh seorang gubernur yang korup bernama Eustathius, yang ditentang oleh St Nikolas dan digerakkan pada pertobatan.

Cerita yang lain berkaitan dengan kelaparan hebat yang dialami umatnya. Sewaktu Asia Kecil dilanda paceklik yang hebat, Nikolas mondar-mandir ke daerah-daerah lain untuk minta bantuan bagi umatnya. Ia kembali dengan sebuah kapal yang sarat dengan muatan gandum dan buah-buahan. Namun, tanpa sepengetahuannya, beberapa iblis hitam bersembunyi dalam kantong-kantong gandum itu. Segera Nikolas membuat tanda salib atas kantong-kantong itu dan seketika itu juga setan-setan hitam itu berbalik menjadi pembantunya yang setia.

Akhir Hidup, Menjadi Orang Kudus, Jasadnya Diperebutkan

Tidak ada sumber yang menyebutkan secara spesifik perihal kematian Nikolas. Tempat dan tanggal kematiannya tidak diketahui secara pasti. Sebagian orang menyebutkan ia meninggal di Italia. Ada juga yang berpendapat di Irlandia. Namun, ia diperkirakan meninggal pada tanggal 6 Desember antara tahun 343 dan 356. Ia dimakamkan di sebuah katedral di Myra, sekarang Demer, Turki.

Nikolas juga diangkat sebagai salah satu orang kudus. Penghormatan ini tampaknya dilakukan lebih awal. Justinian I, Kaisar Romawi Timur yang memberi penghormatan tersebut kepada Nikolas. Ia membangun sebuah bangunan gereja di ibukota Romawi Timur - Byzantium waktu itu, Konstantinopel. St Yohanes Krisostomus (347 - 407) memasukkan namanya dalam liturgi. Pada abad kesepuluh, seorang penulis anonim Yunani menulis, "Baik Barat maupun Timur memuji dan memuliakan dia. Di manapun orang berada, di desa dan di kota, di dusun dan di pulau-pulau, di belahan-belahan bumi yang paling jauh sekalipun, namanya dihormati dan gereja-gereja didirikan demi menghormatinya. Segenap umat Kristiani, tua dan muda, laki-laki dan perempuan, pula anak-anak, menghormati kenangan akan dia dan berseru mohon perlindungannya."

Karena kebaikan St. Nikolas, ia diagungkan oleh gereja-gereja pada saat itu. Salah satu contoh yang bisa kita lihat adalah gereja yang dibangun Kaisar Justinian bagi St. Nikolas sekitar tahun 540 di Konstantinopel. Banyak negara yang mengangkat St. Nikolas sebagai santo pelindung bagi negara tersebut. Ketika ia meninggal, Nikolas dikuburkan di katedral kota Myra. Tapi pada abad ke-11, kuburan St. Nikolas digali dan diangkut oleh para pedagang dari Italia dan dipindahkan ke Bari di Italia. Di Bari sebuah gereja dibangun bagi St. Nikolas. Banyak orang datang ke sana untuk berziarah.

Sayang, kepicikan kalangan rohaniwan Kristen Eropa di abad pertengahan membuat jasad St. Nikolas tidak dapat beristirahat dengan tenang dan diperlakukan sebagai barang dagangan karena dianggap benda keramat untuk menarik minat banyak peziarah sehingga mendatangkan keuntungan bagi tempat ibadah dan kota setempat. Menurut data dari The Sunday Times Magazine, konon beberapa gereja memiliki potongan tulang belulang St. Nikolas. Tiga gereja di Prancis mengklaim memiliki beberapa tulang St. Nikolas, seperti di gereja di Toulouse yang menyimpan tulang jari, gereja di Rimini yang mengoleksi tulang lengan, sedangkan di Corbie menyimpan potongan gigi. Namun yang paling terkenal adalah gereja di Bari yang menyimpan tengkorak St. Nikolas hasil curian dari kuburan di gereja di Turki.

Setelah Seljuk Moslem menyerbu Asia Kecil dan menyerang kekristenan, tubuh St Nikolas diselamatkan oleh para saudagar Italia dari pencemaran pada tahun 1087 dan dimakamkan kembali di sebuah gereja baru di Bari, Italia. Pada awal bulan Mei 1087, sekelompok tentara bayaran dan pelaut Kristen asal kota Bari, Italia, berhasil menyelinap ke kota pelabuhan Myra di sebelah selatan Turki menuju ke suatu biara. Di biara tersebut, konon mereka berhasil mencuri tulang belulang St. Nikolas. Pencurian tersebut sampai kini tetap dikenang melalui prosesi tahunan yang dilakukan setiap tanggal 6 Mei di lepas pantai Bari.

Paus Urbanus II yang Terberkati (Otto diLagery) (sekitar tahun 1087 – 1099; orang Perancis), seorang pembela iman Gereja Latin Roma yang gigih dan seorang penganjur perang salib, memberkati makam baru tersebut dengan upacara meriah. Sejak saat itu, devosi kepada St Nikolas meningkat di seluruh wilayah Barat. Sebagai misal, lebih dari 400 gereja di Inggris didedikasikan kepadanya. Beberapa waktu lamanya dalam Abad Pertengahan, makamnya menjadi tempat ziarah yang paling banyak dikunjungi para peziarah dari seluruh Eropa.

Gereja San Nicola, Bari, yang menyimpan tulang-belulang curian tersebut kini menjadi salah satu tempat ziarah paling favorit di Eropa. Menurut pakar sejarah teologi dari Universitas Oxford, Pendeta Alister McGrath, Professor Theologi, Ministri and Pendidikan, dan Kepala dari Pusat Theologi, Agama dan Kebudayaan di King's College, London, kepemilikan tulang-belulang St.Nikolas di beberapa gereja terkait dengan pemahaman bahwa kepemilikan benda-benda keramat erat kaitannya dengan doktrin kekuasaan gereja di abad pertengahan. ”Makin banyak benda keramat yang disimpan di suatu gereja, makin besar pula dominasi gereja tersebut di tengah banyaknya tempat ibadah. Ziarah mendatangkan bisnis dan kepemilikan benda-benda keramat dari orang suci menarik banyak turis,” kata McGrath. Yang menarik, karena aroma dupa yang tercium di sekitar makamnya, segera saja ia dikenal sebagai santo pelindung dari para pengusaha wangi-wangian.

Legenda Santa Claus – Sinterklas dari Kaum Protestan

Gereja sempat melarang tradisi memuja orang-orang suci, lebih mendorong untuk memusatkan diri pada Kristus saja sebagai pemberi keselamatan dengan memperingati hari kelahirannya pada 25 Desember. Perayaan St. Nikolas pun ditiadakan. Tetapi tradisi perayaan St. Nikolas tidak bisa dihapus dengan mudah. Tradisi itu bukannya hilang tetapi malah menempel pada hari Natal tersebut, dan diteruskan pada masa-masa berikutnya. Perayaan St. Nikolas dirayakan pada malam Natal.

Dengan popularitas seperti ini, legenda tentang Nikolas tercampur dengan lainnya dengan tak terelakkan. Di negara-negara Jerman, kadang-kadang sulit untuk mengatakan di mana legenda tentang Nikolas mulai dan legenda tentang Woden (atau Odin - dewa-dewa di negara-negara Jerman) selesai. Suatu ketika dalam perjalanan, mungkin karena dihubungkan dengan kisah Nikolas memberikan emas, orang-orang mulai memberikan kado/hadiah atas namanya pada hari perayaannya.

Cerita tentang tertolongnya ketiga puteri di atas melahirkan tradisi yang melukiskan Santo Nikolas sebagai penyayang anak-anak. Salah satu tradisi yang paling populer ialah tradisi pembagian hadiah kepada anak-anak pada waktu Pesta Natal oleh orangtuanya melalui 'Sinterklas'. Tradisi ini diperkenalkan kepada umat Kristen Amerika oleh orang-orang Belanda Protestan, yang menobatkan Santo Nikolas sebagai tukang sulap bernama Santa Claus. "Sinterklas", yaitu hari pembagian hadiah kepada anak-anak yang dilakukan oleh seorang berpakaian uskup yang menguji pengetahuan agama anak-anak, tetapi ia membawa serta hamba hitam yang menghukum anak-anak nakal.

Ketika Reformasi Protestan datang, para pendevosi Nikolas menghilang di semua negara-negara Protestan kecuali Holland (Belanda), dimana legenda Nikolas berlanjut sebagai Sinterklas. Martin Luther, sebagai contoh, menggantikan pembawa hadiah (Nikolas) ini dengan Kristus kecil, dalam bahasa Jerman, Christkindl. Setelah bertahun-tahun lewat, nama Christkindl tersebut diucapkan ulang menjadi Kriss Kringle, dan ironisnya sekarang dipertimbangkan sebagai nama lain dari Santa Claus.

Kemungkinan besar, karena gereja-gereja Protestan tidak mempunyai devosi kepada santo-santa, makanya devosi pada Santo Nikolas diganti dengan Kristus kecil/anak-anak. Mungkin karena Indonesia dijajah oleh Belanda, maka nama sebutan yang dipakai di Indonesia sampai sekarang adalah Sinterklas, bukan Santa Claus seperti di Amerika.

Seperti yang pernah diberitakan harian ”The Sunday Times”, para ilmuwan telah merampungkan rekonstruksi wajah ”Sinterklas” yang sebenarnya. Dengan memanfaatkan kecanggihan komputer seorang antropolog dari Universitas Manchester, Caroline Wilkinson, menyajikan wajah St.Nikolas dalam bentuk tiga dimensi. Perupaan tersebut bersumber dari penelitian tulang tengkorak St. Nikolas yang dilakukan atas seizin Gereja Vatikan di Gereja San Nicola, Bari, Italia, pada dekade 1950-an. Hasilnya sungguh berbeda dari rupa Sinterklas yang sering kita saksikan melalui berbagai iklan dan kartu ucapan. Wajah St. Nikolas yang sebenarnya, menurut versi komputer, merupakan seorang pria berewok berhidung patah berusia 60-an tahun yang sepintas lebih mirip seorang kriminal ketimbang seorang kakek yang lucu.

Pesta Peringatan St. Nikolas Sang Pelaku Mukjizat

Sampai saat ini, St. Nikolas adalah seorang dari santo-santa yang paling populer di Gereja-Gereja Orthodox Yunani (Byzantin), Gereja Orthodox Rusia, Gereja-Gereja Orthodox lain, Gereja-Gereja Uniat (Katolik Timur), Gereja Latin Roma Katolik, maupun berbagai gereja Protestan seperti gereja Anglikan dan Lutheran masih menghormati St. Nikolas. St. Nikolas adalah santo nasional Rusia. Gereja Orthodox Rusia, Gereja-Gereja Orthodox Slavonik dan beberapa Gereja Orthodox lainnya merayakan pesta St. Nikolas Sang Pelaku Mukjizat, Uskup Agung Myra di Lycia pada tanggal 19 Desember menurut kalender lama Yulianus. Sedang Gereja Orthodox Yunani, Gereja-Gereja Uniat (Katolik Timur) dan Gereja Roma Katolik merayakannya pada tanggal 6 Desember menurut kalender baru Gregorian.

“St. Nikolas Sang Pelaku Mukjizat doakanlah kami yang berjalan dengan iman bersamamu. Amin!“

Madah bagi St. Nikolas Sang Pelaku Mukjizat

Troparion (Irama 4)

Dalam kebenaran engkau dinyatakan pada jemaatmu sebagai peraturan iman,
sebuah gambaran dari kerendahan hati dan guru dari penguasaan diri;
kerendahan hatimu mengagungkan engkau;
kemiskinanmu memperkaya engkau.
Bapa pemimpin Romo Nikolas,
memohon pada Kristus Allah kami
agar jiwa kami diselamatkan.

Kontakion (Irama 3)

Engkau menyatakan dirimu, O orang kudus, di Myra sebagai imam,
Karena engkau memenuhi Injil Kristus
Oleh pemberian jiwamu bagi umatmu,
Dan menyelamatkan yang tidak bersalah dari kematian.
Oleh karena itu engkau terberkati sebagai orang yang menjadi bijaksana dalam berkat Allah.

Referensi

1. Buletin mingguan tanggal 6 Desember 2009 dari Gereja Katolik Melkite-Yunani Kebangkitan Suci.

2. Bio-Kristi. Situs Biografi Kristiani. Santa Claus yang Selalu Dinantikan: http://biokristi.sabda.org/

3. Erabaru.net:.www. St. Nicholas, Pelindung Anak-anak dan Pelaut. Erabaru.or.id.

4. From OrthodoxWiki: Nicholas of Myra: http://orthodoxwiki.org/

5. From Wikipedia, the free encyclopedia: Saint Nicholas: "http://en.wikipedia.org/

6. Renne Kawilarang. Menguak Sinterklas yang Sebenarnya. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0412/18/opi03.html.

7. Rm. D. Suwadji CM. Riwayat dan Pesan Santo Santa. Penerbit “Sang Timur”, Rembang. 1997.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HARAP MENCANTUMKAN NAMA, EMAIL(HP/TLPN RMH). WAJIB DICANTUMKAN