Senin, 02 November 2009

ALQURAN MENYAKSIKAN KEABSAHAN ALKITAB KRISTEN

Apakah Alkitab Kristen palsu??? Banyak sekali orang yang memperdebatkan tentang keaslian Alkitab, terutama kaum muslimin. Mari kita lihat beberapa ayat dalam Kitab Suci Al Quran:

“sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri pada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan presbyter-presbyter mereka, disebabkan mereka diPERINTAHkan untuk MEMELIHARA Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya……Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang KAFIR.” (Q 5:44)

Ayat ini menjelaskan tentang keabsahan Alkitab dan tidak mungkin didustakan karena dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan untuk MEMELIHARA Alkitab sampai akhir zaman dan Allah juga mengatakan “Barang siapa yang tidak mau memutuskan segala hal pada Alkitab, maka KAFIRLAH dia. Ayat ini dengan jelas mengatakan tentang keabsahan Alkitab Kristen dan tidak bisa DIBANTAH lagi. Ayat yang lain juga mengatakan demikian;

“Dan Kami kirim jejak mereka: Isa putra Maryam, menguatkan Taurat yang dating sebelumnya. Dan kami berikan kepadanya Injil, yang mengandung PETUNJUK dan CAHAYA, dan untuk menguatkan Taurat yang datang sebelumnya; suatu PETUNJUK dan PERINGATAN bagi orang yang TAKWA.” (Q 5:46)

Al Quran justru memanggil kita untuk menghormati dan menggunakan Alkitab Kristen:

“Katakanlah, “HAi ahli Kitab! TIADA sesuatu yang dapat kamu jadikan pegangan, kecuali jika kamu teguh berpegang pada Taurat dan Injil, dan apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.” (Q 5:68)

“Hendaklah orang berpegang kepada INJIL. Memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Tetapi barang siapa TIADA memutuskan perkara dengan apa yang diturunkan Allah, merekalah orang yang MEMBANGKANG.” (Q 5:47)

“Yang Kami utus sebelum engkau hanya orang laki-laki yang Kami beri Wahyu(Injil). Tanyakanlah orng-orang yang berpengetahuan, jika kamu tiada mengetahuinya.” (Q 16:43).

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang engatakan demikian( terdapat di Q 4:136, Q 89:90, dll)

Dengan demikian Alkitab merupakan sebuah pustaka yang Ajaib, yang diilhamkan Allah dan dinyatakan kepada orang-orang kudus. Allah melindungi Buku Suci itu melalui kedaulatan dan kekuatanNya, serta telah menghimpun orang-orang pilihanNya(Rasul Yesus) untuk MENTERJEMAHKAN Warta Gembira yang telah disampaikan Juruselamat kita Yesus Kristus yang adalah incarnatus(jelmaan) Sang Firman Allah sendiri. Amin

5 komentar:

  1. Bagi muslim yang menuduh Yahudi dan Kristen telah memalsukan kitab suci, ada baiknya anda belajar doktrin agama anda sendiri dengan baca2 tafsir surah 6:146 dari Ibnu Katsir yang tersohor di dunia Islam karena menampilkan sanad (mata rantai pencerita) dan matan (isi) hadits-hadits pendukung asbabun nuzul ayat yang dibahasnya:
    "...there are some who displace words from (their) right places) meaning, they intentionally and falsely alter the meanings of the Words of Allah and explain them in a different manner than what Allah meant...
    Terjemahan bebas:
    ... ada beberapa orang yang menukar kata-kata dari tempatnya yang semula, yang berarti bahwa mereka bertujuan dan secara salah menambahkan makna dari kalimat-kalimat Allah dan menjelaskannya dalam cara yang berbeda dengan apa yang Allah maksudkan..." (Tafsir Ibnu Katsir, http://www.tafsir.com/default.asp?sid=4&tid=11323)

    Ibnu Katsir mengatakan bahwa BUKAN TEKS-nya, tapi penafsirannya yg diubah. Lalu di bagian lain, Ibnu Katsir juga menambahkan:

    (who distort the Book with their tongues) means, "They alter them (Allah's Words).''Al-Bukhari reported that Ibn `Abbas said that the Ayah means they alter and add although none among Allah's creation can remove the Words of Allah from His Books, they alter and distort their apparent meanings. Wahb bin Munabbih said, "The Tawrah and the Injil REMAIN AS ALLAH REVEALED THEM, AND NO LETTER IN THEM WAS REMOVED. However, the people misguide others by addition and false interpretation...
    Terjemahan bebas:
    (yang mendistorsi Kitab dengan lidah mereka) berarti bahawa, "Mereka menambahkannya (kalimat-kalimat Allah)." Al-Bukhari melaporkan bahwa Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayat tersebut berarti bahwa walaupun tidak ada makhluk Allah yang dapat memindahkan kalimat-kalimat Allah dari Kitab-Kitabnya, mereka menambahkan dan mendistorsi arti (makna kitab-kitab itu yang) sebenarnya. Wahab bin Munabbih mengatakan, "Taurat dan Injil TETAP SEPERTI PADA SAAT ALLAH MENURUNKANNYA, DAN TIDAK ADA HURUF DI DALAMNYA YANG DIUBAH. Meskipun demikian, orang-orang membuatnya keliru dengan menambahkan interpretasi yang salah....." (Ibnu Katsir, http://www.tafsir.com/default.asp?sid=3&tid=8586)

    Kalau dibaca tafsiran Ibnu Katsir ini lebih lanjut, Ibnu Katsir pada bagian ini memang seperti ingin berbalik arah dari kalimatnya sendiri yang aku kutip sebelumnya di atas dengan melemparkan isu bahwa yang dimaksud 'Taurat' dan 'Injil' adalah Taurat dan Injil yang ada di sisi Allah dan bukan yang sekarang terdapat dalam kanon PL dan PB. Namun hadits narasi Ibnu Abbas yang dikutipnya sendiri menyebutkan dengan tegas dan pasti bahwa: "Taurat dan Injil TETAP SEPERTI PADA SAAT ALLAH MENURUNKANNYA, DAN TIDAK ADA HURUF DI DALAMNYA YANG DIUBAH. Meskipun demikian, orang-orang membuatnya keliru dengan menambahkan interpretasi yang salah....."

    Yg berarti bahwa TEKS-nya sendiri TIDAK PERNAH BERUBAH.

    BalasHapus
  2. Mari tinggalkan pandangan-pandangan teologis dari tafsir Ibnu Katsir ini, dan mari memperlakukan teks sebagaimana porsinya dengan memandangnya sebagai teks historis yang merepresentasikan kepercayaan umum (common believe) ulama-ulama besar Islam dan umat muslim waktu itu (ketika Ibnu Katsir menuliskan tafsirannya). Dan silahkan dilihat bahwa muslim pada periode awal era Islam tidak pernah menuduh Yahudi dan Kristen mengubah teks-teks kitab suci. Yang Ibnu Katsir tuduh adalah pemutarbalikkan interpretasi dari kitab suci (al-tahrif al-ma’nawi) dan bukan kitab suci itu sendiri yang diubah (al-tahrif al-lafzi).

    Ya, pandangan tersebut (bahwa hanya penafsiran dan bukan kitabnya yang diubah) adalah common believe dari muslim-muslim perdana dulu, ternyata bukan hanya Ibnu Katsir,melainkan juga di-koroborasi oleh ulama-ulama besar di era awal Islam, macam Tabari (penulis tarikh Tabari, riwayat Muhammad setelah karya Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam), ulama macam Ibnu Khaldun, dan yang lain. Imam Tabari mengatakan:

    The word of God meant in this verse is the Quran. This word is complete in truth and justice. NOTHING CAN CHANGE ALLAH'S WORD WHICH HE REVEALED IN HIS BOOKS. THE LIARS CANNOT ADD OR DELETE FROM ALLAH'S BOOKS. This is referring without a doubt to the Jews and Christians because they are the people of the books which were revealed to their prophets. Allah is revealing that the words they (the people of the book) are corrupting were not revealed by Allah, BUT ALLAH'S WORD CANNOT BE CHANGED OR SUBSTITUTED..
    Terjemahan bebas:
    Kalimat Allah pada ayat ini adalah quran. Kalimat ini adalah sempurna dalam kebenaran dan keadilan. TIDAK ADA YANG DAPAT MENGUBAH KALIMAT ALLAH YANG TELAH IA TURUNKAN KE DALAM KITAB-KITABNYA. PARA PENIPU TIDAK DAPAT MENAMBAH ATAU MENGHAPUS DARI KITAB-KITAB ALLAH. Tanpa ragu, ini (juga) menunjuk kepada Yahudi dan Kristen karena mereka adalah ahli kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi mereka. Allah mewahyukan bahwa yang rusak adalah kalimat-kalimat mereka (ahli kitab) yang tidak diwahyukan oleh Allah, TAPI KALIMAT ALLAH SENDIRI TIDAK DAPAT DIRUBAH ATAU DIGANTIKAN.. (Tafsir al-Tabari, http://quran.alislam.com/Tafseer/DispTafsser.asp?nType=1&bm=&nSeg=0&l=arb&nSora=6&nAya=115&taf=TABARY&tashkeel=1)

    Ayat yang di-refer oleh Tabari sebenarnya memang menunjuk kepada Quran, tapi Tabari sendiri mengatakan bahwa tidak ada yang dapat mengubah kitab-kitab (books) yang Allah wahyukan, yang tidak hanya kitab (single book) Quran, melainkan termasuk juga kitab-kitab (plural books) yakni: Taurat, Zabur, dan Injil yang Allah wahyukan juga kepada ahli kitab (Yahudi dan Kristen). Razi, seorang komentator muslim awal mengatakan bahwa 'terdistorsi' dapat berarti pemalsuan teks, tapi Tuhan TIDAK AKAN MEMBIARKAN kalimatNya diubah sehingga menjadi tidak bisa dipercaya lagi.

    BalasHapus
  3. Mari tinggalkan pandangan-pandangan teologis dari tafsir Ibnu Katsir ini, dan mari memperlakukan teks sebagaimana porsinya dengan memandangnya sebagai teks historis yang merepresentasikan kepercayaan umum (common believe) ulama-ulama besar Islam dan umat muslim waktu itu (ketika Ibnu Katsir menuliskan tafsirannya). Dan silahkan dilihat bahwa muslim pada periode awal era Islam tidak pernah menuduh Yahudi dan Kristen mengubah teks-teks kitab suci. Yang Ibnu Katsir tuduh adalah pemutarbalikkan interpretasi dari kitab suci (al-tahrif al-ma’nawi) dan bukan kitab suci itu sendiri yang diubah (al-tahrif al-lafzi).

    Ya, pandangan tersebut (bahwa hanya penafsiran dan bukan kitabnya yang diubah) adalah common believe dari muslim-muslim perdana dulu, ternyata bukan hanya Ibnu Katsir,melainkan juga di-koroborasi oleh ulama-ulama besar di era awal Islam, macam Tabari (penulis tarikh Tabari, riwayat Muhammad setelah karya Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam), ulama macam Ibnu Khaldun, dan yang lain. Imam Tabari mengatakan:

    The word of God meant in this verse is the Quran. This word is complete in truth and justice. NOTHING CAN CHANGE ALLAH'S WORD WHICH HE REVEALED IN HIS BOOKS. THE LIARS CANNOT ADD OR DELETE FROM ALLAH'S BOOKS. This is referring without a doubt to the Jews and Christians because they are the people of the books which were revealed to their prophets. Allah is revealing that the words they (the people of the book) are corrupting were not revealed by Allah, BUT ALLAH'S WORD CANNOT BE CHANGED OR SUBSTITUTED..
    Terjemahan bebas:
    Kalimat Allah pada ayat ini adalah quran. Kalimat ini adalah sempurna dalam kebenaran dan keadilan. TIDAK ADA YANG DAPAT MENGUBAH KALIMAT ALLAH YANG TELAH IA TURUNKAN KE DALAM KITAB-KITABNYA. PARA PENIPU TIDAK DAPAT MENAMBAH ATAU MENGHAPUS DARI KITAB-KITAB ALLAH. Tanpa ragu, ini (juga) menunjuk kepada Yahudi dan Kristen karena mereka adalah ahli kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi mereka. Allah mewahyukan bahwa yang rusak adalah kalimat-kalimat mereka (ahli kitab) yang tidak diwahyukan oleh Allah, TAPI KALIMAT ALLAH SENDIRI TIDAK DAPAT DIRUBAH ATAU DIGANTIKAN.. (Tafsir al-Tabari, http://quran.alislam.com/Tafseer/DispTafsser.asp?nType=1&bm=&nSeg=0&l=arb&nSora=6&nAya=115&taf=TABARY&tashkeel=1)

    Ayat yang di-refer oleh Tabari sebenarnya memang menunjuk kepada Quran, tapi Tabari sendiri mengatakan bahwa tidak ada yang dapat mengubah kitab-kitab (books) yang Allah wahyukan, yang tidak hanya kitab (single book) Quran, melainkan termasuk juga kitab-kitab (plural books) yakni: Taurat, Zabur, dan Injil yang Allah wahyukan juga kepada ahli kitab (Yahudi dan Kristen). Razi, seorang komentator muslim awal mengatakan bahwa 'terdistorsi' dapat berarti pemalsuan teks, tapi Tuhan TIDAK AKAN MEMBIARKAN kalimatNya diubah sehingga menjadi tidak bisa dipercaya lagi.

    BalasHapus
  4. Ulama Islam yg bernama ar-Razi berargumen secara teologis:

    "...God’s words must reflect His nature. God is trustworthy; Scripture is God’s words; therefore, Scripture must be trustworthy. Moreover, the Qur’an says that God’s word cannot be altered (6:34, 10:64, 18:27) and that God would guard it from corruption (15:9). If the Gospel has been corrupted, then God has failed to keep His promises. Why would He have even given it if He knew it would become corrupted?"
    Terjemahan bebas:
    "...kalimat-kalimat Allah harus mencerminkan sifat-Nya. Allah adalah bisa dipercaya; Kitab suci adalah kalimat-kalimat Allah; oleh karena itu, kitab suci harus bisa dipercaya. Lebih lanjut, quran mengatakan bahwa kalimat Allah tidak bisa ditambahkan (surah 6:34, 10:64, 18:27) dan bahwa Allah akan menjaganya dari kerusakan (15:9). Jika Injil telah dirusakkan (diubah), maka Allah telah gagal menjaga janji-Nya. Kenapa pula Ia harus memberikan sesuatu yang Ia sendiri tahu akan korup?" (Chawkat Moucarry, "The Prophet & the Messiah: An Arab Christian’s Perspective on Islam & Christianity", Illinois: InterVarsity Press, 2001, pp. 47-8, 72-3)

    Sekali lagi, mari kita tinggalkan hal-hal yang berbau iman, berbau teologis, dan hal-hal sejenis, melainkan mari kita perlakukan teks sesuai porsinya dan memandang tulisantulisan Ibnu Katsir, imam Tabari, dan ar-Razi ini sebagai bukti catatan historis atas sudut pandang ulama-ulama besar Islam generasi pertama. Dan memang, inilah kenyataannya, yakni ulama-ulama muslim di awal era Islam tidak pernah menuduh bahwa PL dan PB adalah korup. Hal ini ternyata dituliskan kembali oleh Geoffrey Parrinder sebagai berikut:

    "Tetapi sarjana-sarjana yang lain (Tabari, Ibnu Khaldun, dll) mengatakan bahwa mereka telah menginterpretasikan kata-kata atau isi Bible secara keliru. Alasan yang dikemukakan adalah bahwa tahrif berarti merubah sesuatu dan sifatnya yang asli, tetapi tidak seorang pun mampu merusak kata-kata yang datang dari Tuhan. Jadi, paling maksimal, penyimpangan yang dapat dilakukan orang-orang Kristen hanyalah melakukan interpretasi keliru terhadap Firman Tuhan. Kaum muslim PUN DAPAT melakukan hal yang sama terhadap quran dan orang-orang Yahudi terhadap Taurat. Injil tetap dalam keadaannya yang ASLI, tetapi maknanya mungkin saja dirusak dengan hujah-hujah yang tidak benar. Inilah yang dikemukakan Bukhari dan surat 3:78-79 dikutip untuk menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi mungkin saja telah menafsirkan kitab suci secara keliru, namun ia (Taurat) sendiri tetap utuh: 'Di antara mereka ada kelompok yang memutar-mutar lidahnya membaca kitab, supaya kamu mengiranya sebagai bagian dari kitab, padahal ia bukanlah bagian dari kitab.... jadilah kamu orang-orang rabbani (berilmu dan bertakwa) karena kamu mengajarkan kitab dan juga mempelajarinya’.." (Geoffry Parrinder, "Yesus dalam Quran", terjemahan Ali Masrur, Agusni Yahya, dan Zulkarnaini, Yogyakarta: Bintang Cemerlang, 2000, pp. 231)

    BalasHapus
  5. Silahkan dilihat pandangan ulama-ulama besar di awal sejarah Islam itu, dan silahkan dilihat bahwa tafsiran quran yang mengatakan bahwa Taurat dan Injil telah diubah itu hanyalah sekedar tafsir bernuansa polemik dari muslim-muslim modern yang sebenarnya tidak lebih dari sekedar mencontek sarjana-sarjana liberal dan juga saksi Yehovah (yang menuduh bahwa Alkitab memiliki 50 ribu kesalahan, tanpa pernah bisa memberikan daftar satu per satu dari 50 ribu kesalahan tersebut). Dan apakah quran anda tidak pernah mengajarkan kepada anda untuk tidak meminta bantuan dari kafir (i.e. Saksi Yehuwa) yg tuduhan "Alkitab palsu"-nya anda telan mentah2 juga? Ini dari Parrinder lagi:

    "Pada zaman modern beberapa polemik populer mungkin menyalahkan orang-orang Kristen karena telah merubah Injil, namun ada juga sejumlah komentator muslim yang lebih suka pada pandangan bahwa tafsirannyalah yang telah dikelirukan, bukan teksnya. Sayyid Ahmad Khan, penulis muslim pertama yang mengomentari Bible, menganut pandangan ini, dan ia berusaha mempertemukan penafsiran orang Kristen dan muslim.." (Geoffry Parrinder, ibid., pp.232)

    Atas perbedaan tafsir sepanjang sejarah Islam masa lalu melawan tafsiran muslim masa kini yang saling mengeliminasi itu, maka hanya ada opsi bahwa salah satu atau kedua tafsiran tersebut adalah salah. Silahkan dipilih:
    - Ibnu Abbas, Ibnu Katsir, imam Tabari, ar-Razi yang tersohor di dunia Islam itu ternyata salah.
    - Muslim masa kini (mulai abad 19) yang menuduh bahwa Yahudi dan Kristen memalsukan kitab suci ternyata salah.
    - Baik Ibnu Abbas, Ibnu Katsir, imam Tabari, ar-Razi maupun muslim masa kini yang menuduh bahwa Yahudi dan Kristen memalsukan kitab suci ternyata keduanya salah.

    Kind’a hard to choose, huh? :D

    We Shallom,

    willie, hamba Allah yg Orthodox di Papua

    BalasHapus

HARAP MENCANTUMKAN NAMA, EMAIL(HP/TLPN RMH). WAJIB DICANTUMKAN